PENDAHULUAN
Didalam kegiatan eksplorasi kita dapat melakukan suatu kegiatan eksplorasi dari awal
sampai akhir.termasuk didalamnya adalah suatu kegiatan pemboran:
di lakukan dengan pemetaan geologi diatas permukaan saja, akan tetapi mulai menggunakan
pemetaan bawah permukaan melalui pemboran diatas, selain itu juga dengan menggunakan
data geofisika.
Data geofisika tersebut di dapat dengan menembakan suatu gelombang ke bawah
permukaan bumi, dimana sudah disiapkan penangkap gelombang yang di pantulkan kembali
keatas oleh suatu batuan. Setelah di tangkap, maka kita akan mendapatkan data-data
mengenai perkiraan perlapisan dibawah permukaan bumi yang terbentuk pada daerah tersebut
(daerah yang dilakukan survei geofifika).Dari data tersebut dapat kita bawa ke laboratorium
untuk dilakukan suatu analisa pemodelan yang selanjutnya akan menghasilkan interpretasi
sementara mengenai kandungan yang ada di bawah permukaan. Tidak memungkiri, survei
geofisika atau pengambilan data geofisika tersebut digunakan untuk mengetahui apakah ada
cadangan hidrokarbon, batubara ataupun kandungan mineral yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi ataupun tidak pada suatu kedalaman tertentu.
Setelah dalam pemodelan di pastikan terdapat suatu hasil yang positif, maka
perusahaan yang mengambil data geofisika tadi mulai mengeksplorasi yaitu dengan
melakukan drilling. Drilling merupakan suatu proses pengeboran ke daerah yang dicurigai
mengandung hidrokarbon ataupun barang tambang yang dicari tadi. Dalam suatu proses
drilling tidak hanya melakukan pengeboran, tetapi biasanya juga melakukan coring.Coring
atau pengeboran inti berasal dari kata Core (bukan cor), pekerjaan pemboran inti
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data geologi teknik bawah permukaan tanah
(insitu testing) yang akan digunakan untuk analisa geologiteknik dengan melalui pengujian
lapangan dan laboratorium. Pada setiap pemboran inti diusahakan agar perolehan contoh inti
tanah (Core recovery) mencapai 100%. Core Recovery itu sendiri artinya adalah presentasi
tanah/batuan yang diperoleh selama proses pengeboran. Urutan stratigrafi tanah yang
diperoleh sangat tergantung dari core recovery-nya.
Pengeboran pada setiap lokasi akan dilaksanakan dengan distribusi dan kedalaman
yang disesuaikan dengan kondisi geologi tekniknya. Tetapi jika dibutuhkan pengeboran dapat
dilakukan lebih dalam lagi bila terjadi keraguan pengambilan sampel, misalnya terjadinya
ketidakseragaman jenis tanah. Pengambilan contoh inti pemboran dilakukan dengan peralatan
tabung penginti single, double ataupun triple core barrel, tergantung kebutuhannya.
Yang membedakannya adalah tabung pelapis luarnya saja, contohnya pada pengambilan
tanah, tanah pada bagian tengah core barrel tidak akan terganggu (undisturbed) sedangkan
pada bagian pinggiran core barrelnya akan terjadi disturbed sample. Mata bor yang
digunakan juga tergantung pada kondisi tanah yang akan dibor. Untuk type soil akan
digunakan mata bor Tungsten atau Steel Bit dan untuk type batuan digunakan Diamond Bit.
Hasil dari coring berupa core yang digunakan sebagai gambaran dari stratigrafi secara
mini batuan yang ada di daerah tersebut yang mempunyai cadangan hidrokarbon ataupun
barang tambang yang lain. Dalam data core dapat terlihat struktur sedimen, fosil ataupun
kenampakan batuan dari tekstur hingga komposisinya yang kemudian di interpretasi kembali
dan juga dicocokan dengan hasil survei geofisika tadi.
B. PEMBAHASAN
1. Pemboran
Pemboran adalah membuat lubang vertikal ke dalam tanah. Dalam
keadaan tertentu pemboran dapat juga dilakukan secara miring
("directional drilling")
atau disebut juga pemboran berarah.
Pemboran Inti, yaitu suatu pemboran yang bermaksud atau bertujuan untuk
memperoleh contoh batuan dalam bentuk inti (core), dari kedalamn 0 sampai
kedalaman tertentu. Pemboran ini biasa juga disebut dengan "diamond drilling".
Pemboran Eksplorasi ("wildcat drilling"), yaitu pemboran uji apakah suatu formasi itu
mengandung minyak atau tidak. Pemboran semacam ini adalah fase yang paling
mendebarkan dalam pencarian minyak bumi.
Pemboran air tanah Berdasarkan gerakannya, pemboran dapat dibagi menjadi dua :
(1) Pemboran tumbuk ("Churn Drilling" atau "Cable took Drilling" atau "percussion
drilling")
(2) Pemboran Putar ("Rotary Drilling")
Diamond drilling adalah sistem pemboran dalam kurang lebih 500 meter yang
merupakan suatu lanjutan dari pemboran RC (Reverse Circulation) mata bor diamon
drilling ini terbuat dari intan / diamond. Diamond drilling ini digunakan pada saat
sudah berada kondisi batuan yang berair atau ketika hasil dari lanjutan pemboran RC
yang tidak memenuhi kualifikasi standart sampel apabila terkontaminasi oleh air .
Pada
pemboran
inti,
berupa
inti
core box
untuk
dan sludge
inti
air
pembilas,
karena
luncur (skids), ditarik dengan bulldozer, kendaraan 4-wheel drive atau ditarik dengan winch
pada tempat yang sulit dijangkau, atau digantung dengan slung di bawah helicopter, atau juga
dapat dipreteli menjadi bahagian-bahagian/komponen kecil dan dapat dipikul secara manual.
Gerakan putar dari mesin ditransmisikan pada pipa bor dengan chuck, dan oleh
karenanya dapat membor ke semua arah, termasuk ke atas (dari terowongan). Untuk
pengoperasiannya sering dipasang kaki tiga dari pipa besi untuk mengendalikan
pemasangan/pencabutan batang bor dengan menggantungkannya pada sistem katrol dengan
swivel yang disambungkan pada pipa selang untuk menyalurkan cairan pembilas dari pompa
lumpur. Kelemahan dari alat bor ini adalah berkecepatan rendah, terutama sewaktu operasi
pengambilan inti (coring operations).
Jenis matabor yang digunakan : blade type, roller type dan matabor intan dan
tungsten-carbida. Matabor jenis bilah (Blade type) membor lebih cepat. Palu pemukul
berputar di dalam lubang (Rotary percussion downhole hammers) juga tersedia untuk
formasi-formasi yang keras. Dapat dipasangi bumbung inti jenis tripple stationary inner split
tube yang ditarik talikawat.
MESIN DIAMOND DRILLING PEMBORAN BESERTA BAGIANNYA
Pertambangan Pengeboran,
vertikal inti bor Rig Hydx - 5C
BAGIAN-BAGIAN BOR :
Mata Bor :
a. Macam-macam, terdiri dari intan, baja, dan bentuk, termasuk kadang-kadang untuk tanpa
pengambilan inti.
b. Ukuran mata bor : AX, BX sampai NX, sesuai dengan corebarrel.
Bumbung Inti (Corebarrel) :
Berbagai jenis dan ukuran :Ukuran sesuai mata bor
Jenis : Double-tube core-barrel,Triple-tube core-barrel (recovery faktor lebih dari 90%)
a. Dengan batang bor
b. Dengan tali-kawat (Wire-line)
Pipa bor dan Selubung :
1.Berbagai ukuran
2.Berbagai jenis logam
Menara Bor
Tergantung tujuan kedalaman akhir pemboran serta kenampakannya maka mesin
pemboran dilengkapi suatu menara untuk mengendalikan pipa bor yang berupa sistim rak,
kaki tiga sederhana maupun derrek.
Cara Penekanan : 1.Mekanis (dongkrak)
2.Hidraulis
3. Bobot rangkaian pipa
Sumber Tenaga Penggerak : 1. Diesel
2. Bensin
3. Pneumatic (compressor)
4. Listrik
Besar/kecilnya sumber penggerak menentukan kapasitas kedalaman.
Sistem pembilas : Pembilasan dapat dilakukan dengan udara, air maupun lumpur.
Pemboran dengan udara (air drilling) : untuk daerah-daerah yang sulit air, ataupun pemboran
didalam terowongan dapat dipertimbangkan penggunaan udara sebagai pembilas/pendingin
matabor, dalam hal mana disiapkan mesin compressor.
Pemboran dengan air atau lumpur : untuk ini harus dipersiapkan mesin pompa dengan
kapasitas tekan dan penyedotan lumpur pemboran yang sesuai dengan kedalaman yang
dituju. Selain itu diperhatikan jarak dari sumber air yang memerlukan sistim pompa dan
rangkaian pipa air untuk penyaluran, maupun penggunaan truk tangki air. Lumpur biasanya
dipakai bentonit yang diperdagangkan secara komersial. Kekentalan dari lumpur dapat diatur
dengan menentukan berat jenisnya.
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan berbagai
macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun langsung.
3.
Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan perantaraan
kompresor/motor listrik.
4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat pipa, keluar
lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada suatu
menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack) untuk
keperluan menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau
mekanik maupun karena bebannya sendiri.
8. Conto batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai :
Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor
atau air pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke
permukaan sambil mendinginkan mata bor.
Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core barrel).
apa saja kandungan mineral yang terdapat dalam inti bor tersebut. Cara-cara dalam
pengambilan inti bor adalah sebagai berikut:
a. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah sehingga
batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core barrel. Mata
bor ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.
b. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan
- Dicabut dengan mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali
seluruh bumbung terisi.
- Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).
c. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap
kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor yang
berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi adanya
masalah seperti masuknya air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan
sirkulasi lumpur pemboran karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya
lapisan yang ditembus
Setelah mendapatkan inti bor yang dilakukan selanjutnya adalah menyimpan dan
kemudian menganalisis inti bor tersebut. Cara kerja yang biasa digunakan sebagai berikut:
Inti bor dicuci dan dikeringkan, kemudian dipatahkan meter demi meter. Setelah
dipatahkan setiap meter maka batang-batang inti disimpan dalam peti kayu/aluminium
yang dirancang khusus, dan disusun sedemikian rupa sehingga atas bawahnya jelas,
serta kedalamannya diperlihatkan dengan tanda-tanda yang ditulikan dengan spidol
pada penyekat antar inti. Waktu dilakukan pengamatan harus hati-hati untuk
menempatkan setiap conto dalam urutan, arah dan susunan yang sama.
Batang inti yang akan dianalisa di laboratorium, seperti selang yang termineralisasi
inti batuan ini dibelah (split) menjadi 2 (1 dipakai untuk essay, 1 untuk dokumentasi).
Conto inti untuk analisa laboratorium harus diambil dari inti yang telah dibelah ini.
Penanganan conto inti ini harus dijaga supaya tidak terkontaminasi, terutama yang
diperuntukan assay mineralisasi logam. Dalam hal batubara conto inti untuk dianalisa
di laboratorium harus segera dibungkus dengan kertas parafin yang kedap udara,
untuk menjada kelembaban aslinya (moiture content). Untuk setiap conto yang akan
dianalisa di laboratorium perlu dicatat kode nama/nomor lubang bor dan
kedalamannya.