Disusun oleh :
Kelompok : 2
1. Erient Delama Harefa
(061440421747)
(061440422037)
3. M.Maulana
(061440421751)
(061440421757)
5. Rando Suhendra
(061440421758)
Instruktur
Judul Percobaan
Jurusan
Kelas
: 1 KIB
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu melakukan penentuan kesadahan pada sample air dengan metoda
titrasi kompleks.
II. PERINCIAN KERJA
1. Standarisasi larutan EDTA
2. Penentuan kesadahan (ion Ca2+)
III. TEORI
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca 2+ dan Mg2+, juga oleh Mn2+,
Fe2+ dan semua kation bermuatan dua. Air yang kesdahannya tinggi biasanya terdapat pada air
tanah di daerah yang bersifat kapur, dimana Ca2+ dan Mg2+ berasal.
Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya hubungan
kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun menyebabkan sifat sabun/detergen
hilang. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO3
2-
terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat
CaCO3. Kerak ini akan mengurangi penampang basah dari pipa dan menyulitkan pemanasan
air dalam ketel.
Kesadahan air dapat ditentukan dengan titrasi langsung dengan titrasi asam etilen
diamin tetra asetat (EDTA) dengan menggunakan indicator Eriochrome Black T atau
Calmagite. Sebelumnya EDTA distandarisasi dengan larutan standar kalsium, biasanya
standar primer yang digunakan adalah CaCO3.
Etilen diamin tetra asetat :
HOOCCH2
CH2COOH
NCH2CH2N
HOOCCH2
CH2COOH
HO
OH
N
O
O
N
HO
OH
a. Molekul EDTA
O
O
O
CO
O
O
O
b. Molekul kompleks kobalt-EDTA
Pada titrasi ini indicator yang digunakan adalah indicator metalokromik yang
merupakan senyawa organic berwarna, yang membentuk kelat dengan ion logam. Khelatnya
mempunyai warna yang berbeda dengan warna indicator bebasnya.
Struktur Eriochrome Black T :
O3S
2 buah
5 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
CaCO3.p.a
0,2 g
2.
2g
3.
MgCl2.6H2O
0,05 g
4.
HH3
57 ml
5.
0,5 gr
6.
Aquadest
600 ml
7.
Amonium klorida
6,75 g
8.
Kertas lakmus
secukupnya
9.
Alkohol
100 ml
- Menambahkan setetes demi setetes HCl 1:1 sampai berhenti bergelegak dan larutan
menjadi jernih
- Mengencerkan sampai garis tanda, mengocoknya sampai homogen
6.5 Standarisasi larutan natrium EDTA
- Mempipet 50 ml larutan kalsium klorida ke dalam erlenmeyer 250 ml
- Menambahkan 5 ml larut buffer
- Menambahkan 5 tetes indicator eriochrome black T
- Mentitrasi dengan larutan EDTA, hingga warna merah anggur berubah menjadi biru.
Warna merah harus lenyap sama sekali
6.6 Penentuan kesadahan
- Mempipet 50 ml air sample dalam Erlenmeyer 250 ml
- Menambahkan 1 ml buffer
- Menambahkan 5 tetes indicator
- Mentitrasi dengan larutan baku EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah
anggur menjadi biru
VII. DATA PENGAMATAN
7. 1 Standarisasi Larutan Natrium EDTA
Volume analit
Volume titran
Rata-rata Volume
(EDTA)
17,1 ml
Titran (EDTA)
1.
CaCO3
25 ml
2.
25 ml
17,5 ml
17,2333 ml
3.
25 ml
17,1 ml
No
Rata-rata Volume
Titran (EDTA)
25 ml
(EDTA)
4,5 ml
2.
25 ml
3,5 ml
3,9667 ml
3.
25 ml
3,9 ml
No
Volume analit
1.
VIII. PERHITUNGAN
8.1 Standarisasi Larutn Natrium EDTA
Dik : B E CaCO 3=100,09
gr
ek
mgCaCO 3
= V EDTA N EDTA
BE CaCO3
1
. 2 00 gr
10
mg
100,09
mek
= 17,2333 N EDTA
N EDTA
0,1998
17,2333
= 0,01159 mek/ml
4,6015 mg
d. Ligan heksidental
e. Bilangan koordinasi
Jawaban:
a. Kompleks inert adalah kompleks yang mengalami pertukaran sangat lambat
b. Kelat logam adalah molekul organic yang terlibat dalam pembentukan suatu cincin
kelat
c. Penopengan (masking) adalah proses dalam mana zat, tanpa pemisahan zat atau
produk reaksinya secara fisik tidak ikut bereaksi
d. Ligan heksidental adalah memiliki 6 buah atom donor ruangan electron
e. Bilangan koordinasi adalah jumlah ikatan yang terbentuk oleh atom pusat
3.
Sebuah contoh murni CaCO3 seberat 0,2428 g dilarutkan dalam asam klorida dan larutan
diencerkan menjadi 250 ml dalam suatu botol ukur. Sebuah alikot 50 ml memerlukan
42,74 ml larutan EDTA untuk titrasi. Hitung molaritas larutan EDTA?
Jawaban:
Dik: g CaCO3 = 0,2428 gr = 242,8 mg
V EDTA = 42,74 ml
Dit: M EDTA?
Penyelesaian:
mgCaCO 3
=V EDTA M EDTA
B M CaCO 3
50 ml
250 ml
=42,7 4 ml N EDTA
100,09 mg/mmol
2 42 , 8 m g
0, 4851mmol
42,72 ml
M EDTA
M EDTA
= 0,01133 mmol/ml
X. ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pada penentuan kesadahan
memerlukan EDTA sebagai titran, larutan buffer, dan indicator Eriokrom Black T.
Pada saat standarisasi larutan natrium EDTA, mempipet 25 ml larutan CaCO 3 ke dalam
Erlenmeyer, menambahkan 3 ml larutan buffer, lalu menambahkan 3 tetes Erichrom Black T.
Setelah dititrasi dengan EDTA warnanya berubah dari merah keungguan menjadi biru, ratarata yang didapatkan yaitu 14,2333.
Pada penentuan kesadahan, mempipet 25 ml air sampel dalam Erlenmeyer 250 ml lalu
ditambah 0,5 ml larutan buffer dan 3 tetes indicator Eriochrom Black. Setelah dititrasi dengan
larutan CaCO3 yang bertindak sebagai titran warnanya berubah dari merah keunggu menjadi
biru, volume rata-ratanya 3,9667 ml.
XI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah di lakukan dapat disimpulkan:
1. Volume rata-rata saat standarisasi natrium EDTA adalah 17,2333 ml
2. Volume rata-rata pada penentuan kesadahan adalah 3,9667 ml
3. Normalitas EDTA adalah 0,01159 mek/ml
4. Mg CaCO3 adalah 4,6015 mg
5. Mg CaCO3/liter atau ppm adalah 184,06 ppm
GAMBAR ALAT
KACA ARLOJI
GELAS KIMIA
SPATULA
LABU TAKAR
PIPET TETES
NERACA
ANALLITIK
CORONG
PIPET UKUR
PIPET VOLUME
ERLENMEYER
BOLA KARET
BURET