NAPZA
Dokter Muda :
1.M. Gassan Sammman (2007730083)
2.Tesha .I. Monika
(1102012293)
(1102012003)
4.Shofa Muminah
(1102012275)
PENDAHULUAN
1
(ketagihan
dan
ketergantungan)
tanpa
adanya
pembatasan,
pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama dari pihak yang berwenang.
Dalam upaya penanggulannya, masyarakat mempunyai kesempatan yang
seluas-luasnya untuk berperan serta dalam membantu upaya pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Untuk itulah dalam
makalah ini akan dikemukakan masalah penyalahgunaan narkoba dalam tinjauan
yuridis, terutama menurut hukum yang berlaku.
B.
Latar Belakang
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
yang
semakin
lama
semakin
berkembang dengan pesat, dan salah satu yang paling marak saat ini adalah
Masalah Narkotika dan Psikotropika.
Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya
(NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA
(Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat
kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan
melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat
secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan
konsisten. Meskipun dalam Kedokteran, sebagian besar golongan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) masih bermanfaat bagi
pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi
medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur
ilegal, akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas
khususnya generasi muda.
Peredaran Narkotika dan Psikotropika secara tidak bertanggung jawab
sudah semakin meluas di kalangan masyarakat. Hal ini tentunya akan semakin
mengkhawatirkan, apalagi kita mengetahui yang banyak menggunakan Narkotika
dan Psikotropika adalah kalangan generasi muda yang merupakan harapan dan
tumpuan bangsa di masa yang akan datang. Maraknya penyalahgunaan NAPZA
tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota kecil
diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah
bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari data yang ada, penyalahgunaan
NAPZA paling banyak berumur antara 1524 tahun. Tampaknya generasi muda
adalah sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA. Oleh karena itu kita semua
perlu mewaspadai bahaya dan dampaknya terhadap ancaman kelangsungan
pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan penting dalam
upaya mengatasi masalah ini.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai kehilangan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah suatu zat
atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Narkotika dan psikotropika merupakan bagian dari Narkoba atau
NAPZA. NAPZA merupakan kependekan dari NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
DAN ZAT ADIKTIF. Napza adalah bahan/zat/obat yang bila masuk ke dalam
tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak atau susunan saraf
pusat, kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang baik dalam berpikir, perasaan
dan perilaku, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA.
Napza sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang
bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan
pikiran. Narkoba adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya dan
juga memiliki makna yang sama dengan NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
DAN ZAT ADIKTIF).
Narkotika dan psikotropika memberi pengaruh buruk bagi para
penggunanya. Sebelum memahami hal tersebut, perlu adanya kita mengetahui
berbagai golongan dari narkotika dan psikotropika serta zat adiktif lainnya, dan
juga golongan atau jenis apa saja yang sering di salahgunakan.
A.
GOLONGAN NARKOTIKA
1. Narkotika Golongan I :
Narkotika
yang
hanya
dapat
digunakan
untuk
tujuan
ilmu
kokain, ganja).
2. Narkotika Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi
mengakibatkan
Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain - Ganja atau
kanabis, marihuana, hashis - Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain,
daun koka.
GOLONGAN PSIKOTROPIKA
Psikotropika
yang
mempunyai
potensi
mengakibatkan
sidroma
2. Psikotropika Golongan II :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat
5
mengakibatkan
sindroma
ketergantungan
Contoh
amfetamin,
mengakibatkan
sindroma
ketergantungan
(Contoh
pentobarbital, Flunitrazepam).
4. Psikotropika Golongan IV :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi
ringan
Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil koplo
dan lain-lain.
I.
Opioida
(morfin,
heroin/putauw,
kodein),
Sedatif
(penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lainlain.
2. Golongan Stimulan (Upper)
Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi
aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah :
Amfetamin (shabu, esktasi), Kafein, Kokain.
3. Golongan Halusinogen
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya
pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk :
Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.
B.
(NAPZA/NARKOBA)
Penyalahgunaan napza/narkoba
beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis,
sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi
sosial.
Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan
adalah :
1. OPIOIDA
Opioida dibagi dalam tiga golongan besar yaitu :
a. Opioida alamiah (opiat): morfin, cpium, kodein
b. Opioida semi sintetik : heroin/putauw, hidromorfin
c. Opioida sintetik : meperidin, propoksipen, metadon
Nama jalannya putauw, ptw, black heroin, brown sugar. Heroin yang murni
berbentuk bubuk putih, sedangkan heroin yang tidak murni berwarna putih
keabuan.
8
Dihasilkan dari cairan getah opium poppy yang diolah menjadi morfin
kemudian dengan proses tertentu menghasil putauw, dimana putauw
mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin.
Opioid
sintetik
yang
Kokain mempunyai dua bentuk yaitu : kokain hidroklorid dan free base.
Kokain berupa kristal putih. Rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari
free base. Free base tidak berwarna/putih, tidak berbau dan rasanya
pahit
-
Nama jalanan dari kokain adalah koka, coke, happy dust, charlie, srepet,
Efek rasa dari pemakaian kokain ini membuat pemakai merasa segar,
kehilangan nafsu makan, menambah rasa percaya diri, juga dapat
menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3. KANABIS
9
Nama jalanan yang sering digunakan ialah : grass, cimeng, ganja dan
gelek, hasish, marijuana, bhang.
Ganja berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada
tanaman ganja terkandung tiga zat utama yaitu tetrehidro kanabinol,
kanabinol dan kanabidiol.
4. AMPHETAMINES
-
inex, cece, cein, Terdiri dari berbagai macam jenis antara lain : white
doft, pink heart, snow white, petir yang dikemas dalam bentuk pil atau
kapsul.
-
10
Efek rasa ini bisa disebut tripping. Yang bisa digambarkan seperti
halusinasi terhadap tempat. Warna dan waktu. Biasanya halusinasi ini
digabung menjadi satu. Hingga timbul obsesi terhadap halusinasi yang ia
rasakan dan keinginan untuk hanyut didalamnya, menjadi sangat indah
atau bahkan menyeramkan dan lama-lama membuat paranoid.
6. SEDATIF-HIPNOTIK (BENZODIAZEPIN)
-
7. SOLVENT / INHALANSIA
-
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya: Aerosol ,
aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tiner, uap bensin .
- Biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah umur golongan
kurang mampu/anak jalanan.
-
8. ALKOHOL
-
11
C.
yang terkait dengan individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat
(NAPZA). Tidak terdapat adanya penyebab tunggal (single cause). Faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya penyalagunaan NAPZA adalah sebagian berikut :
1. Faktor individu :
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa
remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologi,
psikologi maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk
menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu
mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciriciri tersebut antara lain :
-
Rasa kurang percaya diri (low selw-confidence), rendah diri dan memiliki
citra diri negative (low self-esteem).
12
Melarikan
diri
sesuatu
(kebosanan,
kegagalan,
Putus sekolah.
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan
baik disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor
keluarga, terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang
anak atau remaja menjadi penyalahguna NAPZA antara lain adalah :
a. Lingkungan Keluarga
-
Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA.
Sekolah
yang
kurang
memberi
kesempatan
pada
siswa
untuk
d. Lingkungan masyarakat/sosial
-
3. Faktor Napza
-
dicoba.
-
sama
besar
perannya
dalam
menyebabkan
seseorang
D.
terlibat dalam penggunaan NAPZA tetapi mempunyai risiko untuk terlibat hal
tersebut, mereka disebut juga Potential User (calon pemakai, golongan rentan).
Sekalipun tidak mudah untuk mengenalinya, namun seseorang dengan ciri
tertentu (kelompok risiko tinggi) mempunyai potensi lebih besar untuk menjadi
penyalahguna NAPZA dibandingkan dengan yang tidak mempunyai ciri kelompok
risiko tinggi. Mereka mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Anak :
Ciri-ciri pada anak yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan NAPZA
antara lain :
-
Anak yang sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tidak tekun).
Remaja :
Ciri-ciri remaja yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan NAPZA :
-
Remaja yang mempunyai rasa rendah diri, kurang percaya diri dan
mempunyai citra diri negatif.
Keluarga :
Ciri-ciri keluarga yang mempunyai risiko tinggi, antara lain :
-
Orang tua yang kurang memberi perhatian pada anak karena terlalu
sibuk.
-
Orang tua yang tidak memiliki standar norma baik-buruk atau benarsalah yang jelas.
Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tapi secara
umum dapat digolongkan sebagai berikut :
- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo
(cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, curiga
-
Bila kelebihan disis (overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi
lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tak
jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik
sendiri atau milik keluarga, mencuri, mengomengompas terlibat tindak
kekerasan atau berurusan dengan polisi.
17
E.
1.
Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup
lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
-
2.
Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
-
b. Di Lingkungan Sekolah :
-
c. Di Lingkungan Masyarakat :
-
F.
Meningkatnya kecelakaan.
TEMPAT
DAN
SASARAN
PEREDARAN
NARKOTIKA
DAN
PSIKOTROPIKA
19
G.
PENGATURAN
NARKOTIKA
DAN
PSIKOTROPIKA
DALAM
PERUNDANG-UNDANGAN
1.
Landasan Hukum
Landasan hokum yang berupa peraturan perundang-undangan dan konvensi
yang sudah diratifikasi cukup banyak, di antaranya adalah :
a. UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
b. UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
c. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
d. PP Nomor 1 Tahun 1980 tentang ketentuan Penanaman Papaver, Koka dan
Ganja.
e. Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 1997 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Minuman Beralkohol.
f. UU Nomor 8 Tahun 1976 tentang Pengesahan Konvensi Tunggal
Narkotika 1961.
g. Konvensi Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika
1988
h. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 196/Men.Kes./SK?VIII/1997
tentang Penetapan Alat-alat dan Bahan-bahan sebagai barang di Bawah
Pengawasan.
H.
disebutkan diatas.
Hukum
pidana
menganut
asas
legalitas,
sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP yang menegaskan : Tiada suatu
perbuatan dapat dipidanakan kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
perundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan. Perkara narkoba
termasuk perkara yang didahulukan dari perkara lain untuk diajukan ke
pengadilan guna penyelesaian secepatnya.
Tentang Ketentuan Pidana Narkotika diatur dalam UU No. 22 Tahun
1997, Bab XII, Pasal 78 s/d 100. Bagi pelaku delik narkotika dapat dikenakan
pidana penjara sampai dengan 20 tahun atau maksimal dengan pidana mati dan
denda sampai Rp. 25 Milyar.
Demikian juga bagi pelaku delik psikotropika, dalam UU No. 5 Tahun
1997, Bab XIV tentang Ketentuan Pidana, Pasal 59-72, dapat dikenai hukuman
pidana penjara sampai 20 tahun dan denda sampai Rp. 750 juta. Berat ringannya
hukuma tergantung pada tingkat penyalahgunaan narkoba, apakah sebagai
pemakai, pengedar, penyalur, pengimpor atau pengekspor, produsen illegal,
sindikat, membuat korporasi dan sebagainya.
I.
Preventif
(pencegahan),
yaitu
untuk
membentuk
masyarakat
yang
kemananan yang
mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak boleh
main hakim sendiri.
c.
d.
Yang
dilakukan
di
lingkungan
sekolah
untuk
pencegahan
penyalahgunaan NAPZA :
1. Upaya terhadap siswa :
-
Menyediakan
pilihan
kegiatan
yang
bermakna
bagi
siswa
( ekstrakurikuler ).
23
Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru.
dilakukan
di
lingkungan
masyarakat
untuk
mencegah
penyalahguanaan NAPZA:
1. Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal, sehingga
masalah yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersamasama.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan
NAPZA sehingga masyarakat dapat menyadarinya.
3. Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan NAPZA.
4. Melibatkan
semua
unsur
dalam
masyarakat
dalam
melaksanakan
24
A.
KESIMPULAN
Masalah penyalahguanaan NARKOBA / NAPZA khususnya pada remaja
adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu
bangsa pada umumnya. Pengaruh NAPZA sangatlah buruk, baik dari segi
kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang ditimbulkannya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari
sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan
penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya
dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.
Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah
sangatlah besar bagi pencegahan penanggulangan terhadap NAPZA.
25
B.
SARAN
-
Kita
sebagai
generasi
penerus
bangsa
seharusnya
sadar
akan
26