Listrik Nasional
Listrik Nasional
PEMBANGUNAN LIMA
TAHUN
KEEMPAT
1984/85-1988/89
REPUBLIK
INDONESIA
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 1984
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEEMPAT
(REPELITA IV)
1984/85 - 1988/89
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun Ketiga (REPELITA III) telah menunjukkan hasil-hasil
yang
cukup
memadai
sehingga
dapat
dijadikan
dicapai serta
kemampuan-kemampuan yang
perlu
untuk
menetapkan
REPELITA
IV
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
dari
Fraksi-fraksi
di
Dewan
Perwakilan
untuk
mengeluarkan
Keputusan
Presiden
tentang
Garis-Garis
Besar
Haluan
Negara;
3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor
VII/MPR/1983 tentang Pelimpahan Tugas dan Wewenang Kepada Presiden/Mandataris Majelis Permusyawaratan
Rakyat
dalam
rangka
Pensuksesan
Pembangunan
Lima
Tahun
Ketiga
(REPE-
M E M U T U S K A N
Menetapkan
: KEPUTUSAN
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA TENTANG
1988/89 sebagaimana
termuat dalam
lampiran
Pola
Dasar
Pembangunan
Nasional,
Pola
Lima Tahun
Keempat sesuai
dengan
Garis-Garis Besar Haluan Negara yang telah ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Pasal 2
Rencana Pembangunan Lima Tahun Keempat tersebut dalam Pasal 1, menjadi landasan dan pedoman bagi Pemerintah dalam melaksanakan Pembangunan Lima Tahun Keempat.
Pasal 3
Kebijaksanaan-kebijaksanaan
dari
pada
Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keempat, dituangkan dalam Rencana Tahunan yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerintah lainnya.
Pasal 4
Penuangan
dimaksud
dalam
dalam
memperhatikan
Rencana
Pasal
3,
Tahunan
sebagaimana
dilaksanakan
dengan
kemungkinan-kemungkinan
peru-
penyesuaian
terhadap
Rencana
Presiden
ini
mulai
berlaku
tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Maret 1984
SOEHARTO
pada
LAMPIRAN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Nomor 21 TAHUN 1984
tentang
RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEEMPAT
(REPELITA IV)
I
R E P U B L I K INDONESIA
ISI
I
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
11. Industri
Bab
Bab
Bab
14. Perdagangan
Bab
15. Koperasi
Bab
Bab
17. Transmigrasi
Bab
Bab
19. Agama
Bab
BUKU
III
Bab
Bab
Bab
23. Kesehatan
Bab
Bab
Bab
Bab
27. H u k u m
28. Pertahanan Keamanan
29. Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial
30. Aparatur Pemerintah
Bab
Bab
Bab
BUKU IV
1.
2.
Sumatera Utara
3.
Sumatera Barat
4.
R i a u
5.
J a m b i
6.
Sumatera Selatan
7.
B e n g k u 1 u
8.
L a m p u n g
9.
DKI Jakarta
dan Penelitian
11
Bab
Bab
Bab
3. Keuangan Negara..................................149
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
13
BAB 1
TUJUAN DAN SASARAN-SASARAN POKOK
PEMBANGUNAN
BAB 1
TUJUAN DAN SASARAN-SASARAN POKOK PEMBANGUNAN
Sebagaimana ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tujuan pembangunan Repelita IV ialah : Pertama,
meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan seluruh rakyat yang semakin merata dan adil; dan
Kedua, mele-
hasil-hasil
pembangunan
dalam
Repelita
III
Oleh
karena
itu
dalam
Repelita
IV
akan
diusahakan
terciptanya kerangka landasan untuk tumbuh dan berkembang terus agar kemudian dapat dimantapkan terus dalam Repelita V,
sehingga dalam Repelita VI nanti bangsa Indonesia sudah benar-benar dapat tinggal landas untuk memacu pembangunan menuju
terwujudnya
masyarakat
yang
adil
dan
makmur
berdasar-
kan Pancasila.
17
Untuk menciptakan kerangka landasan sebagaimana diamanatkan GBHN tersebut perlu diusahakan terciptanya kondisi nasional yang memberikan rangsangan serta peluang seluas-luasnya
bagi semua potensi pembangunan untuk berpartisipasi dan berprestasi dalam usaha pembangunan nasional dengan mengusahakan
keseimbangan dan keserasian pembangunan di pelbagai bidang,
sektor, daerah, pemanfaatan dan pengembangan sumber dana dan
daya, pengembangan pelbagai keahlian dan kelembagaan, pelbagai
usaha
peningkatan
dan
pengembangan
pendapatan
berbagai
Repelita
IV
tan
dari
Repelita
III,
akan
semakin
ditingkatkan
langkah-
langkah dan kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat baik lahir maupun batin, mendorong pembagian hasil-hasil pembangunan yang makin merata dan makin memperluas
kesempatan
kerja.
Bersamaan
dengan
langkah-langkah
ini juga akan ditingkatkan usaha untuk memecahkan masalah-masalah yang dalam Repelita III telah ditangani tetapi belum
dapat sepenuhnya dipecahkan, seperti masalah peningkatan laju
pembangunan
di
daerah-daerah
tertentu,
peningkatan
produksi
pangan dan kebutuhan pokok lainnya, peningkatan kemampuan golongan ekonomi lemah, Koperasi, Kependudukan, pemilikan dan
penggunaan tanah, transmigrasi, perumahan, perluasan fasilitas dan peningkatan mutu pendidikan, pelayanan kesehatan dan
gizi,
pembinaan
hukum,
ketertiban
masyarakat,
kelestarian
pertama
Trilogi
Pembangunan,
yaitu
pemerataan
pemba-
pelaksanaan
keseluruhan
Delapan
keadilan
Jalur
sosial
Pemerataan,
akan
mendapat
sehingga
perhatian
secara
yang
19
Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2.
3.
4.
5.
6.
dalam
pembangunan,
8.
sama
dengan
pembangunan
pembinaan
nasional
dan
harus
pemeliharaan
berjalan
bersama-
stabilitas
nasional
yang sehat dan dinamis, baik di bidang politik maupun di bidang sosial, ekonomi dan lain-lain, karena kegoncangan-kegoncangan
dalam
masyarakat
dan
kegoncangan-kegoncangan
ekonomi
akan menghambat pembangunan. Dengan demikian terjalin hubungan yang sangat erat antara pembangunan dan stabilitas nasional. Stabilitas nasional memperlancar pembangunan nasional
dan pembangunan nasional memperkuat stabilitas nasional. Ini
berarti
bahwa
stabilitas
nasional
merupakan
syarat
mutlak
bagi kelangsungan dan berhasilnya pelaksanaan pembangunan nasional. Oleh karena itu dalam Repelita IV akan tetap diusahakan untuk memelihara dan mengembangkan stabilitas nasional
yang sehat dan dinamis baik stabilitas di bidang politik,
maupun stabilitas di bidang ekonomi.
20
makin
kokohnya
tegak-tumbuhnya
persatuan
kehidupan
dan
yang
kesatuan
bangsa
serta
konstitusional,
demo-
peningkatan
dan
perluasan
pemasyarakatan
P4,
akan
me-
berkembang
pula
pelaksanaan
demokrasi
Pancasila
serta
rakyat
adalah
pelaksanaan
Pemilu
yang
Langsung,
Umum
MPR
1983
21
dang-undang yang berlaku seperti : Undang-undang Partai Politik dan Golongan Karya, Undang-undang tentang Pemilihan Umum,
Undang-undang tentang kedudukan dan Susunan MPR dan DPR/DPRD.
Disamping itu juga perlu disusun Rancangan Undang-undang tentang
Organisasi
Kemasyarakatan
dan
Rancangan.
Undang-undang
tentang Referendum.
Langkah-langkah seperti yang disebutkan di atas merupakan
bagian dari usaha pembangunan di bidang Politik.
Di samping itu dalam Repelita IV akan ditingkatkan pula
usaha untuk memelihara ketertiban dan kepastian hukum yang
mampu mengayomi masyarakat, sebagai salah satu syarat bagi
terciptanya stabilitas nasional yang mantap. Dalam rangka ini
akan dilanjutkan dan ditingkatkan langkah-langkah untuk membina dan mengembangkan kemampuan dan kewibawaan aparatur pemerintah pada umumnya dan aparatur penegak hukum pada khususnya, di samping memperluas usaha pembinaan kesadaran hukum
dikalangan masyarakat pada umumnya. Usaha-usaha ini sekaligus
dimaksudkan
untuk
mendorong
makin
berkembangnya
kreativitas
masyarakat, meningkatkan gairah hidup dan memperluas partisipasi1rakyat dalam pelaksanaan pembangunan.
Untuk menjamin terpeliharanya stabilitas nasional dan kelancaran pelaksanaan pembangunan akan terus ditingkatkan usaha-usaha untuk memelihara keamanan dan ketertiban umum. Dalam
hubungan
ini
akan
makin
ditingkatkan
kesiapan,
kewaspadaan
dan keterampilan ABRI sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan dan sebagai kekuatan sosial. Sejalan dengan usaha-usaha
tersebut juga akan terus dibina dan ditumbuhkan kesadaran dan
rasa
tanggungjawab
tiban.
22
Oleh
karena
masyarakat
itu
akan
terhadap
keamanan
dilanjutkan
usaha
dan
keter-
modernisasi
ABRI serta akan terus dikembangkan doktrin perlawananan rakyat semesta dalam rangka bela negara yang dilaksanakan dengan
sistem pertahanan keamanan rakyat semesta untuk mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negara yang berdasarkan Pancasila
dan
Undang-Undang
Dasar
1945,
dan
untuk
memelihara
dan
peningkatan
stabilitas
nasional
khusus-
menciptakan
perdamaian
dunia
yang
berperi-
nasional
terutama
untuk
kepentingan
pembangunan
di segala bidang. Oleh karena itu, maka dalam Repelita IV sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, bangsa Indonesia akan
meningkatkan usahanya dalam turut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial melalui forum-forum kerjasama bilateral, regional dan internasional seperti organisasi-organisasi negara-negara non-blok, Organisasi Konperensi Islam, Perserikatan
Bangsa-Bangsa dan sebagainya. Dalam rangka ini dan demi terwujudnya tatanan dunia baru, terutama Tata Ekonomi Dunia Baru, akan makin ditingkatkan usaha-usaha untuk menggalang dan
memupuk
solidaritas
kerjasama
di
antara
dan
kesatuan
sikap
negara - negara
serta
meningkatkan
Khususnya di wilayah Asia Tenggara, kerjasama antara negaranegara anggota ASEAN akan diperluas dan ditingkatkan dalam
rangka memperkuat ketahanan regional menuju terwujudnya kawasan Asia Tenggara yang damai, bebas, netral dan sejahtera.
Dalam
rangka
mengamankan
dan
mensukseskan
pelaksanaan
kemungkinan
gejolak
dunia
baik
politik
maupun
ekonomi. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui pada waktunya kemungkinan-kemungkinan
litas
nasional
dan
menghambat
pelaksanaan
pembangunan,
se-
hingga dengan demikian dapat diambil langkah-langkah yang tepat untuk mengamankan jalannya pembangunan nasional. Adapun
perkembangan dunia yang mengandung kesempatan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan akan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional.
Kemantapan di bidang stabilitas ekonomi merupakan prasyarat bagi kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan pembangunan
nasional. Oleh karena itu dalam Repelita IV akan dilanjutkan
dan ditingkatkan kebijaksanaan ekonomi yang selama ini telah
berhasil baik seperti anggaran belanja yang berimbang dan dinamis, tersedianya barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari
yang cukup tersebar dan merata dengan harga yang stabil dan
terjangkau oleh rakyat banyak, keseimbangan moneter dan lainlain, yang kesemuanya itu akan disempurnakan dan dipadukan
dengan usaha-usaha yang mendorong pemerataan dan laju pembangunan pada umumnya. Sejalan dengan itu akan ditingkatkan kebijaksanaan yang serasi di berbagai bidang seperti anggaran
negara, perpajakan, moneter, perkreditan, perdagangan, harga,
upah dan sebagainya. Dalam rangka memantapkan stabilitas di
bidang
24
ekonomi,
dalam
Repelita
IV
akan
diusahakan
mengendali-
kan tingkat laju inflasi dengan perkiraan laju inflasi ratarata sekitar 8% per tahun.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi merupakan unsur
kedua Trilogi Pembangunan serta merupakan prasyarat bagi tercapainya
pelaksanaan
pemerataan
pembangunan
dan
hasil-hasil-
industri,
pertambangan,
energi,
perhubungan,
perdaga-
Berdasarkan
perkiraan
mengenai
faktor-faktor
tersebut
di atas, serta perkembangan di berbagai sektor dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan dijalankan, maka laju pertumbuhan ekonomi dalam arti nyata selama Repelita IV diperkirakan
akan dapat dicapai sekitar rata-rata 5% setahun. Laju pertumbuhan
ini
bagi
Indonesia
diperkirakan
cukup
memadai
untuk
dan
jasa
yang
25
dengan hasil produksi dalam negeri. Dengan demikian dapat dikembangkan kemampuan untuk membangun dengan kekuatan sendiri
dan sekaligus menghemat pemakaian devisa. Selain daripada itu
sikap mengutamakan barang buatan bangsa sendiri merupakan salah
satu
perwujudan
daripada
sikap
menghargai
hasil
usaha
bangsa sendiri.
Secara sektoral laju pertumbuhan di berbagai sektor penting selama Repelita IV adalah sebagai berikut : sektor pertanian
diperkirakan
tumbuh
dengan
rata-rata
sekitar
3%
dan
sektor pertambangan dengan 2,4% per tahun, sedangkan sektorsektor lainnya berkembang dengan laju relatif lebih tinggi,
antara
lain
angkutan
dan
sektor
industri
komunikasi
berkembang
dengan
5,2%,
dengan
serta
9,5%,
sektor
sektor
bangunan
dengan 5%. Berdasarkan laju pertumbuhan sektor-sektor tersebut, maka peranan sektor pertanian akan turun dari 29,2% dalam tahun 1983/84 menjadi 26,4% dalam tahun 1988/89, sedangkan
peranan
sektor-sektor
di
luar
pertanian
akan
meningkat
dari 70,8% menjadi 73,6%. Dengan demikian berarti bahwa bangsa Indonesia akan melangkah lebih maju lagi ke arah tercapainya suatu struktur perekonomian yang makin seimbang.
Salah satu faktor yang besar peranannya dalam pembangunan
adalah
laju
pertumbuhan
penduduk,
penyebaran,
dan
struktur
umur penduduk. Jumlah penduduk selama 5 tahun mendatang sangat ditentukan oleh usaha-usaha di masa yang lampau maupun
di masa datang, khususnya usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran melalui program keluarga berencana.
Berkat ditingkatkannya program keluarga berencana di masa
lampau, laju pertumbuhan penduduk diharapkan akan dapat turun
dari
seki26
akan
menurun,
namun
jumlah
penduduk
Indonesia
pada
akhir Repelita IV akan bertambah sekitar 17,5 juta orang. Dalam rangka ini diperkirakan bahwa jumlah penduduk di pulau
Jawa akan meningkat dengan rata-rata sekitar 1,8% setahun dari 96,9 juta orang menjadi 106 juta orang, dan di pulau-pulau
lainnya dengan rata-rata sekitar 2,6 % setahun dari 61,2 juta
orang menjadi 69,6 juta orang.
Laju pertumbuhan penduduk tersebut pada dasarnya ditentukan oleh tingkat kelahiran dan kematian. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat sebagaimana diamanatkan GBHN, dalam Repelita IV akan diusahakan untuk menurunkan tingkat kelahiran kasar, yakni tingkat kelahiran per 1.000 penduduk, dari 33,5 pada akhir Repelita III
menjadi 31,0 pada akhir Repelita IV. Selanjutnya angka kematian kasar, yakni angka kematian per 1.000 penduduk, akan diusahakan untuk dapat diturunkan dari 11,7 pada akhir Repelita
III menjadi 10,1 pada akhir Repelita IV. Sehubungan dengan
penurunan angka kematian kasar tersebut, akan dilakukan usaha
untuk menurunkan tingkat kematian bayi, yakni jumlah kematian
bayi (0 - 12 bulan) per 1.000 kelahiran hidup, dari 90,3 pada
akhir Repelita III menjadi 70,0 pada akhir Repelita IV. Demikian pula tingkat kematian anak balita, yakni jumlah kematian
anak balita (1 - 4 tahun) per 1.000 anak balita, akan diusahakan untuk dapat diturunkan dari 17,8 pada akhir Repelita
III menjadi 14,0 pada akhir Repelita IV. Dengan menurunnya
tingkat
kematian
tersebut,
maka
ni rata-rata umur penduduk, diharapkan akan naik dari 56 tahun pada akhir Repelita III menjadi 59 tahun pada akhir Repelita IV.
Usaha peningkatan kesejahteraan rakyat tersebut disertai
dengan usaha peningkatan kecerdasan rakyat. Dalam rangka ini,
maka jumlah murid tingkat Sekolah Dasar (SD) yang pada akhir
Repelita III berjumlah 28,9 juta, akan ditingkatkan menjadi
29,4 juta pada akhir Repelita IV. Dalam pada itu jumlah anak
berusia 7 - 12 tahun pada akhir Repelita III adalah 23,8 juta, meningkat menjadi 26,0 juta pada akhir Repelita IV. Dalam
hubungan ini, akan diusahakan agar anak usia 7 - 12 tahun
tersebut dapat ditingkatkan penampungannya pada Sekolah Dasar
dari 23,2 juta pada akhir Repelita III menjadi 26,0 juta pada
akhir Repelita IV.
Demikian pula jumlah murid baru Sekolah Menengah Tingkat
Pertama (SMTP) akan ditingkatkan dari 1,8 juta pada akhir Repelita III menjadi 2,7 juta pada akhir Repelita IV. Sementara
itu jumlah lulusan SD pada akhir Repelita III adalah 2,9 juta, meningkat menjadi 3,5 juta pada akhir Repelita IV. Apabila jumlah murid baru pada SMTP tersebut dibandingkan dengan
jumlah lulusan SD, maka nampaklah bahwa pada akhir Repelita
III 71% lulusan SD dapat ditampung pada SMTP, kemudian meningkat menjadi 78% pada akhir Repelita IV.
Bersamaan dengan usaha meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan rakyat, dalam Repelita IV dilakukan pula usaha untuk
meningkatkan taraf hidup melalui pengembangan lapangan kerja
untuk menampung peningkatan angkatan kerja. Di dalam tahun
1983 angkatan kerja berjumlah 63,5 juta. Dalam jumlah ini sebagian
28
tercapai
diarahkan
apabila
kepada
dana
investasi
kegiatan-kegiatan
yang
yang
ada
secara
banyak
sadar
menciptakan
benar-benar
nyak
dipergunakan
menggunakan
gunaan
biaya
tenaga
pembangunan
cara-cara
kerja.
Dengan
dengan
pelaksanaan
demikian
sungguh-sungguh
yang
pola
bapeng-
diarahkan
5%
setahun
itu
adalah
sedangkan
lebih
sektor
besar
dari
pertanian
pertumbuhan
sendiri
laju
sektor
pertanian,
pertumbuhannya
juga
akan terus ditingkatkan dengan tujuan antara lain untuk memantapkan swasembada pangan.
Untuk pelaksanaan Repelita IV dengan sasaran laju pertumbuhan ekonomi sebesar rata-rata 5% setahun serta berbagai sasaran pembangunan lainnya diperlukan dukungan investasi yang
memadai. Untuk itu investasi akan ditingkatkan dengan ratarata 19,1% setahun. Hal ini berarti bahwa jumlah investasi
yang dalam tahun 1983/84 diperkirakan sekitar 16.678 milyar
rupiah
diperkirakan
akan
meningkat
menjadi
sekitar
40.027
milyar rupiah dalam tahun 1988/89. Sebagai persentase terhadap produksi nasional, investasi selama Repelita IV akan mencapai rata-rata sekitar 26,3%. Pembiayaan investasi tersebut
terutama
bersumber
dari
kemampuan
dalam
negeri,
sedangkan
yaitu
sebesar
sekitar
22,1%
dari
produksi
nasional
30
Dalam Repelita IV akan diambil langkah-langkah kebijaksanaan investasi yang dapat lebih meningkatkan efisiensi investasi dengan menggunakan cara-cara yang tidak memerlukan biaya
besar,
menghilangkan
pemborosan,
memperlancar
pelaksanaan
dan
menghapuskan
hambatan-hambatan
serta
beban-beban
yang berakibat peningkatan biaya investasi, termasuk penghapusan peraturan-peraturan dan perizinan-perizinan yang dapat
menghambat kelancaran kegiatan ekonomi serta merupakan beban
bagi dunia usaha. Sejalan dengan itu dalam pelaksanaan Repelita IV akan dilanjutkan pula penelitian yang cermat atas investasi
dan
pemilihan
teknologi
yang
tepat
hingga
produksi
perluasan
pemantapan
dilanjutkan
yang
stabilitas
dan
diarahkan
kesempatan
makin
untuk
kerja,
ekonomi.
Dalam
ditingkatkan
lebih
pemerataan
mendorong
pembangunan
hubungan
kebijaksanaan
ini
akan
investasi
kegiatan-kegiatan
yang
banyak menyerap tenaga kerja serta kegiatan-kegiatan pengolahan dalam rangka meningkatkan nilai tambah dari bahan yang
telah diolah.
Pembiayaan
investasi
yang
bersumber
dari
dalam
negeri
peranan
bangunan negara, maka pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara terus disempurnakan agar penerimaan negara makin
meningkat, sedangkan pengeluaran negara makin terkendali dan
terarah. Untuk meningkatkan penerimaan negara terutama dari
sumber di luar minyak dan gas bumi, sistem perpajakan terus
disempurnakan,
pemungutan
pajak
diintensifkan,
dan
aparat
perpajakan diusahakan agar menjadi semakin bersih dan meningkat kemampuannya. Semuanya itu diarahkan agar kemampuan negara dan masyarakat untuk membiayai pembangunan dari sumbersumber dalam negeri makin meningkat, pembagian beban pembangunan antara golongan yang berpendapatan tinggi dan golongan
yang berpendapatan rendah makin sesuai dengan rasa keadilan
masyarakat, pembangunan akan semakin merata, dan pola hidup
sederhana akan semakin dihayati dan terlaksana dengan baik
sehingga
solidaritas
sosial
semakin
kokoh.
Di
samping
itu
Mewah.
Perubahan
sistem
perpajakan
tersebut
ditujukan
untuk
meratakan
sistem
pajak
yang
sederhana,
mudah
dimengerti
lembaga-lembaga
keuangan,
termasuk
lembaga
perbankan,
lembaga keuangan bukan bank dan pasar modal, akan makin ditingkatkan dalam bentuk deposito, penerbitan surat berharga
dan jenis tabungan lainnya, sehingga peranannya sebagai sumber
dana
pembangunan
makin
meningkat.
Pengembangan
pasar
mo-
dal akan ditingkatkan agar tercapai pemerataan pemilikan usaha di samping sebagai sumber pembiayaan dalam negeri. Selanjutnya akan ditingkatkan pula efektivitas dan efisiensi lembaga-lembaga keuangan.
Sehubungan dengan itu dalam tahun kelima. Repelita III telah ditetapkan suatu kebijaksanaan moneter-perbankan yang sifatnya
mendasar.
Kebijaksanaan
tersebut
mencakup
pemberian
tanggungjawab yang lebih besar kepada bank-bank pemerintah dalam menentukan tingkat bunga tabungan dan tingkat bunga pinjaman,
dengan
beberapa
pengecualian.
Kebijaksanaan
tersebut
diharapkan akan meningkatkan kemampuan perbankan untuk memobilisasi dana masyarakat dan menyalurkannya untuk kegiatankegiatan produktif. Di samping itu pinjaman-pinjaman kepada
masyarakat yang tetap dianggap sebagai kredit prioritas, akan
tetap memperoleh syarat-syarat yang ringan. Dalam Repelita IV
langkah-langkah moneter-perbankan ini akan makin dimantapkan.
33
tabungan
dalam
negeri,
sebagai
persentase
pendapatan
nasional akan meningkat dari 16,3% pada tahun 1983/84, menjadi 26,0% pada akhir Repelita IV (1988/89), sedangkan tabungan masyarakat akan meningkat dari 7,4% menjadi 13,5% dan tabungan pemerintah dari 8,9% menjadi 12,5%.
Dengan
dimantapkannya
pelaksanaan
kebijaksanaan
moneter
perbankan di atas antara lain melalui gerakan tabungan nasional dengan mendorong kegiatan menabung melalui Tabanas dan
Deposito, serta melalui pengembangan pasar modal, maka dalam
Repelita IV diharapkan akan terbuka kesempatan yang makin luas bagi investasi oleh sektor swasta dan Koperasi. Dalam pada
itu
investasi
yang
akan
dilakukan
oleh
Pemerintah
melalui
pengeluaran
rutin
terutama
diarahkan
untuk
meningkatkan dana-dana tabungan Pemerintah. Peningkatan tabungan ini akan dicapai baik dengan peningkatan di dalam penerimaan maupun dengan penghematan dan penggunaan terarah dari
pengeluaran rutin termasuk pengurangan
34
secara
bertahap
segala
jenis subsidi. Melalui kebijaksanaan belanja barang dan belanja pegawai, kebijaksanaan pengeluaran rutin juga diarahkan
untuk
membantu
pengembangan
kedudukan
pengusaha/pedagang
go-
produksi
dalam
negeri,
meningkatkan
jumlah
dan
mutu
pelayanan Pemerintah kepada masyarakat, dan mengamankan kekayaan negara yang diperoleh sebagai basil dari pembangunan itu
sendiri.
Kebijaksanaan
pengeluaran
pembangunan,
diarahkan
untuk
mengusahakan terwujudnya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya melalui 8 jalur pemerataan yang telah ditetapkan dalam
Repelita III dan yang akan dilanjutkan dalam Repelita IV, mengusahakan perluasan fasilitas sosial dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, membangun prasarana dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi terutama di sektor
pertanian khususnya pangan dan di sektor industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan barang jadi, mendorong perkembangan industri mesin ringan maupun berat, serta
mendorong penciptaan lapangan kerja dalam rangka menciptakan
struktur ekonomi yang makin kokoh dan seimbang.
Selama Repelita IV penerimaan dalam negeri diperkirakan
akan meningkat dengan rata-rata 20,9% setahun. Penerimaan minyak dan gas alam cair meningkat dengan rata-rata 18,4%, sedangkan penerimaan diluar minyak bumi dan gas alam cair meningkat dengan rata-rata 24,9% setahun. Pengeluaran rutin diperkirakan naik dengan rata-rata 24,2% setahun. Dengan demikian tabungan Pemerintah akan naik dengan rata-rata 16,6 %
setahun.
Tabungan
Pemerintah
(netto)
tersebut
bersama-sama
yang
diperkirakan
akan
meningkat
dengan
rata-rata
35
18,1 % setahun dan mencapai 78.609,5 milyar rupiah selama Repelita IV atau sekitar 2,4 kali anggaran pembangunan Repelita
III.
Dibidang
moneter
dan
perkreditan,
kebijaksanaan-kebijak-
sanaan yang telah membawa hasil-hasil yang positif selama Repelita III akan terus dilanjutkan. Dalam kaitannya dengan tujuan pemerataan, akan dilanjutkan dan disempurnakan kebijaksanaan penyediaan kredit yang telah dilaksanakan dalam Repelita III untuk mendorong golongan ekonomi lemah pada khususnya dan dunia usaha pada umumnya dalam rangka mendorong kegiatan pembangunan, pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pendapatan masyarakat, seperti Kredit Bimas, Kredit Investasi Kecil (KIK)/ Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Candak Kulak (KCK) dan kredit kelayakan lainnya.
Dalam
kaitannya
dengan
stabilitas
nasional
yang
sehat
keseimbangan
antara
jumlah
uang
beredar
dengan
tidak
hanya
membutuhkan
yang
menyangkut
dana
rupiah
tetapi
ini, kebijaksanaan-kebijak-
perdagangan
luar
negeri
dan
neraca
pembayaran akan dikaitkan dan diserasikan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan lainnya demi tercapainya sasaransasaran
pembangunan.
Langkah-langkah
untuk
mendorong
ekspor
barang dan jasa di luar minyak dan gas bumi serta pengembangan
pariwisata
akan
ditingkatkan,
untuk
menambah
penerimaan
Untuk
itu
akan
diusahakan
langkah-langkah
untuk
memperluas
pasaran dan untuk meningkatkan daya saing barang-barang ekspor Indonesia di luar negeri dengan jalan meningkatkan efisiensi produksi, memperbaiki mutu barang, memperlancar angkutan,
menyediakan
fasilitas
perkreditan
dengan
syarat-syarat
Repelita
IV
penerimaan
ekspor
diperkirakan
me-
ningkat dengan rata-rata sekitar 10%, yang terdiri dari kenaikan ekspor diluar minyak bumi dan gas alam cair sebesar
rata-rata 15,8% setahun dan kenaikan ekspor minyak bumi dan
gas
alam
cair
sebesar
rata-rata
7,6%
setahun.
Pada
segi
pengeluaran, impor diluar minyak dan gas alam cair diperkirakan meningkat dengan rata-rata 8,4% setahun selama Repelita
IV.
Kebijaksanaan
neraca
pembayaran
juga
menyangkut
aspek
aliran modal luar negeri. Dalam rangka memperlancar pelaksanaan pembangunan, maka pinjaman luar negeri dapat diterima
sepanjang
pinjaman-pinjaman
tersebut
tidak
dikaitkan
dengan
peranannya.
sektor-sektor
Penanaman
tertentu
yang
modal
asing
menghasilkan
dimungkinkan
barang-barang
modal
investasi
yang
besar
dan
teknologi
yang
cukup
tidak
akan
menghambat
perkembangan
pe-
37
pemerataan
kesempatan
berusaha,
mendukung
pembangunan
daerah, serta meningkatkan kegiatan transmigrasi. Dengan demikian sektor pertanian akan makin kuat guna mendukung perkembangan industri dalam rangka mencapai keseimbangan ekonomi.
Untuk mencapai sasaran pembangunan pertanian akan dilakukan usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi secara terpadu, serasi dan merata dengan
tetap memelihara kelestarian sumber alam dan lingkungan hidup.
Dalam
dilakukan
Repelita
melalui
IV
usaha
peningkatan
memantapkan
swasembada
intensifikasi,
pangan
diversifikasi
38
Dalam
usaha
memperbaiki
mutu
makanan akan
rangka
usaha
memperluas
ekspor,
subtitusi
impor
petani,
perusahaan-perusahaan
kecil,
menengah
dan
pasca
panen,
serta
perusahaan-perusahaan
jasa
perdaga-
perkebunan
yang
dilaksanakan
terutama
melalui
sistem
Perkebunan Inti Rakyat (PIR) sedangkan usaha peremajaan melalui unit pelaksana proyek (UPP) terutama untuk budidaya tanaman karet, kelapa sawit, kelapa (hybrida dan kelapa dalam),
tebu dan kapas.
Kegiatan reboisasi dan penghijauan selain merupakan sebahagian dari upaya penyelamatan hutan, tanah dan air untuk
melindungi investasi dan hasil-hasil pembangunan terhadap bahaya kerusakan karena banjir, kekeringan dan pelumpuran, juga
untuk memperbaiki penyediaan sumberdaya air bagi berbagai keperluan dan memperbaiki kesuburan tanah yang makin berkurang
karena erosi dan pemiskinan hara.
Perluasan areal pertanian di luar Jawa akan lebih ditingkatkan lagi balk di tanah kering, maupun tanah basah. Kegiatan-kegiatan ini dikaitkan dengan usaha pembinaan transmigrasi dan pemukiman kembali penduduk. Di samping itu dalam
rangka perluasan dan peremajaan tanah perkebunan serta peningkatan
produktivitasnya
akan
dilaksanakan
diversifikasi
pantai
dan
latihan-latihan
keterampilan
para
nelayan
akan
perkreditan
dan
perbaikan
pemasarannya.
Dalam
usaha
pantai
diarahkan
pada
perusahaan-perusahaan
perikanan
dengan kapal-kapal penangkapan ikan ukuran besar, dalam rangka memanfaatkan Zona Ekonomi Eksklusif.
Areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) akan dikembangkan menjadi unit-unit pengusahaan hutan dengan pengelolaan intensif
melalui perencanaan pengusahaan yang mantap. Selain itu akan
dikembangkan pula Hak Pengusahaan Hutan Tanaman meliputi hak
dan kewajiban membangun hutan tanaman, memelihara dan memungut hasilnya.
Penggunaan
tanah
akan
dikendalikan
secara
efektif
se-
Dalam mengusahakan keseimbangan dan keserasian guna memenuhi kebutuhan air untuk berbagai sektor pembangunan, baik
untuk pertanian maupun non pertanian, dalam keterbatasan penyediaan dan potensi sumber-sumber air, maka pemanfaatan sumber
air
akan
dilaksanakan
berdasarkan
prioritas
kebutuhan.
Untuk daerah pemukiman dan kota-kota besar serta wilayah industri, pengembangan sumber-sumber air diutamakan bagi penyediaan air baku kebutuhan rumah tangga dan industri, sedangkan
di daerah-daerah atau pusat-pusat pengembangan pertanian akan
diarahkan untuk meningkatkan penyediaan air irigasi.
Erat kaitannya dengan usaha peningkatan produksi pangan
adalah penyediaan air irigasi. Dalam hubungan ini akan diutamakan penyediaan dan perbaikan irigasi yang diharapkan dapat
meningkatkan intensitas tanam dan perluasan areal tanam. Perluasan irigasi dan reklamasi rawa akan diutamakan kepada areal-areal kecil yang dapat segera berproduksi serta mendukung
perluasan lahan pertanian terutama di luar Jawa yang dapat
menjangkau dan menyebar ke daerah-daerah terpencil.
Untuk menjamin pemanfaatan prasarana pengairan yang sebaik-baiknya, maka usaha perluasan irigasi dan reklamasi rawa
akan
diarahkan
kepada
lahan-lahan
pertanian
yang
petaninya
sudah biasa dan ber hasrat ber sawah, dan lokasi-lokasi tersebut memiliki prasarana penunjang seperti jalan yang memadai
untuk jaminan peningkatan produksi serta pemasaran hasilnya.
Dalam Repelita IV akan dilanjutkan pembangunan dan perbaikan irigasi yang telah dimulai atau dipersiapkan sejak Repelita III maupun sebelumnya. Kegiatan ini meliputi perbaikan
jaringan
irigasi
sekitar
360.000
dan
ha,
pembangunan
pembangunan
jaringan
jaringan
tertier
41
sekitar 720.000 ha. Di samping itu akan dilaksanakan pula reklamasi rawa-rawa pasang surut seluas 310.000 ha, dan reklamasi bukan pasang surut seluas 150.000 ha.
Jaringan irigasi yang dilengkapi dengan jaringan sekunder dan tersier tersebut dapat memudahkan pengaturan pembagian air irigasi sesuai dengan kebutuhan dan pola tanam. Di
samping itu, pembangunan jaringan tersier akan diikuti pula
dengan
pembentukan
dan
pembinaan
organisasi
petani
pemakai
pengelolaan
dan
pemeliharaan
irigasi
ditingkat
usaha
di
wilayah-wilayah
pertanian
kering
dan
rawan
langkah-langkah
dan
kebijaksanaan
tersebut
diha-
rapkan produksi beras akan meningkat dari 23.462 ribu ton pada tahun 1983, menjadi 28.624 ribu ton pada akhir Repelita
IV, atau dengan laju pertumbuhan produksi beras sebesar ratarata 4 % setiap tahun. Perkiraan tersebut diperoleh dari luas
panen sebesar 9.726 ribu ha, dan basil rata-rata per ha sebesar 2,94 ton beras. Sub sektor tanaman pangan secara keseluruhan diperkirakan meningkat sedikit-dikitnya sama dengan selama Repelita III, yakni kira-kira 3% per tahun. Dalam pada itu
diusahakan
agar
seperti kedelai
42
pertumbuhan
dan
kacang
dari
beberapa
komoditi
palawija
Repelita III. Demikian pula beberapa komoditi sayuran dan buah -buahan.
Populasi ternak khususnya sapi dan kerbau diharapkan setiap tahun akan meningkat. Demikian pula ayam bukan ras, ayam
ras dan itik. Dengan perkembangan populasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan sub sektor peternakan sedikit-dikitnya
sebesar 2,1% per tahun.
Dalam pada itu selama Repelita IV diharapkan sub sektor
perikanan akan meningkat sedikit-dikitnya 2,4% per tahun.
Perluasan areal intensifikasi dan rehabilitasi perkebunan pada akhir Repelita IV untuk tembakau sebesar 100.000 ha,
tebu 367.000 ha, kapas 175.000 ha, tanaman serat 48.000 ha
dan lada 10.000 ha. Sedangkan perkiraan perluasan areal pada
akhir Repelita IV untuk karet seluas 648.000 ha, kelapa sawit
480.000
ha,
kelapa
346.000
ha,
tebu
115.000
ha
dan
kapas
75.000 ha. Sebagai hasil dari usaha-usaha yang telah dilaksanakan dalam Repelita sebelumnya, maka diharapkan selama Repelita IV pertumbuhan sub sektor perkebunan akan lebih tinggi
dari pada selama Repelita III, yakni sedikit-dikitnya sebesar
3,7% per tahun. Peningkatan tersebut terutama akan diperoleh
dari komoditi kelapa sawit, karet dan kelapa.
Selama Repelita IV produksi kayu bulat diharapkan naik
dengan rata-rata sekitar 7,1%, per tahun, sedangkan produksi
hasil
hutan ikutan
diharapkan naik
dengan rata-rata
sekitar
terciptanya
struktur
ekonomi
43
samping
itu
pembangunan
industri
akan
makin
diarahkan
pada
industri
kebutuhan
serta
dalam
meningkatkan
negeri
sehingga
produksi
untuk
mengurangi
memenuhi
ketergantungan
pada impor.
Dalam Repelita IV pembangunan industri diprioritaskan pada industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri berat maupun industri ringan yang akan
terus dikembangkan
dalam Repelita-Repelita
selanjutnya. Juga
akan dikembangkan industri yang dapat menjamin pengadaan bahan Baku dan bahan penolong dalam rangka menghasilkan nilai
tambah
yang
lebih
besar.
langkah-langkah untuk
Di
samping
itu
akan
mengembangkan penguasaan
ditingkatkan
teknologi dan
keteknikan yang diperlukan oleh industri permesinan. Selanjutnya akan lebih dikembangkan berbagai industri seperti industri maritim, industri penerbangan, industri alat-alat berat, industri elektronika serta industri lainnya yang dapat
menunjang pertahanan keamanan nasional. Demikian pula pembangunan industri yang menunjang sektor pertanian dan mengolah
hasil pertanian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Dalam
rangka
pembangunan
industri
yang
makin
berkembang
dan mantap, akan dilanjutkan usaha-usaha pengembangan Industri di daerah-daerah yang memiliki potensi sumber alam dan
potensi
pertumbuhan
lainnya.
Berkaitan
dengan
hal
ini,
dan
dalam rangka makin memperkokoh kesatuan ekonomi nasional, maka akan ditingkatkan keterkaitan pengembangan industri antar
daerah. Usaha-usaha pembangunan industri ini dilaksanakan melalui pengembangan dan pemantapan Zona-zona Industri, Kawasan kawasan
44
Industri,
Perkampungan
Industri
Kecil,
Sarana
Repelita
IV
akan
ditingkatkan
mengembangkan
usaha
swasta
pula
nasional
langkah-langkah
dan
akan
terus
industri
menengah
dan
industri
besar
sehingga
pengem-
industri
kecil.
Pembangunan
industri
diarahkan
untuk lebih meningkatkan peranserta industri kecil dan kerajinan rakyat dalam pembangunan industri nasional sehingga dapat
dengan
segera
ditingkatkan
pertumbuhan
wiraswasta-wira-
swasta nasional yang pada gilirannya akan dapat lebih memperkokoh dunia usaha nasional. Untuk dapat mendukung usaha meningkatkan
pembangunan
kebijaksanaan
yang
industri
dapat
nasional
menciptakan
tersebut,
iklim
berbagai
penanaman
modal
dan iklim berusaha yang lebih sehat dan dinamis akan terus
ditingkatkan.
Tercapainya sasaran pembangunan di bidang industri tersebut akan membantu kemantapan stabilitas nasional yang sehat
dan
dinamis
yang
lebih
sehingga
kokoh
dan
mampu
dinamis
menciptakan
untuk
ketahanan
melanjutkan
nasional
pembangunan
disebutkan
diatas
dalam
Repelita
IV
sektor
industri diperkirakan akan tumbuh dengan laju 9,5 % per tahun, yang merupakan laju pertumbuhan gabungan dari berbagai
kelompok industri. Beberapa proyek industri yang akan dilaksanakan
dalam
Repelita
IV
adalah
sebagai
berikut. Di bidang
45
industri permesinan direncanakan peningkatan kapasitas Industri permesinan yang ada. Di bidang industri alat pertanian
akan ditingkatkan produksi traktor tangan, traktor mini dan
traktor besar. Di bidang industri kereta api akan ditingkatkan produksi gerbong barang dan gerbong penumpang. Di bidang
industri kapal akan ditingkatkan kapasitas galangan kapal dan
kapasitas reparasi. Di bidang industri pesawat terbang akan
ditingkatkan produksi pesawat terbang dan helikopter berbagai
jenis. Dalam industri agrokimia, kapasitas produksi urea dan
ZA ditingkatkan menjadi masing-masing 5,6 juta ton per tahun
dan 650 ribu ton per tahun. Industri selulosa dan serat juga
akan mengalami kenaikan kapasitas produksi dengan diselesaikannya proyek-proyek kertas Leces dan Cilacap. Kelompok aneka
industri diperkirakan tumbuh dengan 6% per tahun dengan kemampuan menyerap tenaga kerja baru sekitar 400 ribu orang.
Industri kecil diperkirakan tumbuh dengan 6% per tahun dan
diperkirakan bisa menyerap tenaga kerja baru sekitar 930.000
orang.
Di sektor pertambangan, akan dilanjutkan dan ditingkatkan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi dan ekspor hasil
pertambangan. Di samping itu akan dilanjutkan pula inventarisasi kekayaan alam, baik sumber mineral maupun energi, dengan
memanfaatkan
teknologi
tepatguna.
Pembangunan
pertambangan
juga diarahkan untuk memperluas kesempatan kerja, mengembangkan penyediaan kebutuhan bahan baku bagi industri dalam negeri,
serta
meningkatkan
usaha-usaha
pengolahan
bahan-bahan
tambang di dalam negeri. Di samping itu kebijaksanaan dan kegiatan pembangunan juga diarahkan untuk mengembangkan teknologi pertambangan, meningkatkan usaha pertambangan rakyat melalui
46
antara
lain
penyempurnaan,
pengaturan
dan
pembinaan
usaha
pertambangan,
serta
pengembangan
Koperasi
di
bidang
pertambangan.
Selama Repelita IV minyak dan gas bumi masih menduduki
peranan strategis sebagai sumber penerimaan negara dan devisa
terbesar bagi pembiayaan pembangunan dan sebagai sumber energi utama bagi kebutuhan energi dalam negeri. Pola umum dan
arah serta kebijaksanaan pembangunan dalam bidang minyak dan
gas
yang
bumi
merupakan
telah
kelanjutan
dilaksanakan
dan
dan
peningkatan
hasil-hasil
yang
usaha-usaha
dicapai
dalam
Repelita III.
Produksi minyak bumi akan diusahakan peningkatannya dalam Repelita IV sesuai dengan perkembangan pasaran dunia dan
kebutuhan
BBM
dalam
negeri.
Produksi
gas
bumi
diperkirakan
juga akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemanfaatan gas bumi baik sebagai bahan baku pupuk, penggunaan sebagai gas kota maupun pemanfaatannya sebagai komoditi ekspor
dalam bentuk LNG. Dalam tahun pertama Repelita IV produksi
diperkirakan mencapai jumlah 1.766 milyar kaki kubik dan pemanfaatannya sebesar 1.626 milyar kaki kubik. Dalam tahun-tahun selanjutnya diperkirakan akan meningkat terus hingga mencapai jumlah produksi sebesar 1.980 milyar kaki kubik dan pemanfaatan sebesar 1.799 milyar kaki kubik pada akhir Repelita
IV. Produksi gas alam cair (LNG) dalam tahun 1984/85 diperkirakan berjumlah 14,4 juta, sedangkan dalam tahun 1988/89 produksi gas alam cair (LNG) akan mencapai 17,6 juta ton.
Di bidang pertambangan umum, pola umum dan arah serta
kebijaksanaan
pembangunan
kelanjutan
serta
pada
Repelita
masa
dalam
peningkatan
III.
masa
Repelita
hasil-hasil
Produksi
yang
IV
merupakan
telah
dicapai
47
por seperti timah, nikel, tembaga dan bauksit akan disesuaikan dengan permintaan pasaran dan akan ditingkatkan apabila
perkembangan keadaan memungkinkan.
Produksi
logam
timah
dalam
tahun
1984/85
diperkirakan
sebesar 25,9 ribu ton dan dalam tahun-tahun selanjutnya diperkirakan akan meningkat terus hingga mencapai jumlah produksi
sebesar
37,2
ribu
ton
pada
tahun
1988/89.
Produksi
rangka
pelaksanaan
kebijaksanaan
penganekaragaman
kerjasama
ningkatkan
dengan
produksi
kontraktor-kontraktor
batubara
Indonesia.
asing
Apabila
akan
pada
me-
tahun
1984/85 produksi batu bara hanya sebesar 900 ribu ton, maka
pada
tahun
1988/89
produksi
batubara
diperkirakan
mencapai
48
sumber
daya
mineral
bidang
didasarkan
energi,
pada
pengembangan
kebijaksanaan
dan
pemanfaatan
energi
yang
energi
menyeluruh
serta terpadu. Dalam hal minyak bumi akan dilanjutkan dan ditingkatkan
pengembangan
langkah-langkah
sumber-sumber
penghematan
energi
penggunaannya
lainnya
seperti
serta
batubara,
tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga nuklir, tenaga matahari, tenaga biomasa, gambut dan lain-lain. Pembangunan tenaga
listrik akan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota dan desa serta untuk mendorong kegiatan ekonomi, khususnya industri. Sehubungan dengan itu akan ditingkatkan sarana penyediaan listrik serta pemanfaatan dan pengelolaannya agar tersedia tenaga listrik yang cukup dengan mutu
pelayanan yang bail( serta terjangkau masyarakat. Kemungkinan
partisipasi koperasi dan swasta dalam penyediaan tenaga listrik akan dikembangkan, dan usaha listrik masuk desa akan ditingkatkan serta penggunaan sumber energi yang tersedia setempat seperti tenaga air, mikro, tenaga angin, tenaga biogas
dan lain-lain akan ditingkatkan demi penghematan penggunaan
bahan bakar minyak dan mengurangi kerusakan hutan, tanah dan
air.
Selama Repelita IV kebutuhan energi total di dalam negeri diperkirakan meningkat. Kebutuhan energi tersebut sebagian
besar
dipenuhi
dari
minyak bumi.
49
energi
yang
lebih
efisien.
Kedua,
diversifikasi
sumber energi secara luas yaitu dengan meningkatkan pemanfaatan gas bumi, batubara, gambut serta sumber energi lainnya.
Ketiga, konservasi energi disegala bidang yaitu dengan mengutamakan penggunaan alat-alat dengan skala ekonomis. Keempat,
indeksasi yaitu pengembangan dan penerapan cara-cara ilmiah
untuk menentukan proses-proses pada peralatan yang mempergunakan energi.
Peningkatan sarana penyediaan listrik akan dikaitkan dengan kebijaksanaan umum bidang energi, yaitu menunjang usaha
diversifikasi energi untuk menghemat penggunaan minyak di dalam negeri. Dalam hubungan ini akan lebih ditingkatkan pemanfaatan sumber energi bukan minyak, seperti tenaga air, panas
bumi, batubara, gas bumi dan gambut. Selain itu juga akan diusahakan untuk memanfaatkan sisa panas dari pembangkit listrik tenaga
IV
direncanakan
akan
dapat
melistriki
sebanyak
7.000
desa
lagi
akan
mulai
dibangun
sejumlah
pusat
pembangkit
tenaga
listrik yang baru akan selesai pada Repelita berikutnya. Selanjutnya dalam Repelita IV juga akan dilaksanakan pula pembangunan jaringan listrik guna meningkatkan penyaluran tenaga
listrik,
yang
terdiri
atas
jaringan
transmisi
sepanjang
tegangan
menengah
sepanjang
48.798
kms,
jaringan
tega-
meningkatkan
diharapkan
keandalan
dalam
dan
Repelita
mutu
IV
penyaluran
akan
dapat
tenaga
beroperasi
dan
Medan
(Sumatera
Utara),
serta
Pusat
Pengatur
tenaga
listrik
selain
dilaksanakan
oleh
dan
juga
oleh
swasta
sendi51
sehingga
akan
mempercepat
pencapaian
sasaran-sasaran
lebih
ditingkatkan.
Selanjutnya
pembangunan
dan
kebi-
ekspor
hasil/barang
non
minyak
dan
gas
bumi
melakukan
penunjangan
dan
peningkatan
terhadap
ruas-ruas jalan menjadi ruas-ruas jalan yang mantap dan membangun jalan Baru yang diperlukan bagi daerah yang selama ini
belum terjangkau untuk mendorong kegiatan pembangunan. Untuk
itu
akan
dilakukan
pemeliharaan
jalan
sepanjang
97.775
km,
penunjangan jalan sepanjang 79.020 km, peningkatan jalan sepanjang 18.205 km, penggantian jembatan + 50.000 m dan pembangunan
52
jalan
baru
1.280 km.
Melalui
Inpres
DT I dan DT II
paten. Program Inpres Penunjangan Jalan meliputi jalan sepanjang 77.300 km. Pembangunan Jalan Tol diperkirakan sepanjang
198 km. Sejalan dengan itu akan dilakukan penambahan fasilitas keselamatan lalu-lintas dalam usaha meningkatkan keselamatan dan disiplin lalu-lintas, antara lain pembangunan rambu
lalu-lintas sebanyak 72.000 buah, lampu lalu-lintas 213 buah,
marka jalan 1.300 km dan pagar pengaman jalan 122 km.
Di
bidang
angkutan
kereta
api
dilanjutkan
rehabilitasi
masyarakat
perusahaan
dan
(PJKA).
sejalan
Sasaran
pula
fisik
dengan
di
usaha
hidang
penyehatan
perkeretaapian
adalah peningkatan jalur kereta api sepanjang 4.020 km, jembatan bawah 423 buah, sinyal dan telekomunikasi 803 unit, penambahan diesel 25 buah, kereta penumpang 210 buah dan gerbong 200 buah. Di samping itu dilakukan pula rehabilitasi sarana meliputi lok diesel 1.223 buah, kereta penumpang 2.000
buah,
gerbong
barang
15.599
buah,
kereta
rel
listrik
127
usaha
meningkatkan
pelayanan
angkutan,
fasilitas
lintas
penyeberangan
baru.
Sasaran
fisik
di
bidang
penting
di
bidang
perhubungan
laut da53
lam Repelita IV adalah meningkatkan integrasi antar jenis pelayaran, jasa pelayaran nusantara, pelayaran lokal, pelayaran
rakyat yang sejalan dengan rencana pemantapan sistem kepelabuhan yang terdiri dari pelabuhan lokal, kolektor dan pelabuhan induk. Sejalan dengan muatan
dilakukan
penambahan
armada
yang
nusantara
420.300
DWT,
armada lokal 98.000 DWT, armada rakyat 85.000 DWT dan armada
samudera sebesar 490.500 DWT. Untuk kelancaran dan keselamatan lalu-lintas di laut akan dilakukan pula penambahan sarana
bantuan navigasi, penjagaan laut dan pantai dan penegakan hukum dan peraturan di perairan nusantara.
Di bidang perhubungan udara dalam Repelita IV akan dilakukan peningkatan jasa angkutan udara dalam negeri termasuk
penerbangan perintis dan jalur penerbangan internasional. Pada akhir Repelita IV direncanakan 7 landasan udara dapat didarati pesawat udara jenis B-747, 8 landasan untuk DC-10/A-300, 9 landasan untuk DC-9, 19 landasan untuk F-28, 8 landasan untuk F-27, 10 landasan untuk L-100, dan 18 landasan
untuk C-160/CN-235.
Pada akhir Repelita IV jaringan pos dan giro diperkirakan akan dapat menjangkau 58.029 desa. Di samping itu peningkatan pelayanan pos dan giro terus dilakukan. Di bidang telekomunikasi
direncanakan
penambahan
satuan
sambungan
telepon
sebanyak 750.000 s.s dan telex 16.450 s.s, di samping perluasan pelayanan jasa yang baru seperti STKB, telekomunikasi,
SLJJ dan SLI. Di bidang meteorologi dan geofisika direncanakan peningkatan dan pembangunan baru stasiun-stasiun meteorologi,
klimatologi
dan
geofisika
serta
peningkatan
fasilitas
dan pengolahan data, sehingga mutu ketelitian informasi ramalan akan dapat ditingkatkan dari 70% menjadi 90%.
54
Pembangunan
pariwisata
akan
ditingkatkan
untuk
memper-
serta
memperkenalkan
alam
dan
kebudayaan
Indonesia,
dengan tetap mempertahankan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional serta kelestarian lingkungan hidup. Pembinaan dan pengembangan pariwisata dalam negeri akan ditingkatkan dengan tujuan lebih mengenalkan alam dan kebudayaan bangsa dalam rangka memupuk cinta tanah air dan mananamkan jiwa,
semangat serta nilai-nilai 1945, di samping untuk memperluas
kesempatan kerja. Dalam rangka pengembangan pariwisata akan
diambil
langkah-langkah
berdasarkan
dan
kebijaksanaan
pengaturan
yang
terpadu.
yang
lebih
Dalam
terarah
Repelita
IV
akan diusahakan agar kunjungan wisatawan asing dan masa tinggalnya meningkat melalui kebijaksanaan pengembangan dan pemasaran pariwisata, peningkatan jumlah, mutu, potensi dan produk wisata, atraksi wisata, obyek wisata, frekuensi dan pendidikan industri pariwisata.
Sektor perdagangan adalah kegiatan yang menjembatani dua
kegiatan utama ekonomi yaitu kegiatan produksi dan kegiatan
konsumsi.
Melalui
kegiatan
perdagangan
produsen
dihubungkan
dan
jasa,
sehingga
tercipta
keadaan
dan
perkembangan
dan
meningkatkan
peranan
dan
peranserta
pedagang
golongan
ekonomi lemah.
Di bidang
perdagangan luar
negeri langkah-langkah
kebi-
substitusi
impor.
Program
pengembangan
perdaga-
terhadap
usahanya,
usaha
yaitu
diversifikasi
komoditi
komoditi-komoditi
kopi,
ekspor
karet,
dan
kelapa
perizinan,
menyederhanakan
prose-
dur arus barang; menyempurnakan kebijaksanaan pengapalan barang untuk ekspor dan menyederhanakan prosedur, struktur dan
jenis
perpajakan;
peningkatan
diversifikasi
pasaran
dengan
melakukan misi-misi penjualan, pemberian insentif dengan memperlancar tersedianya kredit yang wajar, kemudahan asuransi
ekspor dan lain-lain.
Usaha-usaha lain untuk mengembangkan ekspor di luar migas
meliputi
an56
kegiatan
untuk
meningkatkan
tara lain dengan menetapkan standar mutu barang ekspor; peningkatan kegiatan dan sarana promosi ekspor di luar negeri;
meningkatkan kegiatan pengumpulan dan penyebaran informasi untuk
pengembangan
ekspor,
memperlancar
pengadaan
bahan
baku/-
yang
hasil-hasilnya
dapat
dipasarkan
di
dalam
jangka
panjang
kegiatan
pelaksanaan
pembangunan
akan semakin lebih banyak berada dalam tangan masyarakat sendiri khususnya dunia usaha nasional dan koperasi. Pembinaan
dunia usaha termasuk koperasi diarahkan agar mampu memegang
peranan sebagai tulang punggung perekonomian nasional dalam
rangka pengembangan ekonomi nasional yang sehat yang sekaligus menciptakan pemerataan kesejahteraan rakyat, memperkokoh
persatuan
dan
kesatuan
bangsa
serta
meningkatkan
ketahanan
mengembangkan
dunia
usaha
nasional
dengan
bekerjasama
dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Peraturan-peraturan perizinan yang menghambat inisiatif, kelancaran dan efisiensi usaha serta meningkatkan biaya akan ditinjau dan kalau
perlu dihapus.
Di
lain
pihak,
usaha
57
usaha
golongan
ekonomi
lemah
tetap
merupakan
program yang sangat penting dalam Repelita IV. Pembinaan golongan ini akan dilanjutkan dan lebih ditingkatkan antara lain dengan jalan penyuluhan dan bimbingan untuk meningkatkan
kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan kewiraswastaannya. Usaha pembinaan ini dilaksanakan oleh Pemerintah dan oleh usaha besar dan menengah melalui kerjasama
dengan usaha golongan ekonomi lemah, yang akan ditunjang dengan
penyediaan
berbagai
fasilitas
yang
diperlukan
seperti
kredit dengan syarat yang memadai, penyediaan fasilitas pemasaran, perlindungan jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan bidang usaha golongan
ekonomi lemah.
Kebijaksanaan penyediaan dana perkreditan yang telah dilaksanakan dalam Repelita III akan lebih didayagunakan, disempurnakan dan diperluas, terutama Kredit Investasi Kecil,
Kredit Modal Kerja Permanen, Kredit Mini, dan Kredit Candak
Kulak
yang
mendorong
pemerataan
kegiatan
pembangunan
serta
pemerataan pembagian pendapatan. Di samping itu bank-bank Pemerintah akan lebih aktif lagi mencari dan membina nasabah
pengusaha kecil golongan ekonomi lemah.
58
Lembaga pembiayaan pembangunan khusus bagi perusahaan menengah dan kecil seperti PT Bahana, PT Askrindo, Perum Pengembangan
dapat
Keuangan
melayani
Koperasi,
kebutuhan
akan
golongan
lebih
ekonomi
dikembangkan
lemah.
agar
Khususnya
pembiayaan
bagi
proyek-proyek
tertentu
yang
ber-
prioritas tinggi seperti pembangunan perumahan rakyat, peremajaan perkebunan rakyat, dan lain-lain yang terjangkau oleh
golongan ekonomi lemah. Tujuan ini akan dilaksanakan dengan
menggunakan dana anggaran untuk memperingan bunga kredit bank
dan untuk memperpanjang jangka waktu kredit.
Demikian pula bantuan pemasaran kepada golongan ekonomi
lemah akan dilanjutkan antara lain dengan memberikan prioritas kepada pengusaha golongan ekonomi lemah untuk memperoleh
tempat ber jualan di pasar-pasar, pusat-pusat pertokoan dan
pariwisata. Khususnya untuk mereka yang tergolong dalam pedagang kecil golongan ekonomi lemah akan terus dibantu dengan
penataran dan konsultasi dan dengan penyediaan kredit dengan
persyaratan ringan. Untuk pemasaran barang-barang yang skala
produksinya telah
nisasi
pemasaran
memadai akan
(trading
dikembangkan organisasi-orga-
house).
Tambahan
pula
jenis-jenis
usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah akan mendapat perlindungan.
Kewiraswastaan, keahlian dan kemampuan usaha dari pengusaha
nasional
akan
terus
ditingkatkan,
sehingga
pengalihan
dan
secara
lebih
59
asing
dan
nasional
melalui
pemberian
perangsang
yang
mempunyai
potensi
pengembangan
jenis-jenis
usaha tertentu akan didirikan pusat-pusat pelayanan. Usahausaha swasta yang menunjang pengembangan daerah-daerah transmigrasi bisa memperoleh fasilitas-fasilitas tertentu.
Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berwatak sosial akan makin dikembangkan dan diperkuat dalam rangka menumbuhkan demokrasi ekonomi sebagai salah satu landasan bagi
terciptanya masyarakat yang ber keadilan sosial. Peranan koperasi yang telah berhasil dikembangkan, akan lebih di dorong
dan ditingkatkan untuk makin memegang peranan utama di dalam
kehidupan ekonomi di pedesaan, khususnya di sektor pertanian.
Selanjutnya peranan koperasi juga makin dikembangkan di sektor-sektor
lainnya
seperti
industri,
perdagangan,
angkutan
pembinaan
koperasi
diutamakan
desa dan koperasi primer lainnya. Dalam usaha untuk meningkatkan peranan dan kemampuan koperasi dalam Repelita IV kebijaksanaan akan ditekankan pada usaha untuk meningkatkan aspek
kualitasnya supaya koperasi se segera mungkin dapat tumbuh dan
berkembang atas dasar kekuatan sendiri. Dalam rangka mencapai
tujuan itu
akan ditempuh
langkah-langkah kebijaksanaan
yang
akan dituangkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan bimbingan kelembagaan dan bimbingan usaha.
Langkah-langkah
bimbingan
usaha
koperasi
akan
mencakup
Unit
pangan,
Desa,
perkebunan
dalam
rakyat,
usaha
di
bidang-bidang
peternakan,
perikanan,
industri kecil dan kerajinan rakyat, pertambangan rakyat, kelistrikan desa, perkreditan, terutama KCK, serta dalam penyediaan dan penyaluran bahan-bahan kebutuhan produksi dan konsumsi. Selanjutnya akan di dorong pembentukan, pertumbuhan dan
perkembangan unit-unit usaha baru serta pertumbuhan dan perkembangan
jenis-jenis
usaha
yang
sesuai
dengan
kepentingan
pelaksanaan
pembinaan
koperasi,
yang
diutamakan
pada koperasi primer, terus dilaksanakan usaha-usaha pembinaan secara horizontal dan vertikal pada tingkat nasional dan
daerah. Dalam hubungan ini akan ditempuh langkah-langkah untuk mendorong organisasi-organisasi perkoperasian di tingkat
daerah dan di tingkat nasional agar mengutamakan kegiatan-kegiatannya dalam bidang-bidang pendidikan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan.
Gerakan - gerakan
pembangunan
yang
meningkatkan
perluasan
lapangan
fasilitas
dan
memperbaiki
mutu
pendidikan
dan
latihan
kerja serta meningkatkan pelayanan kesehatan. Dengan usahausaha tersebut diharapkan dapat tercipta manusia-manusia pembangunan yang tangguh, berbudi luhur, cakap, terampil, percaya pada diri sendiri dan bersemangat membangun.
Perluasan dan pemerataan kesempatan kerja adalah salah
satu unsur penting dalam usaha pemanfaatan sumber days manusia dan merupakan kebutuhan yang makin mendesak. Tugas penciptaan kesempatan kerja mempunyai dimensi nasional, dan bukan hanya sektoral atau regional. Oleh karena itu lebih dimantapkan
dan
ditingkatkan
langkah-langkah
yang
menyeluruh
bersifat
sektoral
antara
dikan yang dapat menciptakan lapangan kerja, pembangunan pertanian, pembangunan industri, pembangunan perhubungan, pembangunan pariwisata dan perdagangan, penentuan skala prioritas
investasi
serta
kah-langkah
pemilihan
yang
bersifat
teknologi
khusus
yang
tepat-guna.
meliputi
Lang-
program-program
bantuan pembangunan, proyek padat karya dan lain-lain. Keseluruhan kebijaksanaan tersebut ditujukan untuk memperluas lapangan kerja baru sepadan dengan pertambahan angkatan kerja
serta mengurangi pengangguran yang ada, dengan lebih mempercepat laju pertambahan lapangan kerja khususnya di luar sektor pertanian. Untuk menunjang sasaran ini dalam Repelita IV
antara lain Proyek-proyek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB) akan
dilaksanakan di 8.750 kecamatan dan 50 kota. Selain itu akan
diusahakan
untuk
dikembangkan
sistem
teknologi
padat
karya
terutama
bagi
angkatan
kerja
usia
muda.
Dalam
usia
latihan
muda
sambil
akan
bekerja
dilanjutkan.
non-formal
Sebanyak
bagi
angkatan
35.000
TKS-Baru
63
informasi
ketenagakerjaan.
Perencanaan
Tenaga
Kerja
Selanjutnya
penyebaran
informasi
ketenagakerjaan
akan
peningkatan
diarahkan
daya
beli
kepada
peningkatan
golongan
penerima
kesejahteraan
upah
yang
dan
rendah.
64
tenaga
kerja
yang
juta orang akan di latih melalui Balai-balai Latihan Kerja pemerintah, swasta dan perusahaan-perusahaan. Peranserta masyarakat dalam latihan dilaksanakan melalui pungutan biaya latihan yang wajar bagi peserta latihan yang mampu. Di samping
itu akan dilakukan pembinaan lembaga latihan swasta, baik mengenai kurikulum, fasilitas, maupun instrukturnya. Sistem latihan permagangan dan latihan dalam pekerjaan juga dikembangkan. Kebijaksanaan sistem insentif akan dikembangkan bagi perusahaan yang menyelenggarakan latihan keterampilan. Koordinasi penyelenggaraan latihan oleh berbagai instansi ditingkatkan agar lebih efisien. Sistem modul keterampilan kerja
diterapkan di beberapa Balai Latihan Kerja yang memenuhi syarat. Pengendalian mutu dan kesesuaian basil latihan kerja dengan kebutuhan tenaga terampil dilakukan melalui akreditasi,
pembakuan dan sertifikasi latihan kerja. Bimbingan dan penyuluhan jabatan kepada peserta latihan ditingkatkan untuk mengembangkan
bakat
dan
kemampuannya.
Sehubungan
dengan
itu
yang
kerjasama
dijiwai
yang
oleh
serasi
Pancasila
antara
dan
buruh
dan
Undang-Undang
penguDasar
satu
transmigran
dan
masyarakat
disekitarnya.
Pelaksanaan
transmigrasi sekaligus merupakan usaha penataan kembali penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah baik di daerah asal
maupun di daerah tujuan. Dalam keseluruhan pelaksanaan program transmigrasi akan selalu diperhatikan kepentingan pertahanan keamanan nasional.
Pelaksanaan transmigrasi selama Repelita I sampai dengan
Repelita
66
III
telah
memberikan
dampak
yang
hasil-hasil
tersebut
maka
program
ini
akan
kembali
dan
transmigrasi
lokal.
Pemukiman
kembali
atau
bagi
daerah-daerah
luar
Jawa
baik
untuk
meningkatkan
baik
ningkatan
kepada
mutu
jumlah
kehidupan
transmigran
transmigran
maupun
serta
terhadap
masyarakat
pe-
seki-
transmigrasi
akan
diusahakan
lebih
terpadu
dan terkoordinasikan terutama pada tahap pemilihan lokasi sehingga tidak terjadi adanya lokasi-lokasi penempatan yang tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan pemukiman.
Dalam
Repelita IV
pembinaan usaha
tani transmigran
dan
swasta, dalam
rangka
peningkatan
67
luar
negeri.
Dengan
semakin
meningkatnya
pengembangan
menjamin
keberhasilan
pelaksanaan
transmigrasi,
yang direncanakan untuk ditingkatkan jumlahnya, akan ditingkatkan koordinasi dalam penyelenggaraannya, yang meliputi antara
lain
penetapan
daerah
transmigrasi,
usaha
dan
pemukiman,
penyelesaian
masalah
penyediaan
lahan
pemilikan
tanah,
sektoral
akan
lebih
diserasikan
dengan
potensi
terus
dilanjutkan
pelaksanaannya.
dan
Daerah-daerah
diperluas
minus
dan
serta
disempurnakan
daerah-daerah
yang
padat penduduknya akan tetap mendapat perhatian khusus, antara lain dalam rangka mengurangi laju arus perpindahan penduduk ke kota-kota besar. Demikian pula halnya dengan pengembangan
68
daerah
yang
kurang
padat
penduduk
dan
daerah-daerah
transmigrasi. Sehubungan dengan itu maka pembangunan prasarana ekonomi dan sosial secara lebih merata di seluruh wilayah
tanah air akan dilanjutkan dan makin ditingkatkan.
Usaha penyelarasan pembangunan daerah dengan pembangunan
sektoral akan selalu dilaksanakan agar pembangunan sektoral
yang berlangsung di daerah-daerah benar-benar sesuai dengan
potensi dan prioritas daerah, sedang keseluruhan pembangunan
daerah juga benar-benar merupakan satu kesatuan, demi terbinanya Indonesia sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan di dalam mewujudkan tujuan
nasional.
Di samping itu, akan diusahakan keserasian laju pertumbuhan antar daerah dan di dalam masing-masing daerah. Untuk
itu
akan
ditingkatkan
kelancaran
perhubungan
bail
di
satu
daerah atau pulau maupun antar daerah dan antar pulau. Khususnya akan diberikan perhatian yang lebih besar kepada pembangunan daerah-daerah yang relatif terbelakang, daerah-daerah
kepulauan
Dalam
rangka
perencanaan,
yang
itu
terpencil
akan
makin
pelaksanaan
dan
dan
daerah-daerah
ditingkatkan
pengawasan
perbatasan.
kemampuan
aparat
pembangunan
di
daerah-daerah.
Untuk melaksanakan peningkatan pembangunan daerah diperlukan peningkatan kemampuan daerah serta prakarsa dan partisipasi rakyat di daerah. Oleh karena itu dengan memperhatikan
kemampuan daerah, akan ditingkatkan pendapatan daerah, terutama pendapatan asli daerah, baik dengan pemungutan yang lebih intensif, wajar dan tertib terhadap sumber-sumber yang
ada maupun dengan penggalian sumber-sumber keuangan baru yang
tidak
bertentangan
69
baik
aparatur
otonom
maupun
aparatur
vertikal
fungsional
perwilayahan
pembangunan
yang
selama
ini
terutama
melalui
peningkatan
prakarsa
dan
swadaya
semakin
meluasnya
daerah
perkotaan,
pembangunan
perkotaan akan dilakukan secara berencana dengan lebih memperhatikan keserasian hubungan antara kota dengan lingkungan
dan antara kota dengan daerah pedesaan sekitarnya, serta keserasian
70
pertumbuhan
di
dalam
kesejahteraan
masyarakat.
Di
lain
pihak,
sema-
itu
alam
dalam
dan
manfaat
pelaksanaan
lingkungan
hidup
sebesar-besarnya
pembangunan,
diarahkan
bagi
pengelolaan
agar
dapat
kesejahteraan
sumber
memberikan
rakyat,
dengan
serta pengembalian
pada fungsi
yang seharusnya
udara
berupa
tanah,
air,
energi,
flora,
fauna
dan
lain-lain yang sangat diperlukan bagi pembangunan. Kegiatankegiatan di bidang ini meliputi dilanjutkannya pemetaan dasar
matra
darat
yang
71
nasional,
meningkatkan
melaksanakan
pencegahan
dan
monitoring
dampak
penanggulangan
lingkungan,
kerusakan
sumber
daya alam dan lingkungan hidup, membina kawasan lindung khusus seperti Mentawai, Baduy dan lain-lain, di samping mengembangkan lembaga swadaya masyarakat yang dengan secara swadaya
melestarikan lingkungan hidup.
72
udara
akan
dilaksanakan
peningkatan
produktivitas
laut
dan
Zona
Ekonomi
Eksklusif.
Sebagai
penunjang
usaha-usaha di atas akan dilanjutkan program pengembangan meteorologi dan geofisika untuk menangani pengembangan peramalan cuaca dan iklim, serta sifat fisik lautan, untuk kepetingan
perhubungan,
pertanian,
peramalan
bencana
alam
dan
lain-lain.
Pembangunan di bidang agama ditujukan untuk melanjutkan
usaha tetap terpeliharanya suasana kerukunan hidup beragama
serta pembudayaan Pancasila di kalangan umat beragama sebagai
salah satu syarat untuk tetap terpeliharanya stabilitas nasional dalam rangka mengamankan dan memperlancar pelaksanaan
pembangunan nasional.
Selanjutnya
ditingkatkan
usaha
bimbingan
hidup
beragama
mutu
juru
penerangan
dan
penyuluh
agama
serta
usaha menyempurnakan metode dakwah yang serasi dengan kegiatan pembangunan pada umumnya serta sesuai dengan tingkat kemajuan dan kondisi masyarakat.
Dalam pada itu akan dilanjutkan kegiatan pemberian bantuan dan kemudahan bagi kegiatan lembaga-lembaga keagamaan dalam masyarakat dalam penyediaan prasarana dan sarana kehidupan beragama, sebagai pendorong untuk meningkatkan usaha swadaya masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan prasarana dan
sarana kehidupan beragama, terutama penyediaan berbagai kitab
suci dan pembangunan tempat peribadatan. Di samping itu juga
dilanjutkan usaha pembinaan tempat tempat
peribadatan sehing-
73
pula
akan
ditingkatkan
pelayanan
dan
fasilitas
perjalanan haji agar pelaksanaan ibadah haji dapat berlangsung dengan mudah, tertib, aman dan memenuhi rukun dan syarat
ibadah haji. Di samping itu dilakukan pula upaya-upaya dalam
rangka menyempurnakan perjalanan umroh sehingga para jemaah
dapat makin lancar melaksanakan ibadahnya.
Pendidikan dan perguruan agama akan diselaraskan dengan
pendidikan umum dari tingkat dasar sampai dengan pendidikan
tinggi serta menciptakan suasana yang mendorong ke arah berkembangnya pikiran-pikiran ilmiah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan
tinggi
agama
ditingkatkan
agar
menghasilkan
tenaga ilmiah dan ahli di bidang agama yang mampu menterjemahkan ajaran - ajaran agama dalam kehidupan masyarakat Indone-
74
dan Madrasah
Ibtidaiyah) akan
meningkat dari
ditampung
pada
dari
97,2%
pada
pada
akhir
Repelita
dapat
tercapai
tingkat
akhir
Repelita
IV
dalam
sekolah
III
akan
(1983/84)
(1988/89),
tahun
dasar
bahkan
1986/87.
meningkat
menjadi
100%
diharapkan
sudah
demikian
wajib
Dengan
SMTP
itu
Kejuruan
pendidikan
dan
menengah
Teknologi)
dan
tingkat
pertama
pendidikan
(SMP
menengah
jumlah murid
pendidikan menengah
tingkat pertama
akan meningkat dengan 64% atau 3,0 juta murid, yaitu dari 4,7
juta pada tahun 1983/84 menjadi 7,7 juta pada tahun 1988/89,
sedangkan jumlah murid pendidikan menengah tingkat atas akan
meningkat dengan 76% atau 1,9 juta murid, yaitu dari 2,5 juta
pada tahun 1983/84 menjadi 4,4 juta pada tahun 1988/89.
Selanjutnya
diperkira-
jumlah
mahasiswa
perguruan
tinggi
75
mahasiswa, yaitu
dari 805,2
ribu mahasiswa
pada tahun
diusahakan bahwa
ditampung
pada
penduduk usia
pendidikan
tinggi
19-24 tahun
akan
yang dapat
meningkat
dari
5,1%
pada tahun 1983/84 menjadi 8,2% pada tahun 1988/89. Daya tampung perguruan tinggi sebesar itu dimungkinkan dengan dimulainya Universitas Terbuka pada tahun 1984/85 yang akan mempunyai 150 ribu mahasiswa pada tahun 1988/89.
Sesuai pula dengan pengarahan GBHN maka pada tingkat pendidikan menengah atas diberikan perhatian khusus pada pendidikan kejuruan dan teknologi serta pada pendidikan keterampilan profesional (program diploma, khususnya politeknik) di
tingkat pendidikan tinggi. Dalam Repelita IV khusus bagi SMTA
Kejuruan
100%,
dan
Teknologi
yaitu
1.112,8
ribu
jumlah
murid
akan
meningkat
dengan
pada
tahun
1983/84
menjadi
dari
551,7
ribu
pada
tahun
1988/89.
Sedangkan
pada
pendidikan
dan
perluasan
jenis
kesempatan
pendidikan
belajar
tersebut
di
pada
atas
berbagai
dilaksanakan
antara lain melalui pembangunan gedung-gedung sekolah dan penambahan ruang kelas beserta perlengkapan dan peralatan pendidikan, serta penyediaan guru dan tenaga pendidik lainnya.
Dalam
hubungan
ini
kesejahteraan
guru
dan
tenaga
pendidik
akan
pemantapan
wajib
dibangun
sekitar
belajar
100
dalam
ribu
Repelita
IV
antara
gedung
Sekolah
Dasar
dan
tambahan
ruang
kelas
pada
sekolah
SMP
tingkat
direncanakan
dan
26,3
menengah
pula
ribu
atas
pembangunan
ruang
kelas
direncanakan
3,5
baru.
ribu
Bagi
pembangunan
gedung
pendidikan
750
gedung
baru SMA dan 9,9 ribu tambahan ruang kelas. Bagi SMTA Kejuruan
dan
Teknologi,
gedung sekolah
akan
dikembangkan
dan penyediaan
(rehabilitasi,
peralatan praktek)
perluasan
sekolah-se-
akan
dilakukan
pembangunan
baru
sejumlah
SMTA
Kejuruan
pelajaran
manajemen
koperasi
pada
SMTA
Kejuruan
dan
Teknologi lainnya.
Pembinaan SMTA Kejuruan dan Teknologi yang mencakup pendidikan
ekonomi
menengah
dan
teknologi
perdagangan
industri,
serta
teknologi
teknologi
pertanian,
kerumahtanggaan
dan
kerajinan dalam Repelita IV diharapkan dapat menghasilkan sekitar 1 juta lulusan yang memenuhi persyaratan kerja. Selanjutnya
pendidikan
politeknik
dikembangkan
dari
politeknik
terhadap
menghasilkan
352
sekitar
SPG
400
Swasta,
ribu
guru
yang
SD.
keseluruhannya
Sementara
itu
akan
akan
77
ditingkatkan
pendidikan
tinggi
di
bidang
kependidikan
yang
SMTA
sekitar
SMTA
245,1
Kejuruan
ribu
dan
tenaga.
Teknologi
Untuk
akan
penyediaan
ditingkatkan
guru
buah
pada
itu
usaha-usaha
peningkatan
mutu
pendidikan
dalam Repelita IV akan dilanjutkan terutama melalui penyempurnaan kurikulum, penyediaan buku pelajaran dan buku perpustakaan serta peralatan praktek dan laboratorium serta penataran guru dan dosen.
Pembinaan mutu pendidikan dasar dilakukan antara lain melalui penataran sekitar 1,9 juta guru serta penyediaan 96,0
juta buku pelajaran pokok dan 196,2 juta buku bacaan dan perpustakaan.
pertama
Selanjutnya
(khususnya
peningkatan
SMP)
dilakukan
mutu
pendidikan
melalui
menengah
pengadaan
lebih
dari 93,2 juta buku pelajaran pokok, 24,7 juta buku pedoman
guru
dan
alat-alat
55,2
juta
peraga,
buku
perpustakaan
praktek
keterampilan
di
samping
dan
berbagai
laboratorium,
pula
dalam
rangka
peningkatan
mutu
pendidikan
dan
Teknologi
akan
ditatar
16,0
ribu
guru
terutama
pada pusat-pusat penataran guru teknologi, kejuruan, dan pertanian, di samping penyediaan 3,5 juta buku pedoman guru dan
6,4
78
juta
buku
perpustakaan.
Bagi
guru melalui 28 Balai/Pusat Penataran Guru, dan akan disediakan 11,6 juta buku pelajaran. Demikian pula akan dikembangkan
6 buah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) khususnya
dalam rangka penyediaan guru Sekolah Luar Biasa (SLB).
Selanjutnya dalam rangka pembinaan mutu pendidikan tinggi
akan terus ditingkatkan produktivitas, kreativitas, mutu, dan
efisiensi kerja, dengan memberikan prioritas pada bidang ilmu
keguruan, ilmu-ilmu dasar, teknologi, manajemen (termasuk manajemen koperasi), kesehatan, ilmu-ilmu sosial, dan humaniora. Lulusan perguruan tinggi dalam Repelita IV diperkirakan
berjumlah 513,8 ribu terdiri atas 253,3 ribu lulusan diploma
(termasuk lulusan politeknik) dan 260,5 ribu lulusan strata 1
(sarjana).
Dalam rangka memperluas pemerataan kesempatan pendidikan,
terutama bagi siswa dan mahasiswa yang berbakat dan berprestasi yang mengalami hambatan ekonomi, akan disediakan lebih
dari 160 ribu beasiswa/ikatan dinas.
Selanjutnya perluasan dan peningkatan pendidikan masyarakat
akan
diusahakan
menjangkau
17,0
juta
warga
masyarakat
yang terdiri dari 12,3 juta yang buta huruf dan 4,7 juta yang
melalui pendidikan luar sekolah guna memperoleh mata pencaharian, antara lain melalui kelompok Kejar Usaha.
Dalam rangka memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat akan ditingkatkan berbagai kegiatan olah raga
baik yang menjangkau masyarakat luas maupun peningkatan prestasi dalam berbagai cabang olah raga, serta penyediaan prasarana dan sarana olah raga.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda ditujukan untuk
mewujudkan
kader
penerus
perjuangan
nasional yang Pancasilais dan dilaksanakan melalui usaha-usaha meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; menanamkan
dan
menumbuhkan
kesadaran
berbangsa
dan
bernegara;
kepemimpinan,
ilmu,
keterampilan
dan
kepeloporan
serta
bidang
agama
pembinaan
ketaqwaan
terhadap
Tuhan
hukum
di
kalangan
generasi
nyuluhan hukum.
Di bidang transmigrasi pembinaan dan pengembangan generasi muda di daerah transmigrasi dilakukan dengan melatih kader-kader generasi muda dengan pembentukan kepemimpinan pemuda dan beragam jenis keterampilan yang sesuai dengan bakat,
situasi, dan potensi alam yang diarahkan kepada pembentukan
usaha-usaha yang ekonomis produktif (wirausaha).
Di bidang koperasi akan dikembangkan usaha pembinaan generasi muda yang ditujukan terutama pada peningkatan mutu ketenagaan dan pengelolaan di samping teknik-teknik perkoperasian.
Di bidang ketenagakerjaan, dalam rangka usaha meningkatkan keterampilan para pemuda di pelbagai bidang kejuruan dan
untuk mendayagunakan kemampuan yang dimilikinya, kepada generasi muda yang belum bekerja atau berpendapatan rendah (di
luar Jawa dan Bali), dilaksanakan alih keterampilan dan pemberian latihan kepemimpinan serta kewiraswastaan.
Di bidang perindustrian akan diselenggarakan latihan-latihan kelompok pemuda di bidang industri agar dihasilkan lulusan yang bermutu, siap berwiraswasta, dan mampu membuka lapangan kerja atau mendapat pekerjaan.
Di bidang perdagangan akan dilakukan pembinaan kepada pengusaha-pengusaha
dan
muda,
peranserta golongan
dalam
upaya
meningkatkan
ekonomi lemah
kemampuan
sebagai calon
pengu-
yang
pada
dasarnya
81
rangka
pembangunan
kebudayaan
nasional
usaha
pe-
ngembangan kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman mencakup tujuan-tujuan pemeliharaan dan pemanfaatan warisan budaya. Kegiatan tersebut akan dilakukan dengan jalan pemugaran,
pemeliharaan,
pengamanan,
penggalian,
penelitian
serta
pe-
ngumpulan informasi pelbagai peninggalan sejarah dan purbakala beserta situs-situsnya. Dalam Repelita IV diharapkan dapat
dipugar berbagai bangunan warisan budaya, baik yang tergolong
monumen mati maupun monumen hidup, yaitu yang berupa taman
purbakala, candi-candi, mesjid, gereja, rumah adat, benteng,
pura, puri/istana dan bangunan peninggalan sejarah lainnya.
Untuk mengembangkan kesenian akan dilakukan kegiatan-kegiatan
dan
antara
lain
pemanfaatan
pembinaan,
kesenian
pemeliharaan,
daerah,
termasuk
penyebarluasan
kesenian
daerah
pengembangan
lenggarakan
antara
kebahasaan
lain
melalui
dan
kesastraan
pembinaan
dan
akan
dise-
pengembangan
itu
akan
dilanjutkan
pula
perekaman
dan
penyebaran
82
dengan
pemerintah
perpustakaan wilayah, perpustakaan umum, perpustakaan kabupaten dan kecamatan, dan desa serta perpustakaan sekolah. Dalam
Repelita IV akan diadakan perintisan unit perpustakaan keliling di tingkat Dati II dan diharapkan perpustakaan keliling
tersebut
dapat
menumbuhkan
kegiatan
perpustakaan
desa
lewat
inventarisasi
dan
dokumentasi
kebudayaan
daerah
di
27
propinsi. Usaha peningkatan kesadaran bersejarah dan berbangsa akan dilaksanakan melalui penulisan sejarah lokal, penulisan sejarah perlawanan terhadap kolonialisme, pemetaan sejarah nasional, serta penulisan biografi tokoh dan pahlawan
serta hasil pemikiran mereka.
Selain
itu
penelitian
bahasa
dan
sastra
Indonesia
dan
bidang
prasejarah,
arkeologi
klasik,
arkeologi
Islam, arkeometri, paleoanthropologi dan paleoekologi radiometri, diarahkan untuk menyusun pandangan dan teori baru serta
menjernihkan sejarah.
Usaha pembinaan terhadap penghayatan Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa akan dilanjutkan terutama melalui kegiatan inventarisasi, dokumentasi, dan penelaahan mengenai Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, dalam rangka
mempertinggi budi luhur akan dilakukan penyebarluasan informasi melalui media televisi, radio dan media cetak lainnya.
Peningkatan pembangunan kesehatan ditujukan untuk pemberantasan
penyakit
menular
dan
penyakit
rakyat,
peningkatan
dan
kesehatan
lingkungan,
perlindungan rak-
83
yat terhadap bahaya narkotika dan penggunaan obat, serta penyuluhan kesehatan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut pembangunan kesehatan dalam Repelita IV akan diselenggarakan melalui lima karya kesehatan yaitu peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan; pengembangan tenaga kesehatan; pengendalian, pengadaan dan pengawasan obat, makanan dan bahan berbahaya bagi kesehatan;
perbaikan
gizi
dan
peningkatan
kesehatan
lingkungan;
serta
umur
harapan
hidup
waktu
lahir
rata-rata
penduduk dari 56 tahun pada akhir Repelita III menjadi sekurang-kurangnya 59 tahun pada akhir Repelita IV.
Meningkatkan pencakupan imunisasi untuk anak-anak dibawah
umur 14 bulan dari 40% pada akhir Repelita III menjadi 65%
pada akhir Repelita IV.
Meningkatkan
pencakupan
pertolongan
persalinan
oleh
te-
naga kesehatan terlatih dari 40% pada akhir Repelita III menjadi 55% pada akhir Repelita IV.
Meningkatkan
84
pencakupan
penyediaan
air
pencakupan
Usaha
Perbaikan
Gizi
Keluarga
peningkatan
sarana
upaya
kesehatan
sehingga
menunjang
kegiatan-kegiatan
tersebut
jumlah
tenaga
kesehatan akan ditingkatkan dari 162.129 orang pada akhir Repelita III menjadi 283.897 orang pada akhir Repelita IV, termasuk di dalamnya tambahan 691 dokter ahli dan 6.085 dokter
umum dan lebih dari 31.000 tenaga perawat kesehatan.
Di
bidang
kegiatan
jahteraan
kesejahteraan
antara
sosial
lain
sosial
akan
peningkatan
masyarakat
desa,
dilakukan
pembinaan
kegiatan-
potensi
kese-
rakat dalam bidang perumahan dan lingkungan, pembinaan masyarakat terasing, pengadaan dan pembinaan pekerja sosial masyarakat (PSM) dan pembinaan nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan kemerdekaan.
Kegiatan bantuan penyantunan dan pengentasan sosial akan
dilakukan dalam bentuk penyantunan para lanjut usia, pengentasan
anak-anak
terlantar,
penderita
cacat,
fakir
miskin,
kegiatannya
dengan
kegiatan
pembinaan
generasi
bidang
pembangunan
melalui
usaha-usaha
peningkatan
86
peranan
wanita
di
berbagai
bidang pembangunan
atas
kekuatannya
sendiri
menuju
masyarakat
adil,
kesejahteraan
keluarga
dilaksanakan
melalui
berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan peranan wanita dalam mengembangkan kehidupan keluarga sehat dan
sejahtera, termasuk pembinaan generasi muda, remaja dan anakanak
Balita.
Untuk
itu
pengetahuan
dan
keterampilan
wanita
meliputi masalah kesehatan dan sosial termasuk keluarga berencana dan kesehatan mental, kebersihan lingkungan, perbaikan gizi, dan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2W-KSS) yang telah terpadu di 27 propinsi akan lebih ditingkatkan dan dikembangkan.
Selain itu akan ditingkatkan kegiatan bina keluarga dan
Balita
yang
dimaksudkan
untuk
memperdalam
keterampilan
dan
fungsi
tersebut.
Kegiatan-kegiatan
akan
diperluas
sehingga menjangkau 27 propinsi. Pada akhir Repelita IV diharapkan kegiatan ini sudah dapat dilaksanakan secara swadaya
di semua propinsi.
Di samping itu dilakukan kegiatan-kegiatan untuk menunjang berhasilnya program nasional Keluarga Berencana terutama
dalam usaha lebih mengikutsertakan 70% dari wanita dalam kelompok umur 10 - 49 tahun dengan status menikah, untuk berpartisipasi.
Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat
dan sejahtera serta peranserta masyarakat, bagi wanita yang
merangkap
tugas
ganda
sebagai
ibu
penitipan
anak
dan
fasilitas
meningkatkan
peranserta
pelayanan
keluarga
berencana.
Dalam
bangunan,
rangka
akan
makin
dikembangkan
wanita
dalam
kegiatan-kegiatan
pem-
wanita.
Dalam rangka ini maka peranan dan kemampuan PKK akan terus
ditingkatkan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan keluarga.
Dengan demikian kegiatan PKK akan diarahkan untuk dapat mewujudkan peranannya sebagai usaha pembangunan masyarakat dari
bawah yang digerakkan oleh wanita sendiri. Kegiatan-kegiatan
PKK
akan
ditujukan
juga
untuk
mengembangkan
sikap
mental,
keluarga
sejahtera.
Pemanfaatan
organisasi
PKK
di
industri-industri kecil akan ditingkatkan guna memberikan keterampilam pengrajin wanita dan motivator wanita dalam bidang
industri.
Dalam sektor perdagangan diselenggarakan berbagai penyuluhan dan konsultasi teknis untuk para wanita pengusaha, demi
peningkatan kemampuan kewiraswastaan serta meningkatkan daya
saingnya.
Diharapkan bahwa dalam kurun waktu Repelita IV tingkat
buta huruf di kalangan wanita khususnya yang berumur 10 tahun
ke atas terutama di pedesaan, dapat dikurangi setidak-tidaknya dengan 50% dibandingkan dengan keadaan tahun 1980.
Dalam rangka pendidikan untuk peningkatan mata pencaharian melalui proyek Kejar Usaha dalam Repelita IV antara lain
akan dilanjutkan kegiatan Kejar Usaha di tingkat pedesaan di
27 propinsi, termasuk Kejar di perusahaan-perusahaan.
88
Kualitas dan kuantitas program PKK termasuk kewiraswastaan akan lebih dikembangkan. Untuk itu akan diperbanyak dan
ditingkatkan jumlah dan kemampuan kader wanita untuk pembangunan desa. Sedangkan di bidang pertanian, direncanakan akan
dilanjutkan latihan kelompok wanita tani dan kelompok wanita
nelayan di 27 propinsi dan tingkat kabupaten/kotamadya.
Kebijaksanaan kependudukan dan keluarga berencana merupakan bagian yang sangat penting dari pembangunan nasional. Masalah-masalah pokok di bidang ini bersumber pada jumlah penduduk
yang
besar,
pertumbuhan
yang
tinggi,
penyebaran
yang
yang
perlu
ditingkatkan.
Penyebab
utama
dari
pada
seimbang
mempersulit
usaha
untuk
meningkatkan
mutu
penduduk
yang
tinggi
menyebabkan
struktur
dari
tersebut
penduduk
berusia
mengakibatkan
muda.
besarnya
Besarnya
kelompok
usia
da. Tenaga kerja muda yang memasuki pasar kerja pada umumnya
mempunyai pendidikan dan pengalaman masih terbatas, sehingga
produktivitas kerja mereka rendah, dan selanjutnya mengakibatkan pendapatan yang rendah pula.
Salah satu kegiatan utama dalam usaha pembangunan kependudukan adalah program keluarga berencana yang telah dilaksanakan sejak Repelita I. Program keluarga berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Usaha langsung program keluarga berencana dalam mengendalikan kelahiran
dilaksanakan melalui penggunaan alat kontrasepsi yang berkelanjutan.
Dalam Repelita I akseptor baru secara kumulatif adalah 4
juta, dalam Repelita II berjumlah 8,8 juta, dan dalam Repelita III sekitar 14,6 juta. Dengan demikian selama tiga Repelita, jumlah akseptor baru secara kumulatif adalah 27,4 juta
orang. Dari jumlah tersebut sekitar 19,5 juta merupakan akseptor lestari. Jumlah akseptor lestari dalam Repelita I adalah 1,7 juta, Repelita II 5,5 juta dan Repelita III sekitar
12,3 juta orang. Dalam Repelita III diperkirakan dapat di cegah 13,9 juta kelahiran.
Dalam
Repelita
IV
akan
dilaksanakan
kebijaksanaan
dan
mengusahakan
kebijaksanaan
dan
langkah-langkah
yang menyeluruh dan terpadu antara berbagai bidang pembangunan untuk menanggulangi akibat perkembangan penduduk.
Kedua, mengusahakan kebijaksanaan dan langkah-langkah kependudukan
90
untuk
mempengaruhi
dan
mengendalikan
kelahiran,
menurunkan tingkat
anak,
kematian terutama
memperpanjang
harapan
hidup,
tingkat kematian
mengusahakan
anak-
penyebaran
penduduk dan tenaga kerja yang lebih seimbang serta meningkatkan kualitas hidup.
Ketiga, meningkatkan pengetahuan mengenai pengaruh timbal
balik
antara
kependudukan
dan
pembangunan
dalam
rangka
me-
program
keluarga
berencana
berhasil
menurunkan
tingkat
juta,
Jawa
17,8
juta,
Nusa
Tenggara
1,4
juta,
Kali-
mantan 0,7 juta, Sulawesi 1,3 juta, Maluku dan Irian Jaya 0,3
juta. Dalam pada itu, jumlah peserta keluarga berencana lestari selama Repelita IV diperkirakan mencapai 17,2 juta dengan perincian per pulau Sumatera 2,8 juta, Jawa 12,0 juta,
Nusa Tenggara 0,8 juta, Kalimantan 0,6 juta, Sulawesi 0,9 juta serta Maluku dan Irian Jaya 0,1 juta.
Untuk mendukung sasaran-sasaran program kependudukan dan
keluarga berencana dalam Repelita IV akan ditingkatkan kegiatan di bidang-bidang penerangan dan motivasi, pendidikan dan
latihan,
pelayanan
keluarga
berencana,
bekalan, pelaporan dan dokumentasi, serta penelitian dan penilaian. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
penduduk ditingkatkan usaha-usaha pembangunan di bidang kesehatan, pangan dan gizi, pendidikan, perumahan, industri, pertanian dan lain-lain.
Di bidang penerangan dan motivasi akan ditingkatkan kegiatan untuk memperluas pengetahuan, sikap dan praktek keluarga berencana sehingga tercapai penambahan peserta baru sebanyak mungkin. Sedangkan di bidang pendidikan dan latihan
akan di didik dan di latih sekitar 175.300 tenaga keluarga berencana termasuk tenaga sukarela yang meliputi dokter, bidan,
pembantu bidan, tenaga lapangan, dan lain-lain. Disamping itu
direncanakan pula untuk mendidik dan melatih ulang sejumlah
43.100 tenaga keluarga berencana. Kegiatan di bidang pelayanan
keluarga
berencana
daerah-daerah
pedesaan
akan
dan
ditingkatkan
pemukiman
sehingga
baru.
Dalam
mencakup
hubungan
keluarga
berencana
ditingkatkan
dari
465
pada
tahun
pertama menjadi 685 pada tahun terakhir Repelita IV. Di bidang perlengkapan dan perbekalan akan ditingkatkan penyediaan
sarana, fasilitas dan perbekalan dalam jenis dan mutu yang
baik serta benar-benar tersedia pada waktu dan lokasi yang
tepat.
Dalam rangka pembangunan perumahan rakyat akan ditingkatkan mutu perumahan desa melalui pemugaran perumahan desa pada
sekitar 10.000 lokasi desa yang akan dilakukan secara terpadu
dan terkoordinasi. Selanjutnya akan dilaksanakan pula perintisan
92
perbaikan
lingkungan
perumahan
tar 400 kota dengan luas keseluruhan sekitar 15 ribu Ha. Kampung yang diperbaiki mencakup kurang lebih 3 juta penduduk.
Di samping itu di daerah perkotaan akan dilakukan pula pembangunan perumahan rakyat dengan sasaran sekitar 300 ribu unit
rumah, yang terbagi atas 140 ribu unit rumah yang dibangun oleh
PERUM
PERUMNAS
dan
sekitar
160
ribu
unit
rumah
yang
di-
bangun oleh usaha swasta dengan bantuan kredit pemilikan rumah oleh Bank Tabungan Negara, Koperasi dan organisasi-organisasi lainnya yang bergerak di bidang perumahan.
Dalam hal penyediaan air bersih akan dilakukan perluasan
pelayanan air bersih terutama untuk golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang mencakup usaha pemanfaatan kapasitas
produksi air bersih yang telah ada disekitar 350 kota dan 600
IKK
(Ibukota
Kecamatan).
Selain
itu
akan
dilaksanakan
pula
teknis
dan
administrasi
maupun
melalui
berbagai
penyehatan
lingkungan
pemukiman
akan
dilaksanakan
di
bidang
penerangan,
pers,
dan
komunikasi
93
lembaga-lembaga
siaran
pedesaan,
kemasyarakatan
kelompok
seperti
sosiodrama,
LKMD,
pers,
dan
pengembangan
kegiatan
komunikasi
timbal
balik,
arus
yang
merupakan
sikap
mental
yang
dapat
membawa
Bangsa Indonesia menuju cita-citanya. Kesadaran politik bangsa ditunjang pengembangannya oleh berbagai kegiatan penerangan, antara lain tentang Wawasan Nusantara, yaitu bahwa Bangsa
Indonesia memiliki satu kesatuan politik, satu kesatuan sosial budaya, satu kesatuan ekonomi dan satu kesatuan pertahanan
dan keamanan. Dalam hubungan ini kebijaksanaan di bidang penerangan dan komunikasi sosial diarahkan untuk pemerataan informasi sampai ke desa-desa dengan memanfaatkan sarana penerangan dan komunikasi massa yang ada seperti radio, televisi,
film, Koran Masuk Desa (KMD) dan media massa lainnya, disamping penerangan tatap muka.
Dalam rangka pembangunan
demi
peningkatan
kemampuannya
dalam
ikut
memecahkan
meningkatkan
kemampuan
yang
menunjang
seperti
jaringan
informasi
dan
kepustakaan serta kearsipan dan perstatistikan akan ditingkatkan kemampuannya, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat ilmu pengetahuan maupun masyarakat di luarnya, demi peningkatan pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan
pembangunan.
Peningkatan
efisiensi
serta
pemanfaatan
teknologi
yang
untuk
memungkinkan
perluasan
kesempatan
kerja.
Demikian pula penelitian ditujukan untuk menunjang peningkatan laju pembangunan daerah-daerah, peningkatan produksi pangan dan pemenuhan kebutuhan pokok, peningkatan kemampuan golongan ekonomi lemah, koperasi, masalah kependudukan, pemilikan dan penggunaan tanah, transmigrasi dan perumahan, usaha
untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dan gizi kepada
rakyat, pembinaan hukum dan ketertiban masyarakat, kelestarian lingkungan hidup, masalah urbanisasi dan berbagai masalah
pembangunan lainnya.
Penunjang penting dari pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama dalam bidang pengembangan sosial ekonomi
ialah
perstatistikan
yang
95
pembangunan itu
sendiri. Karena
itu dalam
Repelita IV
akan terus dikembangkan sistem pendataan dan sistem pemanfaatan tukar-menukar informasi yang mengarah pada sistem perstatistikan nasional terpadu yang mampu menyediakan informasi yang cermat, tepat guna dan tepat waktu untuk menunjang
pembangunan nasional.
Pembangunan di bidang hukum dalam Repelita IV mencakup
antara lain pembinaan hukum dalam rangka pembaharuan hukum,
penegakan hukum dan pembinaan peradilan, pembinaan pemasyarakatan, pelayanan jasa hukum dan keimigrasian, bantuan hukum
dan
penyuluhan
hukum,
serta
pendidikan
dan
latihan
tenaga
hukum.
Dalam rangka pembinaan hukum nasional kegiatan perancangan perundang-undangan akan memberikan prioritas khususnya kepada bidang-bidang hukum yang memantapkan dan/atau mengamankan hasil-hasil pembangunan di berbagai bidang serta mengisi
kerangka landasan dan asas-asas tata hukum nasional.
Demikian
pula
akan
dilanjutkan
berbagai
kegiatan
yang
pada dasarnya merupakan penunjang bagi usaha pembinaan peradilan, antara lain pembangunan, rehabilitasi, dan perluasan
gedung-gedung Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah
Agung.
Untuk
memperluas
jangkauan
pelayanan
peradilan
96
agar
rangka
dapat
meningkatkan
mempercepat
produktivitas
pengadilan
nya untuk mengatasi tumpukan perkara yang harus segera diputuskan tanpa mengurangi mutu keputusan yang adil.
Dalam rangka penegakan hukum akan ditingkatkan kegiatan
operasi
yustisi
untuk
mengamankan
hasil-hasil
pembangunan.
Untuk itu akan ditingkatkan usaha penindakan terhadap berbagai bentuk penyelewengan yang mengganggu dan menghambat pelaksanaan
pembangunan,
terutama
tindakan-tindakan
yang
dapat
mempengaruhi penerimaan keuangan Negara. Untuk menunjang usaha-usaha tersebut akan dilanjutkan baik pembangunan/rehabilitasi/perluasan kantor-kantor Kejaksaan maupun kantor-kantor/pos-pos dan asrama tahanan Imigrasi.
Pembinaan
dengan
pemasyarakatan
mengembangkan
akan
usaha-usaha
ditingkatkan
unit
antara
produksi
lain
(kerajinan,
dijadikan
sarana
pendidikan/latihan
keterampilan
dalam
rangka pembinaan narapidana. Pembinaan anak-anak yang melanggar hukum akan lebih ditingkatkan dan disempurnakan baik di
dalam maupun di luar lembaga, berupa kegiatan-kegiatan pendidikan
umum,
watan
dan
pembinaan
pelayanan
keterampilan,
kesehatan,
bimbingan
sosial,
rekreasi/olahraga,
pera-
keamanan
dan ketertiban.
Untuk menunjang pembinaan pemasyarakatan akan diusahakan
penyelesaian/rehabilitasi
pembangunan
gedung
gedung
Bimbingan
lembaga
pemasyarakatan
Kemasyarakatan
dan
dan
Pengentasan
Anak serta penyediaan kendaraan tahanan/narapidana dan peralatan keamanan. Di samping itu dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana diperlukan
penyesuaian
sejumlah
Lembaga
Pemasyarakatan
menjadi
97
Demikian
pula
akan
ditingkatkan
pelayanan
berbagai
jasa
hukum meliputi pemberian kewarganegaraan, perizinan dan pengesahan badan hukum, pendaftaran merk, patent, hak cipta,
serta pelayanan lain-lain kebutuhan hukum dalam masyarakat.
Dalam hubungan ini akan terus dilanjutkan penyederhanaan dan
penyempurnaan
syarakat,
hukum
prosedur,
dengan
dan
mendekatkan
mengusahakan
meningkatkan
pelayanan
desentralisasi
sarana,
kemampuan
kepada
ma-
pelayanan
jasa
dan
keterampilan
dan
keluar
Indonesia,
terutama
yang
melalui
pelabuhan
udara internasional.
Kegiatan
penyuluhan
hukum
akan
dilakukan
secara
lebih
untuk
dapat
meningkatkan
kemampuan
dan
keterampilan
para
pembina,
penegak
dan
pelaksana
serta
penyuluh
hukum,
akan
penasehat
makin
ditingkatkan
hukum/pengacara
pembinaan
sehingga
terhadap
benar-benar
men-
adalah
pembangunan.
prasyarat
Oleh
bagi
karena
keberhasilan
itu
serta
pembangunan
kelangsungan
bidang
pertahanan
bidang
pertahanan
keamanan
ditujukan
untuk
membangun kemampuan bangsa dalam rangka menghadapi segala macam ancaman dan gangguan baik dari luar maupun dari dalam negeri. Di samping itu pembangunan bidang pertahanan keamanan
juga ditujukan untuk membangun kemampuan bangsa dalam rangka
mendukung pelaksanaan, mengamankan hasil-hasil serta menjamin
kelanjutan pembangunan nasional.
Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan sebagai bagian
integral
daripada
pembangunan
nasional
dilaksanakan
secara
pertahanan
untuk
keamanan
menghadapi
negara.
Di
samping
itu
jamin. Dalam keadaan aman dan damai dipelihara kekuatan pertahanan keamanan yang relatif kecil dengan mutu dan mobilitas
tinggi serta mampu digerakkan dalam batasan waktu yang relatif singkat menuju sasaran-sasaran yang ditentukan dan yang
dalam keadaan darurat dapat dikembangkan dengan cepat. Kemampuan pengembangan kekuatan ini akan didukung oleh suatu sistem cadangan, yang mencakup kekuatan lapangan beserta segenap
unsur, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukungnya.
Pertahanan keamanan negara diselenggarakan melalui upaya
pertahanan dan upaya keamanan untuk menjamin tetap tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 dan melindungi bangsa dan negara
terhadap setiap ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri.
Hakikat pertahanan keamanan negara adalah perlawanan rakyat semesta yang dilaksanakan berdasarkan sistem pertahanan
keamanan rakyat semesta, yang mencakup keseluruhan daya mampu
bangsa dan negara yang disusun, disiapkan dan digerakkan secara terpadu dan terpimpin dalam suatu perlawanan bersenjata
maupun bentuk perlawanan lainnya yang didasarkan pada keyakinan akan kekuatan sendiri dan tidak mengenal menyerah. Untuk
itu ideologi Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa serta hakekat kemanunggalan ABRI dengan rakyat harus tertanam dengan
teguh dalam alam pikiran sehingga mewujudkan kekuatan pertahanan keamanan yang ampuh dengan ketahanan mental yang tangguh.
Pembinaan kemampuan penyelenggaraan pertahanan keamanan
negara
100
diusahakan
ketertiban,
perlindungan
dan
penyelamatan
masyarakat
serta unsur-unsur kemampuan lainnya, sehingga ABRI dan komponen pertahanan keamanan lainnya mampu melaksanakan tugas-tugas
pertahanan
keamanan
negara
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
ketenteraman
masyarakat
yang
bersifat
swakarya,
swadaya
usaha-usaha
pencegahan
dan
penangkalan,
sedangkan
masyarakat
terus
ditingkatkan.
Untuk
itu
kemampuan
rangka
pendayagunaan
aparatur
pemerintah
disadari
bahwa aparatur Pemerintah memegang peranan penting dalam pembangunan nasional karena peranannya sebagai pelaksana dan pengemban tugas pembangunan. Dalam kaitan ini usaha pendayagunaan aparatur Pemerintah ditujukan pada peningkatan pengabdian dan kesetiaan aparatur Pemerintah sebagai abdi negara dan
abdi masyarakat kepada cita-cita perjuangan Bangsa dan Negara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Usaha
pendayagunaan
aparatur
Pemerintah
pada
hakekatnya
adalah tugas segenap aparatur Pemerintah. Kegiatan pendayagunaan itu sendiri mencakup usaha pembinaan, penyempurnaan dan
penertiban aparatur Pemerintah baik di tingkat pusat maupun
daerah, termasuk perusahaan-perusahaan milik negara dan milik
daerah
sebagai
aparatur
perekonomian
negara.
Usaha tersebut
101
dilakukan secara terus menerus, agar aparatur Pemerintah mampu menjadi alat yang efisien, efektif, bersih dan berwibawa,
sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas umum Pemerintah maupun untuk menggerakkan pembangunan secara lancar, dengan dilandasi semangat dan sikap pengabdian terhadap masyarakat.
Dalam
rangka
mencapai
tujuan
tersebut
akan
dilanjutkan
dan makin ditingkatkan kebijaksanaan dan langkah-langkah dalam rangka pendayagunaan aparatur Pemerintah meliputi pendayagunaan
kelembagaan,
kepegawaian,
ketatalaksanaan,
aparatur
masalah-masalah
korupsi,
penyalahgunaan
wewe-
liar
serta
berbagai
bentuk
penyelewe-
maka
dan
hubungan
Pemerintah
kerja
yang
Daerah
terus
serasi
antara
dikembangkan
Pemerintah
atas
dasar
makin
memperlancar
tugas-tugas
pemerintahan
dan
102
kemampuan
dan
kerjasama
aparatur
di daerah, baik aparatur pusat maupun aparatur daerah. Demikian pula usaha-usaha akan dilanjutkan dan lebih ditingkatkan
untuk memperkuat pemerintahan desa agar makin mampu menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan serta menyelenggarakan administrasi desa yang makin meluas dan
efektif.
Pokok-pokok kebijaksanaan dan program-program untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasaran Repelita IV sebagaimana diuraikan diatas merupakan Panca Krida Kabinet Pembangunan IV,
yakni
(1)
Meningkatkan
Trilogi
Pembangunan
yang
didukung
oleh Ketahanan Nasional; (2) Meningkatnya pendayagunaan Aparatur Negara menuju terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan
berwibawa; (3) Meningkatnya pemasyarakatan ideologi Pancasila
dalam mengembangkan Demokrasi Pancasila dan P4 dalam rangka
memantapkan
persatuan
dan
kesatuan
bangsa;
(4)
Pelaksanaan
politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional dan (5) Terlaksananya Pemilihan Umum yang langsung, umum,
bebas dan rahasia dalam tahun 1987.
Demikianlah secara garis besar tujuan dan sasaran-sasaran
pokok Repelita IV. Dengan makin meningkat dan meluasnya pembangunan
meningkat
nasional
dan
sebagai
merata
pula
pengamalan
Pancasila,
kesejahteraan
rakyat.
akan
makin
Diharapkan
103