Anda di halaman 1dari 6

MATHEMATIC, SCIENCE, & EDUCATION NATIONAL CONFERENCE (MSENCo)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung 2016

Pengembangan Metode Analisis Merkuri pada Kosmetika Krim


Pemutih Kulit secara Microwave Plasma Atomic Emission
Spectroscopy (MP-AES)
Iis Holilah(1), Hardoko Insan Qudus(2), Sutopo Hadi(3), dan Purwadi(4)
(1)

Mahasiswa Magister Kimia, Universitas Lampung (iisholilah16@yahoo.com)


(2), (3)
Jurusan Kimia Universitas Lampung
(4)
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung
ABSTRAK

Krim pemutih ku lit merupakan sediaan kos metika yang banyak digunakan oleh kau m perempuan,
bertujuan memut ihkan kulit, sebagai pembersih, membantu mempercantik diri, meningkatkan daya tarik
atau mengubah penampilan tanpa mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh. Salah satu bahan dilarang
yang secara ilegal d itambahkan ke dalam krim pemutih kulit adalah merkuri karena kemampuannya
dalam menghambat pembentukan melanin pada permu kaan kulit. MP-AES (Microwave Plasma Atomic
Emission Spectroscopy) merupakan teknik analisis baru untuk analisis logam dan semi logam pada
berbagai mat riks sampel. Tekn ik analisis ini dapat disandingkan dengan AAS dan ICP, namun MP-A ES
memiliki keunggulan karena relat if murah biaya operasional dan lebih aman dalam penggunaannya.
Penelit ian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis untuk penentuan kadar merkuri (Hg)
dalam kosmet ika krim pemutih ku lit secara MP-A ES. Pengembangan metode melalu i tahap optimasi dan
validasi metode analisis. Destruksi matriks organik dalam sampel menggunakan microvawe digestion
oven. Optimasi telah dilakukan terhadap pump rate, nebulizer pressure, viewing position pada panjang
gelombang analisis 253,652 n m. Konsentrasi optimu m reduktor natriu m borohidrida pada 1,5%, dan
larutan uji stabil setidaknya sampai 6 jam. Hasil penelit ian menunjukkan bahwa metode yang
dikembangkan mempunyai presisi dengan nilai RSD (Ratio Standard Deviation) 2,67 %, dengan
perolehan kembali (Recovery) 92,78 %, linier dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,995, dan
mempunyai sensitifitas dengan LoD (Limit of Detection) sebesar 0,59 g/ L, dan LoQ (Limit of
Quantitation) sebesar 1,98 g/L.
KATA KUNCI: MP-A ES, Merkuri, Pengembangan Metode Analisis, Krim Pemut ih Ku lit

PENDAHULUAN
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, ku ku, bibir, dan
organ genital bagian luar), atau gigi dan memb ran
mu kosa mulut, terutama untuk membersih kan,
mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik ( BPOM,
2011).

secara luas dipelajari dampaknya terhadap


kesehatan manusia oleh WHO. Konsentrasi tinggi
dari logam merkuri terdapat dalam senyawa
anorganik, merkuri organik dapat men imbulkan
keracunan permanen dalam otak, g injal dan
perkembangan janin. Tingkat racun merkuri
tergantung dari bentuk kimia, di mana tingkat
terendah dimu lai dari bentuk ionik, selanjutnya
metalik, dan yang tertinggi pada organomerkuri
(Clarkson, 2006).

Salah satu jenis kosmetika yang sering digunakan


khususnya kaum perempuan adalah krim pemutih
kulit, sayangnya beberapa produk menambahkan
bahan seperti merkuri. Merkuri mampu membuat
kulit putih mulus dalam waktu relatif singkat, akan
tetapi zat in i dapat teraku mulasi dalam tubuh
terutama pada ginjal, hati dan otak, sehingga
memberikan efek negatif bagi kesehatan.

Merkuri merupakan logam beracun dan nonesensial dalam tubuh manusia. Paling banyak
pencemaran ling kungan diakibatkan oleh paparan
senyawa merku ri organik. Merkuri anorganik dapat
dikonversi menjad i merkuri organik melalui proses
penguraian bakteri sulfat, kemudian menghasilkan
met ilmerkuri yang merupakan salah satu senyawa
merku ri yang sangat beracun dan mudah diserap
melalui memb ran sel. Metilmerku ri merupakan
salah satu unsur kimia yang dapat menyebabkan
ganguan pada sistem syaraf. Hal ini menyebabkan
sistem syaraf pusat tidak normal. Toksitas kronis
yang ditimbulkan di antaranya adalah parestesia,

Karena sifat bahayanya yang tinggi, cemaran logam


berat dalam kosmetik sangat diperhatikan seperti
gangguan kesehatan yang disebabkan
karena
paparan logam berat mercuri. Logam-logam ini

MATHEMATIC, SCIENCE, & EDUCATION NATIONAL CONFERENCE (MSENCo)


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung 2016

neuropati perifer, cerebullar ataksia, akatisia,


spastisitas,
kehilangan
memori,
demensia,
penglihatan
terbatas,
disartria,
gangguan
pendengaran, penciuman dan penurunan nilai rasa,
tremo r, dan depresi. Selain karena metilmerkuri,
neuropati juga disebabkan oleh berbagai hal seperti
bawaan genetik, penyakit kronis, alkohol,
kekurangan gizi atau efek samping dari pemberian
obat (Kathleen, 2006).
Umu mnya penentuan logam maupun cemaran
logam dilakukan secara Atomic Absorption
Spectroscopy Flame (AAS-F), Atomic Absorption
Spectroscopy Graphite Furnace (AAS-GFA) dan
Inducted Couple Plasma-Mass Spectrometry (ICPMS),
namun
teknik-tekn ik
analisis
ini
membutuhkan biaya operasional yang tinggi. AASF menggunakan gas pembakar asit ilen atau nit rogen
dioksida dalam laju alir yang tinggi dan
penggunaan lampu katoda berongga untuk setiap
unsur yang diukur dengan waktu pakai tertentu.
Selain itu batas deteksi logam pada analisis secara
AAS-F juga cukup tinggi, sehingga kurang cocok
untuk analisis cemaran. Sedangkan analisis secara
ICP-MS mempunyai batas deteksi yang cocok
untuk analisis cemaran logam, namun sayangnya
teknik analisis in i terkendala dengan biaya
operasional yang cukup tinggi, yaitu penggunaan
gas argon dengan laju alir yang relat if t inggi (Zhao
et al, 2015).
Karlson (2014), membandingkan metode MP-AES
yang mempunyai batas deteksi dalam satuan g/L
tetapi biaya lebih murah dengan ICPM S yang
mempunyai batas deteksi dalam satuan (ng/L)
tetapi biaya yang sangat mahal terhadap logam
utama Mg, Ca, Fe, dan Al dari tanaman bunga
matahari dipero leh hasil yang tidak berbeda nyata
antara kedua metode, namu m untuk beberapa
logam tidak terdeteksi pada pengujian secara MPAES.
Teknis
analisis
secara
MP-AES
mu lai
dikembangkan untuk analisis logam maupun
cemaran logam pada berbagai matriks, di antaranya
Wu et al (2012) dan Yang Xi et al (2015),
melakukan analisis logam pada herbal Ch ina. Zhao
et al (2015), melakukan penentuan kadar beberapa
logam termasuk merkuri dalam kulit dan rambut.
MP-A ES (Microwave Plasma Atomic Emission
Spectroscopy) merupakan tekn ik analisis baru
untuk analisis logam dan semi logam pada berbagai
matriks sampel. Teknik analisis in i memiliki
beberapa keunggulan karena biaya operasional
relatif
murah
dan
lebih
aman
dalam
penggunaannya. Namun sayangnya, teknik analisis
secara MP-AES belu m d idukung dengan metode
analisis yang mencukupi. Belu m ada laporan

pengembangan metode analisis untuk analisis raksa


dalam sediaan kosmet ika sediaan krim pemutih
kulit.
METODE
1.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian in i adalah


timbangan analitik, perangkat MP -A ES Agilent
MP-1400 yang dilengkapi software MP -Expert,
perangkat microwave digestion Sineo, pipet mikro
Ephendroff, labu ukur, pipet volume, dan alat gelas
lain yang biasa digunakan di laboratoriu m.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini
berderajat pro analisis meliputi larutan, natriu m
borohidrida (NaBH4 ) p.a (Merck), natriu m
hidroksida (NaOH) p.a (Merck), asam klorida
(HCl) 37% p.a (Merck), h idrogen peroksida (H2 O2 )
30% p.a. (Merck), asam nitrat (HNO3 ) 65% p.a
(Merck), dan air deionisasi hasil produksi MerckMillipore water purifier dengan daya hambat 18,2
M.cm-1 .
Baku pembanding menggunakan
mercury ICP standard (Merck), tertelusur pada
SRM dari NIST Hg(NO3 )2 dalam asam nitrat 10%
setara 1000 mg/ L Hg.
Sampel untuk keperluan validasi metode
menggunakan sampel kosmetik sediaan krim yang
dipilih setelah hasil uji menunjukkan merkuri tidak
terdeteksi (negatif) menggunakan metode hasil
optimasi.
2.

Metode

Pembuatan Pereaksi
Pembuatan Pelarut
Pelarut dibuat dengan cara mengencerkan 10 mL
asam nitrat p.a. dengan air deionisasi sampai
volume 1 L.
Pembuatan Larutan Reduktan Natrium
Borohidrida (NaBH4 )
Larutan reduktan natrium borohidrida d ibuat
dengan mencampurkan larutan NaOH 1,0%
sedikit demi sedikit ke dalam 0,5 2,5 g NaBH4
sampai volu me 100 mL.
Pembuatan Larutan Baku Merkuri
Larutan baku induk merkuri d ibuat dengan
memipet 100 L larutan baku merkuri 1000 mg/L
dan diencerkan dengan pelarut sampai volu me 100
mL (konsentrasi Hg 1,0 mg/ L). Larutan baku seri
merku ri dibuat dengan cara memipet secara berseri
0,1 15,0 mL larutan baku induk dan masing
masing d ilarutkan dengan pelarut sampai 100 mL
sehingga diperoleh konsentrasi merkuri 1 -150
g/L.

MATHEMATIC, SCIENCE, & EDUCATION NATIONAL CONFERENCE (MSENCo)


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung 2016

Optimasi Pengukuran
Kondisi awal sistem MP-A ES yaitu:
Reaction chamber: MSIS (multymode sample
introduction system); Reductant: larutan natrium
borohidrida (NaBH4 ) 1,0%; Wavelenght: 253,652
nm; Stabilization time: 15 Detik; Uptake t ime: 10
detik; Pu mp speed: 50 rp m; Injection System:
manual
Optimasi nebulizer pressure dan viewing position
dan pump speed dilaku kan pada kondisi awal
sistem tersebut menggunakan larutan baku merkuri
150 g/L. Opt imasi dilakukan menggunakan
software MP-Expert.
Optimasi Konsentrasi Reduktan NaBH4
Optimasi
konsentrasi
reduktan
NaBH4
menggunakan kondisi optimu m hasil percobaan
sebelumnya, dengan variasi konsentrasi NaBH4 0,5
2,5 %.
Uji stabilitas larutan
Uji stabilitas larutan, dengan cara mengukur secara
MP-A ES pada kondisi optimu m yang diperoleh
pada percobaan sebelumnya menggunakan larutan
baku merkuri 150 g/L. Pengukuran diakukan
secara secara berkala dari 0 6 jam dih itung dari
pembuatan larutan dengan selang 1 jam.
Preparasi sampel
Sebanyak 0,20 - 0,25 g sampel krim kosmet ik
dimasukkan ke dalam vessel teflon, ditambahkan
8,0 mL asam nitrat p.a dan 2,0 mL hid rogen
peroksida p.a., didiamkan 20 menit, kemudian
didestruksi di dalam microwave digestion oven
dengan kondisi sesuai Tabel 1.
Tabel

1.Kondisi
Perlakuan
Sampel
dalamMicrowave Digestion Oven
Langkah Temperatur Time (men it) Power
(o C)
(Watt)
1
130
10
800
2
160
10
800
3
190
10
800

sebanyak enam kali. Dih itung rasio standard deviasi


(RSD).
Uji Akurasi
Menggunakan hasil pengukuran pada uji presisi,
selanjutnya dilakukan perh itungan kadar dan persen
recovery. Perh itungan kadar sampel menggunakan
kurva kalib rasi yang dibuat menggunakan
konsentrasi merkuri 5 90 g/ L.
Uji Linieritas
Sebanyak 0,2 0,25 g sampel dimasukkan ke
dalam vessel, ditambahkan 0, 100, 200, 300, 400,
500 dan 600 L larutan baku merkuri 10 mg/ L.
Selanjutnya mengikuti proses preparasi sampel, dan
dilakukan pengukuran secara MP-AES. Dibuat
persamaan garis lurus, dan dihitung koefisien
korelasi (r).
Uji LoD dan Lo Q
Dilakukan pengukuran larutan baku merkuri 1 6
g/L. Dihitung batas deteksi (LoD) = 3 Sy/x / b dan
dan Batas kuantitasi ( LoQ) = 10 Sy/x / b.
HAS IL
Optimasi nebulizer pressure dan viewing position
dilakukan dengan software MP-Expert, diperoleh
tekanan nebulizer optimu m 200 kPa, dan Viewing
position pada posisi 0. Optimasi ini dilakukan
setiap
kali akan
melakukan
pengukuran.
Menggunakan tekanan nebulizer dan Viewing
position optimu m, selanjutnya dilaku kan optimasi
pump speed untuk mengetahui kecepatan yang
paling optimu m di mana d iperoleh intensitas emisi
yang tertinggi. Variasi d ilakukan pada 10, 20, 30,
40, dan 50 rp m. Kondisi optimu m d iperoleh pada
40 rp m, seperti dapat dilihat pada Gambar 1.
Intensitas pengukuran berbanding lurus dengan
kecepatan pompa, tetapi kecepatan pompa yang
besar mengakibatkan volu me sampel u ji yang
diperlukan menjadi leb ih banyak.

Setelah proses destruksi selesai, sampel d ilarutkan


dengan air deionisasi pada labu takar 50 mL yang
dilengkapi kertas saring Whattman nomor 1.
Selanjutnya larutan sampel ini siap diukur secara
MP-A ES.
Uji Presisi
Sebanyak 0,2 0,25 g sampel dimasukkan ke
dalam vessel, ditambahkan 200 L larutan baku
merku ri 10 mg/ L. Selanjutnya mengikuti proses
preparasi sampel, dan dilakukan pengukuran secara
MP-A ES. Uji presisi ini dilaku kan pengulangan

Gambar 1. Pengaruh variasi pump speed terhadap


intensitas.
Optimasi selanjutnya terhadap konsentrasi reduktan
NaBH4 d ilakukan pada pump speed 40 rp m yang

MATHEMATIC, SCIENCE, & EDUCATION NATIONAL CONFERENCE (MSENCo)


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung 2016

akan dilaku kan dengan variasi konsentrasi 0,5; 1,5;


2,0; dan 2,5%, dan kondisi optimu m pada
konsentrasi NaBH4 1,5%, hasil seperti terlihat pada
Gambar 2.

dengan memenuhi syarat persen recovery,


sebagaimana terlihat pada Tabel 3. Kadar diperoleh
dihitung pada sampel t inambah menggunakan
persamaan kurva kalibrasi hasil pengukuran baku
merku ri 5 90 ng/ mL, yaitu y = 38,27x + 91,91.
Tabel 3 Uji Aku rasi Metode

Gambar 2. Opt imasi Konsentrasi NaBH4 .


Uji stabilitas menggunakan larutan baku merkuri
150 g/L, diketahui pada kondisi pengukuran 0 6
jam menunjukkan hasil u ji yang stabil, seperti
terlihat pada Gambar 3.

Label

Intensitas

Kadar
Seharusnya
(g/ L)

Kadar
Diperoleh
(g/ L)

Recovery (%)

Rec. 1

2118,279

40,00

38,55

96,37

Rec. 2

2071,708

40,00

37,76

94,39

Rec. 3

2040,439

40,00

37,23

93,06

Rec. 4

1993,080

40,00

36,42

91,05

Rec. 5

2005,446

40,00

36,63

91,57

Rec. 6

1973,390

40,00

36,08

90,21

Rata-rata

92,78

Terkecil

90,21

Terbesar

96,37

Uji lineritas metode menunjukkan metode ini cukup


lin ier dengan persamaan garis lurus y = 46,37 x +
320,8, dengan koefisien korelasi (r) 0,995, hal ini
dapat dilihat pada Gambar 4. Uji lin ieritas
dilaksanakan menggunakan sampel krim pemutih
yang ditambahkan merkuri.
Gambar 3. Uji Stabilitas Larutan.
Hasil uji presisi metode analisis menunjukkan
metode ini mempunyai keberulangan cukup baik
dengan RSD 2,67 % sebagaimana terlihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Uji Presisi Metode
Label

Intensitas
Gambar 4 Hasil Uji Lin ieritas metode.

Presisi 1

2118,279

Presisi 2

2071,708

Presisi 3

2040,439

Presisi 4

1993,080

Presisi 5

2005,446

Presisi 6

1973,390

Rata-rata

2033,724

SD
RSD (%)

54,28
2,67

Hasil u ji akurasi metode menunjukkan bahwa


metode in i mempunyai keakuratan yang baik,

Uji sensitifitas metode dilaku kan menggunakan


larutan baku seri merkuri pada konsentrasi rendah
yaitu 1-5 g/L (gambar 5). Metode analisis ini
cukup sensitif dengan Lo D 0,59 g/ L dan Lo Q 1,98
g/L. Nilai LoD dan Lo Q d ihitung menggunakan
metode Harmita (2004).

MATHEMATIC, SCIENCE, & EDUCATION NATIONAL CONFERENCE (MSENCo)


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung 2016

Gambar 5. Kurva kalibrasi raksa pada konsentrasi


rendah.
PEMBAHASAN
MP-A ES merupakan tekn ik analisis baru yang
dikembangkan oleh Agilent Technologies. Teknik
analisis ini menawarkan beberapa keunggulan bila
disandingkan dengan teknik analisis yang lebih
lama keberadaannya, di antaranya AAS dan ICP.
Beberapa kelebihan MP-A ES di antaranya
murahnya biaya operasional dan keamanan
penggunaannya. Akan tetapi teknik analisis in i juga
membu ka tantangan dengan kurangnya metodemetode analisis yang tersedia untuk analisis logam
maupun semi logam pada berbagai matriks.
Pada penelitian in i analisis merkuri d itentukan
dengan MP-AES. Hasil optimasi A lat diperoleh
nebulizer pressure optimu m 160 kPa, Viewing
position pada posisi 0 dan pump rate optimu m 40
rpm.
Opt imasi
alat
dimaksudkan
untuk
mendapatkan intensitas pengukuran yang paling
maksimu m dan keberulangan yang baik. Gas yang
digunakan untuk menghasilkan p lasma adalah
nitrogen yang merupakan produk in-situ dari
nitrogen generator. Tekanan yang optimu m akan
menghasilkan nebula secara maksimu m, yang
merupakan aerosol berisi analit. Sedangkan view
position yang optimu m d imaksudkan mendapatkan
intensitas tertinggi yang dapat ditangkap detektor.
Pada tahap optimasi konsentrasi NaBH4 (gambar
2), d iperoleh konsentrasi optimu m yaitu 1,5%.
Penambahan NaBH4 bertujuan untuk mengubah ion
raksa menjad i raksa hidrida, sehingga menjadi lebih
volatil dan mudah dihantarkan ke torch setelah
dilakukan nebulisasi.
NaBH4 diberikan secara
berlebih pada tahap proses ini, d imaksudkan untuk
merubah sesempurna mungkin analit merkuri, baik
dalam larutan baku pembanding maupun dalam
sampel.
Uji stabilitas larutan (Gambar 3) menunjukkan
bahwa setidaknya larutan stabil selama 6 jam.
Rentang waktu in i perlu diketahui dengan
mempertimbangkan kebiasaan analis menguji mu lai
dari preparasi sampai selesai pengukuran.

Validitas metode ini memenuhi syarat dengan hasil


uji presisi dengan simpangan baku relat if 2,67%
(Tabel 2). Persyaratan untuk analit dengan kadar 10
ng/mL adalah 21% (A OAC, 1998). Sedangkan
menurut Horwit z, RSD untuk kadar 40 ng/mL
adalah tidak lebih dari 2 (1-0.5 logC) dengan C sama
dengan 410-9 atau tidak lebih dari 25,97%.
Akurasi metode in i adalah 92,78%, memenuhi
persyaratan untuk 10 ppb yaitu recovery yaitu 60115% (AOA C, 1998). Uji akurasi in i menjadi hal
yang terpenting mengingat analit merkuri bersifat
mudah menguap pada suhu tinggi yang justru
metode ini menggunakan metode destruksi pada
suhu dan tekanan tinggi (Tabel 1).
Metode analisis ini mempunyai linieritas yang baik
tercermin dari koefisien ko relasi (r) 0,995 (Gambar
5). Sensitifitas metode cukup baik terlihat dari nilai
LoD (Limit of Detection) sebesar 0,59 ng/mL dan
LoQ (Limit of Quantitation) sebesar 1,98 ng/ mL.
KES IMPULAN
Hasil pengembangan metode analisis merkuri
dalam krim pemutih kulit secara MP-A ES dengan
kondisi pengukuran
menggunakan
reaction
chamber MSIS (multymode sample introduction
system), Wavelenght 253,652 n m, Stabilization time
15 detik, Uptake time 10 detik, dan Introduction
System: manual diperoleh kondisi nebulizer
pressure optimu m 160 kPa, Viewing position
optimu m pada posisi 0, pump rate optimu m 40
rpm, konsentrasi NaBH4 optimu m 1,5%, stabilitas
larutan uji setidaknya 6 jam.
Validitas metode ini memenuhi syarat dengan hasil
uji presisi dengan simpangan baku relatif 2,67%,
Akurasi metode ini berdasarkan nilai recovery test
adalah 92,78%, linieritas dengan koefisien korelasi
0,995. LoD (Limit of Detection) sebesar 0,59
ng/mL dan LoQ (Limit o f Quantitation) sebesar
1,98 ng/mL.

UCAPAN TERIMAKAS IH
Terimakasih diucapkan kepada Dr. Hardoko Insan
Qudus, M.S., Prof. Sutopo Hadi, Ph.D., Purwadi,
M.Si. atas saran dan bimbingan ilmiahnya.
Terimakasih juga kepada Kepala Balai Besar POM
di Bandar Lampung, dengan kerelaannya
mengizinkan sarana dan prasarana pada penelitian
pengembangan metode secara MP-AES.

DAFTAR PUS TAKA


AOAC International. (2012). Guideline for standard
Method
Performance
Requirement.
Appendix F. Gaithersburg.

MATHEMATIC, SCIENCE, & EDUCATION NATIONAL CONFERENCE (MSENCo)


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung 2016

BPOM. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas


Obat
dan
Makanan
No
HK
03.1.23.07.11.6662.
Clarkson, T. The To xicology of Mercury and its
chemical co mpounds. (2006). Critical
Reviews in Toxicology. Vol 36. Tahun 2006.
609662.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi
Metode dan Cara Perh itungannya. Majalah
Ilmu Kefarmasian. Vol 1. No 3. 117-135.
Kathleen A. Head, ND. 2006.
Peripheral
Neuropathy: Pathogenic Mechanisms and
Alternative Therapies. Technical Advisor,
Thorne Research, Inc.. Editor-In-Chief.
Vo lu me 11 No 4.Tahun 2006. 294-321.
Karlsson, S., V. Sjoberg, A. Ogar. (2015).
Co mparison of MP-AES and ICP-MS for
Analysis of Principal and Selected Trace
Elements in Nitric Acid Digests of
Sunflower (Helianthus annuus). E.Pub.
135:124-132.
Wu, Chunhua, Yuhong Chen, Kun Ouyang, Zhixu
Zhang, Craig Taylor. (2012). Application
Note . Agilent technologies.hnologies
Xi, Yang, Pan Jia -Chuan, Lei Yong-Qian, Zhou
qiao-Li,
Guo
Peng-Ran.
(2015).
Simu ltaneous Determination of Multip le
elements in Characteristic South China
Herbal Medicine by Microwave Plasma Atomic
Emission
Spectroscopy.
J.
Intrumental analisis Vol 34 No 2: 227-231.
Zhao, Y., Z. Li, A. Ross, Z. Huang, W. Chang, K.
Ou-yang, Y. Chen, C. Wu. (2014).
Determination of Heavy Metals in leather
and fur by microwave plas ma-ato mic
emission spectrometry. J. Environmental
monitoring and Assessment.
Vo lu me
186:7097-7113.

Anda mungkin juga menyukai