DISUSUN OLEH :
Sukiswoyo
(1.1.20299)
Kunnika Mujhana
(1.1.20277)
Turochman
(1.1.20274)
Aprilia Kurnianti
(1.1.20243)
Indarwati
(1.1.20255)
Sri Purwati
(1.1.20270)
Anik Riris
(1.1.20242)
Hermin Kristiyani
(1.1.20254)
Umi Anisah
(1.1.20275)
Kismanto
(1.1.20287)
Kismun
(1.1.20288)
Slamet Riyadi
(1.1.20298)
dilakukan
TAK,
pasien
diharapkan
mampu
mengontrol
2.
3.
4.
dapat
menyehatkan tubuhnya.
3. Kriteria klien
Klien dengan perilaku kekerasan, menarik diri, hipoaktif, halusinasi dan
agresif : dengan jumlah 8- 10 orang.
: Senam
2. Bentuk kegiatan
3. Tujuan
Pasien mampu mengontrol emosinya dengan cara :
a) Menarik nafas dalam.
b) Menghindar dari stressor marah.
c) Mengungkapkan marah secara verbal dan asertif.
d) Mengekspresikan marah dengan cara olah raga yang dapat menyehatkan
tubuhnya.
4. Tempat dan Waktu
Hari
: Selasa
Tanggal
: 11 januari 2005
Jam
: 10.00 WIB
Tempat
5. Alokasi waktu
Pembukaan
: 05 menit
Pelaksanaan
: 15 menit
Penutup
: 10 menit
6. Kriteria pasien
1. Pasien dengan perilaku kekerasan yang sudah kooperatif.
2. Pasien dengan halusinasi yang sudah kooperatif.
3. Pasien dengan menarik diri yang sudah kooperatif.
7. Peserta
1. Edo
2. Saefudin
6. Karsani 7. Bahrun
3. Sukardi
4. Daryanto
5. Buang
8. Sunaryo
9. Edi W
10. Solikun
8. Pengorganisasian
a. Leader
: Anik Riris
b. Co Leader
: Kunnika Mujhana
c. Observer
d. Fasilitator
lamanya
proses
kegiatan
sebagai
acuan
untuk
mengevaluasi.
Mengamati jalannya kegiatan, kekurangan dan kelebihan sesuai
dengan tujuan.
Mencacat perilaku verbal/ non verbal pasien selama berlangsungnya
kegiatan dan dilaporkan pada leader.
10. Setting
L
O
F
Keterangan :
: Leader
: Pasien
: Fasilitator
: Observer
: Teknisi
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Masalah utama
Perilaku kekerasan
II. Proses terjadinya masalah
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri maupun
orang lain (Tourcen, 1998).
Tanda dan gejala yaitu klien mengatakan benci atau kesal dengan
seseorang, suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknyajika
sedang kesal/ marah, mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi
dan keras, bicara menguasai, pandangan tajam, suka merampas barang milik
oaring lain dan ekspresi marah saat membicarakan oaring (Tourcen, 1998).
Penyebab perilaku kekerasan adalah harga diri rendah, harga diri rendah
adalah suatu respon maladaptive dimana individu kesulitan atau gagal
mengembangkan rasa percaya diri/ kemampuan bersosialisasi.
Tanda dan gejala ; apatis, ekspresi sedih, efek tumpul, menyendiri,
komunikasi kurang, tidak ada kontak mata, berdiam diri dikamar, menolak
berhubungan dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari- hari, posisi
janin saat tidur.
Akibat perilaku kekerasan adalah resiko menciderai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan, yaitu suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku
yang dapat membahayakan secara fisik pada diri sendiri atau orang lain.
Tanda dan gejala antara lain wajah tegang, berfikir delusional, rasa curiga
pada orang lain, disorientasi, kerusakan pada kontrol impuls, reaksi
kemarahan, perilaku merusak diri, tindakan bunuh diri, agresif, peningkatan
aktivitas motorik, mondar- mandir, agitasi peka rangsang, depresi.
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Resiko mencerai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
DS : - Klien mengatakan ingin memukul sesuatu
Perilaku kekerasan.
DS : - Klien mengatakan ingin memukul orang.
- Klien mengatakan ingin membanting sesuatu.
DO : - Mengepalkan tangan.
- Merusak benda disekitar.
- Sikap tampak kaku.
- Tegang, agresif, agitasi.
akibat
Perilaku kekerasan
core problem
penyebab
(Keliat, 1998)
2.
V. Fokus intervensi
Diagnosa keperawatan : Resiko menciderai diri sendiri, orng lain dan
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
A. Tujuan Umum
Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
B. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria evaluasi :
-
Intervensi keperawatan :
1.1 Beri salam dan panggil nama klien
1.2 Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan
1.3 Jelaskan maksud hubungan interaksi
1.4 Jelaskan kontrak yang akan dibuat
1.5 Beri rasa aman dan tunjukkan sikap empati
1.6 Lakukan kontak singkat tetapi sering
Rasionalisasi :
Hubungan
selanjutnya.
Intervensi keperawatan :
2.1 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaanya
2.2 Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan marah,
jengkel/ kesal
Rasionalisasi :
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat
membantu mengurangi stress dan penyebab marah, jengkel/ kesal
dapat diketahui.
Intervensi keperawatan :
3.1 Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami soal marah,
jengkel/ kesal.
3.2 Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
3.3 Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/ kesal yang
dialami klien.
Rasionalisasi :
-
Menarik
kesimpulan
bersama
klien
supaya
kllien
Intervensi:
4.1. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan klien
4.2. Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
4.3. Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien
lakukan masalahnya selesai.
Rasionalisasi:
-
sehat.
Rasionalisasi:
-
Intervensi:
-
Rasionalisasi:
-
Reinforcement
positif
dapat
memotivasi
klien
dan
7. klien
dapat
mendemonstrasikan
cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
kriteria evaluasi:
-
Intervensi keperawatan:
7.1. Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien.
7.2. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih
7.3. Bantu klien menstimulasi cara tersebut (role play).
7.4.
Beri
reinforcement
positif
atas
keberhasilan
klien
cara
merawat
klien
yang
berperilaku
kekerasan
b. mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien
Intervensi keperawatan:
8.1. Identifikasi kemampuan keluarga klien dari sikap apa yang
telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini.
8.2. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien.
Bantu
keluarga
mengungkapkan
perasaannya
setelah
melakukan demonstrasi.
Rasionalisasi:
-
kemampuan
keluarga
dalam
mengidentifikasi
akan
Mengeksplorasi
perasaan
keluarga
setelah
melakukan
demonstrasi.
Intervensi keperawatan:
9.1.jelaskan jenis- jenis obat yang diminum klien (pada klien dan
keluarga)
9.2. diskusikan menfaat minum obat dan kerugian jika berhenti
minum obat tanpa seijin dokter
9.3. jelaskan prinsip benar minum obat (nama, dosis, waktu, cara
minum).
9.4. anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu.
9.5. anjurkan klien melapor kepada perawat/ dokter bila merasakan
efek yang tidak menyenangkan.
9.6. berikan pujian pada klien bila minum obat dengan benar.
Rasionalisasi:
-