TINJAUAN PUSTAKA
A. Gagal Jantung
a. Definisi Gagal Jantung
Gagal jantung adalah sindrom klinik yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung
dalam memompa darah pada jumlah yang cukup bagi kebutuhan metabolisme tubuh.
Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya
pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau kontraktilitas
miokardial (disfungsi sistolik).
b. Patofisiologi Penyakit Gagal Jantung
Penyebab umum teradinya gagal jantung adalah penyakit jantung iskemik dan
hipertensi. Selain dua hal utama tersebut berikut adalah hal-hal yang dapat
menyebabkan penyakit gagal jantung:
1. Disfungsi Sistolik (Penurunan Kontraktilitas)
2. Disfungsi Diastolik (Retriksi pada Pengisian Ventrikel)
3. Mekanisme kompensatori
4. Model Neurohormonal Gagal Jantung
5. Ketidak patuhan pada medikasi, iskemi koroner, penggunaan medikasi yang
kurang tepat, kejadian kardiak (misalnya IM, fibralasi atrial) dan infeksi
pulmonary
6. Obat yang memperparah gagal jantung karena sifat inotropik negatif,
kardiotoksik, maupun sifat resistensi natrium yang dimilikinya.
Resep
R/ Captopril 25
XLV
S 3 dd 1
R/ HCT
XV
S 1-0-0
R/ Bisoprolol
XV
S 1 dd 1
R/ ISDN 5
XV
XLV
S 3 dd 1
R/ Meloxicam 15
XV
S 2 dd 1
R/ Antasida fls
S 4 dd 1
Pro
a. Anamnesa
Pasien mengeluh nyeri dada, tekanan darah tinggi, sering tremor, dan pegal-pegal
pada sekujur badan
b. Analisa
Dalam kasus ini pasien menerima 7 item obat dalam sekali waktu konsumsi 7 item
obat tersebut yaitu ;
1. Captopril yang merupakan antihipertensi golongan inhibitor enzim pengkonversi
angiotensin (ACEI).
2. Hidroklorotiazid (HCT) yang merupakan diuretic golongan tiazid.
3. Bisoprolol, suatu agen antihipertensi golongan pemblok yang kardioselektif.
4. Isosorbid dinitrat (ISDN), antiangina golongan nitrat
5. Tiamin (Vitamin B1) , untuk terapi defisiensi Vitamin B1.
6. Meloxicam, obat antiiflamasi nonsteroid, yang memiliki sifat antinyeri.
7. Antasida, untuk menetralkan asam lambung.
Dengan memperhatikan keluhan yang disampaikan oleh pasien dan obat-obat yang
diresepkan oleh dokter dapat diduga pemberian captopril, HCT, bisoprolol, dan ISDN
berhubungan dengan hipertensi dan keluhan nyeri dada. Nyeri dada sering menjadi
indikasi adanya ganguan jantung. Meski tidak semua nyeri dada diakibatkan oleh
kelainan jantung. Meloksikan dan vitamin B1 ditujukan untuk mengatasi keluhan
nyeri badan. Pasien tidak secara langsung mengeluhkan kondisi yang berhubungan
dengan kelebihan asam lambung, namun dokter mresepkan antasida, hal ini mungkin
ditujukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya iritasi lambung yang dapat
memicu peningkatan asam lambung.
Jika benar, keluhan nyeri dada pada kasus ini berhubungan dengan gangguan
sistem jantung seperti halnya angina, maka pemilihan kombinasi antihipertensi
berupa captopril (ACE inhibitor), HCT (diuretik tiazid), dan bisoprolol (-bloker
bersamaan. Harus ada jarak waktu yang cukup antara saat konsumsi antasida dan
captopril, sehingga interaksi keduanya dapat dihindarkan.
2. ISDN meningkatkan efek hipotensif dari captopril dan bisoprolol.
3. Efek hipotensif ISDN diantagonis oleh AINS (meloksikam) (BN7 57; Appendix).
Saran
Berdasarkan hasil penelusuran pustaka diatas, maka:
Dosis meloksikam sebaiknya dikurangi, yaitu hanya 7,5 mg/hari, mengingat pasien
telah lanjut usia, kemungkinan resiko reaksi obat merugikannya akan meningkat yang
berupa kerusakan atau penurunan fungsi ginjal. Begitu pun dengan lama terapinya
sebaiknya dibatasi. Sampaikan pada pasien untuk segera menghentikan konsumsi
meloksikam ini bila gejala nyeri pada badan telah mereda.saat pasien merasa nyeri
dada, dan menggunakan ISDN, hindari mengkonsumsi meloksikam juga, karena
meloksikam dapat mengantagonis kerja ISDN-Antasida sebaiknya tidak digunakan.