Anda di halaman 1dari 27

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dislokasi jari tangan merupakan cedera umum dalam olahraga dan jugak

dalam bidang pekerjaan,dan dislokasi ini sering muncul sebagai hal yang kecil.
Jika atlet, atau pelatih telah mengurangi dislokasinya , cedera lain seperti cedera
lutut besar atau dislokasi bahu tampak lebih parah dibandingkan dislokasi jari
tangan tersebut. (Medscape)
Insidensi dislokasi dan fraktur pada metakarpal dan phalanx kira-kira
sekitar 10% dari semua dislokasi dan fraktur. Lebih dari setengah dari semua
dislokasi tangan terkait dengan fraktur digiti, ibu jari, dan jari kelingking.
Dislokasi dan fraktur yang paling umum adalah dislokasi phalanx distal (45-50%
dari semua dislokasi/ fraktur tangan). ( Appleton)
Namun, dislokasi jari tangan memiliki potensi nyata untuk cacat pada
jangka panjang dalam bidang olahraga dan kehidupan jika tidak dilakukan
tindakan secepat mungkin. Jika cedera terkait tidak diidentifikasi dan diobati
dengan tepat seseorang berpotensi untuk mendapat komplikasi cedera.
Kebanyakan dislokasi tangan dapat diobati secara efektif dengan cara reduksi
tertutup, traksi, atau keduanya (Medscape)

1.2

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :


1.

Memahami Dislokasi Jari Tangan secara tepat berdasarkan gejala klinis,


pemeriksaan dan didukung oleh pemeriksaan penunjang serta mengetahui
berbagai macam tindakan baik konservatif maupun definitif.

2.

Meningkatkan kemampuan penulisan ilmiah di bidang kedokteran khususnya


di Bagian Orthopaedi dan Traumatologi.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Anatomi dari Manus adalah suatu hal yang kompleks, unik, dan
menarik. Kesatuan dari Manus itu sendiri sangat penting untuk
keseharian hidup kita sehari-hari. Manus tersusun dari berbagai
tulang, otot, dan ligamen yang berbeda sehingga memungkinkan
untuk pergerakan dan ketangkasan yang luas. Struktur tulang
dihubungkan antara satu dengan yang lainnya oleh bermacammacam ligamentum atau fascia. Tendo otot dan otot-otot kecil pada
manus menyokong pergerakan dari manus. Tulang-tulang yang
membentuk Manus secara total terdiri dari 27 tulang. Tulang-tulang
ini dikelompokkan kedalam carpal, metacarpal, dan phalangs.

Gambar 1 : Anatomi jari tangan


2.2 Dislokasi jari tangan
2.2.1 Definisi
Fraktur jari dan dislokasi mungkin terjadi selama kegiatan sehari-hari ,
seperti bekerja , tetapi biasanya terjadi selama partisipasi dalam kegiatan
olahraga. Fraktur jari dan metakarpal yang paling berhubungan dengan
olahraga, umumnya patah tulang pada orang dewasa. Jika tidak ditangani
dengan baik, patah tulang dan dislokasi jari dapat memiliki konsekuensi
yang signifikan, termasuk gangguan fungsi, penyakit kronis , kekakuan,
dan deformitas. Dislokasi jari dapat terjadi pada interphalangeal distal
( DIP ), interphalangeal proksimal ( PIP ), atau sendi metakarpofalangealis
( MCP ). PIP joint adalah cedera jari yang paling sering dan MCP joint
sering terjadi di ibu jari ( acute finger)

2.2.2

Epidemiologi

Insidensi dislokasi pada jari tangan adalah sekitar 67.000 di Amerika Serikat .
Kebanyakan dislokasi jari tangan disebabkan oleh olahraga atau kecelakaan
kerja. Sebagian besar dislokasi adalah dislokasi pada sendi PIP . Dislokasi PIP
kebanyakan pada bagian vdorsal . Dislokasi volar pada sendi PIP agak jarang,
lebih sulit untuk mengurangi , dan terdapat banyak komplikasinya. DIP
dislokasi sendi juga jarang , hampir selalu pada bagian dorsal , dan sering

terbuka. Selain PIP dan DIP dislokasi sendi , MCP dan CMC dislokasi sendi
juga terjadi , meskipun jarang.
( Medscape

2.2.3

Klasifikasi

1) PIP joint
PIP joint terutama distabilkan oleh pencocokan artikular permukaan
phalangeal ditambah mendukung struktur jaringan lunak, termasuk jaminan
ligamen dan volar piring. Dislokasi digambarkan sebagai dorsal, volar, atau lateral
tergantung pada arah phalanx tengah ke phalanx proksimal. Dislokasi dorsal PIP
adalah jenis yang paling umum dari dislokasi jari. biasanya melibatkan cedera
pada volar plate dan mungkin termasuk fraktur avulsi volar plate. Sebuah
dislokasi dorsal PIP sering mengarah ke deformitas dorsal yang jelas dari phalanx
tengah dan volar plate tenderness. Jika relokasi sendi tidak berhasil atau jika sendi
tetap tidak stabil dan kemudian terjadi dislokasi lagi, jari cedera harus

dievaluasimenggunakan radiografi acute

2) DIP joint

Dislokasi sendi DIP sering dikaitkan dengan trauma dan mungkin telah diasosiasi
patah tulang dan cedera jaringan lunak . Sebuah dislokasi dorsal DIP sederhana
harus dievaluasi dengan radiografi untuk menilai fraktur. Reduksi adalah mirip
dengan dislokasi punggung PIP jika tidak ada cedera bersamaan

3) Dislokasi Carpo-metacarpal
Ibu jari adalah yang paling sering terpengaruh dan secara klinis, cedera kemudian
menyerupai sebuah fraktur-dislokasi Bennett. Displacement mudah direduksi
dengan traksi dan hyperpronasi, tapi reduksi tetap tidak stabil dan dapat
diselenggarakan hanya oleh kawat-K yang digerakkan
melalui metacarpal ke tulang pergelangan tangan tersebut. Kawat dihapus setelah
5 minggu tapi belat pelindung harus dipakai selama 8 minggu karena risiko

ketidakstabilan.apley

4) Dislokasi Metacarpo-phalangeal
Dislokasi dari sendi MCP biasanya kea rah dorsal. Dislokasi Sederhana
tidak melibatkan struktur jaringan lunak dan direduksi menggunakan teknik yang
sama seperti dengan dislokasi dorsal PIP. Reduksi mungkin tidak berhasil karena

cedera jaringan lunak atau fraktur. Radiografi dan rujukan ke ortopaedi


direkomendasikan.
Biasanya ibu jari dipengaruhi, kadang-kadang jari kelima, dan jarang
jari-jari lainnya. Hal ini bisa terjasi apabila seluruh jari tiba-tiba dipaksa
hiperekstensi dan kapsul dan sisipan otot di depan sendi mungkin robek. Ada dua
jenis dislokasi:
( apley
a) Dislokasi sederhana
Jari ini diperpanjang sekitar 75 derajat. Hal ini mudah direduksi dengan traksi,
pertama di
hiperekstensi kemudian menarik jari ke sekitar. Jari tersebut diikat ke tjari di
sebelahnya. Mobilisasi dini dianjurkan.
b) Dislokasi kompleks
Palmar plate yang terjadi avulsi, duduk di sendi, memblokir reduksi. Selain itu,
kepala metacarpal dapat tergenggam antara fleksor tendon dan tendon lumbrical.
Jari diekstensi sekitar 30 derajat. Sangat jarang fraktur bisa direduksi tutup dengan
hyperekstensi sendi MCP dan memfleksi sendi IP untuk melepaskan pengaitnya.
Jika ini gagal, reduksi terbuka diperlukan. Pendekatan dorsal adalah paling aman.
Setelah reduksi, sendi stabil dan harus dimobilisasi.
c) Ketidakstabilan kronis pada ibu jari MCP joint
Hal ini diatasi oleh arthrodesis sesamoid. Abductor sesamoid menyatu pada
bagian bawah leher metakarpal. Ini mempertahankan beberapa fleksi belum
mencegah hiperekstensi. Sebuah alternatif adalah arthrodesis formal dengan
penggunaan compression plate yang memungkinkan mobilisasi dini. Hasil
fungsional biasanya sangat baik.
6) Dislokasi sendi Interphalangeal

10

Dislokasi sendi distal jarang; dislokasi proksimal sendi lebih umum. Dislokasi ini
mudah dikurangi dengan menarik. sendi dan diikat ke jari sebelahnya selama
beberapa hari dan gerakan dimulai segera.

2.2.4 Gejala Klinis


- Pembengkakan
- Kemerahan
- Protrusi atau atrofi otot
2.2.5

Diagnosa

Diagnosanya terdiri dari ;

11

Anamnesis

Gambar 1. History Taking . Nethers Concise Atlas of Orthopaedic


Anatomy , 2004 .

12

Gambar 2. History Taking . Nethers Concise Atlas of Orthopaedic


Anatomy , 2004 .

13

Inspeksi

14

Gambar 3. Inspeksi Nethers Concise Atlas of Orthopaedic Anatomy , 2004 .

Palpation & Motion

Gambar 4. Palpasi & Motion. Nethers Concise Atlas of Orthopaedic


Anatomy , 2004 .

15

Gambar 5 Palpasi & MotionNethers Concise Atlas of Orthopaedic Anatomy


, 2004 .

16

Gambar 6 Motion Pediatric Orthopedics In Practice, 2007.

17

Gambar 7 Motion Pediatric Orthopedics In Practice, 2007.

Pemeriksaan Radiologis
a) Pergelangan tangan
Pergelangan tangan dan jari-jari yang diextensi, dengan
ulnaris dalam keadaan istirahat. Sinar pusat ditujukan pada
pergelangan tangan,

18

Gambar 8. Pemeriksaan Radiologi


b) Ibu jari
Sisi ekstensor ibu jari terletak pada kaset dengan tangan di pronasi
maksimum. Pusat sinar ditujukan pada ibu jari.

Gambar 9. Pemeriksaan Radiologi


Pediatric Orthopedics In Practice, 2007.
c) Seluruh tangan
Tangan bertumpu pada kaset dengan jari
diperpanjang dan agak terpisah. Sinar sentral bertujuan

19

di

metakarpal 3. Epifisis dari radius dan ulna harus

disertakan dalam x-ray .

Gambar 10. Pemeriksaan Radiologi


Pediatric Orthopedics In Practice, 2007.

2.2.6 Diagnosa Banding medscape


Phalangeal Fractures
Jammed Finger
Hand and Wrist Rheumatoid Arthritis
Carpal Bone Injury
Gamekeepers Thumb
2.2.7

Penatalaksanaan

Tatalaksana dislokasi jari tangan dimulai dengan reduksi lalu terapi


kerusakan jaringan lunak. Fraktur dapat direduksi jika tanpa rotasi dan
diimobilisasi dengan bidai. Tatalaksana cedera ligamen tergantung pada ada
atau tidaknya segmen fraktur atau derajat stabilitas sendi1. Tatalaksana
berdasarkan lokasi yang terkena sebagai berikut.

Dislokasi Metacarpo-phalangeal (MCP)

20

Bertujuan untuk identifikasi cedera secara langsung, menghindari


tatalaksana yang salah agar tidak mempersulit reduksi, dan menghindari
komplikasi dari pembedahan atau cedera itu sendiri2.
a

Dislokasi simpel MCP


Volar plate robek tetapi tulang phalang tetap berkontak dengan
metakarpal, tidak ada jaringan yang terjepit, namun sendi dalam posisi
hiperekstensi2.
Reduksi dapat dilakukan dengan anestesi lokal.

Tidak dilakukan traksi karena dapat memperparah volar plate dan


menjadikan dislokasi simple menjadi kompleks.

Pergelangan tangan dan PIP (proximal interphalangeal joint)


difleksikan, merelaksasi tendon fleksor

Tekan tulang phalang dari dorsal ke volar, fleksikan MCP


setelah reduksi

lakukan pemeriksaan radiografi untuk konfirmasi keberhasilan


pasang blocking splint pada dorsal
periksa stabilitas saat sendi difleksikan.

Dislokasi kompleks MCP

reduksi

Volar plate terjepit diantara sendi MCP, posisi tulang phalang dan volar
plate lebih dorsal daripada kepala tulang metakarpal.2
Reduksi terbuka secara dorsal atau volar atau kombinasi keduanya.
Secara dorsal dapat dilakukan:

Insisi midline pada daerah dorsal


Pisahkan volar plate secara longitudinal
Reduksi sendi MCP
Inspeksi permukan artikular
ORIF dan bersihkan fragmen fragmen osteokondral
Nilai stabilitas
Amankan saraf volar digiti2

21

Gambar x.x Reduksi terbuka pada dislokasi kompleks MCP2


c

Dislokasi volar MCP


Pada dislokasi simple kapsul dorsal robek dan mungkin bisa terjepit
diantara sendi. Dan pada dislokasi kompleks bisa melibatkan tendon
ekstensor, volar plate atau ligament kolateral.2

Gambar x.x dislokasi volar MCP2


Reduksi tertutup dilakukan dengan translasi tulang phalang terhadap
metakarpal dari volar ke dorsal. Dimulai dengan fleksikan sendi MCP lalu
ekstensikan. Reduksi terbuka dari dorsal meliputi inspeksi sendi, perbaikan
kapsul dorsal dan ekstraksi tendon ekstensor.2
2

Dislokasi Proximal Interphalangeal (PIP)

22

Dorsal
Phalang middle lebih dorsal terhadap phalang proksimal, paling
sering. Biasanya hiperekstensi.

Avulsi volar plate dengan fraktur basis phalang proksimal.


Terapi dengan buddy tapping dan inisiasi gerakan.2

Gambar x.x Avulsi volar plate dengan fraktur basis phalang


proksimal2

Dislokasi dorsal simpel


Terapi dengan splint block digital, traksi dan reduksi lalu
cek stabilitasnya. Lakukan pemeriksaan radiografi untuk
konfirmasi keberhasilan reduksi. Pasang splint atau buddy
taping untuk mencegah ekstensi dan kontrol edema. 1 Mulai
gerakan fleksi lalu secara perlahan lakukan ekstensi hingga
bisa ekstensi penuh untuk menghindari komplikasi berupa
kontraktur fleksi PIP.2

23

Gambar x.x Teknik reduksi untuk dislokasi PIP. Berikan


tekanan pada distal jari dan tekanan folar pada phalang
middle. Pegang phalang proksimal dan beikan tekanan
berlawanan

Dislokasi dorsal dengan fraktur basis phalang middle


(stabil)
Fraktur <40%, pertahankan dalam posisi fleksi, pasang
splint block agar tidak ekstensi untuk mencegah dislokasi
rekuren.2

Gambar x.x Dislokasi dorsal dengan fraktur basis phalang


middle (stabil)2

Dislokasi dorsal dengan fraktur basis phalang middle (tidak


stabil)
Fraktur >40%, dislokasi sendi, stabilitas inadekuat
membutuhkan reduksi dan stabilisasi pembedahan seperti
extension block pinning, trans articular pinning atau force
couple.2

Gambar x.x Force couple2

24

Volar

Dislokasi volar simple


Terapi dengan reduksi tertutup. Jika stabil lakukan splint
untuk cegah ekstensi selama 6 minggu dengan latih
pergerakan. Jika tidak stabil dengan fraktur phalang dorsal
membutuhkan perbaikan bedah ORIF atau pinning.2

Dislokasi volar rotasi


Phalang middle berotasi dengan ligament yang tetap intak.
Reduksi tertutup dilakukan rotasi dengan bantuan fleksi
MCP dan PIP kemudian reduksi sendinya. Reduksi terbuka
dilakukan dengan insisi mid aksial atau dorsal, inspeksi dan
perbaiki system ekstensor. Setelah reduksi
splinting

PIP

tanpa

melibatkan

sendi

DIP

lakukan
(distal

interphalangeal).2
3

Lateral
Deviasi sendi dengan rupture salah satu ligamen kolateral. Diterapi
dengan reduksi maneuver membebaskan ligament. Terkadang
membutuhkan reduksi terbuka dengan insisi midaxial atau dorsal
dan membutuhkan perbaikan ligament.2

2.2.8 Komplikasi
Gangguan pertumbuhan dan pseudarthroses
Gerakan yang terbatas
Deformitas posttraumatic
hefti
2.2.9 Prognosis
Diagnosis yang akurat dan tatalaksana segera dari cedera dapat memperbaiki
mobilisasi lebih cepat dan mengurangi resiko jangka panjang dari kaku sendi dan
pembatasan pergerakan.3

25

BAB 3
KESIMPULAN
Fraktur jari dan dislokasi mungkin terjadi selama kegiatan sehari-hari ,
seperti bekerja , tetapi biasanya terjadi selama partisipasi dalam kegiatan
olahraga. Fraktur jari dan metakarpal paling berhubungan dengan
olahraga, umumnya patah tulang pada orang dewasa. Jika tidak ditangani
dengan baik, patah tulang dan dislokasi jari dapat memiliki konsekuensi
yang signifikan, termasuk gangguan fungsi, penyakit kronis , kekakuan,
dan deformitas.Klasifikasi dislokasi jari dapat dibahagikan kepada

26

interphalangeal distal ( DIP ), interphalangeal proksimal ( PIP ), atau sendi


metakarpofalangealis ( MCP ). PIP joint adalah cedera jari yang paling
sering dan MCP joint sering terjadi di ibu jari. Diagnosa dislokasi jari
biasanya ditentukan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang terutama pemeriksaan radiologis. Sasaran penatalaksanaan dari
dislokasi jari tangan adalah untuk memperbaiki deformitas dini,
memperbaiki deformitas sepenuhnya , menahan posisi yang sudah
diperbaiki hingga tampak perbaikan.

27

DAFTAR PUSTAKA

Dennison, DG. Finger Dislocation and Ligament Injuries: Finger


MCP and PIP. Mayo Clinic. 2015.

Leggit, JC., Meko, CJ. Acute Finge injuries: Part II.


Fractures, Dislocations, and Thumb Injuries. American
Family Physician. 2006.

Boden, RA., Srinivasan, MS. Rotational Dislocation of Proximal


Interphalangeal Joint of The Finger. The Journal of Bone and Joint
Surgery. 2008.

Chann, Jeff., Hand Dislocation Different Diagnoses.


American College of Emergency Physicians, Medscape.

5
6

2016.
Helfi,F., Pediatric Orthopedics In Practice, 2007.
Jon C. Thompson., Nethers Concise Atlas of Orthopaedic

Anatomy , 2004 .
Solomon L, Warwick D, Nayagam S. In: Apleys System of
Orthopaedics

and

Publication: UK

Fractures

9th

ed.

Butterworth

Medical

Anda mungkin juga menyukai