Anda di halaman 1dari 3

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Normalitas


Uji normalitas dilakukan untuk menguji distribusi data variabel yang diamati yaitu
mortalitas embiro ikan zebra pada masing-masing dosis. Metode yang digunakan dalam
menguji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dasar
pengambilan keputusan uji ini menggunakan p-value dengan ketentuan jika p-value
yang lebih besar dari alpha 5% berarti distribusi data adalah normal.
Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Dosis
Dosis
438 mg
578 mg
763 mg
1007 mg
1328 mg

Uji KolmogorovSmirnov
0,821
0,761
0,890
1,310
0,565

p-value

Keterangan

0,511
0,608
0,406
0,065
0,908

Berdistribusi Normal
Berdistribusi Normal
Berdistribusi Normal
Berdistribusi Normal
Berdistribusi Normal

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa p-value hasil uji pada masing-masing
dosis dan waktu pengamatan lebih besar dari alpha (0.050) sehingga dapat dikatakan
bahwa data mortalitas embrio ikan zebra berdistribusi normal.
4.2. Regresi Probit
Regresi probit pada penelitian ini merupakan sebuah pemodelan dosis terhadap
mortalitas embrio ikan zebra sehingga didapatkan dosis efektif. Persamaan regresi
probit untuk masing-masing waktu pengamatan didapatkan sebagai berikut.
1.

Jam 24
Mortalitas (24 jam) = -1,620 + 0,002 Dosis
Pada jam ke-24, diperoleh konstanta sebesar -1,620. Nilai ini dapat diartikan

sebagai prediksi mortalitas pada jam ke-24 dengan dosis 0 mg. Sedangkan koefisien
dosis menunjukkan angka 0,002. Angka ini menunjukkan besarnya peningkatan
mortaliti embrio ikan zebra pada setiap peningkatan dosis perlakuan sebesar 1 mg. Uji

hipotesis menunjukkan bahwa pemberian dosis berpengaruh signifikan terhadap


peningkatan mortaliti embrio ikan zebra (p-value = 0,000 < alpha = 0,05).
Berdasarkan persamaan pada jam ke-24, diperoleh LC50 sebesar 1008,512 mg.
Artinya, selama waktu pengamatan 24 jam besarnya dosis yang mampu menyebabkan
kematian 50% adalah sebesar 1008,512 mg.
2.

Jam 48
Mortalitas (48 jam) = -1,532 + 0,002 Dosis
Pada jam ke-48, diperoleh konstanta sebesar -1,532. Nilai ini dapat diartikan

sebagai prediksi mortalitas pada jam ke-48 dengan dosis 0 mg. Sedangkan koefisien
dosis menunjukkan angka 0,002. Angka ini menunjukkan besarnya peningkatan
mortaliti embrio ikan zebra pada setiap peningkatan dosis perlakuan sebesar 1 mg. Uji
hipotesis menunjukkan bahwa pemberian dosis berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan mortaliti embrio ikan zebra (p-value = 0,000 < alpha = 0,05).
Berdasarkan persamaan pada jam ke-48, diperoleh LC50 sebesar 954,205 mg.
Artinya, selama waktu pengamatan 48 jam besarnya dosis yang mampu menyebabkan
kematian 50% adalah sebesar 954,205 mg.
3.

Jam 72
Mortalitas (72 jam) = -1,397 + 0,002 Dosis
Pada jam ke-72, diperoleh konstanta sebesar -1,397. Nilai ini dapat diartikan

sebagai prediksi mortalitas pada jam ke-72 dengan dosis 0 mg. Sedangkan koefisien
dosis menunjukkan angka 0,002. Angka ini menunjukkan besarnya peningkatan
mortaliti embrio ikan zebra pada setiap peningkatan dosis perlakuan sebesar 1 mg. Uji
hipotesis menunjukkan bahwa pemberian dosis berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan mortaliti embrio ikan zebra (p-value = 0,000 < alpha = 0,05).

Berdasarkan persamaan pada jam ke-72, diperoleh LC50 sebesar 869,902 mg.
Artinya, selama waktu pengamatan 72 jam besarnya dosis yang mampu menyebabkan
kematian 50% adalah sebesar 869,902 mg.
4.

Jam 96
Mortalitas (96 jam) = -0,788 + 0,002 Dosis
Pada jam ke-96, diperoleh konstanta sebesar -0,788. Nilai ini dapat diartikan

sebagai prediksi mortalitas pada jam ke-96 dengan dosis 0 mg. Sedangkan koefisien
dosis menunjukkan angka 0,002. Angka ini menunjukkan besarnya peningkatan
mortaliti embrio ikan zebra pada setiap peningkatan dosis perlakuan sebesar 1 mg. Uji
hipotesis menunjukkan bahwa pemberian dosis berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan mortaliti embrio ikan zebra (p-value = 0,000 < alpha = 0,05).
Berdasarkan persamaan pada jam ke-96, diperoleh LC50 sebesar 490,760 mg.
Artinya, selama waktu pengamatan 96 jam besarnya dosis yang mampu menyebabkan
kematian 50% adalah sebesar 490,760 mg.

4.3

Pengujian Kelayakan Model


Goodness of fit digunakan untuk menguji kelayakan model regresi probit.

Ditinjau dari metode Pearson, didapatkan p-value Pearson (0.000) lebih kecil dari alpha
5% sehingga model yang terbentuk adalah tidak fit, atau dapat dikatakan bahwa data
hasil prediksi berbeda dengan data awal. Bukti yang menunjukkan bahwa model tidak
fit adalah adanya perbedaan prediksi LC50 antar waktu pengamatan. LC50 berdasarkan
waktu pengamatan 24 jam berbeda dengan pengamatan 48 jam, 72 jam dan 96 jam.

Anda mungkin juga menyukai