DVT
DVT
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
TERMINOLOGI
a. Varises
Varises lebih sering terjadi di kaki karena pengaruh gaya gravitasi
bumi. Pada saat berdiri, aliran darah cenderung mengalir kuat ke bawah akibat
gravitasi, sedangkan pembuluh darah vena mengalir sebaliknya, dari kaki ke
jantung. Sebenarnya pembuluh vena tidak memiliki cukup kemampuan untuk
mendorong darah kembali ke atas, tapi vena mempunyai kelebihan yaitu
memiliki katup.
Katup
yang
seharusnya
menahan
aliran
darah,
tidak
berfungsi
b. Pulmonary Embolism
Keadaan obstruksi sebagian atau total sirkulasi arteri pulmonalis/ cabangcabang akibat tersangkutnya emboli thrombus.
Emboli: suatu bahan (lemak, udara, cairan ketuban) yang mengalir dalam aliran
darah dan tersangkutnya dalam pembuluh darah.
c. Batuk Darah
Darah atau dahak bercampur darah yang dibatukkan yang berasal dari saluran
pernafasan bagian bawah (mulai glotis ke arah distal}
penderita menahan batuk karena takut kehilangan darah yang lebih banyak
sehingga menyebabkan penyumbatan karena bekuan darah.
sebetulnya sudah ada penyakit dasar tetapi keluhan penyakit tidak mendorong
berobat ke dokter.
batuk darah pada dasarnya akan berhenti sendiri asal tidak ada robekan pembuluh
darah, berhenti sedikit-sedikit pada pengobatan penyakit dasar.
IDENTIFIKASI MASALAH
a. Kenapa bisa merah, nyeri dan bengkak pada tungkai kanan?
- Karena volume intravenanya meningkat mengakibatkan bengkak dank arena
tertekan menyebabkan nyeri.
- Merah terjadi kerana pembuluh darah berdilatasi
- Kulit kecoklatan terjadi karena eritrositnya rusak
b. Kenapa tekanan darah meningkat sedangkan nadinya normal?
- Tekanan darah meningkat terjadi karena sumbatan maka jantung akan
memompa darah lebih cepat
3
Imobilitas nyata
Dehidrasi
Keganasan lanjut
Diskrasia darah
Riwayat DVT
Varises vena
Operasi atau trauma pada anggota gerak bawah atau pelvis.
Faktor predisposisi lain adalah pemakaian obat kontrasepsi yang mengandung estrogen,
kehamilan, gagal jantung kongestif kronik, dan obesitas.
GAMBARAN KLINIS
DVT merupakan masalah yang terutama tersembunyi karena biasanya tanpa
gejala:emboli
paru-paru
dapat
menjadi
indikasi
klinis
pertama
dari
trombosis.pembentukan trombus pada sistem pvena profunda dapat tidak nyata secara
klinis karena besarnya kapasitas sistem vena dan terbentuknya sirkulasi kolateral yang
mengelilingi okstrusi.diagnosis sulit di tegakkan karena tanda dan gejala klinisDVT tidak
spesifik dan keparahan penyakit tidak berhubungan langsung dengan luas penyakit
Tanda yang paling dapat di percaya adalah bengkak dan edema pada ekstramitas
yang terkena.pembengkakan disebabkan oleh peningkatan volume intra vaskular akibat
bendungan darah vena;edema menunjukan adanya perembesan darah di sepanjang
membran. Membran kapiler memasuki jaringan intersisial yang terjadi karena
peningkatan tekanan hidrostatik.vena supervisial dapat juga berdilatasi karena okstrusi ke
sistem profunda atau pirau aliran darah dari sistem profundake supervisial.walaupun
pembengkakan yang terjadi biasanya unilateral,tetapi okstrusi pada vena iliofemuralis
dapat menimbulkan pembengkakan bilateral.
Kit atau berdenyut dan mungkin berat. Nyeri adalah gejala tersering, biasanya
dilukiskan sebagai ras sal berjalan dapat memperberat nyeri. Nyeri tekan npada
extremitas yng terserang dapat ditemukan. Dua teknik untuk menimbulkanyeri tekan
adalah dorsofleksi kaki dan menggembungkan manset udara di sekeliling extremitas
tersebut. Nyeri tekan pada sewaktu dorsofleksi kaki disebut tanda homan dandianggap
5
sebagai tanda DVT yang tidak terlalu dapat dipercaya; nyeri dipaha atau betis
sewaktupengembungan manset disebut tanda
pada kelompok beresiko tinggi. Heparin dosis rendah dianggap dapat mengurangi resiko
komplikasi bersamaan dengan penggunaan antikoagulan yang adekuat.
Tujuan pengobatan antikoagulan adalah untuk mencegah perluasan trombus,
propagasi, atau embolisasi. Antikoagulan yang digunakan selama fase akut sekarang ini
menggunakan heparin intravena. LMWH biasanya diberikan pada pasien dengan DVT
atau emboli paru yang tersumbat aliran venanya, pada pasien rawat jalan yang telah
selesai menggunakan antikoagulan atau pada wanita yang sedang hamil. Antikoagulan
oral dengan warfarin diberikan sebelum penghentian heparin atau enoksaparin. Warfarin
sering diberikan bersamaan dengan antikoagulan intravena atau subkutan. Target
pengobatan antikoagulasi adalah untuk mencapai perbandingan Normal Internasional
(INR) yaitu 2 : 3. Pengobatan antikoagulasi oral berlanjut selama 3 hingga 6 bulan pada
pasien dengan resiko sementara (setelah operasi) atau dengan DVT yang idiopatik; pada
pasien dengan DVT yang berulang atau dengan factor resiko yang terus menerus,
pengobatan dapat dilanjutkan selama 12 bulan atau seumur hidup.
Pemberian obat-obat fibrinolitik (streptokinase dan urokinase) untuk melarutkan
bekuan semakin di sukai untuk mengobati DVT. Obat obat ini diberikan selama tahap
awal DVT akut untuk mengaktifkan system fibrinolisis endogen. System fibrinolitik
berperan untuk memecahkan dan melarutkan bekuan.
Tindakan operasi pada DVT dapat berupa trombektomi atau pemotongan vena
cava untuk mencegah emboli paru. Trombektomi di indikasi pada beberapa kasus DVT
ileofemoral massif atau DVT luas yang mengancam anggota gerak.
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W.A Newma. 2006. Kamus Kedokteran Dorland Edisi XXIX.Jakarta : EGC.
Guyton, Arthur C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi IX. Jakarta : EGC.
Katzung, Bertram G. 1998. Farmokologi Dasar dan Klinik Edisi VI. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Edisi IV Volume 1. Jakarta : EGC.
7
Sudoyo,Aru W., dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV jilid 2. Jakarta : FK
UI.