Abstract
PENDAHULUAN
Pelaksanaan
pendidikan
sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan
nasional memiliki peran yang sangat
penting sebagai pendukung utama
dalam pembangunan. Pelaksanaan
pendidikan
diharapkan
dapat
mewujudkan proses berkembangnya
kualitas peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa.
Pendidikan nasional bertujuan
untuk
mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung
jawab. Dalam hal ini, kurikulum
dapat memberikan peran untuk
mewujudkan
harapan
yang
terkandung dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tersebut.
Kurikulum
adalah
seperangkat
rencana
dan
pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara
syarat, maka semuanya akan siasia. Hal ini berarti guru sangat
memegang peranan yang penting
dalam
penerapan
kurikulum.
Suksesnya sebuah implementasi
kurikulum sehingga mencapai tujuan
pendidikan tidak akan terlepas dari
peran dan tanggung jawab seorang
guru.
Guru merupakan ujung tombak
keberhasilan
perencanaan
kurikulum. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sukmadinata, (2005 : 203)
yang mengatakan bahwa tanpa
kelas, gedung, peralatan, dan
sebagainya
proses
pendidikan
masih dapat berjalan walaupun
dalam keadaan darurat, tetapi tanpa
guru, proses pendidikan hampir tak
dapat berjalan.
Tugas dan tanggung jawab
guru dalam hubungannya dengan
kurikulum adalah menjabarkan dan
mewujudkan kurikulum
menjadi
nyata di dalam kelas melalui proses
belajar mengajar. Hal sederhana
yang dapat dilakukan oleh guru di
dalam kelas dalam proses belajar
mengajar
adalah
dengan
mengupayakan siswa agar mampu
mencapai indikator atau tujuan
pembelajaran.
Dengan demikian guru telah
mewujudkan apa yang diharapkan
kurikulum untuk perbaikan kualitas
pendidikan.
Gurulah
yang
menentukan sampai atau tidaknya
niat dan harapan yang ada dalam
kurikulum tersebut, dimiliki dan
dapat terjadi pada anak didik
(Sudjana, 2002 : 16).
Melihat fakta yang ada di
lapangan mengenai permasalahan
yang dihadapi oleh guru ketika
melaksanakan
kurikulum
baru
tersebut, serta begitu pentingnya
peran guru sebagai jembatan untuk
mencapai tujuan pendidikan peneliti
merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai penerapan
kurikulum 2013, karena kurikulum ini
sedang hangat dibicarakan, baru
diterapkan, serta masih menuai
permasalahan
di
lapangan
(sekolah).
Penelitian ini penting untuk
dilakukan karena belum ada peneliti
lain yang melakukan penelitian
mengenai permasalahan guru dalam
penerapan
kurikulum
tersebut.
Padahal menurut peneliti sebagai
calon seorang guru sangat penting
untuk memahami konsep kurikulum
baru ini karena nantinya saat
menjadi seorang guru peneliti sendiri
akan berhadapan dengan kurikulum
tersebut. Dilakukannya penelitian ini
karena peneliti ingin mengetahui
lebih rinci dan jelas kendala apa saja
yang
dihadapi
guru
dalam
menerapkan kurikulum tersebut,
khusunya
dalam
penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), pelaksanaan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran. Karena
tiga komponen tersebut sangat
berkaitan erat satu sama lain untuk
mencapai tujuan pembelajaran..
Tujuan yang dirumuskan
secara
terperinci
dan
jelas
memudahkan
guru
untuk
merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, serta memudahkan
pengevaluasian ketercapaian tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu,
interaksi
antar
komponen
pembelajaran mengarah pada usaha
mencapai tujuan pembelajaran, dan
untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan, guru harus bisa
melakukan tiga komponen tersebut
yaitu perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, serta
evaluasi
pembelajaran.
Jika
permasalahan
tersebut
sudah
diketahui, setidaknya bisa dilakukan
perbaikan.
Setelah melakukan observasi
awal
ke
beberapa
sekolah
menengah
kejuruan/SMK
di
Singaraja,
peneliti memutuskan
untuk melakukan penelitian di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
3 Singaraja karena sekolah tersebut
sudah menerapkan kurikulum 2013
dan mendapat peringkat akreditasi A
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
rancangan
deskriptif-kualitatif.
Rancangan penelitian deskriptif
kualitatif
bertujuan
untuk
mendeskripsikan secara sistematis
faktual, dan akurat mengenai faktafakta dan sifat-sifat populasi atau
daerah
tertentu.
Rancangan
penelitian ini berkaitan
dengan
permasalahan yang diangkat yaitu
mengenai permasalahan guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
khusunya dalam pembelajaran teks
eksposisi di kelas X TITL 3 SMK
Negeri 3 Singaraja berdasarkan
kurikulum
2013.
Berdasarkan
rancangan penelitian ini ada lima
pokok yang akan peneliti lakukan
Kegiatan
analisis
data
dilakukan dengan metode deskriptif
kualitatif. Data-data yang terkumpul
dari hasil observasi, dokumentasi,
dan wawancara (wawancara tidak
terstruktur) akan dianalisis melalui
langkah-langkah, seperti (1) reduksi
data, (2) penyajian data, dan (3)
penyimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan ini
berupa permasalahan guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di
kelas X TITL 3 SMK Negeri 3
Singaraja berdasarkan kurikulum
2013. Hasil penelitian ini mencakup
(1) permasalahan guru dalam
perencanaan pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas X TITL 3 SMK
Negeri
3
Singaraja,
(2)
permasalahan
guru
dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas X TITL 3 SMK
Negeri 3 Singaraja dan (3)
permasalahan guru dalam evaluasi
pembelajaran bahasa Indonesia di
kelas X TITL 3 SMK Negeri 3
Singaraja.
Berdasarkan analisis pada
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
diketahui
bahwa sebagaian besar komponen
dan isi rincian dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sudah
ada dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran yang
dibuat oleh guru, hanya saja ada
beberapa komponen dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran yang
perlu dicantumkan lagi. Komponen
rencana pelaksanaan pembelajaran
yang
mengalami permasalahan
adalah
komponen
identitas,
kompetensi inti, kompetensi dasar
dan indikator, tujuan pembelajaran,
metode pembelajaran, media, alat,
dan sumber pembelajaran, langkahlangkah kegiatan pembelajaran, dan
penilaian.
Pada
komponen
identitas
permasalahannya yaitu guru tidak
oleh
guru
setelah
komponen
penilaian. Permasalahan dalam
langkah-langkah
pembelajaran
adalah guru tidak mencantumkan
langkah-langkah
pembelajaran
dengan pendekatan saintifik dalam
kegiatan pembelajaran.
Permasalahan
dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia terdapat pada kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir pembelajaran. Dalam kegiatan
awal, permasalahannya guru tidak
melakukan kegiatan apersepsi, dan
tidak menyiapkan peserta didik
untuk
mengikuti
kegiatan
pembelajaran dengan masksimal.
Permasalahan dalam kegiatan inti
adalah guru tidak menggunakan
media sebagai alat bantu dalam
proses pembelajaran. Kemudian
tahapan pembelajaran saintifik tidak
berjalan dengan maksimal karena
siswa masih menggunakan satu
sumber pelajaran.
Dalam
kegiatan
penutup
permasalahannya adalah guru tidak
melakukan
kegiatan
menutup
pembelajaran sesuai dengan yang
sudah dirancang dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Guru tidak melakukan kegiatan
merangkum pelajaran dan tidak
melakukan kegiatan umpan balik
kepada siswa.
Permasalahan dalam evaluasi
pembelajaran bahasa Indonesia
terletak pada tidak dilakukannya
evaluasi pada akhir pelaksanaan
pembelajaran
yang
sudah
diterapkan
dalam
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
pelaksanaan,
dan
evaluasi
pembelajaran. Permasalahan guru
dalam perencanaan pembelajaran
bahasa Indonesia terletak dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) pada komponen identitas,
kompetensi inti, kompetensi dasar
dan indikator, tujuan pembelajaran,
metode pembelajaran, media, alat,
dan sumber pembelajaran, langkahlangkah kegiatan pembelajaran, dan
penilaian.
Permasalahan
dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia terdapat pada kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir pembelajaran.
Pada
kegiatan
awal
pembelajaran,
permasalahannya
yaitu guru tidak melakukan kegiatan
apersepsi diawal kegiatan, dan tidak
menyiapkan peserta didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan masksimal.
Pada
kegiatan
inti,
permasalahannya yaitu guru tidak
menggunakan media sebagai alat
bantu dalam proses pembelajaran.
Kemudian tahapan pembelajaran
saintifik tidak berjalan dengan
maksimal karena siswa masih
menggunakan
satu
sumber
pelajaran.
Pada
kegiatan
penutup
permasalahan guru yaitu guru tidak
melakukan
kegiatan
menutup
pembelajaran sesuai dengan yang
sudah dirancang dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Guru tidak melakukan kegiatan
merangkum pelajaran dan tidak
melakukan kegiatan umpan balik
kepada siswa.
Permasalahan dalam evaluasi
pembelajaran bahasa Indonesia
terletak pada tidak dilakukannya
evaluasi pada akhir pelaksanaan
pembelajaran
yang
sudah
diterapkan
dalam
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Berdasarkan temuan-temuan dalam
penelitian
ini,
peneliti
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud.
2013.
Materi
Pelatihan
Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta :
Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan.
Kemdikbud, 2013. Salinan Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan Nomor 81A Tahun
2013
Tentang
Pedoman
Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta, Kemdikbud (sumber
http://bsnp-indonesia.org/id/).
Kemendikbud.2013.Bahasa
Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik/Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta
:
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurniasih,
Imas,
dkk.
2014.
Implementasi Kurikulum 2013
Konsep dan Penerapan.
Surabaya : Kata Pena.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah.
Puspitarini, Margaret. 2013. Curhat
Kemendikbud Soal Kendala
Kurikulum 2013. Okezone
Kampus, Kamis, 14 Maret
2013 (Online).
Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan
dan
Pengembangan
kurikulum
di
Sekolah.
Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Sukmadinata, Syaodih Nana. 2005.
Pengembangan Kurikulum (
Teori dan Praktek). Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
10
11