Bimbingan 3 PDF
Bimbingan 3 PDF
Diagnosis
Faktor Risiko
riwayat diabetes melitus,
riwayat kencing batu (urolitiasis),
higiene pribadi buruk,
riwayat keputihan,
kehamilan,
riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya,
riwayat pemakaian
kontrasepsi diafragma,
kebiasaan menahan kencing,
hubungan seksual,
anomali struktur
saluran kemih.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Demam.
Flank pain (Nyeri ketok pinggang
belakang/costovertebral angle)
Nyeri tekan suprapubik
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin.
Urinalisis.
Ureum dan kreatinin.
Kadar gula darah.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang tambahan (di layanan
sekunder):
Urine mikroskopik (Peningkatan > 10 bakteri
per lapang pandang, peningkatan > 10 sel
darah putih per lapang pandang).
Kultur urine (Hanya diindikasikan untuk
pasien yang memiliki riwayat kekambuhan
infeksi saluran kemih).
Penatalaksanaan
Minum air putih minimal 2 liter/hari bila
fungsi ginjal normal.
Menjaga higienitas genitalia eksterna.
Penatalaksanaan farmakoterapi dengan
pemberian antibiotik golongan
Flurokuinolon, durasi 7-10 hari pada
perempuan dan 10-14 hari pada laki-laki
Influenza
Keluhan
keluhan yang sering muncul adalah demam
bersin
batuk
sakit tenggorokan
hidung meler
nyeri sendi dan badan
sakit kepala
lemah badan
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
1. Febris.
2. Rinore.
3. Mukosa hidung edema.
Kandidiasis Mulut
Keluhan :
Rasa gatal dan perih di mukosa mulut, rasa metal,
dan daya kecap penderita yang berkurang
Pemeriksaan Fisik :
Bercak merah, dengan maserasi di daerah
sekitar mulut, di lipatan (intertriginosa)
disertai bercak merah yang terpisah di sekitarnya
(satelit). Guam atau oral thrush yang diselaputi
pseudomembran pada mukosa mulut
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang :
Sel ragi dapat dilihat di bawah mikroskop
dalam pelarut KOH 10% atau pewarnaan
Gram.
GASTROENTERITIS
Diagnosis
Pasien datang ke dokter karena buang air
besar (BAB) lembek atau cair, dapat
bercampur darah atau lendir, dengan
frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24
jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut
(nyeri atau kembung), mual dan muntah serta
tenesmus.
Faktor Risiko :
Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang
kurang.
Ada riwayat intoleransi lactose, ada riwayat
alergi obat.
Infeksi HIV atau infeksi menular seksual.
Pemeriksaan
terpenting
adalah
menentukan
tingkat/derajat dehidrasi akibat diare. Tanda- tanda
dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor kulit
perut menurun, akral dingin, penurunan tekanan
darah, peningkatan denyut nadi, tangan keriput, mata
cekung
tidak,
penurunan
kesadaran
(syok
hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas bising
usus hiperperistaltik.
Pada anak kecil yaitu cekung ubun-ubun kepala.
Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu tubuh yang
tinggi (hiperpireksi), nadi dan pernapasan cepat.
Penatalaksanaan
Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan
sembuh cepat dengan sendirinya melalui
rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang
diperlukan evaluasi lebih lanjut.
Memberikan cairan dan diet yang adekuat
Pasien diare yang belum dehidrasi dapat
diberikan obat antidiare untuk mengurangi
gejala dan antimikroba untuk terapi definitif.
DEMAM TIFOID
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Suhu tinggi.
Bau mulut karena demam lama.
Bibir kering dan kadang-kadang pecah-pecah.
Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated tongue),
jarang ditemukan pada anak.
Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor.
Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati).
Hepatosplenomegali.
Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh yang tidak
diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi).
Pemeriksaan penunjang
1 Darah perifer lengkap
leukopeni (<5000 per mm3), limfositosis relatif,
monositosis, aneosinofilia dan trombositopenia ringan.
Pada minggu ketiga-empat dapat terjadi penurunan hb
akibat adanya perdarahan hebat dalam abdomen.
2. Pemeriksaan
serologi
Widal
Dengan titer O 1/320 diduga kuat Diagnosisnya adalah
demam tifoid. Reaksi widal negatif tidak menyingkirkan
Diagnosis tifoid. Diagnosis demam tifoid dianggap pasti
bila didapatkan kenaikan titer 4 kali lipat pada
pemeriksaan ulang dengan interval 5-7 hari.
Komplikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tifoid Toksik
Syok septik
Perdarahan intestinal
Hepatitis tifosa
Pankreatitis tifosa
Pneumonia
TERAPI
1. Terapi supportif ; Diet TKTP, istirahat tirah
baring , konsumsi obat-obatan rutin.
2. Terapi simptomatik ; antipiretik dan obat
Gastrointestinalnya
3. Terapi definitif ; antibiotika : kloramfenikol,
ampisilin, amoxicilin , kotrimoxazol ( lini 1 )
4. Lini ke-2 : Ceftriaxon, cefotaxim, kuinolon
DEMAM BERDARAH
DENGUE
Terapi simptomatik
dengan analgetik
antipiretik
(Parasetamol 3 x
500-1000 mg).
Pemeliharaan
volume
cairan
sirkulasi
TUBERKULOSIS
Prinsip-prinsip terapi
Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut digunakan
sampai terapi selesai.
Semua pasien (termasuk pasien dengan infeksi HIV) yang tidak pernah
diterapi
sebelumnya harus mendapat terapi Obat Anti TB (OAT) lini pertama
sesuai ISTC (Bagan 2).
Fase Awal selama 2 bulan, terdiri dari : Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, dan
Etambutol.
Fase lanjutan selama 4 bulan, terdiri dari : Isoniazid dan Rifampisin
Dosis OAT yang digunakan harus sesuai dengan Terapi rekomendasi
internasional,
sangat dianjurkan untuk penggunaan Kombinasi Dosis Tetap (KDT/fixed-dose
combination/ FDC) yang terdiri dari 2 tablet (INH dan RIF), 3 tablet (INH, RIF
dan PZA) dan 4 tablet (INH, RIF, PZA, EMB).
EDUKASI
Memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga mengenai seluk beluk penyakit dan
pentingnya pengawasan dari salah seorang
keluarga untuk ketaatan konsumsi obat
pasien.
Kontrol secara teratur.
Pola hidup sehat.