GLAUKOMA
GLAUKOMA
GLAUKOMA
1. 1 Latar Belakang
Glaukoma merupakan penyakit yang ditandai dengan neuropati saraf optik dan
defek lapangan pandang yang seringkali disebabkan karena peningkatan tekanan
intraokuler. Glaukoma dapat mengganggu fungsi penglihatan dan bahkan pada akhirnya
dapat mengakibatkan kebutaan. Para ahli mengklasifikasikan glaukoma menjadi tiga tipe,
yaitu glaukoma sudut terbuka, glaukoma tertutup dan yang terakhir adalah childhood
glaucoma.1
Pada tahap awal penyakit, tidak ditemukan gejala-gejala yang menandakan
terjadinya peningkatan tekanan intraokuler. Hal ini biasa terjadi pada penderita glaukoma
sudut terbuka. Para ahli memperkirakan kurang lebih setengah dari penderita glaukoma
tidak menyadari bahwa proses penyakit sedang berlangsung sampai akhirnya terjadi
pengecilan lapangan pandang yang ekstensif. Lain halnya dengan glaukoma sudut
tertutup, umumnya ditemukan gejala berupa sakit kepala, rasa nyeri hebat di dalam mata
terutama pada pagi hari, susah melihat sewaktu berpindah dari tempat terang ke tempat
gelap, mual dan muntah.2
Seseorang dapat didiagnosis sebagai penderita glaukoma dengan melakukan
serangkaian pemeriksaan, meliputi tonometri, oftalmoskopi, gonioskopi, pemeriksaan
lapang pandang. Pada keadaan dimana seseorang dicurigai menderita glaukoma
dilakukan tes provokasi, seperti tes minum air dan tes midriasis.1,2
Penatalaksanaan yang diterapkan kepada penderita, berupa medikamentosa,
tindakan pembedahan, dan laser hanya ditujukan untuk memperlambat atau mencegah
hilangnya penglihatan (kebutaan). Namun, berkurangnya lapang pandang yang telah
terjadi tidak bisa dikembalikan.3 Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat
dicegah, namun bila diketahui secara dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut. Penemuan dan pengobatan sebelum terjadinya
gangguan penglihatan adalah cara terbaik untuk mengontrol glaukoma.1 Glaukoma dapat
bersifat akut dengan gejala yang sangat nyata dan bersifat kronik yang hampir tidak
menunjukkan gejala, seorang dokter harus mampu mengenali gejala dan tanda glaukoma
sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat.3
Kebutaan menempati urutan ketiga diseluruh dunia sebagai ancaman yang
menakutkan setelah kanker dan penyakit jantung koroner.3 Sebuah penelitian di Amerika
menyebutkan sejumlah dua juta orang Amerika menderita glaukoma. Diantaranya,
889.000 orang terganggu penglihatannya yang ditandai dengan defek penglihatan yang
bersifat kronis atau permanen. Sedangkan 67.150 orang telah dinyatakan buta yang
ditandai dengan visus 20/200 atau lapangan pandang <20%. Penelitian ini juga
menyebutkan bahwa setiap tahun sekitar 50.500 orang di Amerika menjadi buta akibat
glaukoma.4
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mneytakan bahwa angka kebutaan di Indonesia
menduduki peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara dimana angka kebutaan di
Indonesia mencapai 1,5% atau sekitar 3 juta orang. Persentase itu melampaui negara Asia
lainnya seperti Bangladesh dengan 1%, India 0,7% dan Thailand 0,3%. 5 Menurut Survei
Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996, kebutaan tersebut
disebabkan oleh katarak (0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%) dan
penyakit lain yang berhubungan dengan usia lanjut (0,38%).6
BAB II
LAPORAN KASUS
1.
2.
IDENTIFIKASI
Nama
: Ny. R
Umur
: 52 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Alamat
: Dalam kota
Tanggal Berobat
: 11 Agustus 2009
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Mata kanan terasa sakit
Riwayat Perjalanan Penyakit
1 bulan yang lalu penderita mengeluh mata kanan terasa nyeri, penglihatan
kanannya semakin kabur dan mata kanannya hanya dapat melihat dari sebelah kanan,
berair (+), keluar kotoran mata (+), penglihatan seperti melihat kabut (+), keluhan melihat
pelangi (+), melihat seperti terowongan (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
: baik
Sens
: kompos mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respiratory rate
: 20 x/menit
Suhu
: 36,30C
Status Oftalmologikus
Visus
OD
2/60
OS
6/6 false 2
Tekanan intraokuler
Ortophoria
KBM
0
GBM
0
0
0
0
Segmen anterior
- Palpebra
Tenang
Tenang
- Konjungtiva
Mix injeksi
Tenang
- Kornea
Oedema minimal
Tenang
- COA
Dangkal
Dangkal
- Iris
Gambaran baik
Gambaran baik
- Pupil
- Lensa
3 mm
3 mm
Keruh, ST (+)
Keruh, ST (+)
Segmen Posterior:
RFODS (+)
Papil
haemorhagic (-)
RF (+)
RF (+)
Kontur pembuluh darah Kontur pembuluh darah
Makula
Retina
baik
4.
(+),
baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gonioskopi:
OD
OS
1
1
3
2
Kesan:
Kampimetri:
5.
DIAGNOSIS
Diagnosis kerja
Diagnosis banding :
o PACG OD + Katarak senilis immatur ODS
o Glaukom fakolitik OD + Katarak senilis immatur ODS
6. PENATALAKSANAAN
Inform consent
8.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1
menyuplai makanan dan oksigen untuk kornea dan lensa dan membawa produk sisa
keluar dari mata melalui anyaman trabekulum ke Canalis Schlemm. Normalnya, produk
dan drainase berjalan seimbang dengan tekanan intraokuler berkisar antara 12-22
mmHg.3
Bola mata yang mengandung banyak humor akuos akan mengembang di daerah
yang paling lemah yaitu pada papil optik atau pada sklera tempat syaraf optik keluar.
Syaraf optik yang membawa informasi penglihatan ke otak terdiri atas jutaan sel syaraf
yang panjang. Serabut atau sel syaraf ini sangat tipis dengan diameter kira-kira 1/20.000
inci. Bila tekanan bola mata naik serabut syaraf ini akan tertekan dan rusak serta mati.
Kematian sel tersebut akan mengakibatkan hilangnya penglihatan yang permanen.1
Pada glaukoma sudut terbuka maupun tertutup cairan mata yang terus
dihasilkan badan siliar selama 24 jam sehari pengeluarannya terganggu. Cairan mata
yang berlebihan dalam bola mata akan meningkatkan tekanan bola mata. Tekanan bola
mata yang tinggi akan menekan syaraf optik beserta seluruh serabut syaraf dan sel
penglihatan yang disebut sebagai glaukoma.1
9
III.2
1.
Epidemiologi
- Glaukoma lebih banyak di alami oleh etnis Afrika dan Hispanics daripada orang
kulit putih, insidennya bertambah sesuai dengan peningkatan usia. Risiko kulit
hitam 7 kali dibanding orang kulit putih.
- Pada etnis Asia, glaukoma sudut tertutup lebih sering dibanding sudut terbuka.
2.
3.
4.
5.
6.
Kortikosteroid inhalasi
- Pada sebuah penelitian disebutkan pengunaan kortikosteroid inhalasi pada
penderita asma atau kortikosteroid spray pada penderita rhinitis memiliki risiko
untuk mengalami peningkatan tekanan intraokuler dan glaukoma sudut terbuka.
Proses yang terjadi kemungkinan karena adanya hambatan pada drainase humor
akuos.
Sangat berguna untuk mendeteksi glaukoma secara dini pada penderita yang
10
termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggi maka pemeriksaan perlu lebih sering
dilakukan.1
Menurut American Academy of Ophtalmology (AAO), screening penderita
glaukoma sebagai bagian dari pemeriksaan mata secara menyeluruh yang profesional
pada orang dewasa adalah cara yang paling efektif untuk mendiagnosis glaukoma. 6
Seorang dokter umum sebaiknya merujuk pasien dengan faktor risiko atau diduga
menderita glaukoma kepada spesialis mata untuk menjalani berbagai pemeriksaan,
termasuk perimetri dan funduskopi, sebab penderita glaukoma sudut terbuka seringkali
menunjukkan pengukuran tekanan intraokuler yang normal.6
Tabel 1. Glaukoma : Indikasi klinik untuk merujuk ke ahli mata
Tujuan Merujuk
Indikasi Klinik
Screening pasien dengan risiko Orang kulit hitam yang berusia 40 tahun
tinggi
Evaluasi pasien dengan tersangka Kecurigaan peningkatan rasio C/D > 0,5 dengan
glaucoma
funduskopi
Abnormalitas yang nyata pada lapang pandangan
III.3
sudut tertutup. Glaukoma ini ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler atau
tekanan dalam mata. Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang disebabkan karena
penyakit lain yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler yang diikuti dengan
kerusakan syaraf optik dan kehilangan penglihatan. Ada juga glaukoma bertekanan
rendah dengan tekanan intraokuler tidak pernah lebih besar dari 22 mmHg. Berikut
dipaparkan mengenai jenis-jenis glaukoma.
III.3.1 Glaukoma Sudut Terbuka
11
12
- Bilik mata depan dangkal sehingga makin dekat hubungan iris dengan tepi kornea
- Pada gonioskopi terlihat iris menempel pada tepi kornea
- Bila tekanan mata tinggi iris akan lebih terdorong ke depan sehingga makin menutup
jalan keluar cairan mata dan akibatnya dapat menimbulkan serangan glaukoma akut
Adapun suatu keadaan yang dinamakan Glaukoma Absolut yang merupakan
stadium terakhir suatu glaukoma dengan kebutaan total. Apabila disertai nyeri yang tidak
tertahan, dapat dilakukan suntikan alkohol retrobulber atau cyclocryotherapy.
A. Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Pada glaukoma sudut tertutup tipe akut tekanan bola mata naik secara tiba-tiba
akibat terjadinya penutupan pengaliran keluar cairan mata secara mendadak. Tekanan
mendadak ini akan memberikan rasa sakit yang hebat terutama pada sisi mata yang
mendapat serangan akut. Beberapa gejala lain yang timbul yaitu rasa mual dan muntah,
mata menjadi merah, kornea keruh dan edematous, penglihatan kabur disertai adanya
halo. Kasus akut ini sering ditemukan dokter di ruang gawat darurat rumah sakit.
Serangan glaukoma dapat terjadi pada keadaan:
- Ruang gelap (bioskop) yang memungkinkan pupil melebar
- Memakai obat yang melebarkan pupil, atau obat-obat tertentu seperti anti depresan,
antihistamin dan anti muntah
Glaukoma akut merupakan keadaan darurat dimana penglihatan tidak akan
kembali bila tekanan tidak dapat diatasi dalam beberapa jam.
B. Glaukoma Sudut Tertutup Kronik
Tidak semua dengan glaukoma sudut tertutup akan mengalami serangan akut.
Glaukoma ini berjalan perlahan tanpa adanya peringatan, keluhan sering tidak jelas
sehingga penderita datang terlambat untuk mendapatkan perawatan dokter.
Pada glaukoma sudut tertutup kronik ini iris berangsur-angsur menutupi jalan
keluar tanpa gejala yang nyata. Pada keadaan ini perlahan-lahan terbentuk jaringan parut
antara iris dan jalan keluar cairan mata. Tekanan bola mata akan naik bila terjadi
gangguan jumlah cairan keluar akibat bertambahnya jaringan parut.
14
dengan iridotomi
Nyeri akut, nasea, penurunan penglihatan
yang
cepat, biasanya
dapat sembuh
dengan iridotomi
15
Glaukoma infantum: yang dapat tampak pada waktu lahir atau pada umur 1-3 tahun
dan menyebabkan pembesaran bola mata karena elastisitasnya. Bola mata membesar
mengikuti meningginya TIO.
Glaukoma juvenil: didapatkan pada anak yang lebih besar (usia 3 tahun remaja
atau dewasa muda).
Glaukoma kongenital mulai terlihat sejak lahir dan kebanyakan didiagnosis
dalam tahun-tahun pertama kehidupan. Glaukoma kongenital dan infantil dapat tidak
disertai kelanan pada mata lain (primer) dan dapat terjadi pasca trauma, pasca operasi
ataupun karena proses radang. Glaukoma kongenital primer dapat disebabkan karena
gagal atau tidak terbentuknya anyaman trabekulum dan seringkali ditemukan adanya pola
herediter (diduga bersifat autosomal resesif). Pengobatan atau pembedahan sangat perlu
segera dilakukan.
Glaukoma juvenil biasanya bersifat herediter yang terdapat pada kromosom 1
lengan pendek, ditemukan pada usia 10-25 tahun dan cenderung pada orang-orang yang
menderita miopia tinggi.
Ada beberapa pendapat yang menerangkan patogenesis terjadinya suatu
glaukoma pada usia muda.
Menurut Anderson :
Adanya jaringan mesenkim embrional yang persisten di bagian
Sedangkan menurut Seefelder : iris berinsersi pada garis Schwalbe (akhir dari membran
descemet) atau 1/3 anterior trabekula.
Adapun pendapat dari W.B. Clark : M. Siliaris Longitudinal berjalan ke muka dan
berinsersi pada trabekula sehingga bila serat-serat ini berkontraksi, menyebabkan Canalis
Schlemm tertutup.
Untuk menegakkan diagnosis, maka harus diperhatikan tanda-tanda dini yaitu:
fotofobi, lakrimasi, blefarospasme, kemudian timbul pengeruhan kornea, penambahan
17
diameter kornea, penambahan diameter bola mata dan peninggian TIO. Pada keadaan
lanjut dapat ditemukan:
-
kornea akibat trauma forceps atau juga keratitis. Untuk menyingkirkan diagnosis banding
ini, perlu pemeriksaan tonometri, gonioskopi, dan ophtalmoskop.
III.4
2.
3.
4.
5.
6.
Uji provokasi
Sesungguhnya sukar menentukan tekanan bola mata seseorang dengan
glaukoma karena setiap mata mempunyai ukuran dan daya tahan yang berbeda. Tekanan
bola mata tidak tetap dari hari ke hari ataupun dari jam ke jam. Akibat fluktuasi ini
pemeriksaan tonometri saja tidaklah cukup. Penderita glaukoma dengan sudut terbuka
seringkali menunjukkan tekanan intraokuler yang normal sehingga diperlukan
pemeriksaan lain.
III.4.1 Mengukur Tekanan Bola Mata (Tonometri)
Tekanan bola mata diukur dengan berbagai cara, seperti:
1.
Cara Digital
Cara yang paling mudah, tetapi paling tidak cermat, karena bersifat subyektif.
Digunakan bila terpaksa dan tidak ada alat lain.
18
Caranya: Kedua jari telunjuk diletakkan di atas bola mata sambil penderita diminta
melihat ke bawah. Satu jari menekan, sedangkan jari lainnya menahan secara
bergantian. Tinggi rendahnya tekanan dicatat sbb:
TIO = N (normal)
N + 1 (agak tinggi)
N 1 (agak rendah)
N + 2 (tinggi)
2.
3.
4.
Tonometer Aplanasi
Dilakukan dengan mata terlebih dahulu ditetes obat yang memberikan rasa baal
disertai zat warna fluoresein
Tekanan bola mata normal berkisar antara 15-20 mmHg. Penderita glaukoma
sebagian besar memiliki tekanan bola mata > 20 mmHg. Kadang-kadang terlihat
pengecualian dimana tekanan bola mata > 25 mmHg tapi tidak memperlihatkan kelainan
syaraf optik, keadaan ini disebabkan karena orang tersebut mempunyai daya tahan yang
lebih tinggi dibandingkan orang normal (hipertensi okuli).
19
20
III.4.2 Ophtalmoskopi
Jika tersangka glaukoma ditemukan baik karena keluhan penderita ataupun
screening berdasarkan faktor risiko, seorang dokter bila memungkinkan sebaiknya
melakukan pemeriksaan ophtalmoskopi pada kedua mata, khusunya pada diskus optik
sebelum dirujuk.
Kerusakan pada syaraf optik seringkali ditemukan sebelum defisit lapang
pandangan ditemukan. Penemuan diagnostik termasuk pelebaran simetris cup and disc
(C/D) ratio lebih besar dari 0,5 dan rasio C/D asimetri antara dua mata 0,2 atau lebih.
21
pandangan yang dapat dilihat, bercak hitam pada lapang pandangan dan bintik mata. Pada
keadaan yang parah yang terlihat hanya penglihatan sentral saja.
sudut terbuka atau sudut tertutup. Dapat pula diperiksa apakah terjadi sinekia anterior
perifer serta meramalkan apakah suatu sudut mata akan mudah tertutup dikemudian hari.
Pada gonioskopi terdapat 5 area spesifik yang dievaluasi di semua kuadran yang
menjadi penanda anatomi dari sudut bilik mata depan:
a.
b.
c.
Taji sklera, biasanya tampak sebagai garis putih prominen di atas pita
badan silier.
d.
Trabekulum meshwork
e.
Garis Schwalbe, suatu tepi putih tipis tepat di tepi trabekula Meshwork.
Pembuluh darah umumnya terlihat pada sudut normal terutama pada biru.
23
Menurut Gori dan Posner, sudut BMD diklasifikasikan sebagai luas, sedang,
dan sempit.
Grade 4 (35-45o)
Merupakan sudut terluas khas untuk myopia dan afakia, dimana badan siliar dapat
dilihat dengan mudah.
Grade 3 (20-35o)
Sudut terbuka, setidaknya taji sklera dapat diidentifikasi.
Grade 2 (20o)
Sempit moderat, trabekulum dapat diidentifikasi. Penutupan sudut mungkin terjadi
tetapi jarang.
Grade 1 (10o)
Sangat sempit hanya garis Schawlbe yang terlihat, mungkin juga bagian atas
trabekulum dapat diidentifikasi.
Celah
Suatu keadaan tidak terdapatnya kontak iridokorneal yang nyata, tetapi tidak ada
struktur sudut yang dapat diidentifikasi. Sudut sperti ini memiliki ancaman
penutupan yang paling besar.
Grade 0
Penutupan dihasilkan dari kontak iridokorneal.
24
Uji steroid
Diteteskan larutan dexamethasone 3-4 dd gtt I, selama 2 minggu. Kenaikan TIO 8
mmHg menunjukkan glaukoma.
Uji membaca
Penderita diminta membaca huruf kecil pada jarak dekat selama 45 menit.
Kenaikan tensi 10-15 mmHg patologis.
Uji midriasis
Dengan meneteskan midriatika seperti kokain 2 %, homatropin 1%. TIO diukur
setiap 15 menit selama 1 jam. Kenaikan 5 mmHg mencurigakan sedangkan > 7
mmHg pasti patologis.
25
III.5
tidak memberikan kerusakan pada syaraf optik dan lapang pandangan, penderita
glaukoma perlu diperiksa secara teratur dan memakai obat antiglaukoma seumur hidup.
Uraian antara pasien dan dokter perlu jelas karena akan diketahui kondisi dan pengaruh
obat terhadap pasien serta merencanakan pengobatannya, perlu diberikan penjelasan
mengenai manfaat obat dan efek samping yang dapat timbul.
Tujuan pengobatan untuk mencegah berlanjutnya gangguan penglihatan atau
lapang pandangan. Penglihatan yang telah hilang pada glaukoma tidak akan dapat
menjadi normal kembali. Tekanan yang direndahkan tidak berarti memperbaiki
penglihatan akan tetapi bertujuan untuk mempertahankan sisa penglihatan agar kebutaan
tidak terjadi.
III.5.1 Medikamentosa
Terdapat variasi pengobatan glaukoma yang dapat diberikan baik tunggal
ataupun kombinasi dengan obat lain atau bersama-sama terapi operatif/laser untuk
mengontrol tekanan bola mata.
Beberapa tetas mata yang dipakai adalah:
1.
Beta Bloker
-
Lemas
Sesak nafas
Menurunkan libido
Depresi
2.
Analog Prostaglandin
Golongan ini merupakan jenis pengobatan terbaru glaukoma
-
3.
Alfa Agonis
-
4.
Golongan ini tersedia dalam bentuk tablet ataupun tetes mata seperti Brizolamide
atau Dorzolamide. Tetes mata digunakan 3 kali sehari. Golongan ini menurunkan
produksi cairan mata dan menurunkan tekanan intraokuler.
Miotik
-
Pilokarpin adalah pengobatan yang sering digunakan dan telah lama tersedia.
Digunakan 3-4 kali sehari. Miotik meningkatkan aliran cairan mata keluar
dengan cara menurunkan ukuran pupil dan tekanan intraokuler.
Efek
mata
Kontra
Interaksi
Catatan
indikasi
obat
klinis
Efek nokturnal
Beta Bloker
Nonselektif
Timolol
Rasa terbakar/
Menurunkan
Asma, PPOK,
Gunakan
maleate
menyengat,
denyut
gagal jantung,
secara
(Timoptic,
mata
cardiac output,
sinus
hati
dengan
Timoptic-XE)
sementara
bronkospasme,
bradikardia,
oral
beta
(terutama pada
hipotensi,
blok
bloker,
gel), fotofobia,
depresi,
atrioventrikul
kalsium
konjunctivitis,
menurunkan
er derajat 2/3,
channel
blepharitis,
libido,
hipersensitif
bloker,
keratitis
impotensi,
terhadap beta
quinidine,
pungtata,
memperburuk
bloker
digitalis
dermatitis
profil
kontak,
menurunkan
katekolamin
eritema
respon terhadap
(seperti
kelopak mata
hipoglikemia,
reserpin)
kabur
nadi/
lipid,
hati-
kurang,
takifilaksis
dan
obat penurun
pembedahan
atau anafilaksis
Levobunolol
Meningkatkan
Sama
seperti
Sama seperti
Sama seperti
Tetesan ukuran
28
(Betagan)
timolol
timolol
timolol, plus
timolol
terbesar
Sama seperti
Sama seperti
Memiliki
timolol
timolol
beberapa
hipersensitif
pada
preservatif
sulfit
Carteolol
Sama
(Ocupress)
timolol
seperti
Sama
seperti
timolol
aktivitas
simpatomimetik
Metipranolol
Memiliki efek
Sama
(Optipranolol)
pada
timolol
mata
terbesar
beta
seperti
Sama seperti
Sama seperti
timolol
timolol
dari
bloker
Meningkatkan
Jarang,
efek
Sinus
Sama seperti
(Betoptic,
timolol
samping
pada
bradikardia,
timolol, plus
kardiopulmoner
blok
obat
lebih
atrioventrikul
antagonis
dibandingkan
er derajat 2/3,
psikotrofik
timolol
gagal jantung
adrenergik
Betoptic S)
sedikit
seperti
thioridazine
(Mellaril)
Miotik
Pilocarpine
Rasa terbakar,
Berkeringat,
Hipersensitif,
Bisa menjadi
Mata
(Isoptocarpine,
mata
salivasi, sering
asma
presipitat jika
meningkat pada
Ocusert Pilo)
kesulitan
BAK,
tak terkontrol,
dipakai
sediaan
penglihatan
diare,
iritis akut
dengan
miosis menurun
malam
hari,
bronkospasme,
sodium
pada
Ocusert
miosis
atau
kolik
sulfacetamide
Pilo,
lepasnya
kabur,
nausea,
biliaris,
yang
kabur
gel,
berakomodasi,
perubahan
retina
opasitas lensa
status
mental,
meningkat pada
(jarang),
variasi
respon
pasien myopia,
lepasnya retina
kardiovaskuler
(jarang),
gunakan secara
hati-hati
pada
29
berisiko terjadi
pasien
dengan
glaukoma
katarak,
sudut tertutup
hipertiroid,
(jarang)
parkinson
atau
obstruksi
saluran kemih
Inhibitor
Karbonik
Anhidrase
Dorzolamide
Rasa terbakar,
Gangguan
Hipersensitif
Tidak
Lensa
kontak
(Trusopt)
keratitis
pengecapan,
pada
dianjurkan
harus
dilepas,
pungtata,
sakit
sulfonamide,
penggunaan
boleh
dipakai
sistemik, bisa
lagi setelah 15
kepala,
alergi
mata,
nausea, astenia,
cedera
lebih
tinggi
batu
atau
meningkatkan
menit
pembedahan
efek
pengobatan,
efeknya
ginjal
(jarang)
mata
terapi
setelah
dibanding
salisilat, bisa
tidak dianjurkan
timolol
meningkatkan
pada
keasaman
dengan
obat,
dan
menghambat
ginjal
untuk
eksresi
obat
pasien
disfungsi hepar
atau renal
dasar
Brinzolamide
Efeknya lebih
Gangguan
Hipersensitif
Sama seperti
Sama
(Azopt)
rendah
pengecapan,
pada
dorzolamide
dorzolamide
dibandingkan
sakit
sulfonamide
dengan
seperti rhinitis
Lebih
kepala,
seperti
dorzolamide,
blepharitis,
sensasi seperti
benda asing
Simpatomime
tik
Epinefrin-like
Dipivefrin
Rasa terbakar,
Meningkatkan
Glaukoma
Gunakan
(Propine)
konjunctivitis
tekanan
sudut tertutup
secara
folikuler,
aritmia, tremor
darah,
hati
hatidengan
efeknya
mata
rendah
pada
dan
30
edema makula
obat
kardio
sistemik
vaskuler atau
dibandingkan
stimulansia
epinefrin,
gunakan
hati-
Takifilaksis
Brimodine
Gangguan
Sakit
(Alphagan)
konjunctiva,
alergi
mata
(kurang
dari
apraclonidine,
lebih
kepala,
Krisis
Gunakan
mengantuk,
hipertensi,
secara
lelah,
terapi dengan
hati
respon tekanan
inhibitor
pengobatan
disfungsi hepar
darah
monoamine
antihipertensi
atau renal
oksidase,
dan digitalis
variasi
dari
timolol)
(jarang),
hati-
dengan
tidak
dianjurkan pada
pasien
dengan
hipersensitif
pada clonodin
(Catapres)
Takifilaksis
Apraclonidine
Alergi/reaksi
Meningkatkan
Sama seperti
Sama seperti
(sering),
(Iopidine)
lokal,
Brimonidine
Brimonidine
adjunctif jangka
perubahan
perubahan
pendek,
aktivitas visual
aktivitas visual
terapi
sementara
obat
bukan
lini
pertama
Analog
Prostaglandin
Prodrug,
Latanoprost
Rasa terbakar/
Sakit
kepala,
(Xalatan)
menyengat,
gejala
ISPA,
pigmentasi
nyeri
dada
iris,
keratitis
pungtata
Hipersensitif,
Bisa menjadi
menurunkan
glaukoma
presipitat
tekanan
sudut
dengan tetes
intraokuler
(jarang),
tertutup,
mata
diurnal,
mialgia (jarang)
infeksi
mata
atau inflamasi
yang
tidak
berisi
dianjurkan pada
thimerosol
pasien
(antiseptik)
disfungsi hepar
dengan
atau renal
31
Gambar 6. Absorbsi sistemik obat topikal antiglaukoma terjadi secara primer melalui duktus
nasolakrimal
32
Beberapa tahun terakhir ini terdapat pendapat yang menyatakan bahwa bedah
laser merupakan bedah alternatif yang aman dibanding pengobatan pada pasien
glaukoma.
A. Bedah Laser Pada Glaukoma Sudut Terbuka
Tehnik
laser
yang
digunakan
adalah
dengan
trabekuloplasti
laser.
sudut terbuka. Pada pasien yang tidak berhasil laser tidak akan memberikan kesulitan
baru.
B. Bedah Laser Pada Glaukoma Sudut Tertutup
Tehnik laser yang digunakan adalah dengan iridotomi laser. Iridotomi laser ini
dilakukan untuk mendapatkan lubang pada bagian iris yang berwarna. Pada keadaan ini
dibuat sebuah lubang kecil pada selaput pelangi perifer.
Iridotomi laser adalah prosedur yang terbaik dilakukan pada glaukoma sudut
tertutup. Pada glaukoma sudut tertutup secara rutin tidak dipakai tetes mata kecuali bila
tekanan tinggi. Pada keadaan kemungkinan terjadinya glaukoma sudut tertutup maka
dilakukan iridotomi perifer.
III.5.3 Tindakan Bedah pada Glaukoma
Beberapa penderita glaukoma tidak dapat diatasi dengan pengobatan tetes mata,
tablet dan laser untuk menurunkan tekanan bola mata. Keadaan ini dapat ditolong dengan
33
tindakan bedah yang mempergunakan mikroskop untuk menurunkan tekanan bola mata.
Tujuan pembedahan pada glaukoma adalah membuat filtrasi jalan keluar cairan mata.
Terdapat berbagai tehnik bedah glaukoma dalam upaya agar pasien tidak
memakai obat untuk glaukoma yang dideritanya. Seperti setiap tindakan bedah, maka
operasi glaukoma dapat saja memberikan beberapa penyulit atau komplikasi seperti
infeksi, perdarahan, perubahan tekanan bola mata yang diharapkan dan hilangnya
penglihatan.
Pemilihan jenis operasi yang baik untuk setiap pasien tegantung banyak faktor
seperti tipe dan beratnya glaukoma.
A. Bedah Filtrasi
Bedah filtrasi dilakukan dengan anestesi lokal dan kadang-kadang sedikit obat
tidur, tanpa perlu pasien dirawat.
Dengan memakai alat sangat halus diangkat sebagian kecil sklera sehingga
terbentuk satu lubang. Melalui celah sklera yang dibentuk, cairan mata akan keluar
sehingga tekanan bola mata berkurang, yang kemudian diserap di bawah konjuctiva.
Pasca bedah pasien harus memakai penutup mata dan mata yang di bedah tidak
boleh kena air. Untuk sementara pasien pasca bedah glaukoma dilarang bekerja berat.
B. Trabekulektomi
Bedah trabekulektomi merupakan tehnik bedah untuk mengalirkan cairan
melalui saluran yang ada. Pada trabekulektomi ini cairan mata tetap terbentuk normal
akan tetapi pengaliran keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas.
Bedah trabekulektomi membuat katup sklera sehingga cairan mata keluar dan
masuk di bawah konjunctiva. Untuk mencegah jaringan parut yang terbentuk diberikan 5
fluorouracil atau mitomisin. Dapat dibuat lubang filtrasi yang besar sehingga tekanan
bola mata sangat menurun.
Pembedahan ini memakan waktu tidak lebih dari 30 menit. Setelah pembedahan
perlu diamati pada 4-6 minggu pertama. Untuk melihat keadaan tekanan mata setelah
pembedahan. Biasanya pengobatan akan dikurangi secara perlahan-lahan.
34
Bersifat atraumatik
D. Siklodestruksi
Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah mengurangkan produksi cairan mata
oleh badan siliar yang masuk ke dalam bola mata. Diketahui bahwa cairan mata ini
dikeluarkan terutama oleh pembuluh darah di badan siliar dalam bola mata. Pada
siklodestruksi dilakukan perusakan sebagian badan siliar sehingga pembentukan cairan
mata berkurang. Tindakan ini jarang dilakukan karena biasanya tindakan bedah utama
adalah bedah filtrasi.
III.6
Prognosis 1,8
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang ketiga di Indonesia, terdapat
normal kembali. Apabila diagnosis glaukoma sudah ditegakkan maka usaha yang
dilakukan mempertahankan agar tidak terjadi kerusakan saraf optik selanjutnya.
Pengobatan yang tepat akan mencegah terjadi kerusakan lapang pandangan dan
penglihatan.
Yang terpenting dalam pengobatan glaukoma adalah untuk menjalani
pengobatan, pasien glaukoma perlu diperiksa secara teratur dan memakai obat
antiglaukoma seumur hidupnya. Gangguan yang telah berat masih perlu mendapat
pengobatan untuk mencegah kerusakan lanjut. Sebagai seorang dokter, perlu untuk
menjelaskan manfaat dan efek samping dari pengobatan yang diberikan, selain itu pasien
juga harus mendapatkan informasi mengenai tehnik pemakaian obat.
Pada glaukoma akut tindakan operatif merupakan pilihan utama, terapi dengan
pengobatan hanya merupakan pendahuluan sebelum operasi dilakukan. Pengobatan harus
diberikan secara cepat karena jika lebih dari 2 hari maka sinekia anterior perifer sudah
kuat dan pengobatan yang diberikan tidak berguna lagi. Tindakan operatif juga dilakukan
apabila penderita menjalani pengobatan tidak teratur. Pada glaukoma anak yang
asimptomatik saat lahir dan onset timbul pada usia kurang dari 24 bulan memiliki
prognosis lebih baik terutama bila segera dilakukan tindakan operatif.
Tanpa pengobatan, glaukoma dapat berkembang secara perlahan sehingga
akhirnya menimbulkan kebutaan. Apabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol
tekanan intraokuler pada mata yang belum mengalami kerusakan luas prognosis akan
baik. Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma
dapat ditangani dengan baik secara medis.
36
BAB IV
ANALISIS KASUS
Glaukoma merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh pencekungan diskus
optikus dan pengecilan lapangan pandang yang biasanya disebabkan karena peningkatan
tekanan intraokuler. Mekanisme peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma adalah
akibat produksi cairan akuos yang berlebihan, adanya gangguan aliran keluar cairan
akuos akibat kelainan sistem drainase sudut bilik mata depan atau gangguan akses cairan
akuos ke sistem drainase dan akibat tekanan yang tinggi pada vena episklera.
Berdasarkan penyebabnya, glaukoma sudut tertutup dapat dibedakan menjadi
primer dan sekunder. Terminologi primer digunakan jika tidak ditemukan penyebab yang
mendasari terjadinya glaukoma, sedangkan sekunder dipakai jika suatu kelainan yang
berperan dalam patogenesis terjadinya glaukoma dapat diidentifikasi. Glaukoma sudut
tertutup dapat diklasifikasikan menjadi akut, subakut, dan kronik. Glaukoma sudut
tertutup akut timbul jika tekanan intra okuler meningkat dengan cepat akibat penutupan
trabekula secara tiba-tiba. Pada subakut didapatkan episode pandangan kabur, halo, nyeri
ringan disebabkan peningkatan tekanan inraokuler yang hilang timbul secara spontan.
Kondisi kronis dapat berkembang setelah serangan akut dimana terdapat penutupan sudut
bilik mata depan oleh sinekia secara bertahap disertai peningkatan tekanan intraokuler
secara perlahan. Pada kondisi ini sering didapatkan Peripheral Anterior Synechiae (PAS)
yang permanen, peningkatan tekanan intraokuler, penggaungan papil nervus optikus dan
gangguan lapangan pandang.
Pada mata dengan pmbentukan katarak yang lanjut, terjadi pembngkakan dari
lensa atau intumensent. Penurunan sudut iridokorneal berlangsung secara progresif. Pada
beberapa kasus, glaukoma sudut tertutup disebabkan oleh perubahan pada ukuran
daripada lensa dan posisi permukaan anterior lensa.18 Pada PACG primer didapatkan
penyempitan sudut yang tidak merata di setip bagian, sedangkan pada galukoma
fakomorfik, penyempitan sudut terjadi secara merata disetiap bagian.19
Seorang wanita berumur 53 tahun, tidak bekerja dan bertempat tinggal di dalam
kota, datang ke RSMH dengan keluhan utama nyeri pada mata kanan. Riwayat perjalanan
penyakit penderita didapatkan keluhan penurunan tajam penglihatan disertai penglihatan
37
seperti melihat kabut sejak 1 tahun yang lalu. Dari keluhan utama dan riwayat perjalanan
penyakit ini dapat dipikirkan beberapa diagnosis banding untuk penyakit mata dengan
mata
merah visus menurun, diantaranya erosi, keratitis uluks, glaukoma akut, dan
uveitis. Seadangkan diagnosa banding untuk penyakit mata dengan peningkatan tekanan
okuli, defek lapangan pandang, dan katarak antara lain glaukima fakomorfik, galukoma
fakolitik, dan galukoma fakoanafilaktik. Untuk keluhan nyeri kepala yang dirasakan oleh
penderita, dapat dipikirkan diagnosis bandingnya antara lain hipertensi, migrain, kelainan
refraksi dan glaukoma. Nyeri kepala yang dirasakan meliputi seluruh kepala terutama di
sekitar mata kanan sehingga hipertensi dan migraine dapat disingkirkan. Karena biasanya
nyeri kepala pada hipertensi terutama dirasakan seperti rasa berat di tengkuk, sedangkan
nyeri kepala pada migraine hanya dirasakan di sebelah kepala. Nyeri yang datang tibatiba pada saat penderita sedang beristirahat dapat menyingkirkan diagnosis banding
kelainan refraksi karena pada kelainan refraksi seperti hipermetropia nyeri kepala
biasanya timbul pada saat penderita membaca terlalu lama, disertai dengan keluhan mata
terasa lelah.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan cara menyingkirkan differensial diagnostik
berdasarkan anmnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Penderita ini kami
diagnosa sebagai glaukoma fakomorfik sudut sempit OD dan katarak immature ODS.
Pada pemeriksaan anamesis didapatkan keluhan nyeri didalam dan disekitar mata kanan,
penglihatan kabur, mata berair-air, penglihatan seperti melihat kabut, pengelihatan halo
positif, dan mix injeksi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bilik mata kanan dangkal,
lensa mata kiri dan kanan keruh dengan shadow test positif, segmen posterior OD papil
bulat, batas tegas, warna pucat, dan rasio cup per disk 0,8; tonometri didapatkan
peningkatan tekanan intraokuler; pemeriksaan perimetri didapatkan penyempitan
lapangan pandang OD, dan pada gonioskopi didapatkan gambaran sudut tertutup OD.
Pada mata kanan didiagnosis glaukoma fakomorfik sudut tertutup karena sudah terjadi
defek lapangan pandang, peningkatan tekanan intra okuler, optic neruropati, dan katarak
immatur. Pada pemeriksaan dengan sinar sentelop, didapatkan bilik mata depan yang
dangkal. Dengan gonioskopi didapatkan sudut bilik mata depan sempit yaitu Shaffer 1
mata kanan tanpa disertai pembentukan PAS.
38
glaukoma
fakomorfik
sudut
sempit
dan
tertutup
dipilih
terapi
medikamentosa dikuti dengan terapi operatif sesuai dengan etiologi. Tindakan operatif
bertujuan untuk menurunkan resiko terjadinya kerusakan nervus optikus lebih lanjut serta
mencegah serangan akut pada glaukoma sudut sempit.20
39
Glaukoma fakomorfik pada pasien menimbulkan keluhan berupa nyeri pada bola
mata dan sakit kepala, sehingga pada kasus ini diobati dengan pilihan terapi
medikamentosa dan ekstraksi katarak pada keadaan tekanan intraokuler normal. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan kondisi mata kanan yang tenang dan kosmetik.
40