Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen :
Amalia, SE.,MSM
Kelompok :
Deni Pratama 1113081000002
Ghifari Al Qadri 1113081000032
Farah Agustina 1113081000050
Shintya Cahya A. 1113081000059
Putri Aulia R. 1113081000106
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan kuasa-Nya, kami
selaku tim penulis makalah diberikan inspirasi dan kemudahan dalam menyusun makalah
mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen mengenai Kemitraan Usaha dan Pendelegasian
Wewenang Versus Pemberdayaan Karyawan. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Ucapan terima kasih pun kami haturkan kepada Orang tua, sanak saudara, dan
kerabat-kerabat kami yang telah mendukung kami dalam penyusunan dan penulisan baik
moral ataupun materi hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Amalia selaku dosen pengajar mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen yang telah bersedia mengajar kami dan memberikan ilmu yang
bermanfaat untuk kelanjutan studi kami di bidang manajemen khususnya dalam sistem
pengendalian manajemen.
Kami selaku tim penyusun makalah ini juga berharap bahwa apa yang kami sajikan
akan bermanfaat bagi teman-teman kami di kalangan mahasiswa dan sederajatnya.
Sesungguhnya, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
saran, kritik dan masukan terhadap makalah ini sangat kami harapkan dan kami apresiasi.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
ii
BAB I Pendahuluan....................................................................................................
A.Latar Belakang.......................................................................................................
B. Perumusan Masalah...............................................................................................
BAB II Pembahasan...................................................................................................
20
30
Kesimpulan................................................................................................................
30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menuju ke masa depan, perusahaan umumnya mendasarkan pada perencanaan
tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang diharapkan dari
keseluruhan personel dalam mewujudkan tujuan tersebut. Untuk mewujudkan tujuan
perusahaan dengan prilaku yang diharapkan tersebut, perusahaan membutuhkan
sistem pengendalian.
Efisiensi dan produktivitas pernah menjadi ukuran kinerja yang terkenal dalam
manajemen tradisional. Pada waktu manajemen lebih memfokuskan perhatiannya ke
masalah-masalah intern perusahaan, efisiensi dan produktivitas merupakan ukuran
yang pas dengan prinsip manajemen pada waktu itu. Prinsip manajemen demikian pas
diterapkan di lingkungan bisnis yang didalam nya perodusen memegang kendali
bisnis.
Untuk mewujudkan tujuan organisasi sebagai institusi penciptaan kekayaan. Dan tiga
kegiatan utama yang harus ditempuh: (1) mendesain produk dan jasa yang
menghasilkan value terbaik bagi customer,(2) memproduksi produk dan jasa secara
cost effective, (3) memasarkan produk dan jasa secara efektif kepada customer.
B. Perumusan Masalah
a. Bagaimana konsep penilaian kinerja yang baik?
b. Apa yang harus dihasilkan karyawan dari kinerja?
c. Bagaimana kiriteria untuk mengevaluasi sitem penghargaan
d. Bagaimana cara mengukur kinerja yang efisien dan produktif?
e. Bagaimana mengukur cost effectiveness suatu proses?
f. Apa saja keunggulan ukuran kinerja cost effectiveness?
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PENGHARGAAN BERBASIS KINERJA
I.
PENILAIAN KINERJA
Dalam menuju ke masa depan, perusahaan umumnya mendasarkan pada
perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang
diharapkan dari keseluruhan personel dalam mewujudkan tujuan tersebut. Untuk
mewujudkan tujuan perusahaan dengan prilaku yang diharapkan tersebut, perusahaan
membutuhkan sistem pengendalian.
Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku
yang diharapkan. Oleh karena dalam pencapaian tujuan organisasi, manajemen
melibatkan penggerakan aktivitas orang lain, fungsi pengendalian manajemen
mencangkup usaha untuk memastikan bahwa orang orang lain dapat mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan melalui perilaku yang diharapkan.
Jika dalam mencapai tujuan organisasi, semua anggota organisasi selalu
mengerjakan apa saja yang terbaik untuk kepentingan organisasi, maka pengendalian
sebenarnya tidak diperlukan. Bahkan manajemen pun juga tidak diperlukan dalam
keadaan seperti itu. Namun, kenyataannya individu dalam organisasi kadang-kadang
tidak mampu atau tidak mau berperilaku untuk kepentingan terbaik organisasi, oleh
karena itu serangkaian pengendalian perlu diterapkan untuk mencegah perilaku yang
tidak diharapkan dan untuk mendorong perilaku yang diharapkan.
Sistem penghargaan yang berbasis kinerja merupakan salah satu alat
pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi personel
agar mencapai tujuan perusahaan dengan perilaku sesuai dengan yang diharapkan
oleh perusahaan. Sistem ini menjadi sangat dibutuhkan oleh perusahaan (bukan
perilaku yang disukai personel secara pribadi). System ini menjadi sangat dibutuhkan
oleh perusahaan jika perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang menuntut
dipekerjakannya knowledge works. Dalam lingkungan kerja seperti itu, antara tenaga
kerja dengan alat produksinya terpadu menjadi satu dalam diri tenaga kerja, karena
knowledge workers menjadikan pengetahuan yang dimilikinya sebagai alat produksi.
Kondisi ini menuntut alat pengendalian yang dibangkitkan dari dalam diri personel
untuk memotivasi mereka dalam mencapai tujuan organisasi dengan perilaku yang
diharapkan. System penghargaan berbasis kinerja merupakan alat penting yang
digunakan oleh organisasi untuk membangkitkan motivasi dalam diri personel dalam
bertindak demi kepentingan terbaik organisasi.
Penghargaan atas kinerja personel dilandasi oleh informasi yang dihasilkan
dari penilaian atas kinerja personel. Oleh karena itu, dalam bab ini, sebelum diuraikan
tentang bagaimana mendesain system penghargaan berbasis kinerja, perlu diuraikan
lebih dahulu konsep penilaian kinerja dan manfaatnya sebagai berikut.
dorongan
dalam
diri
setiap
personel
untuk
Hasil
penilaian
kinerja
dapat
digunakan
untuk
perusahaan,
wewenangnya
manajemen
kepada
puncak
manajemen
mendelegasikan
menengah
dan
Manajer
bawah
melaksanakan
wewenang
dengan
wewenang
dan
konsumsi
sumber
daya
ini
hasil
penilaian
kinerja
ini,
manajemen
puncak
tanggung
jawab,
partisipasi
dalam
pengambilan
keputusan, dan usaha lain yang meningkatkan harga diri seseorang dan
yang mendorong orang untuk menjadi terbaik.
terhadap
motivasi
personel
jika
kompensasi
ini
dihapuskan.
Penghargaan nonmoneter dapat berupa sesuatu yang secara
ekstra diberikan perusahaan kepada personelnya, seperti ruang kerja
yang memiliki lokasi dan fasilitas istimewa, tempat parker khusus,
gelar istimewa dan sekertaris pribadi.
Distribusi penghargaan ekstrinsik, baik yang langsung, tidak
langsung, maupun nonmoneter, memerlukan data hasil penilaian
kinerja personel, agar penghargaan tersebut dirasakan adi oleh personel
penerima penghargaan. Pembagian penghargaan yang dipandang tidak
adil menurut persepsi personel penerima maupun bukan penerima akan
berakibat timbulnya perilaku yang tidak semestinya.
II.
berbasis
kinerja
mendorong
personel
untuk
mengubah
menghasilkan dua macam manfaat: (1) memberikan informasi dan (2) memberikan
motivasi.
Penghargaan dapat menarik perhatian personel dan member informasi atau
mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi penghargaan
dibandingkan dengan hal yang lain. Sesuatu yang diberi penghargaan kadang-kadang
saring bertentangan, seperti biaya, kualitas, layanan customer, manajemen aktiva, dan
pertumbuhan di masa depan. Penghargaan dirancang untuk memusatkan perhatian
personel terhadap hal yang diharapkan menjadi faktor sukses organisasi. Jika layanan
terhadap customer dipandang merupakan factor keberhasilan organisasi, kecepatan
(quick respond to order) dan ketepatan (fit to order) layanan merupakan kinerja yang
perlu mendapatkan perhatian lebih dari personel. Untuk mendapatkan perhatian lebih
inilah, penghargaan berbasis kinerja personel dalam dua factor tersebut dipakai
sebagai alat untuk memotivasi tindakan mereka.
Penghargaan juga meningkatkan motivasi personel terhadap ukuran kinerja,
sehingga membantu personel dalam memutuskan bagaimana mereka mengalokasikan
waktu dan usaha mereka. Hanya dengan mengatakan kepada personel bahwa kualitas
adalah penting tidak akan berdampak terhadap perilaku personel terhadap kualitas.
Namun, jika dikatakan kepada personel bahwa ukuran kualitas merupakan factor
penting dalam menentukan kenaikan gaji/upah, bonus, dan kenaikan pangkat, maka
hal ini akan meyakinkan mereka tentang pentingnya kualitas dalam pekerjaan mereka.
Sebagian personel memerlukan insentif untuk melakukan usaha ekstra dalam
melaksanakan tugasnya dengan baik (seperti bekerja di luar jam atau hari kerja). Bagi
personel yang suka bekerjakeras, kadang-kadang mereka memerlukan insentif untuk
mengatasi kecenderungan untuk menghindari pekerjaan yang sulit (seperti memecat
personel) dan pekerjaan yang memakan tenaga (seperti menyelesaikan pekerjaan
administratif) yang diperlukan untuk kepentingan terbaik organisasi.
III.
Apa saja yang disukai atau tidak disukai oleh personel dapat dikaitkan dengan
ukuran kinerja. Kombinasi berbagai ukuran kinerja dapat digunakan untuk
membedakan antara personel yang baik dan yang buruk kinerjanya. Pada tabel di
bawah ini dicantumkan daftar penghargaan positif dan negative yang dapat digunakan
oleh perusahaan.
PENGHARGAAN POSITIF
PENGHARGAAN NEGATIF
Otonomi
Kekuasaan
Kehilangan pekerjaan
Bonus
Opsi Saham
Demosi
Sanjungan
Pengakuan
Kenaikan pangkat
Gelar/sebutan
Pemberian tugas penting
Pemberian ruang kantor
Tempat parker khusus
Kenggotaan di kelas eksekutif
Jaminan pekerjaan
Penghargaan berupa barang
Perjalanan wisata
9
KONSEPTUAL
PROSES
PEMBERIAN
PENGHARGAAN
BERBASIS KINERJA
Proses pemberian penghargaan berbasis kinerja pada dasarnya terdiri
darri dua tahap :
1. Penetapan sistem penghargaan berbasis kinerja
2. Distribusi penghargaan berbasis kinerja
Penetapan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja
Penetapan sistem penghargaan berbasis kinerja dilakukan melalui empat
langkah :
1. Penetapan asumsi tentang faktor lingkungan bisnis yang dimasuki oleh
perusahaan
2. Penetapan faktor-faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam
lingkungan bisnis
3. Penetapan ukuran kinerjaa berbasis faktor penentu keberhasilan
perusahaan
4. Penetapan sistem penghargaan berbasis kinerja
Penetapan asumsi tentang lingkungan bisnis yang dimasuki oleh
perusahaan. Kinerja organisasi diukur dari kemampuan organisasi dalam
beroperasi secara berhasil dalam lingkungan bisnis yang telah dipilih. Misi
mencerminkan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi. Dengan demikian
misi perusahaan merupakan titik tolak untuk mengidentifikasi pasar yang
menjaddi tempat operasi perusahaan dan sebagai dasar untuk membuat
asumsi tentang kondisi lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
11
dengan
yang
direncanakan,
merupakan
hasil
dari
operasi
dijanjikan
kepada
customer
di
dalam
kontrak
perawatan
karena
dipakai
menghasilkan
sebagai
kinerja
yang
dasar
untuk
dibutuhkan
menuntut
oleh
personel
perusahaan.
dalam
Personel
12
sistem
penghargaan
berbasis
kinerja.
Distribusi
berbasis
kinerja
diawali
dengan
penetapan
sistem
digumakan
untuk
melaksanakan
penilaian
kinerja
dan
Kinerja.
Setelah
perusahaan
menetapkan
sistem
Penghargaan
Berbasis
Kinerja.
Jika
distribusi
14
kepentingan terbaik perusahaan serta atas saran-saran improvement yang diberikan oleh
personel. Program OBM mencakup :
1) Berbagi informasi keuangan perusahaan secara teratur dan informasi lain yang
membantu karyawan untuk bekerja bersama dengan manajer demi
keberhasilan perusahaan.
2) Pelatihan personel, sehingga personel memahami makna informasi tersebut
dan bagaimana personel dapat memberikan kontribusi terhadap laba
perusahaan.
3) Pemberian penghargaan berkaitan dengan laba perusahaan.
4) Jika diperlukan, perubahan kultur dari top-down ke bottom-up, untuk
menjamin bahwa ide personel dapat dipacu dan dipertimbangkan secara adil.
Umumnya, insentif yang disediakan bagi personel dihitung dengan mengkaitkan
sebagian gaji personel dengan indikator keuangan perusahaan, biasanya dalam bentuk
employee stock ownership plan (ESOP) atau sharing plan.
15
1) Fixed bas salary yang ditentukan berdasarkan kontribusi masa lalu, yang disesuaikan
setiap tahun dengan biaya hidup dan tarif gaji yang berlaku di pasar.
2) Skill pay yang didasarkan pada kompensasi dalam bidang tertentu yang berhasil
diperlihatkan oleh personel yang dinilai oleh organisasi relevan dengan jenis
pekerjaan personel (contoh : keterampilan bahasa, keterampilan teknis, keterampilan
bernegoisasi, kemampuan analitik, dsb).
3) Performance pay yang didasarkan pada kombinasi kinerja perusahaan, team, dan
kinerja individu.
Direksi
Sekretariat
Akuntansi
Organisasi
fungsional
pendukung Keuangan
SDM
& umum
Engineering
Sistem
order
getting
Sistem
order
filling
Sistem
layanan
purna jual
16
Produksi
Logistik
17
Jika penghargaan yang disediakan jumlahnya tidak signifikan ,dampak dapat berlawanan
dengan usaha untuk meningkatkan produkstivitas.Personel dapat merasa dipermalukan dan
akan bereaksi dengan emosi kemarahan dan terhina.
3. Penghargaan Harus dapat dimengerti oleh penerima
Personel harus memahami dengan baik mengenai alasan pemberian penghargaan maupun
nilai penghargaan yang mereka terima
4. Penghargaan harus diberikan pada waktu yang tepat
18
19
umpan balik yang berkaitan dengan kinerja cenderung berpihak dan tidak lengkap. Personel
seringkali tidak mengerti mengapa mereka mendapatkan penghargaan,Jika program
pemberian penghargaan sangat kompleks ,yang biasanya terjadi dalam insentif jangka
panjang.
Banyak penghargaan moneter gagal menghasilkan dampak terhadap perilaku
penerima. Kenaikan gaji yang berbasis pada kinerja seringkali sangat kecil jumlahnya pada
inflasi rendah,sehingga penghargaan tersebut tidak berdampak pada perilaku personel.
Penghargaan moneter , baik berupa bonus maupun kenaikan gaji, umumnya dirahasiakan,
kecuali yang diberikan pada managemen puncak yang wajib diungkapkan kepada
masyarakat.
Hampir semua penghargaan moneter tidak bertahan lama.kenaikan gaji akan segera
diikuti dengan perubahan pola konsumsi personel, sehingga dampaknya terhadap perilaku
personel hanya dalam waktu yang relatif singkart. Begitu juga dengan bonus , penghargaan
ini segera akan dikonsumsi oleh penerima,sehingga dampaknya terhadap perilaku personel
juga tidak akan tahan lama.penghargaan moneter tidak mampu bertahan lama dibandingkan
dengan penghargaan berupa plakat yang dapat digantung pada dinding ,ruang kantor yang
luas,kenaikan pangkat,atau perjalanan wisata yang meninggalkan kesan lama.
ISU PENTING YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM PENDESAINAN
SISTEM PENGHARGAAN MONETER
Beberapa isu penting yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain sistem penghargaan
moneter
Berapa porsi penghargaan yang harus berbasis kinerja
Semakin besar proporsi penghargaan berbasis kinerja,semakin besar dorongan yang
dihasilkan bagi personeluntuk mencapai tujuan organisasi. Umumnya kesulitan utama dengan
tidak digunakanya penghargaan berbasis kinerja, jika personel tidak seluruhnya dibawah
kendali personel, sehinggan dalam situasi semacam ini personel menanggung risiko bisnis.
Umumnya ,pemilik perusahaan dalam posisi yang lebih baik untuk menanggung risiko bisnis
dibandingkan dengan personel,karena penghargaan yang diterima oleh pemilik perusahaan
datang dari portofolio yang berbeda-beda.
20
keuangan, namun meluas keukuran kinerja yang komprenhensif yang mencangkup ukuran
kinerja keuangan dan kinerja nonkeuangan (seperti kepuasan customer, cost effectiveness
proses bisnis/intern, dan produktivitas dan komitmen personal). Dalam bab 17 penghargaan
berbasis kinerja di bahas pergeseran pengukuran kinerja dari basis posisi kebasis kinerja.
Dalam kedua bab tersebut pembahasan dititiberatkan pada system penghargaan yang
digunakan untuk melipatgandakan kinerja personal. Dalam bab 18 pergeseran ukuran kinerja
cost effectiveness ini dibahas cost effectiveness sebagai ukuran itu sendiri.
21
Efisiensi dan produktivitas pernah menjadi ukuran kinerja yang terkenal dalam
manajemen tradisional. Pada waktu manajemen lebih memfokuskan perhatiannya ke
masalah-masalah intern perusahaan, efisiensi dan produktivitas merupakan ukuran yang pas
dengan prinsip manajemen pada waktu itu. Prinsip manajemen demikian pas diterapkan di
lingkungan bisnis yang didalam nya perodusen memegang kendali bisnis.
Unutk mewujudkan tujuan organisasi sebagai institusi penciptaan kekayaan. Dan tiga
kegiatan utama yang harus ditempuh: (1) mendesain produk dan jasa yang menghasilkan
value terbaik bagi customer,(2) memproduksi produk dan jasa secara cost effective, (3)
memasarkan produk dan jasa secara efektif kepada customer.
Di lingkungan bisnis global, produsen tidak lagi mengendalikan bisnis, namun
customer lah yang memegang kendali. Kompetisi yang dihadapi perusahaan dimasa lampau.
Kemampuan perusahaan sekarang untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap
proses yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer.
UKURAN KINERJA EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS
Konsep efisensi berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses mengkonsumsi masukan
untuk menghasilkan keluaran tertentu. Konsep produktivitas berkaitan dengan seberapa jauh
suatu proses menghasilkan keluaran dengan mengkonsumsi masukan tertentu. Efisensi dan
produktivitas merupakan suatu ukuran tentang seberapa efisien suatu proses mengkonsumsi
masukan dan seberapa produktif suatu proses menghasilkan keluaran. Efisensi merupakan
ratio antara keularan dengan masukan suatu proses, dengan fokus perhatian pada konsumsi
masukan. Peroduktivitas merupakan suatu ratio andaran masukan dengan keluaran, dengan
fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan oleh suatu proses.
Efisensi dan Produktivitas hanya memfokuskan hubungan antara masukan dengan
keluaran. Proses sama sekali tidak dipertimbangkan dalam perhitungan ratio masukan dengan
keluaran. Jika terjadi penyimpangan dalam efisensi atau prosuktivitas, tidak ada usaha untuk
mencari penyebabnya dalam proses, karena secara sederhana, tidak ada informasi untuk dia.
Dalam perhitungan efisiensi dan produktivitas, proses diperlukan sebagai black box, kotak
gelap yang tidak diketahui isinya. Oleh karena itu, ukuran efisiensi dan produktivitas tidak
mengerahkan perhatian manajemen ke inprovment terhadap proses.
22
perusahaan
untuk
menghasilkan
keluaran.
Konsep
cost
perlu
dihubungkan
dengan
kebutuhan
customer,
untuk
23
masukan,
proses,
keluaran,
dan
customer.
Gambar
18.2
yang
dilakukannya
efektif
yaitu
dimanfaatkan
untuk
25
jenis
aktivitas
yang
mengkonsumsi
waktu
tersebut:
aktivitas
penambah nilai dan aktiitas bukan penambah nilai. Proses produksi yang
ideal akan menghasilkan throughput time sama dengan processing time.
Ukuran
efisiensi
proses
produksi
dihitung
dengan
membandingkan
Processing Time
Throughput Time
Processing Time 7
= =70
Throughput Time 10
CE
tersebut
dapat
digunakan
oleh
manajemen
untuk
activity
selection
dan
activity
sharing.
Gambar
18.4.
layout
pabrik
dengan
menerapkan
cellular
setelah
berbagai
program
tersebut
berjalan
satu
tahun,
CE=
Processing Time 6
= =85,7
Throughput Time 7
28
penantian.
Inspeksi
dapat
dihilangkan
melalui
peningkatan
time)
dapat
dihilangkan
dengan
memanfaatkan
on-line
menghilangkan
waktu
inspeksi
terhadap
barang
yang
kepada
pemasok,
sehingga
mengurangi
waktu
JIT
manufacturing
untuk
memperlancar
proses
produksi.
Misalkan
setelah
berbagai
program
tersebut
berjalan
satu
tahun,
Processing Time 2
= =100
Throughput Time 2
kinerja,
sehingga
memungkinkan
manajemen
manajemen
melakukan
pengelolaan
aktivitas
31
3. CE
sebagai
ukuran
kinerja
lebih
halus
dan
rinci
untuk
masukan.
Dengan
informasi
ini,
fokus
usaha
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam manajemen tradisional, fungsi utama manajemen adalah
melipatgandakan kemampuan aktiva untuk menghasilkan laba. Hal
ini
tercermin
dari
ukuran
kinerja
perusahaan
yang
banyak
dikendalikan
melalui
penunjukan
supervisor
yang
didominasi
oleh
33