PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit pada sistem pernafasan merupakan masalah yang sudah
umum terjadi di masyarakat. Sesuai dengan kasus yang ada paru merupakan
penyakit infeksi yang menyebabkan kematian dengan urutan atas atau angka
kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis
dan terapi yang cukup lama. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara
berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke
bawah. Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,
perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia
bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000
kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia
adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun
1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara
0,2 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang
dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun
2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46%
diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah menyelesaikan
blok
ini
mahasiswa
mampu
untuk
Pernafasan.
5) Mampu menetapkan perencanaan,Implementasi dan evaluasi pada
berbagai kasus gangguan sistem pernafasan.
6) Mampu mendokumentasikan berbagai kasus
gangguan
sistem
keperawatan.
7) Mampu mengetahui sistem rujukan pada layanan kesehatan,dengan me
manfaatkan asuransi kesehatan pada masyarakat tidak mampu seperti:
PM,gakin dan jamkesmas,jamkesda, jamkestan,dan jamipersal,
jamkesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
1) Nasal
yang
disebut
EPIGLOTIS
yang
terdiri
atas
tulang
5) Bronkus
Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembunggelembung udara. Dinding aleolus sanat tipis setebal silapis sel, lembap
dan
berdekatan
dengan
kapiler-kapiler
darah.
Adanya
alveolus
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian
melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan.
Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak di depan kerongkongan,
melalui leher sampai mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding tenggorok
diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya terbuka.
Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri
yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada
7
untuk
merangsang
otot
interkostalis.
Impuls
ini
ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan yang lainnya untuk
melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya udara dapat
dikeluarmasukkan paru-paru.
Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan
kedalaman pernapasan. Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak
oksigen dalam otot untuk memberi energi yang diperlukan dalam
pekerjaan akan menimbulkan kenaikan pada jumlah karbon dioksida di
dalam darah dan akibatnya pembesan ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa sakit,dan takut,misalnya, menyebabkan impuls yang
merangsang pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara
kuat-hal yang kita ketahui semua. Impuls aferen dari kulit mengasilkan
efek serupabila badan di celup dalam air dingin atau menerima guyuran
air dingin, penarikan pernapasan kuat menyusul.
Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi
tidak dapat dijalankan lama karena gerakannya otomatik. Suatu usaha
untuk menahan napas dalam waktu lama akan gagal karena pertambahan
karbon dioksida yang melebihi normal di dalam darah akan menimbulkan
rasa tak enak.
Proses fisiologi respirasi memindahkan oksigen dan udara ke
dalam jaringan dan karbondioksida yang dikeluarkan ke udara dapat
dibagi menjadi tiga stadium yaitu :
1) Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi
eksterna).
2) Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan menyesuaikan dengan
distribusi udara dalam alveolus-alveolus.
3) Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah.
Pernafasan pada manusia terbagi menjadi dua yaitu :
10
Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot
antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini diawali berkontraksinya otot antartulang
rusuk sehingga rongga dada terangkat atau membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di
luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya
otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya
tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar.
Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot
diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.
2) Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya
otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar.
11
2.1.3
Bacteri Tubercolosis
Ketika seorang klien TB paru batuk, bersin, atau berbicara,
maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah,
lantai, atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu
udara yang panas, droplet nuklei tadi menguap. Menguapnya droplet
bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan angin akan membuat
bakteri tuberkolosis yang terkandung dalam droplet nuklei terbang ke
udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu
berpotensi terkena infeksi bakteri tuberkolosis. Penularan bakteri lewat
udara disebut dengan air-borne infection. Bakteri yang terisap akan
melewati pertahanan mukosilier saluran pernapasan dan masuk hingga
alveoli.
Pada titik lokasi di mana terjadi implantasi bakteri, bakteri akan
menggandakan diri (multiplying). Bakteri tuberkolosis dan fokus ini
disebut fokus primer atau lesi primer (fokus Ghon). Reaksi juga terjadi
pada jaringan limfe regional, yang bersama dengan fokus primer
disebut sebagai kompleks primer. Dalam waktu 3-6 minggu, inang
yang baru terkena infeksi akan menjadi sensitif terhadap tes tuberkulin
atau tes Mantoux.
Berpangkal dari kompleks primer, infeksi dapat menyebar ke
12
Percabangan bronchus
Dapat mengenai area paru atau melalui sputum menyebar
ke laring (menyebabkan ulserasi laring), maupun ke saluran
2)
pencernaan.
Sistem saluran limfe
Menyebabkan adanya regional limfadenopati atau akhirnya
secara tak langsung mengakibatkan penyebaran lewat darah
melalui duktus limfatikus dan menimbulkan tuberkulosis milier.
Aliran darah
Aliran vena pulmonalis yang melewati lesi paru dapat
membawa atau mengangkut material yang mengandung bakteri
tuberkulosis dan bakteri ini dapat mencapai berbagai organ melalui
aliran darah, yaitu tulang, ginjal, kelenjar adrenal, otak.
2. Patofisiologi Penyakit Asma
Perubahan patologis yang menyebabkan obstruksi saluran napas
terjadi pada bronkus ukuran sedang dan bronkiolus dengan diameter
1mm. Penyempitan jalan napas disebabkan oleh bronkospasme, edema
mukosa dan hipersekresi mukus yang kental.
Kesulitan
utama
terlatak
pada
ekspirasi.
Percabangan
13
menyebabkan
terjadi hipoksia
seluler
penurunan
dan
perfusi
jaringan
terjadipelepasan
sehingga
faktor-faktor
14
dan
lekosit
polimorfonuklear
(PMN).
Terjadi
penyempitan
saluran pernapasan.Penyempitan
ini
dapat
sel goblet dalam epitel saluran nafas. Pada sebagian besar pasien
pembersihan mukosiliar menjadi terhambat karena produksi mucus
yang
berlebihan
dan
kehilangan
silia, menyebabkan
batuk
ASURANSI KESEHATAN
BPJS
Kesehatan
(Badan
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
Jamsostek)
merupakan
program
pemerintah
dalam
berubah
menjadi
BPJS
Kesehatan
sejak
tanggal 1
Januari 2014.
1. Kepesertaan umum
Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah
berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi
anggota BPJS. Ini sesuai pasal 14 UU BPJS.
Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai
anggota BPJS. Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja
16
Mboi menyatakan
BPJS
Kesehatan
akan
17
18
membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi leh fosit. Reaksi ini
biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.
4. Manifestsi klinik
1) Batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu
2) Sesak napas dan nyeri dada
3) Badan lemah, kurang enak badan
4) Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan
menurun (Penyakit infeksi TB paru dan ekstra paru, Misnadiarly)
5. Pemeriksaan penunjang
1) Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif pada
tahap akhir penyakit
2) Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif (area indurasi
10-15 mm terjadi 48-72 jam)
3) Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru atas : pada
tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan
batas tidak jelas : pada kavitas bayangan, berupa cincin : pada
klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas
tinggi.
4) Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau
kerusakan paru karena Tb paru
5) Darah adalah peningkatan leukosit dan laju Endap darah (LED)
6) Spirometri adalah Penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital
menurun
6. Pengobatan
Secara garis besar penatalaksanaan TBC dibagi menjadi 2 yaitu
farmakologi dan nonfarmakologi
Farmakologi
1) Kategori I
Obat 2HRZE / 4H3R3
(1) Untuk kasus baru
(2) BTA (-)
(3) Hasil rongsen (+) / Extra Pulmoner
2) Kategori II
Obat 2 HRZES / 1 HRZE / 5 H3R3E3
(1) Kasus kambuh BTA (+)
(2) Kasus gagal pengobatan
19
3) Kategori III
Obat 2HRZ / 4H3R3
(1) Kasus BTA (-)
(2) Rongsen (+) klinis
(3) Kasus extra pulmoner ringan
Nonfarmakologi
1)
2)
3)
4)
7. Komplikasi
Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat
terjadi pada penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu :
1) Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau karena
tersumbatnya jalan napas.
2) Atelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari
lobus akibat retraksi bronchial.
3) Bronkiektasis
(pelebaran
broncus
setempat)
dan
fibrosis
20
dengan
meludah/mengeluarkan
sapu
dahak
tangan
di
bila
batuk
sembarangan
serta
tidak
tempat
dan
menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang
dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta
menenangkan pikiran.
2.2.2
21
nutrisi,
kurang
dari
kebutuhan
Tujuan
Intervensi
22
Mempertahankan jalan
napas pasien.
Mengeluarkan sekret
tanpa bantuan.
Menunjukkan prilaku
untuk memperbaiki
bersihan jalan napas.
Berpartisipasi dalam
program pengobatan
sesuai kondisi.
Mengidentifikasi
potensial komplikasi
dan melakukan
tindakan tepat.
Gangguan
Setelah diberikan tindakan
pertukaran gas
keperawatan pertukaran gas
berhubungan
efektif, dengan kriteria hasil:
dengan
berkurangnya
Melaporkan tidak
keefektifan
terjadi dispnea.
permukaan paru,
Menunjukkan
atelektasis,
perbaikan ventilasi dan
kerusakan
oksigenasi jaringan
membran alveolar
adekuat dengan GDA
kapiler, sekret
dalam rentang normal.
yang kental, edema
Bebas dari gejala
bronchial.
distress pernapasan.
Gangguan
keseimbangan
nutrisi, kurang dari
kebutuhan
berhubungan
dengan kelelahan,
batuk yang sering,
adanya produksi
sputum, dispnea,
anoreksia,
penurunan
23
Menunjukkan berat
badan meningkat
mencapai tujuan
dengan nilai
laboratoriurn normal
dan bebas tanda
kemampuan
finansial.
24
malnutrisi.
Melakukan perubahan
pola hidup untuk
meningkatkan dan
mempertahankan berat
badan yang tepat.
4. Penyimpangan KDM
25
26
BAB III
STUDI KASUS
SKENARIO 1 :
Seorang pria 57 th, datang bersama keluarga ke puskesmas dengan
keluhan batuk sejak 3 minggu yang lalu. Karakteristik batuk lebih sering
pada mlam hari, banyak mengeluarkan keringat dan disertai oleh sesak
napas. Hasil pemeriksaan auskultasi diperoleh adanya ronchi pada kedua
lapangan paru.
adanya infiltrate dan hasil labolatorium pada sputum diperoleh BTA (+).
Keluhan lain yang dirasakan mual,tidak nafsu makan dan pasien merasa
lemas dan kepala tearasa pusing. Observasi TTV diperoleh TD :90/60
mmHg, Nadi : 120x/m, Pernapasan : 20x/m, suhu : 36o C dan capilary >3.
1. Kata kunci
Batuk 3 minggu yang lalu
Batuk lebih sering pada malam hari
Berkeringat disertai sesak nafas
Hasil pemeriksaan auskultasi diperoleh adanya ronchi pada
kedua lapangan paru
Hasil Rontgen diperoleh adanya Infiltrate
Hasil lab pada Sputum diperoleh BTA (+)
Mual, Nafsu makan menurun, Lemas dan Pusing
Ttv diperoleh :
TD : 90/60 mmHg
Fn :120 x/menit
Fp:28 x/menit
S :36
CRT > 3 detik.
27
2. Pertanyaan penting:
1. Berdasarkan skenario diatas, penyakit tersebut lebih mengarah ke
penyakit apa ?
2. Mengapa karakteristik batuk klien lebih sering pada malam hari ?
3. Mengapa klien banyak mengeluarkan keringat pada malam hari
dan disertai dengan sesak nafas ?
4. Mengapa hasil pemeriksaan Auskultasi diperoleh adanya ronchi
pada lapangan paru ?
5. Mengapa hasil pemeriksaan Foto Rontgen diperoleh adanya
infiltrate ?
6. Mengapa hasil pemeriksaan Laboratorium Pada Sputum diperoleh
BTA (+) ?
2. Jawaban
Pertanyaan
Penting
7. Mengapa
Frekuensi
Tekanan darah klien menurun diperoleh
1. Berdasarkan scenario, penyakit yang dialami oleh pasien lebih
mengarah pada penyakit TB paru
2. Karena disebabkan oleh factor eksternal yaitu penurunan suhu
malam hari sehingga menyebabkan batuk klien lebih sering terjadi.
3. Karena terdapat sekret di kedua lapang paru yg menyebabkan
klien sesak nafas dan berkeringat di malam hari
4. Karena terdapat penumpukan secret pada kedua lapang paru
sehingga menghasilkan bunyi ronchi pada saat pemeriksaan
auskultasi
5. Karena terdapat secret pada lapang paru sehingga pada waktu
dilakukan poto rontgen maka akan diperoleh hasil rontgen dengan
adanya infiltrate
6. Mycobacterium tuberculosis merupakan salah satu dari
BTA(Bakteri Tahan Asam). Jika pada sputum pasien terdapat
BTA, maka diperoleh BTA(+). Karena pasien menderita TB maka,
diperoleh BTA(+)
7. Karena pasien anoreksia sehingga menyebabkan suplai nutrisi
jantung berkurang.
28
peningkatan trombogenesis).
1) Infiltrate
Yaitu gambaran akibat adanya dahak atau mucus di paru-paru. Di
foto rontgen, infiltrate ini tampak seperti kabut putih tipis.
29
Nama Penyakit
Asma
TBC
Ispa
Batuk
Berkeringat
Sesak napas
Ronci paru
BTA (+)
Mual
Nafsu makan
Lemas
30
7. Informasi Baru :
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak diperoleh :
1. TBC Paru BTA positif
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
menunjukan gambaran tcb aktif
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
No. RM
Ruang / Kelas
Dx. Masuk
Identitas
31
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
: Tn. X
: 57 tahun
:L
: Islam
WITA
:
:
:
:
:
:
Riwayat alergi:
Observasi dan pemeriksaan Fisik (RoS: Reviev of
System)
Keadaan Umum :
baik
sedang
lemah
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 90/60 mmHg Nadi : 120 x/m
Suhu : 36 oC pernapasan : 28 x/m
Pernapasan
B1 ( Breath)
Pola nafas
Irama :
Jenis stokes :
ceyne
32
teratur
Dispnea
tidak
kusmaul
Suara nafas :
vesikuler
wheezing
ronchi
Sesak nafas :
Batuk :
stridor
dll:
ya
tidak
ya
tidak
Irama jantung :
S1/S2
regular
ireguler
ya
Bunyi jantung :
tidak
normal
murmur
gallop dll:
CRT :
<3detik
Akral :
>3detik
hangat
dingin kering
panas
dingin
basah
GCS :
Refleks fisiologis :
biceps
patella
total:15
triceps
lain-lain :
Refleks patologis :
babinsky
kernig lain-lain
Istirahat / tidur :
jam/hari
gangguan tidur: ya
33
Pupil
isokor
anisokor
Lain-lain
Sclera/konjungtiva :
anemis
ikterus
Lain-lain:
Pendengaran / telinga
Gangguan pendengaran :
ya
tidak
Jelaskan:
Lain-lain
Penciuman (hidung)
Bentuk :
normal
tidak
Jelaskan :
Gangguan penciuman :
ya
tidak
Jelaskan
Masalah: tidak mengalami gangguan
Perkemihan B4
(Bladder)
Kebersihan :
Urin :
cc/hari,
bersih
kotor
warna :
bau:
ya
tidak
Nyeri tekan
ya
tidak
Gangguan :
34
anuria
oliguria
retensi
inkontinesia
nokturia
Pencernaan (B5)
Bowel
Masalah :
Nafsu makan :
Frekuensi :
baik
menurun
x hari
Porsi makan :
habis
tidak
Ket :
Minum
cc/hari
Jenis :
bersih
kotor
lembab
kering
berbau
Mukosa
:
stomatitis
Tenggorokan :
kesulitan menelan
tonsil
pembesaran
lain-lain
Abdomen perut
tegang
ascites
nyeri tekan
Lokasi : lambung
Peristaltic :
Pembesaran hepar :
Pembesaran lien :
Buang air besar
kembung
: x/hari
x/menit
ya
tidak
ya
tidak
teratur :
ya
tidak
35
Konsistensi :
bau:
warna:
Lain-lain:
Masalah : pasien tidak nafsu makan
Musculoskeletal /
integumen B6
(Bone)
bebas
terbatas
Kekuatan otot :
Kulit
warna kulit
ikterus
sianosis
kemerahan
pucat
Hiperpigmentasi :
Turgor :
baik
sedang
jelek
Oedema :
ada
tidak ada
Lokasi:
Lain-lain
Masalah :
B. IDENTIFIKASI DATA
1. Keluhan (Data Subjektif)
1) Pasien mengeluh batuk lebih sering pada malam hari
2) Pasien mengeluh sesak napas
3) Pasien mengeluh mual
4) Pasien mengeluh lemas
5) Pasien mengeluh kepalanya terasa pusing
6) Pasien mengeluh tidak nafsu makan
2. Data objektif
1) Pasien nampak berkeringat banyak
2) Hasil foto rontgen diperoleh adanya infiltrate
3) Hasil laboratorium pada sputum diperoleh BTA (+)
4) Hasil auskultasi diperoleh adanya ronchi pada kedua lapangan paru
5) CRT > 3 detik
6) TTV:
36
DATA
1.
DS:
1. Pasien mengeluh
sesak napas
KEBUTUHAN YANG
TERGANGGU
Bersihan jalan napas tidak efektif
DO:
1. Hasil auskultasi
diperoleh adanya
ronchi pada kedua
lapangan paru
2. Frekwensi napas 28
x/m
2.
3.
DS:
1. Pasien mengeluh
mual
2. Pasien mengeluh
lemas
3. Pasien mengeluh
tidak nafsu makan
DO:
DS:
1. Pasien mengeluh
lemas
Intoleran aktivitas
DO:
1. Tekanan darah
90/60 mmHg
4.
37
DS:
Ansietas
1. Pasien mengeluh
batuk lebih sering
pada malam hari
2. Pasien mengeluh
sesak napas
DO:
1. Frekuensi nadi 120
x/m
D. ANALISA DATA BERDASARKAN PATOFISIOLOGI DAN
PENYIMPANGAN KDM
Penyakit: TB Paru
Respon Utama: Batuk darah
Penyimpangan KDM:
Mycobacterium tuberculosis
Masuk ke paru-paru(alveoli)
Bakteri berkembang biak dialveoli
Infeksi
TBC
Reaksi inflamasi dan kerusakan parenkim paru
Bersihan
jalan napas
tidak
efektif
Lemah
ansietas
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Intoleran
aktivitas
1.
2.
3.
4.
F. INTERVENSI
NO
1.
DIAGNOSA
Bersihan jalan napas tidak
efektif
Definisi : ketidakmampuan
untuk membersihkan secret atau
obstruksi saluran napas guna
mempertahankan jalan napas
yang bersih
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
x 24 jam, pasien akan:
1. Mengeluarkan secret secara efektif
2. Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki
suara napas yang jernih
3. Mempunyai irama dan frekwensi
pernapasan dalam rentang normal
Batasan karakteristik:
DS:
NIC
1.
2.
3.
4.
5.
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Definisi : asupan nutrisi tidak
mencukupi kebutuhan metabolic
Batasan karakteristik:
DS:
1. Pasien mengeluh
mual
2. Pasien mengeluh lemas
3. Pasien mengeluh tidak
nafsu makan
39
1.
2.
3.
4.
Intoleran aktivitas
Definisi: ketidakcukupan energy
fisioogis atau psikologis untuk
melanjutkan atau menyelesaikan
aktivitas sehari-hari yang ingin
atau harus dilakukan.
1.
2.
3.
Batasan karakteristik:
DS:
1. Pasien mengeluh lemas
5.
DO:
Tekanan darah 90/60 mmHg
Frekuensi nadi 120 x/m
Ansietas
Definisi: perasaan tidak nyaman
yang samar disertai respon
autonom; perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi
terhadap bahaya..
Batasan karakteristik:
DS:
1. Pasien mengeluh batuk
lebih sering pada malam
hari
2. Pasien mengeluh sesak
napas
DO:
3. Frekuensi nadi 120 x/m
40
1.
2.
3.
4.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang ada serta tanda dan gejala dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami penyakit TBC yang merupakan
suatu penyakit yang di akibatkan oleh bakteri Myocardium tubercolosis.
TB paru dapat terjadi dengan peristiwa sebagai berikut: Ketika seorang
klien TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja
keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya.
Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuklei
tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan
pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkolosis yang terkandung
dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh
orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena infeksi bakteri
tuberkolosis.
Adapun diagnosa yang kami angkat dalam penyakit ini berupa
diagnosa diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
5.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik
dan saran demi kesempurnaan dimasa mendatang . AMIN
41
klien,
serta
dapat
menjalin
bina
yang terjadi.
Kepada pihak keluarga
Untuk dapat memberikan kenyamanan terhadap klien sehingga
klien yang bersangkutan merasa nyaman dalam kondisi yang dialami
sekarang.
Kepada pihak pembaca
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
sangat jauh dari yang namanya kesempurnaan, karena masih memiliki
kekurangan yang harus di perbaiki, untuk itu dengan tangan tebuka
kami memerlukan kritikan maupun masukan dari rekan-rekan yang
bersifat membangun untuk perbaikan makalah yang nantinya akan
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan.
Republik
Indonesia.
2002.
Pedoman
Nasional
43