Anda di halaman 1dari 14

PENGUJIAN UNJUK KERJA TURBIN CROSSFLOW

SKALA LABORATORIUM DENGAN


JUMLAH SUDU 28
Juprianto sinaga *) , Ir. Husin Ibrahim Lubis, MT

Jurusan Teknik Mesin


Sekolah Tinggi Teknik Harapan
2015
*) E-mail :juprianto.sinaga@yahoo.com
ABSTRAK
Turbin Crossflow terdiri dari nosel yang mempunyai penampang berbentuk persegi panjang dengan lengkungan
pada bagian penutup atasnya yang berfungsi mengarahkan aliran ke sudu pada runner, sehingga terjadi konversi
energi kinetik menjadi energi mekanis. Pengujian ini bertujuan untuk menganalisa unjuk kerja turbin Crossflow
skala laboratorium dengan jumlah sudu 28 pada runner. Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
melakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik turbin. Turbin yang diuji mempunyai debit air dan tekanan
yang konstan (1100 liter/menit dan 0,25 bar). Dari hasil perhitungan diperoleh torsi (T) maksimum 8,2 Nm, daya
turbin (PT) maksimum 132,1 Watt dan efisiensi turbin (T) maksimum 31 % pada pembebanan yang sama 10 kg
(F = 98,1 N).
Kata kunci : Turbin Crossflow, sudu, Efisiensi Turbin.

ABSTRACT
Crossflow turbine consists of a nozzle that has a rectangular cross section with an arch on the cover of it that
serves to direct the flow to the runner blades, resulting in the conversion of kinetic energy into mechanical
energy. This test aims to analyze the performance of the turbines Crossflow laboratory scale with the number 28
on the runner blade. The first step in this research is doing a testing to determine the characteristics of the
turbine. Turbines that have tested the water flow and pressure constant (1100 liters / minute and 0.25 bar).
From the calculation of torque (T) maximum 8.2 Nm, the power turbine (PT) maximum of 132.1 Watts and
turbine efficiency (T) a maximum of 31% at the same loading of 10 kg (F = 98.1 N)
Keywords : Crossflow turbine, blade, turbine efficiency.

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini turbin crossflow banyak
mendapat
perhatian
karena
dapat
diaplikasikan pada rentang aliran dan head
yang lebih luas. Karakteristik tersebut
membuat turbin crossflow banyak digunakan
pada pembangkit listrik tenaga air skala
kecil. Selain itu turbin crossflow juga
mempunyai konstruksi yang sederhana dan
ekonomis. Penggunaan turbin ini untuk daya
yang sama dapat menghemat biaya
pembuatan penggerak mula sampai 50 %
dari penggunaan kincir air dengan bahan
yang sama. Penghematan ini dapat dicapai
karena ukuran turbin crossflow lebih kecil
dan lebih kompak dibanding kincir air.
Diameter kincir air yakni roda jalan atau
runnernya biasanya 2 meter ke atas, tetapi

diameter turbin crossflow dapat dibuat hanya


20 cm saja sehingga bahan-bahan yang
dibutuhkan jauh lebih sedikit, itulah
sebabnya bisa lebih murah. Demikian juga
daya guna atau efisiensi rata-rata turbin ini
lebih tinggi dari pada daya guna kincir air.
Haimerl, L.A [1] dari hasil pengujian
laboratorium yang dilakukan oleh pabrik
turbin Ossberger Jerman Barat yang
menyimpulkan bahwa daya guna kincir air
dari jenis yang paling unggul sekalipun
hanya mencapai 70 % sedangkan effisiensi
turbin Crossflow mencapai 82 %. Hal ini
jelas bahwa turbin crossflow mempunyai
tempat yang berbeda untuk turbin ukuran
kecil.
Sejak munculnya turbin crossflow,
banyak kemajuan telah dibuat melalui
penelitian melalui metode percobaan

laboratorium terutama pada parameter


desain turbin seperti sudut datang, jumlah
sudu, rasio diameter runner, lebar Runner,
dan lebar nosel.
Mackmore dan Merryfield [2]
melakukan
studi
laboratorium
yang
bertujuan untuk menunjukkan serangkaian
hasil pengujian turbin crossflow yang dibuat
berdasarkan spesifikasi seperti yang
diusulkan oleh Prof. Banki yaitu dengan
sudut datang (1) 160. Secara teoritis
diperoleh jumlah sudu 18, tetapi dalam
desain
pembuatan
model
mereka
menggunakan 20 sudu untuk pengujian
kinerja turbin. Mackmore dan Merryfield
memperoleh efisiensi 68%. Mereka pada
kesimpulannya juga mengatakan, sedikit
perubahan pada parameter desain dapat
meningkatkan efisiensi yaitu dengan
melakukan eksperimen pada jumlah sudu
yang berbeda.
Studi eksperimental pada jumlah
sudu pertama kali dilakukan oleh
Khosrowpanah et al. [3] dengan jumlah sudu
10, 15, dan 20 sudu. Mereka menyimpulkan,
runner dengan jumlah sudu 15 lebih efisien
dibandingkan dengan runner dengan jumlah
sudu 10 dan 20. Efisiensi maksimum yang
diperoleh 80%.
Desai dan Aziz [4] dalam
percobaan mereka, melakukan penyelidikan
pada jumlah sudu 15, 20, 25, dan 30.
Efisiensi tertinggi yaitu 88%, diperoleh
pada runner dengan 30 sudu. Sulit untuk
menyimpulkan bahwa ini adalah jumlah
maksimum sudu untuk efisiensi maksimum,
karena runner dengan 30 sudu adalah
percobaan terakhir.
Secara khusus, Totapally dan Aziz
[5] melakukan perbaikan dengan jumlah
sudu 25, 30, 35, dan 40. Dari hasil
penyelidikan ditemukan efisiensi meningkat
dengan
meningkatnya
jumlah
sudu,
sekaligus menunjukkan jumlah optimal
sudu. Efisiensi maksimum yaitu 92%,
diperoleh pada pada runner dengan 35 sudu.
Olgun [6] dengan sudut datang 160
dan jumlah sudu 28 memperoleh efisiensi
72%. Kaunda et al. [7] dengan sudut datang
yang sama dan jumlah sudu 24 pada turbin
corssflow sederhana memperoleh efisiensi
79%. Sammartano et al. [8] dengan sudut
datang 220 dan jumlah sudu 35 memperoleh
efisiensi 86%.
Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya di atas, maka perlu


dilakukan pengujian terhadap turbin
Crossflow dengan jumlah sudu 28 guna
memperoleh unjuk kerja turbin tersebut.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana unjuk kerja turbin
Crossflow dengan jumlah sudu 28 jika
diberikan variasi beban pengereman?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, secara
eksperimental guna untuk memperoleh :
1. Daya turbin maksimum.
2. Efisiensi turbin maksimum.
3. Karakteristik turbin Crossflow.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah :
1. Menghasilkan informasi ilmiah
dalam pengujian unjuk kerja turbin
Crossflow
dengan
variasi
pembebanan terhadap putaran, torsi,
daya turbin, dan efisiensi turbin.
2. Sebagai
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
khususnya bidang konversi energi
dan energi berkelanjutan.
3. Mahasiswa lainnya yang ingin
mengembangkan hasil penelitian ini
serta dapat dijadikan sebagai
pembanding dalam pembahasan
pada topik yang sama.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Dasar Tentang Turbin Air
Kata "turbine" ditemukan oleh
seorang insinyur Perancis yang bernama
Claude Bourdin pada awal abad 19, yang
diambil dari terjemahan bahasa Latin dari
kata "whirling" (putaran) atau "vortex"
(pusaran air). Turbin air ini biasanya
digunakan untuk tenaga industri untuk
jaringan listrik. Sekarang lebih umum
dipakai untuk generator listrik. Turbin kini
dimanfaatkan secara luas dan merupakan
sumber energi yang dapat diperbaharukan.
Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
turbin air merupakan peralatan utama selain
generator.
Turbin adalah sebuah mesin
berputar yang mengambil energi dari aliran

fluida. Turbin sederhana memiliki satu


bagian yang bergerak, "asembli rotorblade". Fluida yang bergerak menjadikan
baling-baling berputar dan menghasilkan
energi untuk menggerakkan rotor. Contoh
turbin awal adalah kincir angin dan roda air.
Perkembangan kincir air menjadi turbin
modern membutuhkan jangka waktu yang
cukup lama. Perkembangan yang dilakukan
dalam waktu revolusi industri menggunakan
metode dan prinsip ilmiah. Mereka juga
mengembangkan teknologi material dan
metode produksi baru pada saat itu.
Perbedaan dasar antara turbin air
awal dengan kincir air adalah komponen
putaran air yang memberikan energi pada
poros yang berputar.Komponen tambahan
ini memungkinkan turbin dapat memberikan
daya
yang
lebih
besar
dengan
komponenyang lebih kecil.Turbin dapat
memanfaatkan air dengan putaran
lebih cepat dan dapat memanfaatkan head
yang lebih tinggi.
Bagian-bagian Umum Turbin Air
Gambar berikut memperlihatkan
bagian-bagian umum dari turbin. Untuk
semua jenis turbin mempunyai bagian yang
tidak jauh berbeda dari turbin lainnya.

Gambar Bagian-bagian Turbin


Bagian-bagian turbin tersebut antara lain :
a.
otor yaitu bagian yang berputar pada
sistem yang terdiri dari :
udu-sudu
berfungsi
untuk
menerima beban pancaran yang
disemprotkanoleh nozzle.
oros berfungsi untuk meneruskan

aliran tenaga yang berupa gerak


putar yang dihasilkan oleh sudu.
antalan berfungsi sebagai perapatperapat
komponen-komponen
dengan
tujuan
agar
tidak
mengalami
kebocoran
pada
sistem.
b.
tator yaitu bagian yang diam pada
sistem yang terdiri dari :
ipa pengarah/nozzle berfungsi
untuk meneruskan alira fluida
sehinggatekanan dan kecepatan
alir fluida yang digunakan di
dalam sistem besar.
umah turbin berfungsi sebagai
rumah kedudukan komponen
komponen dari turbin.
Klasifikasi Turbin Air
Dengan kemajuan ilmu Mekanika
fluida dan Hidrolika serta memperhatikan
sumber energi air yang cukup banyak
tersedia di pedesaan akhirnya timbullah
perencanaan-perencanaan
turbin
yang
divariasikan terhadap tinggi jatuh ( head )
dan debit air yang tersedia. Dari itu maka
masalah turbin air menjadi masalah yang
menarik dan menjadi objek penelitian untuk
mencari sistim, bentuk dan ukuran yang
tepat dalam usaha mendapatkan effisiensi
turbin yang maksimum.
Pada uraian berikut akan dijelaskan
pengklasifikasian turbin air berdasarkan
beberapa kriteria.
1. Berdasarkan Model Aliran Air Masuk
Runner.
Berdasaran model aliran air masuk
runner, maka turbin air dapat dibagi menjadi
tiga tipe yaitu :
A. Turbin Aliran Tangensial
Pada kelompok turbin ini posisi air
masuk runner dengan arah tangensial atau
tegak
lurus
dengan
poros
runner
R
mengakibatkan runner berputar
(gambar
berikut), contohnya Turbin Pelton dan
Turbin Crossflow
S

B. Turbin Impuls.
Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang
memanfaatkan energi potensial untuk
menghasilkan energi gerak. Sudu pada
turbin reaksi mempunyai profil khusus yang
mebabkan terjadinya penurunan tekanan air
selama memalui sudu. Perbadaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu sehinnga
runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar. Turbin yang bekerja pada
berdasarkan prinsip ini dikelompokkan
sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi
sepenuhnya tercelup dalam air dan berada
dalam rumah turbin.
Adapun jenis-jenis dari turbin reaksi antara
lain:
c.
Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah
satu turbin reaksi. Turbin dipasang
diantara sumber air tekanan tinggi di
bagian masuk dan air bertekanan rendah
di bagian keluar. Turbin Francis
menggunakan sudu pengarah. Sudu
pengarah mengarahkan air masuk secara
tangensial. Sudu pengarah pada turbin
Francis merupakan suatu sudu pengarah
yang tetap ataupun sudu pengarah yang
dapat
diatur
sudutnya.
Untuk
penggunaan pada berbagai kondisi aliran
air penggunaan sudu pengarah yang
dapat diatur merupakan pilihan yang
tepat.
Gambar berikut memperlihatkan
sketsa dari turbin Francis yang
mempunyai bagian-bagian utama antara
lain sudu pengarah, casing spiral, Guide
vanes, sudu runner, draft-tube.
A.

Gambar Turbin Aliran Tangensial


(Sumber : Haimerl, L.A., 1960)
B.

Turbin Aliran Aksial


Pada turbin ini air masuk runner
dan keluar runner sejajar dengan poros
runner (gambar berikut), Turbin Kaplan atau
Propeller adalah salah satu contoh dari tipe
turbin ini.

Gambar Model Turbin Aliran Aksial


(Sumber : Haimerl, L.A., 1960)
C.

Turbin Aliran Aksial-Radial


Pada turbin ini air masuk ke
dalam runner secara radial dan keluar
runner secara aksial sejajar dengan poros
(gambar berikut), Turbin Francis adalah
termasuk dari jenis turbin ini.

Gambar Model Turbin Aliran Aksial- Radial


(Sumber : Haimerl, L.A., 196`0)
2. Berdasarkan Perubahan Momentum
Fluida Kerjanya.
Dalam hal ini turbin air dapat
dibagi atas dua tipe yaitu :
A. Turbin Reaksi.

Gambar Sketsa turbin Francis


Turbin Kaplan.
Tidak berbeda dengan turbin
francis, turbin kaplan cara kerjanya
menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini
mempunyai roda jalan yang mirip
dengan baling-baling pesawat terbang.
b.

Bila baling-baling pesawat terbang


berfungsi untuk menghasilkan gaya
dorong, roda jalan pada kaplan berfungsi
untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya
putar yang dapat menghasilkan torsi pada
poros turbin. Berbeda dengan roda jalan
pada francis, sudu-sudu pada roda jalan
kaplan dapat diputar posisinya untuk
menyesuaikan kondisi beban turbin.
Turbin kaplan banyak dipakai
pada instalasi pembangkit listrik tenaga
air sungai, karena turbin ini mempunyai
kelebihan dapat menyesuaikan head
yang berubah-ubah sepanjang tahun.
Turbin Kaplan dapat beroperasi pada
kecepatan tinggi sehingga ukuran roda
turbin lebih kecil dan dapat dikopel
langsung dengan generator.
Pada kondisi pada beban tidak
penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi
paling tinggi, hal ini dikarenakan sudusudu turbin kaplan dapat diatur
menyesuaikan dengan beban yang ada.
Komponen Utama Turbin
Kaplan diperlihatkan pada gambar 2.6,
komponen tersebut antara lain rumah
spiral, pipa pelepas air,
turbin: katup
pemandu,
runner,poros menghubungkan turbin dengan
generator , bantalan poros, kedudukan poros

Gambar Turbin Kaplan


B.

Turbin Impuls
Turbin Impuls adalah turbin yang
memanfaatkan energi potensial air diubah
menjadi energi kinetik dengan nozel. Air
keluar nozel yang mempunyai kecepatan
tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran
berubah
sehingga
terjadi
perubahan
momentum (impuls). Akibatnya roda turbin
akan berputar. Turbin impuls memiliki
tekanan yang sama karena aliran air yang
keluar dari nosel tekanannya sama dengan
tekanan
atmosfir
sekitarnya.
Energi

potensial yang masuk ke nosel akan dirubah


menjadi energi kecepatan (kinetik).
Adapun jenis-jenis dari turbin impuls antara
lain:
1.
Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah salah satu
dari jenis turbin air yang paling efisien.
Hal ini ditemukan oleh Lester Pelto
Allan pada 1870-an. Turbin Pelton
adalah turbin yang lebih disukai untuk
hidro-listrik, ketika sumber air yang
tersedia mempunyai head yang relatif
tinggi pada tingkat aliran rendah. Roda
Pelton dapat dibuat dalam semua ukuran.
Unit terbesar bisa sampai 200 MW. Roda
Pelton yang kecil, dapat digunakan untuk
menyadap kekuatan dari sungai gunung
yang mengalir seperti saluran irigasi.
Unit-unit kecil ini dianjurkan digunakan
untuk head 30 m atau lebih, untuk
menghasilkan tingkat
daya
yang
signifikan. Tergantung pada aliran air
dan desain, roda Pelton terbaik
beroperasi dengan head dari 15 meter
sampai 1.800 meter, meskipun tidak ada
batas teoretis.
Turbin Pelton terdiri dari satu
set sudu jalan yang diputar oleh pancaran
airyang disemprotkan dari satu atau lebih
alat yangdisebut nosel. Bentuk sudu
turbin terdiri dari dua bagian yang
simetris. Sudu dibentuk sedemikian
sehingga pancaran air akan mengenai
tengah-tengah sudu dan pancaran air
tersebut akan berbelok ke kedua arah
sehinga bisa membalikkan pancaran air
dengan baik dan membebaskan sudu dari
gaya-gaya samping sehingga terjadi
konversi energi kinetik menjadi energi
mekanis.
Gambar berikut memperlihatkan
skema aliran masuk pada turbin Pelton,
dimana air bertekanan tinggi keluar
melalui nosel yang mempunyai diameter
d dan melintasi sudu-sudu pada runner
yang berdiameter D.

Gambar Aliran masuk pada turbin Pelton


2.

Turbin Turgo
Turbin Turgo adalah sebuah
turbin air jenis impuls yang dirancang
untuk head sedang diantara turbin Pelton
dan Francis, yang beroperasi pada head
30 m s/d 300 m. Jenis turbin ini
dikembangkan pertama kali pada tahun
1919 oleh Gilkes sebagai modifikasi
jenis Pelton. Turbin Turgo mempunyai
beberapa keunggulan dibandingkan
dengan jenis Francis dan Pelton untuk
aplikasi tertentu, diantaranya adalah :
- pembuatan runner lebih mudah
dibangdingkan
dengan
jenis
pelton
- tidak memerlukan rumah turbin
yang kedap suara seperti turbin
francis
- memiliki kecepatan spesifik yang
lebih tinggi dan dapat menangani
aliaran air yang lebih besar
dibandingkan
dengan
turbin
pelton pada diameter yang sama.
Turbin
Turgo
dalam
pengoperasiannya
dapat
mencapai
efisiensi sekitar 87%. Dalam tes pabrik
dan laboratorium Turbin Turgo tampil
dengan efisiensi hingga 90%. Bentuk
runner Turgo terlihat seperti runner
Pelton yang terbelah dua. Untuk
kekuatan yang sama, runner Turgo
adalah setengah diameter runner Pelton,
dan dua kali kecepatan tertentu. Turgo
dapat menangani aliran air yang lebih
besar dari Pelton karena keluaran air
tidak mengganggu sudu yang berdekatan.
Komponen dari turbin Turgo
diperlihatkan pada gambar berikut yang
mempunyai komponen utama antara lain
generator, nozzle inlet, dan runner.

Gambar Komponen turbin Turgo

Pemilihan Jenis Turbin


Seleksi awal dari pemilihan jenis
turbin
yang
sesuai
dengan
pengaplikasiannya
untuk masing-masing
karakteristik turbin air dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu berdasarkan net head
(m) VS flow (m/s), dan berdasarkan
Kecepatan Spesifik (Ns) .
1. Berdasarkan net head dan flow
Untuk seleksi awal pemilihan jenis
turbin berdasarkan ketersediaan debit air dan
tinggi air jatuh diperlihatkan pada gambar
berikut.

Gambar Pemilihan jenis turbin net head vs


flow.
Dapat dilihat pada gambar di atas
turbin kaplan adalah turbin yang beroperasi
pada head yang rendah dengan kapasitas
aliran yang tinggi atau bahkan beroperasi
pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini
karena sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur
secara manual atau otomatis untuk merespon
perubahan kapasitas.
Berkebalikan dengan turbin kaplan,
turbin pelton adalah turbin yang beroperasi
pada head yang tinggi dengan kapasitas yang
rendah. Untuk turbin francis mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan yang
lainnya yaitu turbin francis dapat beroperasi
pada head yang rendah atau beroperasi pada
head yang tinggi.
Pemilihan
turbin
kebanyakan
didasarkan pada head air yang didapatkan
dan kurang lebih pada rata-rata alirannya.
Umumnya, turbin impuls untuk tempat
dengan head tinggi, danturbin reaksi
digunakan untuk tempat dengan head
rendah. Turbin Kaplan baik digunakan untuk

semua jenis debit dan head, efisiensinya


baik dalam segala aliran.
Aplikasi
penggunaan
turbin
berdasarkan tinggi head yang didapatkan
adalah sebagai berikut ini:
1.
Turbin
Kaplan
: 2 < H < 100
meter
2.
Turbin
Francis
: 5 < H < 500
meter
3.
Turbin
Pelton
: H < 30 meter
4.
Turbin
Banki
: 2 < H < 200
meter
2. Berdasarkan Kecepatan Spesifik (NS)
Seleksi awal dari jenis turbin yang
cocok untuk suatu kecepatan paling tepat
dilakukan degan menggunakan kecepatan
spesifik (Ns). Kecepatan spesifik dipakai
sebagai tanda batasan untuk membedakan
tipe roda turbin dan dipaki sebagai suatu
besaran yang penting dalam merencanakan
(desain) turbin air. Persamaan untuk
kecepatan spesifik yang didapat dari
perimbangan, perbandingan dan penyesuaian
perhitungan yang ada secara panjang lebar
yang seharusnya ada penurunannya, diganti
dengan penggunaannya di dalam contoh
perhitungan perhitungan dengan persamaan :

mengerjakan perencanaan dan insinyurinsinyur yang mengerjakannya, sebab


dengan diketahuinya harga kecepatan
spesifik, maka secara garis besar dapat
diketahui
pula
konstruksi
turbin
keseluruhannya dan kondisi kerjanya.
Pabrik-pabrik turbin air memakai
standar pelaksanaannya menurut kecepatan
spesifik dan daya yang dihasilkan turbin.
Daerah penggunaan jenis-jenis konstruksi
turbin diperlihatkan oleh gambar di bawah.
Pokok utama pada gambar adalah adanya
daerah penggunaan tipe turbin. Tetapi
supaya diketahui bahwa pada gambar
tersebut di dalam daerah yang dibatasi
dengan garis terdapat banyak jenis turbin
yang dibuat, jadi sebetulnya garis tersebut
sudah bukan merupakan garis batas lagi.

Gambar Daerah penggunaan dari beberapa


jenis konstruksi turbin yang berbeda,
VOITH, Fritz Dietzel
dimana :
Ns = kecepatan spesifik turbin
(rpm)
n = kecepatan putar turbin yang
ditentukan (rpm)
Q = kapasitas air (m3/s)
H = tinggi air jatuh (m)
Bila disebutkan, berarti kecepatan
spesifik adalah jumlah putaran roda turbin
yang bekerja pada tinggi air jatuh H = 1m
dan kapasitas air Q = 1 m3/s (dengan jumlah
putaran yang tertentu rpm).
Dalam pemilihan kecepatan putaran
turbin sedapatnya ditentukan setinggi
mungkin, karena dengan kecepatan putar
yang tinggi akan didapat momen puntir
(kopel) yang kecil, poros yang kecil, dan
diameter turbin yang kecil serta ukuranukuran bagian-bagian mesin lainnya kecil.
Kecepatan spesifik sangat penting
untuk konstruktor, seperti untuk yang

Turbin Air Aliran Silang (Crossflow)


Turbin Crossflow adalah salah satu
turbin air dari jeis turbin aksi (impulse
turbine). Prinsip kerja turbin ini mula-mula
ditemukan oleh seorang insinyur Australia
yang bernama A.G.M. Michell pada tahun
1903. Kemudian turbin ini dikembangkan
dan dipatenkan di Jerman Barat oleh Prof.
Donat Banki sehingga turbin ini diberi nama
Turbin Banki kadang disebut juga Turbin
Michell-Ossberger.
Pemakaian jenis Turbin Crossflow
lebih menguntungkan dibanding dengan
pengunaan kincir air maupun jenis turbin
mikro hidro lainnya. Penggunaan turbin ini
untuk daya yang sama dapat menghemat
biaya pembuatan penggerak mula sampai 50
% dari penggunaan kincir air dengan bahan
yang sama. Penghematan ini dapat dicapai
karena ukuran Turbin Crosfslow lebih kecil

dan lebih kompak dibanding kincir air.


Diameter kincir air yakni roda jalan atau
runnernya biasanya 2 meter ke atas, tetapi
diameter Turbin Crossflow dapat dibuat
hanya 20 cm saja sehingga bahan-bahan
yang dibutuhkan jauh lebih sedikit, itulah
sebabnya bisa lebih murah. Demikian juga
daya guna atau effisiensi rata-rata turbin ini
lebih tinggi dari pada daya guna kincir air.
Hasil
pengujian
laboratorium
yang
dilakukan oleh pabrik turbin Ossberger
Jerman Barat yang menyimpulkan bahwa
daya guna kincir air dari jenis yang paling
unggul sekalipun hanya mencapai 70 %
sedang effisiensi turbin Crossflow mencapai
82 % ( Haimerl, L.A., 1960 ).
Gambar di bawah menjelaskan
tentang perbandingan effisiensi dari
beberapa turbin konvensional.

Gambar Dua Tipe Turbin Crossflow


(Sumber : Haimerl, L.A., 1960)

Gambar Effisiensi Beberapa Turbin dengan


Pengurangan Debit Sebagai Variabel
(Sumber : Haimerl, L.A., 1960)
Dari kurva tersebut ditunjukan
hubungan
antara
effisiensi
dengan
pengurangan debit akibat pengaturan
pembukaan katup yang dinyatakan dalam
perbandingan
debit
terhadap
debit
maksimumnya.Untuk Turbin Crossflow
dengan Q/Qmak = 1 menunjukan effisiensi
yang cukup tinggi sekitar 80%, disamping
itu untuk perubahan debit sampai dengan
Q/Qmak = 0,2 menunjukan harga effisiensi
yang relatif tetap ( Meier, Ueli,1981).
Turbin Crossflow secara umum
dapat dibagi dalam dua tipe ( Meier, Ueli,
1981 ) yaitu :
1.Tipe T1, yaitu Turbin Crossflow
kecepatan rendah
2.Tipe T3, yaitu Turbin Crossflow
kecepatan tinggi.
Kedua tipe turbin tersebut lebih
diperlihatkan pada gambar berikut.

Komponen-komponen utama dari


turbin crossflow antara lain terdiri dari rotor,
rumah turbin, guide vane, pulley, adapter
dan base frame, seperti yang diperlihatkan
pada gambar berikut.

Gambar Komponen dari turbin Crossflow


Keterangan :
1. Adapter
2. Poros guide vane
3. Guide vane
4. Nozel
5. Runner
6. Rangka pondasi
7. Rumah turbin
8. Tutup turbin
9. Poros runner

Aliran Melalui Turbin Crossflow


Sebuah turbin crossflow dalam
bentuk yang paling sederhana terdiri dari
roda jalan (runner) dan nosel. Runner
tersusun atas dua buah piringan sejajar yang
dihubungkan oleh serangkaian
sudu
melengkung. Nosel turbin crossflow
mempunyai penampang berbentuk persegi
panjang dengan lengkungan pada bagian
penutup
atasnya,
yang
berfungsi
mengarahkan aliran ke sudu pada runner.
Gambar di bawah menunjukkan
skema aliran pada turbin crossflow. Titik A
didefinisikan sebagai outlet nosel, B adalah
titik di mana penutup atas berakhir dan F
merupakan pusat poros. Air mengalir
melalui nosel dan memasuki runner. Aliran
air melintasi blade pada runner terjadi dua
kali, pertama yaitu ketika air masuk melalui
lengkungan nosel antara titik A dan titik B.
Kedua dihasilakan saat air mengalir
melintasi ruang tengah yang terbuka (bagian
dalam runner) dan diteruskan melaului
blade antara titik C, D dan E. Oleh karena
itu turbin ini disebut dengan turbin dua
tingkat kecepatan. Bagian air yang melintasi
runner sebanyak dua kali dikenal sebagai
cross-flow, dan nama turbin berasal dari
fenomena ini. Ada beberapa bagian dari air
yang terikut dalam blade dan terlempar
keluar dari runner, ini disebut dengan
entrained flow.

= massa jenis air (kg/m3)


g = gaya gravitasi (m/s2)
Q = debit air (m3/s)
H = head (m)
Besarnya debit air dan head
masing-masing
diperoleh
dengan
menggunakan alat ukur yang terpasang pada
pipa.
Head adalah energi yang dikandung
oleh fluida persatuan berat fulida tersebut.
Head diukur dengan menggunakan alat ukur
tekanan (pressure gauge), dengan demikian
dapat diperoleh besarnya head yaitu :
(2.19)
Dengan pgauge
adalah pembacaan
tekanan pada alat ukur (bar)
2. Daya Turbin
Daya turbin adalah daya yang
dibangkitkan oleh turbin air dengan mengubah energi kinetik air menjadi energi
mekanik berupa putaran poros turbin. Daya
turbin dilambangkan sebagai PT. Besarnya
daya turbin dapat dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut:
(2.20)
Dengan :
n = putaran turbin (rpm)
T = torsi pada poros (Nm)
Torsi
diukur
dengan
menggunakan
mekanisme rope brake seperti pada Gambar
berikut.

Gambar Skema aliran turbin Crossflow


Teori Pengujian Turbin
1. Daya Hidrolis
Daya hidrolis adalah daya yang
dihasilkan oleh air yang mengalir dari suatu
ketinggian. Dalam hal ini daya hidrolis
diperoleh dari daya air yang dihasilkan oleh
pompa. Daya hidrolis dilambangkan dengan
PH. Daya hidrolis dirumuskan sebagai
berikut:
PH = g Q H
Dengan :

Gambar Rope brake


T = Fr
Dengan :
F = beban yang diberikan
pada poros (N)
(2.18)
= F1 F2

= jari-jari pulli (m)

3.

Efesiensi Turbin
Efisiensi
turbin
merupakan
perbandingan antara output dan input atau
antara daya turbin dengan daya hidrolis.
Besarnya efisiensi turbin dapat dirumuskan
sebagai berikut :

(2.22)
3. METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Laborato
rium Pengujian Mesin Fakultas Teknik
Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan.
Waktu penelitian dilaksanakan
setelah memperoleh persetujuan, yaitu sejak
tanggal pengesahan usulan oleh pengelola
Program Studi sampai dengan dinyatakan
selesai.
Peralatan
Pada pengujian ini digunakan
beberapa peralatan antara lain :
1. Alat pengujian turbin Crossflow
Alat ini terdiri dari beberapa
bagian, antara lain :
a. Reservoar, berfungsi sebagai tempat
sumber air dan tempat menampung
kembali air yang keluar dari saluran
pembuangan.
b. Pipa PVC tipe AW 2,5, berfungsi
untuk tempat mengalirkan air sampai
ke turbin.
c. Pompa Irigasi, dengan kapasitas 1100
liter/menit
berfungsi
untuk
memindahkan air melalui pipa
sebagai sumber tenaga air.

e. Pressure gauge, mengukur tekana air


dalam pipa.
f. Spring balance, untuk mengetahui
beban pengereman yang diberikan.
g. Rope Brake, berfungsi sebagai alat
untuk mengukur beban pengereman
dengan diameter pulley 120 mm.

Gambar Rope Brake


h. Tali manila, berfungsi sebagai media
break.
i. Cassing/Rumah turbin, berfungsi
sebagai tempat pemasangan turbin
dan nosel. Selain itu rumah turbin
berfungsi untuk menghindari sisa
pancaran air mengarah ke berbagai
arah.

Gambar Alat pengujian turbin Crossflow


2. Tachometer, digunakan untuk mengukur
putaran pada poros turbin.

Gambar Pompa irigasi


d. Flowmeter,
digunakan
mengukur debit air.

untuk

Gambar 3.4. Tachometer

Kotak Panel
V

F1

F2

Pressure
Gauge

Flow Meter
Katub

Turbin
Rope
Brake

Pipa

Katub
Bak Penampungan
Pompa

Gambar Skema Instalasi Pengujian


Pelaksanaan Pengujian
1.
Variabel Pengamatan
Dalam pengujian ini variabel yang
akan diamati adalah :
a. Tekanan air di dalam pipa (Pgauge).
b. Beban pengereman (F).
c. Putaran turbin (N)
2.
Persiapan Pengujian
Sebelum pengujian dilaksanakan,
terlebih dahulu persiapkan hal-hal berikut :
a. Memastikan Tachometer berfungsi
dengan baik.
b. Melakukan kalibrasi alat ukur beban
dengan memberikan beban yang telah
ditetapkan massanya.
c. Membersihakan
reservoar
dari
kotoran, dan mengisinya dengan air
bersih minimal dari volume
reservoar.
d. Mengisi dan mengecek bahan bakar
pada
pompa
air
sebelum
dioperasikan.
e. Memasang runner pada turbin
dengan jumlah sudu 28.
f. Memastikan nosel telah terbuka
penuh atau 100%.
g. Memeriksa kembali instalasi alat
pengujian sehingga siap untuk
dipergunakan.
3. Pengambilan Data
Tahap pengambilan data dapat
dilaksanakan setelah seluruh tahap persiapan
selesai. Pengambilan data dapat dimulai
dengan :
a. Sebelum pompa dihidupkan, terlebih
dahulu mengatur katub nosel pada
posisi terbuka penuh.
b. Menghidupkan
pompa
dengan
mengengkol tuas pada mesin pompa.
c. Setelah pompa dihidupkan, kemudian
tambah power pada pompa secara
perlahan
sampai
pada
posisi
maksimum.

d. Membaca tekanan air dalam pipa


pada
pressure
gauge
dan
mencatatnya pada data sheet..
e. Mengatur beban pengereman F1 dan
F2 serta mengukur putaran turbin
dengan menggunakan tachometer,
kemudian mencatat data-data tersebut
pada data sheet.
f. Mengulangi langkah 5 untuk variasi
beban pengereman.

Data Hasil Pengujian


Dari hasil pengujian dengan jumlah
sudu 28 pada runner dan variasi beban
pengereman diperoleh data hasil pengujian
seperti diperlihatkan pada table 3.1.
Tabel 3.1. Data hasil pengujian
No

Nb

Q
(m/s)

Pgauge
(bar)

1
2
3
4
5
6
7
8

28

0,018

0,25

Diagram Alir Penelitian

m
(kg)
0
2
4
6
8
10
12
14

N
(rpm)
460
408
356
291
257
214
170
135

MULAI

Studi literatur
turbin crossflow
khusus jumlah
sudu

Permasalahan

Analisa Data
1.
Pengaruh Pembebanan terhadap
Torsi.

Persiapan alat dan


bahan

Pengujian turbin
crossflow

2.

Pengaruh Pembebanan terhadap Daya


Turbin.

3.

Pengaruh Pembebanan terhadap


Efisiensi Turbin.

Data
hasil
pengujian

Analisa data

SELSAI

4. HASIL DAN ANALISA DATA


Hasil
Perhitungan
data
dari
hasil
pengujian unjuk kerja turbin Crossflow
dengan jumlah sudu 28, yang terdiri dari
perhitungan Head (H), Daya hidrolis (PH),
Torsi (T), Daya turbin (PT), dan Efisiensi
(), diperlihatkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data hasil perhitungan
No
1
2
3
4
5
6
7
8

F
(N)
0
19,62
39,24
58,86
78,48
98,1
117,72
137,34

T
(Nm)
0
1,2
2,35
3,5
4,7
5,9
7,06
8,2

PT
(W)
0
51,2
87,6
106,6
126,4
132,1
125,6
115,8

(%)
0
11
19
24
29
31
28
26

Dari tabel data perhitungan dan


grafik karakteristik di atas, diperoleh hasil
analisa sebagai berikut :
1. Daya Turbin maksimum diperoleh
pada pengujian dengan beban 10 kg

2.

3.

4.

5.

(F = 98,1 N) dengan kapasitas air dan


tekanan yang sama, yaitu 132,1 Watt
Efisiensi turbin maksimum diperoleh
pada pengujian dengan beban 10 kg
(F = 98,1 N) dengan kapasitas air dan
tekanan yang sama, yaitu 31 %.
Gambar 1 memperlihatkan bahwa
torsi yang terjadi pada turbin semakin
besar seiring dengan penambahan
massa (pembebanan).
Gambar 2 memperlihatkan pada daya
turbin (PT) terjadi penurunan
setetelah diberikan pembebanan
sebesar 12 kg (F = 117,72 N) dan 14
kg (F = 137,34 N).
Gambar 3 memperlihatkan pada
efisiensi turbin () terjadi penurunan
setelah diberikan penambahan massa
sebesar 12 kg (F = 117,72 N) dan 14
kg (F = 137,34 N), atau penurunan
efisiensi terjadi seiring dengan
penurunan daya turbin.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil dan analisa data
pengujian
turbin
Crossflow
skala
laboratorium menggunakan runner dengan
jumlah sudu 28, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Daya turbin maksimum diperoleh
pada pengujian dengan pembebanan
10 kg (F = 98,1 N) yaitu 132,1 Watt.
2. Efisiensi turbin maksimum diperoleh
pada pengujian dengan pembebanan
10 kg (F = 98,1 N) yaitu 31%.
Hal ini berbanding lurus dengan daya
turbin (PT) yang dihasilkan, apabila
daya turbin meningkat maka efisiensi
turbin akan meningkat pula.
3. Karakteristik turbin Crossflow :
Torsi yang dihasilkan oleh
turbin
meningkat
seiring
dengan penambahan beban
sampai pada beban maksimum
14 kg (F = 137,34 N).
Daya yang dihasilkan oleh
turbin meningkat sampai pada
pembebanan 12 kg (F =
117,72 N), dan terjadi
penurunan daya sampai pada
pembebanan 14 kg (F =
137,34 N).
Efisiensi yang dihasilkan oleh
turbin meningkat sampai pada

pembebanan 12 kg (F =
117,72 N), dan terjadi
penurunan efisiensi sampai
pada pembebanan 14 kg (F =
137,34 N).
5.2.

Saran
Untuk lebih menyempurnakan
pembahasan mengenai pengujian ini, maka
sebaiknya :
1. Dilakukan
penelitian
terhadap
mekanisme Rope Brake dengan
merubah tali pengereman dengan
bahan
yang
berbeda
untuk
mengetahui perbedaan torsi pada
poros turbin.
2. Dilakukan proses pendinginan pada
mesin pompa disetiap penggantian
beban untuk menjaga tenaga (power)
yang dihasilkan oleh pompa. Karena
kondisi mesin pompa dalam keadaan
panas yang diberi beban secara
continue akan mengurangi tenaga
dari pompa.
3. Dilakukan
perawatan
terhadap
komponen komponen instalasi
pengujian
turbin
Crossflow,
khususnya pada pompa untuk
menjaga kerusakan pada impeller
pompa.

DAFTAR PUSTAKA
[1]
Haimerl, L. A. The Cross-Flow
turbine. Water Power Engineering
Magazine, Volume 12, No.1, (1960):
5-13.
[2]

Mockmore, C.A.; Merryfield, F. The


Banki Water Turbine. Bulletin
Series
No.25,
Engineering
Experimental Station, Oregon State
System of Higher Education, Oregon
State College, Corvalis, USA, (1949):
4-27.

[3]

Khosrowpanah, S., Fiuzat, A. A.,


Albertson, M.L. Experimental Study
of Cross-Flow Turbine. Journal
Hydraulic Engineering, Vol.114,
No.3 (1988): 299-314.

[4]

Desai, V. R., and Aziz, N. M.,


Parametric Evaluation of CrossFlow Turbine Performance. Journal
of Energy Engineering, Vol.120,
No.1 (1994): 17-34. American
Society of Civil Engineers (ASCE).

[5]

Totapally H., Aziz M. Refinement


of Crossflow Turbine Design
Parameters. Journal of Energy
Engineering, Vol.120, No.3 (1994):
133-147, American Society of Civil
Engineers (ASCE).

[6]

Olgun, H. Investigation of the


Performance of a Cross-Flow
Turbine. International Journal of
Energy Resources, Vol.22 (1998):
953-964.

[7]

Kaunda, C.S., Kimambo, C.Z.,


Nielsen, T.K. Experimental Study
on a Simplified Crossflow Turbine.
International Journal of Energy and
Environment, Volume 5, N0.2
(2014): 155-182.

[8]

Sammartano,
V.,
Arico,
C.,
Carravetta, A., Fecarotta, O.,
Tucciarelli,
T.
Bank-Michell
Optimal Design by Computational
Fluid
Dynamic
Testing
and
Hydrodynamic Analysis. Energies,
Volume 6 (2013): 2362-2385.
https://aseppadang.wordpress.com/20
09/06/21/karakteristik-turbincrossflow/
http://tulisanakhwat.blogspot.co.id/20
14/02/makalah-turbin-air.html
http://mesin.ub.ac.id/jurnal/jurnal/do
wnload.php?id=29

Anda mungkin juga menyukai