Anda di halaman 1dari 3

M Rezky Saputra

08061181320015
Farmasi, MPK I, Senin-Rabu 12.30
Bagaimana etika mahasiswa atau sarjana kefarmasian dalam mengembangkan nilai-nilai
Pancasila?
Selain sebagai dasar negara, ideologi, dan sistem filsafat, Pancasila juga digunakan
sebagai sistem etika bangsa Indonesia. Bila diartikan secara singkat, Pancasila sebagai sistem
etika artinya Pancasila berisi prinsip-prinsip yang mengatur atau berlaku bagi setiap tindakan
rakyat Indonesia. Dalam kasus ini kita sebagai mahasiswa atau sarjana di bidang kefarmasian
juga dituntut untuk beretika menurut sistem etika yang dipegang bangsa, dengan tujuan agar
berkembangnya nilai-nilai Pancasila dalam darah bangsa.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Sebagai praktisi di bidang akademik, seperti mahasiswa, atau terjun ke bidang
pengabdian sebagai farmasis di tengah masyarakat, nilai-nilai ketuhanan tidak boleh
dilupakan. Terutama di Indonesia, dimana norma-norma agama tetap ditegakkan,
dibuktikan dengan diposisikannya nilai Ketuhanan sebagai sila pertama dalam dasar
negara. Sebagai seorang penganut agama dan ciptaan Tuhan yang diyakini, ibadah
merupakan cara utama untuk tetap mengembangkan nilai ketuhanan pada sila
pertama. Berperilaku dan berpakaian sehari-hari menurut norma agama yang dianut
juga merupakan salah satu bentuk etika yang dapat diterapkan untuk mengembangkan
asas ketuhanan dalam Pancasila. Menggunakan pakaian saat kuliah maupun bekerja di
rumah sakit, apotek, atau industri dengan menutup aurat misalnya, sesuai perintah
dalam agama Islam, serta berfokus pada nilai-nilai kejujuran dalam bekerja.
2. Kemanusiaan yang adil dan berada.
Sebagai seorang mahasiswa farmasi, yang nantinya akan terjun di bidang pengabdian
ke masyarakat, harus mengerti dan berpatokan pada nilai kemanusiaan sesuai yang
tertera pada sila kedua Pancasila. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,
diterapkan dalam pekerjaan lebih banyak saat bertemu pasien. Sikap yang adil
ditunjukkan dengan dilayaninya pasien secara merata tanpa memandang status sosial,
ras, ataupun memilih pasien yang seagama. Tentunya pasien dengan kondisi medis
tertentu yang butuh penanganan atau obat cepat lebih didahulukan, karena dapat
mempengaruhi keadaan bahkan keselamatan pasien tersebut. Etika keberadaban
ditunjukkan dengan bahasa yang halus dan sopan serta sikap sabar kepada pasien
tanpa memandang umur, menjelaskan tata cara penggunaan obat dalam kegiatan
konseling, memastikan agar tidak terjadi kesalahan pengobatan yang dapat merugikan
pasien tersebut. Sebagai mahasiswa, etika ini harus diaplikasikan kepada seluruh

M Rezky Saputra
08061181320015
Farmasi, MPK I, Senin-Rabu 12.30
civitas akademika dalam lingkungan kampus, baik antar mahasiswa dan lebih utama
lagi terhadap dosen serta orang yang lebih tua.
3. Persatuan Indonesia
Nilai-nilai persatuan dapat diperkuat oleh mahasiswa dan sarjana kefarmasian dengan
dibentuknya suatu organisasi yang mengikat seluruh rekan sejawat, baik skala
kampus, daerah, maupun se-Indonesia. Organisasi ini dibentuk sebagai sarana
bersosialisasi, berbagi ilmu, pengalaman, serta sarana pengabdian. Sehingga ilmu
yang didapat selama di bangku kuliah ataupun pengalaman setelah terjun ke lapangan,
dapat dibagikan guna memperbaiki kesalahan dan lebih membuka mata atas apa yang
bisa dilakukan demi mengembangkan negara. Sebagai contoh, Ikatan Senat
Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) dan Ikatan Apoteker Indonesia
(IAI) sebagai suatu organisasi skala nasional bagi mahasiswa dan lulusan ilmu
kefarmasian. Dilaksanakannya kegiatan skala nasional seperti seminar atau sidang
(rapat) tentunya dapat memperkuat nilai persatuan seperti dalam Pancasila.
4. Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan
Seperti yang dibahas di poin ke-3, terdapat organisasi yang menaungi mahasiswa dan
sarjana farmasi di seluruh Indonesia. Organisasi ini juga sebagai tempat
bermusyawarah atas sebuah permasalahan yang umum terjadi, bukan hanya prokontra dalam bidang akademik, tapi juga bisa berkaitan dengan kesejahteraan rakyat,
mengenai sistem jaminan kesehatan yang ada di Indonesia misalnya. Perbedaan
pendapat sewajarnya sering terjadi di kalangan kaum intelektual, dan sebagai
mahasiswa atau sarja yang berpendidikan, musyawarah merupakan jalan yang baik
untuk menyelesaikan suatu masalah dan menyamakan pikiran serta sesuai dengan sila
ke-4 Pancasila.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Telah banyak peraturan yang dibuat oleh pemerintah demi kesejahteraan rakyat,
termasuk peraturan yang menyangkut penjaminan kesehatan bagi rakyat. Kita sebagai
farmasis yang berprofesi di bidang kesehatan menjadi eksekutor atas apa yang
menjadi kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Untuk mencapai suatu keadilan
sosial, pelayanan kesehatan seharusnya tidak berorientasi kepada strata sosial
masyarakat, melainkan harus berdasarkan tingkatan penyakit yang dialami. Hal ini

M Rezky Saputra
08061181320015
Farmasi, MPK I, Senin-Rabu 12.30
dilakukan supaya masyarakat dapat sepenuhnya menjalani perawatan yang sesuai,
dengan tujuan mancapai taraf hidup/kesehatan yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai