Joserizal Serudji
ABSTRAK
Morbiditas perinatal akibat hipoksia intrauterin tidak berobah secara
signifikans, meskipun ada perbaikan dalam manajemen persalinan.
Keterpaparan janin terhadap kondisi hipoksia intrra uterin, meskipun dalam
periode yang singkat, akan mengurangi respon vasokonstriksi untuk
redistribusi aliran darah bila janin mengalami hipoksia lagi untuk waktu-waktu
berikutnya, sehingga pada akhirnya bayi akan lahir dalam keadaan asfiksia.
Keadaan ini mungkin sebagai salah satu penyebab mengapa insiden
morbiditas perinatal akibat hipoksia tidak berkurang. Oleh sebab itu dalam
upaya menekian morbiditas perinatal, hipoksia harus dikenal sedini mungkin
dan dicegah agar eksposurnya tidak berulang. Agar upaya ini berhasil maka
setiap provider di bidang obstetri haruslah memahami patofisiologi hipoksia
intra uterin dan mampu mengenalinya sedini mungkin, -dengan sarana
apapun yang dimiliki, -sehingga tindakan yang benar dan tepat dapat
dilakukan.
Perubahan denyut jantung dan tekanan darah (vasokonstriksi dan redistribusi
aliran darah) serta pembatasan pemakaian energi (pembatasan gerak),
adalah mekanisme kompensasi dan adaptasi janin terhadap suplai oksigen
yang tidak cukup. Penilaian terhadap fungsi kardiovaskuler dan profil biofisik
melalui berbagai alat diagnostik, -dari yang sederhana (menghitung grerak
anak, auskultasi denyut jantung janin, metode Whitfield) sampai yang canggih
(CTG, USG sederhana dan Doppler), -dapat memberikan informasi tentang
kondisi ketidakcukupan suplai oksigen dan tingkatannya (hipoksemia,
hipoksia, atau asidosis) . Interpretasi hasil temuan yang diperoleh dari alat
diagnostik yang feasible dapat membantu dalam menentukan tindakan yang
tepat dan benar.
Kata kunci: Suplai oksigen, kompensasi dan adaptasi, penilaian dan
interpretasi.
PENDAHULUAN
Hipoksia merupakan salah satu penyebab tersering morbiditas dan mortalitas
perinatal. Di Negara sedang berkembang, hipoksia masih merupakan
penyebab utama mortalitas perinatal. Insiden morbiditas perinatal akibat
hipoksia intrauterin maupun asfiksia tidak
karbonat
dalam jaringan.
Dalam klinik tak jarang dipakai istilah gawat janin menggantikan istilah-istilah
di atas. Kadang-kadang ketidakadekuatan suplai oksigen selama kehamilan
disebut dengan hipoksia (Wkipedia).
FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Oksigen yang diperoleh janin dari ibu melalui plasenta akan diikat oleh sel
darah
merah
(eritrosit)
janin,
untuk
selanjutnya
ditransportasi
dan
Sistim kardiovaskuler
Denyut jantung janin
Denyut jantung janin (djj) berfluktuasi pada batas-batas tertentu.Pada
keadaan tertentu seperti kekurangan volume sirkulasi, kekurangan oksigen,
gangguan keseimbangan asam basa, djj juga mengalami perubahan. Hal ini
dimungkinkan karena djj dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
terebut adalah (Joerizal Serudji, 2002):
1. Sistim syaraf otonom. Rangsangan pada syaraf simpatis akan
meningkatkan frekuensi djj, menambah kekuatan kontraksi dan
meningkatkan kardiak output. Inhibisi syaraf simpatis menyebabkan
penurunan frekuensi djj, Rangsangan pada syaraf parasimpatis akan
menurunkan frekuensi djj, dan inhibisinya akan meningkatkan djj.
2. Baroreseptor. Rangsangan pada baroreseptor akibat peningkatan
tekanan darah akan menyebabkan penurunan frekuensi djj, yang
berakibat kardiak output menjadi berkurang.
3. Kemoreseptor. Bila kadar O2 berkurang atau CO2 meningkat, timbul
rangsangan pada kemoreseptor, yang akan meningkatkan frekuensi djj
dan kenaikan tekanan darah. Hipoksia merangsang kemoreseptor,
yang berakibat penurunan djj.
4. Susunan syaraf pusat. Aktivitas otak akan merangsang pusat regulasi
jantung yang berakibat peningkatan djj dan variabilitas.
5. Sistim hormonal. Pada keadaan stress, seperti pada hipoksia, medula
adrenal
akan
mengeluarkan
epinefrin
dan
norepinefrin,
yang
bila
terjadi
hipoksia.
Peningkatan
produksi
katekolamin
menyebabkan takikardia janin; oleh sebab itu meningkatnya djj dasar selama
persalinan dapat merupakan gambaran dini terjadinya hipoksia (Whittle &
Martin, 2002).
Oksigenasi janin
Oksigenasi pada janin dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Aliran darah arteri uterina. Aliran darah melalui pembuluh-pembuluh
darah intrmural akan berkurang atau terhenti sama sekali selama
kontraksi uterus. Pada saat relaksasi akan terjadi kondisi hiperemia
reaktif; dan selagi kontraksi uterus tidak berlebihan (tidak melebihi tiga
kali dalam sepuluh menit), keadaan hiperemia realatif ini
mampu
perubahan tekanan O2
cepat
terhadap
stress
hipoksia
melalui
mekanisme
terutama
pada
bayi
prematur
(respiratory
distress
kandungan
oksigen
dalam
darah
(hipoksemia)
akan
respons
oligohidramnion,
komplikasi
kronik
(yakni
gangguan
neonatal).
berkurangnya
pertumbuhan,
Secara
skematis,
dan
produksi
air
ketuban/
meningkatnya
mekanisme
tersebut
risiko
dapat
10
11
Pilih waktu dalam satu hari di mana gerak janin paling aktif, dan mulai
menghitung gerak janin lebih kurang pada saat yang sama untuk tiap
hari.
Berbaring ke satu sisi atau duduk di atas kursi yang nyaman. Jangan
menonton TV atau melakukan percakapan, pusatkan perhatian
terhadap gerak janin.
Catat waktu mulai pertama kali gerak janin dirasakan, kemudian hitung
gerak janin sampai 10 kali, dan catat berapa lama waktu yang
dibutuhkan.
Bila:
berkemungkinan
janin
mengalami
masalah,
dan
harus
segera
12
160 kali permenit, disebut takikardi bila lebih dari 160 kali permenit, dan
bradikardi bila kurang dari 120 kali permenit.
Pemantauan djj menurut metode Whitfield menggambarkan pengaruh
kontraksi terhadap denyut jantung janin. Djj dipantau selama dan sehabis
kontraksi uterus. Seperti dikutip oleh Pernoll (1982), pemeriksaan djj
menurut metode Whitfield adalah seperti berikut:
Jumlah
periode
5-detik
semenjak
akhir
kontraksi
samapi
lebih
dari
`120
kali
permenit,
secara
sederhana
13
14
15
gerakan
janin.
Interpretasi
hasil
pemeriksaan
dapat
16
17
sebanding
dengan
velositi
struktur
yang
bergerak.
B/M Mode. Dengan B/M mode dapat diperiksa gerak jantung janin
dan tayangannya dalam bentuk gelombang.Dengan mengukur
panjang gelombang gerakan jantung ini dapat dinilai frekuensi djj.
Interpretasinya sesuai dengan penjelasan terdahulu.
18
19
dalkukan
pada
dugaan
pertumbuhan
janin
terhambat
janin.
kompensasi
Profil
dan
Bioprofil
adaptasi
sebetulnya
janin
aplikasi
terhadap
kondisi
dari
mekanisme
hipoksia,
baik
pengaturan djj oleh sistim syaraf (TTT), maupun brain sparing effect
(jumlah cairan ketuban) dan pengurangan kebutuhan (pembatasan
gerakan dan tonus).
Selengkapnya penilaian profil biofisik adalah seperti pada halaman berikut
(Manning, 1992):
20
KESIMPULAN
Janin memiliki mekanisme kompensasi dan adaptasi tertentu terhadap
kondisi kekurangan suplai oksigen.
Pemahaman yang baik tentang mekanisme kompensasi dan adaptasi janin,
dan pemahaman tentang prinsip kerja alat diagnostik, memungkinkan
provider memperoleh informasi yang banyak tentang kondisi janin.
Deteksi dini hipoksia intra uterin tidak selalu membutuhkan alat diagnostik
yang canggih, yang dibutuhkan adalah provider yang kapabel dengan alat
diagnostik apapun yang ada. Peran aktif pasien diperlukan untuk penapisan
awal.
21
KEPUSTAKAAN
Asmawinta. 2001. Hubungan Tes Stimulasi Vibroakustik dengan Tes
Dengan Kontraksi pada Kehamilan Risiko Tinggi. Tesis.
Padang:Bagian Obgin FK Universitas Andalas.
Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., et al. 2003. Williams Obstetrics.
21st ed. Pp. 1095-1110. New York: McRaw Hill.
Fahey, J. and King, T.L. 2005. Intrauterine Asphyxia: Clinicxal Implications for
Providers of Intrapartum Care. Journal of Midwifery & Womans
Health. Vol 50.No. 6. 2005.
Fetal Movement Counts. 2007. Iowa: University of Iowa Hospitals and Clinics.
(online). File:///I:/Fetal%movement%20count- Retrieved on June
18th, 2010.
Gardner, D.S, Fowden, A.L, and Giussani, D.A. 2002. Adverse Intrauterine
Conditions Diminish the Fetal Defense Against Acut Hypoxia by
Increasing Nitiric Oxide Activity. American Heart Association, Inc.
(online). Retrievevd on June 17th, 2010.
Ghost, B., Mittal, S., Kumar, S.,and Dadhwal, V. 2003. Prediction of perinatal
asphyxia with nucleated red blood cells in cord blood of newborns.
Int. J of Gynec. & Obstet., 2003 (81).
Gibb, D and Arulkumaran, S. 1992. Fetal Monitoring in Practice. London:
Butterwoth-Heinemann.
Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2006. Textbook of Medical Physiology.
Philadelphia: Elseviers Sauders.
Harrington, K., Hecher, K., and Campbell, S. 2002. The fetal haemodynamic
response to hypoxia. In: Harrington, K and Campbell, S. 2002. A
Colour Atlas of Doppler Ultrasonography in Obstetrics. An
Introduction to its Use in Maternal Fetal Medicine. Pp. 81-94. New
Delhi: Jaypee Brothers.
Intrauterine hypoxia. Wikipedia. (online). Retrieved on June 17th, 2010.
Joserizal Serudji. 2002. Kardiotokografi. Majalah Kedokteran Andalas. 2002;
26.
Mangesi, L. and Hofmeyr, G.J. 2005. Fetal Movement Counting for
Assessment of Fetal Well-being. The Cohrain Collaboration.
Manning, F.A. Fetal Biophysical Profile Scoring: Application in High-risk
Obstetrics. In: Reece, E.A, Hobbins, J.C, Mahoney, M.J, and
22
Petrie, R.H. 1992. Medicine of the Fetus and Mother. Pp. 724-738.
Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
Neerhof, M.G., and Thaete, L.G. 2008. The Fetal Response to Chronic
Placental Insufficiency. Semin. Perinatol. 2008 (32).
Owen, P. 2002. Fetal Assessment in the third Trimester: fetal growth and
biphysical methods. In: Chamberlein, G and Steer, P.J. 2002.
Turnbulls Obstetrics. 3rd ed. Pp. 129-154. London: Churchill
Livingstone.
Pernoll, M.L. 1982. High Risk Pregnancy. In: Benson, R.C (ed).1982.
Current Obstetrics & Gynecology Diagnosis & Treatment. Pp. 590615. Lange Medical Publiccation.
Putri Sri Lasmini. 2000. Kesesuaian antara Metrode Whitfield dengan
Kardiotokografi dalam Menentukan Deselerasi lambat dan
Deselerasi Variabel. Tesis. Padang: Bagian Obgin FK Universitas
Andalas.
Reid, D.L. Fetal Cardiovascular Physiology under Normal and Stress
Conditions. In: Reece, E.A, Hobbins, J.C, Mahoney, M.J, and
Petrie, R.H. 1992. Medicine of the Fetus and Mother. Pp. 125-142.
Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
Sadovsky, E., Robinowitz, R., Freema, A, and Yarkoni, S. The relationship
between fetal heart rate acceleration, fetal movement, and uterin
contraction. Am. J. Obstet. Gynecol, 1984, 187-189.
Singh, G and Sidhu, K. 2008. Daily Fetal Movement Count Chart: Reducing
Perinatal Mortality in Low Risk Pregnancy. MJAFI 2008; 64.
Whittle, M.J and Martin, W.L. 2002. Fetal Monitoring in Labour. In:
Chamberlein, G and Steer, P.J. 2002. Turnbulls Obstetrics. 3rd ed.
Pp. 439-450. London: Churchill Livingstone.
Ziskin, M.C. 1992. Basic Physics of Ultrasound. In: Fleischer, A.C., Romero,
R., Manning, F.A., et al. The Principles and Practice of
Ultrasonography in Obstetrics and Gynecologi. 4th ed. 2002.pp. 114. New Jeraey: Prentice Hall Internationak Inc.
23