Sample Page
MAKALAH
diajukan guna melengkapi tugas salah satu mata kuliah Komprehensif I dengan dosen Ns.
Siswoyo. M.Kep
Oleh :
Kelompok 5
Chrisdiannita Fitria Ramdhani
NIM 132310101016
Indra Kurniawan
NIM 132310101021
NIM 132310101022
Rofidatul Inayah
NIM 132310101025
NIM 132310101032
NIM 132310101033
Definisi
Asma bronkial adalah penyakit penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh
meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan. Penyempitan
saluran pernapasan ini bersifat sementara dan dapat kembali seperti semula, baik tanpa obat
maupun dengan obat (Admin, 2011). Pengertian lain dari asma adalah suatu penyakit jalan nafas
obstruktif intermitten, reversible, bahwa trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif
terhadap stimulus tertentu. Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang
mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi.
Epidemiologi
Menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan 2010, Berdasarkan hasil surveilans penyakit tidak
menular berbasis rumah sakit di Sulawesi selatan pada tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa
jumlah penderita asma adalah 800 orang. Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 870 orang, dan
berdasarkan hasil surveilans penyakit menular berbasis puskesmas di Sulawesi selatan pada
tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa jumlah penderita asma adalah 654 orang sedangkan pada
tahun 2009 sebanyak 746 orang (Lindawati, 2011). Berdasarkan dari data yang diperoleh dari
bagian rekam medik, Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. Jumlah penderita asma
bronchial pada tahun 2009 sebanyak 166 penderita, sedangkan pada tahun 2010 terjadi
penurunan yaitu sebanyak 121 penderita, sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan
sebanyak 138 penderita.
Penyebab
Etiologi dari asma bronchial belum diketahui, tapi ada beberapa faktor predisposisi dan
presipitasi timbulnya serangan asma bronchial:
1. Faktor predisposisi
Genetik adalah factor predisposisi dari asma bronkial yang diturunkan berupa alerginya,
meskipun belum diketahui cara penurunannya karena dengan adanya alergi ini, penderita akan
sangat mudah terkena penyakitasmabronkialjikaterpapardengan factor pencetusnya.
2. Faktor presipitasi
1. Alergen
Dimana alergen dapat menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Contohnya : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
1. Ingestan, yang masuk melalui mulut
Contohnya : makanan dan obat-obatan
1. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga.
Hal yang berhubungan dengan arah mata angin adalah debu dan serbuk bunga.
1. Stress
Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberta serangan asma yang sudah ada. Jika stress masih belum bisa diatasi maka gejala
asma juga belum bisa diobati.
1. Lingkungan kerja
Lingkungankerjamempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan,
industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
1. AktifitasFisik
Asma yang timbul karena aktifitasfisik terjadi bila seseorang mengalami gejala-gejala asma
selama atau setelah berolahraga atau melakukan aktifitas. Pada saat penderita dalam keadaan
istirahat, penderitaakan bernafas melalui hidung. Sewaktu udara bergerak melalui hidung, udara
itu dipanaskan dan menjadi lembab. Saat melakukan aktifitas, pernafasan terjadi melalui mulut,
nafasnya semakin cepat dan volume udara yang dihirup bertambah banyak. Hal ini dapat
menyebabkan otot yang peka di sekitar saluran pernafasan mengencang sehingga saluran udara
menjadi lebih sempit, yang menyebabkan bernafas menjadi lebih sulit sehingga terjadilah
gejalagejala asma (Muzayin, 2004). Sebagian besar penderita asma akan menyebabkan bernafas
menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma (Muzayin, 2004).
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperaktivitas saluran pernafasan seseorang yaitu :
1. Inflamasi saluran pernafasan
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala
asma dan HSN (Hiperaktivitas Saluran Napas).
2. Kerusakan epitel
Salah satu konsekuensi asma adalah kerusakan epitel. Kerusakan ini bervariasi dari yang ringan
sampai yang berat. Perubahan ini akan menigkatkan penetrasi alergen, mediator inflamasi serta
mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom.
3. Mekanisme neurologis
Pada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf para simpatik.
4. Gangguan instrinsik
Otot polos saluran pernapasan dan hipotrofi otot polos pada saluran napas di duga berperan
dalam HSN.
5. Obstruksi saluran napas
Meskipun bukan penyebab utama tapi obstruksi diduga ikut berperan dalam HSN (Suyono,
Slamet. 2002: 22).
Gambaran klinis asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak dan mengie (wheezing) dan sebagian
penderita disertai nyeri dada). Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat
didada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk
tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret
baik yang mukoid, putih kadang-kadang purulent (Suyono, Slamet. 2002: 23).
Tandadangejala yang ditemukanpadaanakdenganasmabronkhialadalah:
1. Sesaknapas/dispnea.
2. Batuk yang disertailendir/batukkering.
3. Nyeri dada.
4. Adanya suara nafas mengi (wheezing), yang bersifat paroksismal, yaitu membaik pada
siang hari dan memburuk pada malam hari.
5.
6. Kemerahan pada jaringan.
Gejala pada asma yang lebih berat, antara lain
1. Barrel chest
2. Sianosis
3. Gangguan kesadaran
4. Takikardi
5. Peningkatan tekanan darah
6. Pernafasan yang cepat dan dangkal.
Patofisiologi
Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan oleh
spasme atau konstriksi otot-otot polos bronkus, pembengkakan atau edema mukosa bronkus, dan
hipersekresi mukosa/ kelenjar bronkus (Smeltzer, 2002; Sundaru, 2001).Asma ditandai dengan
kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang
umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang
timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah
besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada
asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen
maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah
terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor
kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan
menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental
dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan
saluran napas menjadi sangat meningkat.
Diameter bronkiolus pada asma akan berkurang selama ekspirasi dari pada selama inspirasi
karena peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus.
Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari
tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita
asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan
ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru
menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi
dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
Clinical Pathway
Anoreksia
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Defisit cairan dan nutrisi
Faktor Ekstrinsik
Infeksi kuman
Infeksi sal.nafas
Alergen + Faktor genetik
Faktor Intrinsik
Pemeriksaan Diagnostik
5. Pemeriksaan sputum
Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada
bronkitis kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden yang merupakan
degranulasi dari kristal eosinofil, dan Spiral Curshmann yaitu spiral yang merupakan cast cell
(sel cetakan) dari cabang-cabang bronkus, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya
miselium Aspergillus fumigatus.
6. Pemeriksaan eosinofil total
Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat
membantu dalam membedakan asma dari bronkitis kronik.
7. Pemeriksaan Kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Fungsi dari pemeriksaan IgE total hanya untuk mendukung adanya atopi.
8. Foto dada
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghilangkan penyebab lainpada obstruksi saluran napas dan
untuk mengetahui adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma
seperti pneumotorak, pneumomediastinum, ateleksis, dan lain-lain (Suyono, Slamet. 2002)
Penatalaksanaan Medis
2. Pengobatan farmakologik :
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis
dua kali 1mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberika secara oral (Evelin dan joyce L.
kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 )
Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian
Tanggal / jam MRS
Ruang
: Alamanda
No. Register
Dx. Medis
: Asma Bronkial
Tanggal Pengkajian
Identitas Klien
1. Nama : Ny. H
2. Umur
: 29 tahun
: Sudah menikah
Penanggung jawab :
1. Nama : Tn. J
2. Umur : 30 tahun
3. Pekerjaan
4. Alamat
: Swasta
: Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember
Keluhan Utama
Klien datang ke rumah sakit pukul 14:00 WIB Klien mengatakan selama 1 minggu terakhir
menderita sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih kental.
Klien mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, klien pernah masuk rumah sakit di RS
Paru Jember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu. Klien mengatakan sedang menjalani
pengobatan terapi yang di berikan dokter. Klien mengatakan Asma akan timbul saat dingin,
akibat debu dan mencium bau yang menyengat.
Klien mengatakan bahwa ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.
: bubur kasar
Intake makanan
3. Pola eliminasi
Buang air besar :
1. Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning
2. Selama sakit : 1x sehari, warna kuning
Buang air kecil :
1. Sebelum sakit : 6 7x sehari,warna kuning.
2. Selama sakit : 3 4x sehari, warna kuning, tidak terpasang DC
3. Pola aktivitas dan latihan
4. Sebelum sakit :
Kemampuan perawatan
diri
Makan/minum
Mandi
0
V
V
Toileting
Berpakaian
Mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi / rom
V
V
V
V
V
Ket :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu oranglain
3 = dibantu orang lain dan alat
1. Selama sakit :
Kemampuan perawatan diri 0
Makan/minum
V
Mandi
V
Toileting
V
Berpakaian
V
Mobilitas ditempat tidur
V
Berpindah
V
Ambulasi / rom
V
Ket :
= mandiri
= alat bantu
= dibantu oranglain
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran
: kompos mentis
Tekanan darah
: 130/70 mmHg
Frekuensi nafas
: 36x/menit
Nadi
:76x/menit
: 37o C
Suhu
Inspeksi
Palpasi
: taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding dada (+)
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
1. Abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak teraba
Perkusi : timpani
1. Ekstremitas
Superior : Oedem (-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal
Inferior : Oedem(-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal
Hb = 15,5 gr%
Leukosit = 17.000/mm3
Trombosit 260.000/mm3
Ht = 47vol%
No
1
Problem List
Tanggal
03 Maret
2015
Data
Problem
DS:
1.
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.
2.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a.
b.
c.
Etiologi
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a.
b.
c.
d.
tanda-tanda vital: RR = 36x/menitGangguan pertukaran gasGangguan suplai oksigen
(Alveoli Tertutup hipoksemia)RZ303 Maret 2015DS:
1.
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental
yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
2.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a.
b.
c.
TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o CIntoleransi aktivitasKelemahan dan keletihan
ketidakadequatan suplai OksigenRZ403 Maret 2015DS :
1.
2.
Intake makanan :
a.
b.
Selama sakit
3.
Intake cairan
a.
b.
Selama sakit
DO:
1.
Makanan pasien tidak habisPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhAnoreksia
deficit cairan dan nutrisiRZ
DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama
1 minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
1. retraksi dinding dada (+)
2. suara napas klien terdengar wheezing
3. resonan pada perkusi dinding dada
4. sputum berwarna putih kental
5. TTV: RR = 36x/menit
6. Dx III : Intoleransi aktivitas b.d ketidakadequatan suplai Oksigen ditandai dengan
DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental
yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
DO:
1. Klien tampak cemas
2. Suara napas klien terdengar wheezing
3. Pemeriksaan Fisik:
TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o C
4. Dx IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia ditandai dengan
DS:
1. Pasien mengaku tidak nafsu makan
2. Intake makanan :
1. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
2. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
3. Intake cairan :
4. Sebelum sakit : 5 7 gelas sehari, air putih
5. Selama sakit : 3 4 gelas sehari, air putih
DO:
1. Makanan pasien tidak habis
No
Tanggal
Jam
1.
03 Maret 15.00
2015
WIB
No
Dx
Perencanaan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Rasional
IMenunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif setelah dilakukan perawatan selama 224 jam,
yang ditandai oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
Whezing (-)
Frekuensi pernafasan (20-30 x/menit)b.
c.
d.
Kaji pasien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur
e.
f.
g.
Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum seperti warna,
karakter, jumlah, dan baua. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan
nafas
b. Pernafasan dapat melambat
c.
d. Ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret ke dalam
jalan nafas.
e. Pemberian bronkodilator via inhalasi akan langsung menuju area bronkus yang mengalami
spasme sehingga lebih cepat berdilatasi
f. Mencegah pasien dan keluarga merasa cemas saat melihat perubahan secret pasienZK2.03
Maret 201519.00 WIBIIPertukaran gas adekuat setelah dilakukan perawatan selama 224 jam
dengan
Kriteria hasil:
1.
Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD
dalam batas normal (pH = 7,35 7,45; PaO2 = 80 100 mmhg; PaCO2 =38 45 mmhg)
2.
RR 16-20 x/menit
3.
Sianosis (-)
4.
Dispnea (-)
5.
Klien mau berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai tingkat kemampuana.
frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir
Kaji
b.
Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
c.
d.
e.
Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami
asmaa. Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan
b. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi semifowler
c.
3.
Frekuensi pernafasan saat beraktivitas dalam batas normala. Evaluasi respon pasien
terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan dan perubahan
tanda vital selama dan setelah aktivitas.
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung sealama fase akut sesuai indikasi, dorong
penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya kesimbangan aktivitas
dan istirahat
d. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas
selama fase penyembuhan
e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.a.
kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi
b.
e. menunjukan kerja sama dan pasien merasa lebih diperhatikanZK4.04 Maret 201514.00
WIBIVPemenuhan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi setelah dilakukan intervensi selama 324
jam dengan kriteria hasil :
a.
b.
c.
menunjukan peningkatan berat badan sesuai tujuan dalam nilai laboratorium normalb.
Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan
berat badan, riwayat mual/muntah
c.
d.
Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi
e.
Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta.
derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
Implementation
1. No Dx I
No
Tanggal
Jam
1.
03 Maret
2015
15.00
WIB
Implementasi
Evaluasi Formatif
a.
Mengauskultasi bunyi
nafas. Mencatat adanya
bunyi nafas
b.
c.
Mengkaji klien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur
d.
e.
Paraf
f.
Mengajak keluarga ikut serta dalam latihan nafas dalama.
wheezing
b.
c.
Klien merasa lebih nyaman dengan menggunakan peninggi kepala di tempat tidur
d.
e.
f.
2. No Dx II
No
Tanggal
1.
03 Maret
2015
Jam
Implementasi
Evaluasi Formatif
a. Mengkaji frekuensi,
19.00 kedalaman pernapasan. Catat
WIB penggunaan otot aksesori,
nafas bibir
Paraf
b.
Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
c.
d.
e. Mengajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami
asmaa. Terlihat pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan
b.
ZK
3. No Dx III
No
Tanggal
Jam
1.
04 Maret
2015
07.00
WIB
Implementasi
Evaluasi formatif
a. Mengevaluasi respon pasien
terhadap aktivitas. Mencatat
laporan dispnea, peningkatan
kelemahan atau kelelahan dan
perubahan tanda vital selama dan
setelah aktivitas.
Paraf
b. Memberikan lingkungan tenang dan membatasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi,
mendorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Menjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat
d. Membantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Memberikan kemajuan peningkatan
aktivitas selama fase penyembuhan
e.
TD=110/70
S = 36,8 C
N =98x/menit
RR= 30x/ menit
b.
pasien beristirahat
c.
d.
4. No Dx IV
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi formatif
Paraf
04 Maret
2015
1.
b.
14.00
WIB
c. Mendorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi
dengan pasien kecuali kontraindikasi
d. Merujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta.
b.
No
1.
Evaluasi/SOAPIE
Tanggal/Jam No. Dx
05 Maret 2015
Evaluasi
19.00 WIBIIS = Pasien merasakan sesaknya berkurang, dan keadaannya lebih baik
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 36C, nadi 90 x/menit, RR= 24x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = Terapi dilanjutkan
I = Ajarkan klien nafas dalam
07.00 WIBIIIS = Pasien merasakan sesaknya berkurang, namun merasa masih lemah
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 37 C, nadi 95 x/menit, RR= 25x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
I = Anjurkan pasien untuk istirahat
E = Klien istirahatZK4.06 Maret 2015
14.00 WIBIVS = Pasien mengatakan mulai nafsu makan namun masih ada sedikit rasa mual
O = makanan habis porsi
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
I = berikan makanan kesukaan pasien yang sesuai dengan diet pasien
E = pasien tidak mual, makanan habis 1 porsiZK
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC
SERIAL ONLINE
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/7/jhptump-a-bayuhanggo-346-2-babii.pdf[Serial Online]
Reganis. Iris. 2008. Diagnosis dan Tatalaksana Asma Bronkial.
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/608/597.
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Name *
Email *
Website
Comment
Recent Posts
Situs-situs keperawatan
Tips Kesehatan
Artikel Kesehatan
Tips Kesehatan
Recent Comments
Archives
May 2015
April 2015
March 2015
Categories
Artikel
Cerita
Keperawatan
Kesehatan
Uncategorized
Meta
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.org
Calendar
M
May 2015
T
Apr
4
1
8
2
9
3
10
M
11
18
25
T
12
19
26
W
13
20
27
Gallery Rizqiyah
Facebook
Comments
Who's Online
0 Members.
May 2015
T
14
15
21
22
28
29
S
16
23
30
S
17
24
31
1 Guest.
Log in
http://rizqiyah.web.unej.ac.id/2015/05/03/40/