DISUSUN OLEH
DONA NATALIA P
156410026
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada dengan masalah
DM (Diabetes Mellitus) diruang 24C RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Sebagai
syarat pemenuhan tugas praktika program pendidikan profesi Ners stikes insan
cendekia medika Jombang.
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan disusun oleh :
Nama : Dona Natalia P
Nim
: 156410026
Tanggal
:
Malang, Juni 2016
Mahasiswa
(Dona Natalia P)
Mengetahui,
Pembimbing Ruangan
Pembimbing Akademik
Kepala Ruangan
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MILITUS (DM)
1. DEFINISI
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan
gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi
komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long)
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif (Suyono, 2002).
2. KLASIFIKASI
Berdasarkan klasifikasi dari WHO dibagi beberapa type yaitu :
a. Diabetes mellitus type insulin, Insulin Dependen diabetes mellitus
(IDDM) yang dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset diabetes
(JOD), klien tergantung pada pemberian insulin untuk mencegah
terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada
anak-anak atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.
b. Diabetes mellitus type II, Non Insulin Dependen diabetes mellitus
(NIDDM), yang dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset diabetes
(MOD) terbagi dua yaitu :
1) Non obesitas
2) Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta
pankreas, tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan
perifer.
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak
dengan obesitas.
c. Diabetes mellitus type lain
1) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan
hormonal, diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor
insulin, kelainan genetik dan lain-lain.
3. ETIOLOGI
1. Diabetes tipe I:
a) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b) Faktor-faktor imunologi
Adanya respons autoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
c) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes tipe II:
a) Faktor genetik
tinggi,
feokromositoma
karena
kadar
katekolamin
meningkat.
4. PATOFISIOLOGI
Diabetes Melitus Tipe 2 adalah suatu kondisi dimana sel-sel Betha pankreas
relatif tidak mampu mempertahankan sekresi dan produksi insulin sehingga
menyebabkan kekurangan insulin. Menurut Dona C Ignativius dalam bukunya
Medical Surgical menyatakan bahwa Diabetes Melitus (DM) diakibatkan oleh 2
faktor utama, yaitu obesitas dan usia lanjut. Obesitas atau kegemukan merupakan
suatu keadaan dimana intake kalori berlebihan dengan sebagian besar berbentuk
lemak-lemak sehingga terjadi defisiensi hidrat arang. Hal ini menimbulkan
penumpukan lemak pada membran sel sehingga mengganggu transport glukosa
Belum pasti DM
DM
Plasma vena
< 100
100-200
>200
Darah kapiler
<80
80-200
>200
Plasma vena
<110
110-120
>126
Darah kapiler
<90
90-110
>110
8. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi
vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah
mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus
dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, keadaan umum
pasien, tanda-tanda vital, riwayat kesehatan, keluhan utama, riwayat kesehatan
masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
a. Identitas
Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal
pengkajian dan diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan
klien satu dengan yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan lingkungan
kotor dapat mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi.
b. Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.
-
c. Riwayat Kesehatan
d. Keadaan Umum
Aktivitas/Istirahat
Gejala: Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot,
tonus otot menurun, gangguan tidur/istirahat
dengan aktivitas
Sirkulasi
Gejala: Adanya riwayat hipertensi, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki dengan penyembuhan lama
Tanda: Takikardi, kulit panas, kering dan kemerahan
Integritas ego
Gejala: Stres: tergantung pada individu
Tanda: Ansietas, peka rangsang
Eliminasi
Gejala: perubahan pola berkemih (poliuria), nyeri tekan
abdomen
Tanda: Urine encer, pucat, kuning, berkabut, bau busuk
Tanda-tanda Vital
Pulse rate
Respiratory rate
Suhu
b.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada penyakit ini biasanya didapatkan :
e. Pemeriksaan penunjang
darah:
Ht
mungkin
meningkat
(dehidrasi);
No
1.
Ketidakseimbangan nutrisi
NOC
Status nutrisi :
NIC
Manajemen Nutrisi
masukan makanan
1.
2.
dan cairan
Status nutrisi ;
asupan nutrisi
Kontrol berat
Kram abdomen
Nyeri abdomen
menghindari makanan
badan
1.
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut
berlebihan
Kurang makanan
Kurang informasi
2.
Adanya
Anjurkan
4.
Anjurkan
peningkatan berat
meningkatkan
badan
vitamin C
sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal
sesuai
untuk
pasien
protein
untuk
dan
5.
6.
dengan
tinggi badan
3. Mampu
mengidentifikasi
pasien
meningkatkan intake Fe
Kriteria Hasil :
mencegah konstipasi
7.
Berikan
makanan
yang
kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
5. Tidak
terjadi
penurunan
membuat
Kesalahan konsepsi
Kesalahan informasi
Membran mukosa
kandungan kalori
Mengeluh gangguan
sensasi rasa
Allowance)
Steatorea
Kelemahan otot
pengunyah
Kelemahan otot untuk
menelan
Faktor yang berhubungan :
Faktor biologis
Faktor ekonomi
Ketidakmampuan
kemampuan
pasien
dibutuhkan
Memantau Nutrisi
1.
Ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
Ketidakmampuan
2.
Monitor
tipe
dan
jumlah
4.
Jadwalkan pengobatan
dan
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
12.
tentang
Kaji
11.
(Recommended Daily
informasi
kebutuhan nutrisi
Mengeluh asupan
makanan kurang dari RDA
Berikan
10.
Ketidakmampuan
memakan makanan
9.
pucat
makanan
harian.
berat
adekuat
catatan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
13.
menelan makanan
2.
14.
Faktor psikologis
Kerusakan integritas kulit
Integritas
jaringan :
1.
Anjurkan
pasien
untuk
menggunakan
pakaian
yang
mukosa
Hemodialisis
longgar
Integritas kulit
dipertahankan
pigmentasi).
2. Tidak ada luka/lesi
baik
4. Menunjukka
Internal
-
hidrasi,
tidur
3.
3.
pada kulit
Perfusi jaringan
pemahaman dalam
4.
5.
pasien
(ubah
6.
Oleskan
lotion
atau
Monitor
aktivitas
dan
mobilisasi pasien
8.
9.
10.
mencegah
terjadinya cedera
Mobilisasi
proses perbaikan
kulit dan
temperatur,
Eksternal
2.
(sensasi,
elastisitas,
1.
kulit (epidermis)
edema,
Kriteria Hasil :
Gangguan permukaan
adanya
Batasan Karakteristik :
Catat
11.
Observasi
dimensi,
berulang
5. Mampu
luka
kedalaman
karakteristik,warna
lokasi,
luka,
cairan,
melindungi kulit
ketidakseimbangan nutrisi
dan
mempertahankan
metabolik
Gangguan sensasi
alami
12.
kelembaban kulit
dan perawatan
Ajarkan
pada
keluarga
Kolaburasi
ahli
gizi
Tonjolan tulang
urin
15.
16.
Berikan
posisi
yang
3.
Resiko Infeksi
Definisi : mengalami
peningkatan resiko terserang
organisme patogenik
o
o
Status imun
Pengetahuan :
Kontrol infeksi
Kontrol resiko
Kriteria Hasil :
1.
Faktor-faktor resiko :
Penyakit kronis
-
Diabetes melitus
Obesitas
infeksi
2. Mendeskripsikan
intravena, prosedur
-
invasif)
Perubahan sekresi pH
Penurunan kerja siliaris
Pecah ketuban dini
Pecah ketuban lama
Merokok
Stasis cairan tubuh
Trauma jaringan (mis:
trauma destruksi jaringan)
mempengaruhi
penatalaksanaanny
(pemasangan kateter
Ketidakadekuatan
penularan serta
Gangguan peristaltis
Kerusakan integritas kulit
penyakit, faktor
pemajanan patogen
primer yang tidak adekuat
berkunjung meninggalkan
proses penularan
yang
Kontrol Infeksi :
a.
3. Menunjukkan
kemampuan utnuk
mencegah
timbulnya infeksi
4. Jumlah leukosit
dalam batas
normal.
5. Menunjukkan
perilaku hidup
sehat.
pertahanan sekunder
-
Penurunan hemoglobin
Imunosupresi (mis :
WBC.
15. Monitor kerentangan terhadap
infeksi.
16. Batasi pengunjung.
17. Sering pengunjung terhadap
adekuat, agen
farmaseutikal termasuk
penyakit menular.
18. Pertahankan teknik asepsis pada
imunosupresan, steroid,
antibodi monoklonal,
-
imunomodulator)
Supresi respon inflamasi
Pemajanan terhadap
patogen lingkungan
meningkat
-
bedah.
23. Dorong masukan nutrisi yang
Wabah
Prosedur invasif
Malnutrisi
cukup.
24. Dorong masukan cairan.
25. Dorong istirahat.
26. Instruksikan pasien untuk minum
antibiotic sesuai dengan resep.
27. Ajarkan pasien dan keluarga
tandadan gejala infeksi.
28. Laporkan kecurigaan infeksi.
29. Laporkan kultur positif.
4.
Intoleransi aktivitas
Energy
Definisi : ketidakcukupan
o
o
conservation
Activity tolerance
Self care : ADLs
Kriteria Hasil :
1.
Berpartisipasi
dalam aktivitas
dilakukan.
peningkatan
tekanan darah,
Batasan Karakteristik :
Respon tekanan darah abnormal
terhadap aktivitas.
2.
Activity Therapy
2. Observasi adanya pembatasan
klien dalam melakukan
aktivitas
3. Kaji adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan
1. Monitor nutrisi dan sumber
energi yang adekuat
2. Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
3. Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik)
4. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
5. Kolaborasikan dengan Tenaga
mandiri.
abnormal terhadap aktivitas.
3.
Tanda-tanda vital
Perubahan EKG yang
normal.
mencerminkan aritmia.
4.
Energy
Perubahan EKG yang
mencerminkan iskemia.
Ketidaknyamanan setelah
psikomotor.
5. Level kelemahan
6. Mampu
beraktivitas.
Dispnea setelah beraktivitas
Menyatakan merasa letih.
Menyatakan merasa lemah.
berpindah : dengan
6.
7.
8.
7.
9.
kardiopulmonari
8.
adekuat.
Sirkulasi status
10.
9.
baik.
Status respirasi :
11.
12.
oksigen.
Imobilitas
Gaya hidup monoton.
ventilasi adekuat
13.
14.
15.
5.
NOC :
Electrolit and
acid base
balance
Fluid balance
Hydration
Kriteria Hasil:
Terbebas dari
edema, efusi,
anaskara
Bunyi nafas
bersih, tidak ada
dyspneu/ortopneu
Terbebas dari
distensi vena
NIC :
Fluid management
1.
Timb
ang popok/pembalut jika
diperlukan
2.
Perta
hankan catatan intake dan
output yang akurat
3.
Pasa
ng urin kateter jika
diperlukan
4.
Moni
tor hasil lAb yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN ,
Hmt ,osmolalitas urin )
5.
Moni
jugularis, reflek
hepatojugular (+)
Memelihara
tekanan vena
sentral, tekanan
kapiler
paru, output
jantung dan
vital sign dalam
batas
normal
Terbebas dari
kelelahan,
kecemasan atau
kebingungan
Menjelaskanindik
ator
kelebihan cairan
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.