Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH AGAMA ISLAM

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.

Praditya Nugraha
Nanda Purnomo Aji
Yola Oktavia
Aniza Dwi Sukma

1506671360
1506671322
1506671240
1506671556

5. Azizi Nugraha

14

6. Mahardika

1506669463

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Indonesia
2015/2016

KATA PENGANTAR

Assalmualaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah agama islam tentang manusia,makna, dan sejarah agama islam.
Makalah agama islam ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini kami sadar akan kekurangan-kekurangan yang telah
kami perbuat. Oleh karena hal tersebut kami mengucapkan mohon maaf yang sebesarbesarnya kepada pembaca. Kami juga dengan terbuka menerima kritik serta saran yang
dapat diberikan untuk perbaikan diri kami.
Akhir kata kami sangat berharap makalah agama islam tentang keluarga dan
masyarakat islami ini dapat bermanfaat dengan baik. Semoga makalah kami dapat
membantu pembaca dalam mempelajari arti, tujuan, dan manfaat dari manusia,maknda,
dan sejarah agama islam

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Depok, 2 Desember 2015


Penyusun

1 | Page

DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................2
Bab I Pendahuluan..........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................3

Bab II Pembahasan.........................................................................................5
2.1 Manusia menurut tinjauan islam...................................................................................5
2.2 Hubungan menusia dengan agama................................................................................11
2.3Pengertian dan karakteristik islam.................................................................................15
2.4 Sumber-sumber ajaran islam.........................................................................................22
2.5........................................................................................................................................
2.6 Sejarah masuknya islam di Indonesia...........................................................................

Bab III Penutup...............................................................................................


3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................

Daftar Pustaka.................................................................................................

2 | Page

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui hakikatnya semua manusia di bumi ini tidak terlepas
dari aturan agama. Hal ini diperlukan untuk menjaga kita agar tetap pada batas-batas
kewajiban dan hak yang ada pada sumber ajaran islam yaitu Al-Quran dan Hadits. Para
kaum muslimin zaman sekarang berpedoman pada Al-Quran dan Hadits, dan hal itu
berlangsung sejak jaman Rasul. Untuk itu dalam makalah ini kami sajikan bagaimana
kaitan manusia dengan agama, sumber ajaran islam, dan sejarah jaman nabi.

1.2Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.

Apa peran dan tanggung jawab manusia dalam Islam?


Bagaimana fungsi dan hubungan agama dengan manusia?
Apa pengertian dan fungsi ajaran Islam?
Bagaimana karakteristik ajaran Islam?
Apa hubungan sumber-sumber hukum Islam?

1.3Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji lebih lanjut mengenai
kerangka dasar Islam khususnya untuk dapat memahami lebih jauh mengenai topik
Manusia, Makna, dan Sejarah Islam.

3 | Page

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Manusia Menurut Tinjauan Islam

Manusia merupakan makhluk yang paling mulia di sisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan
yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang bersifat
rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk
lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian Manusia
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal
dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau
makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata
dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Pengertian manusia menurut para ahli

NICOLAUS D. & A. SUDIARJA


Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani

akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang
ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana"

OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY


Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir,

dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia
dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

Pengertian manusia menurut agama islam


4 | Page

Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, alnaas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah,
atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama). Al-abd berarti manusia
sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan
nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk
yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran
dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Penciptaan Manusia dalam Agama Islam
Sebagaimana yang telah Allah firmankan:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya. (At Tin : 5)
Terdapat dua ayat Al Quran yang setidaknya dapat mewakili untuk menunjukkan
kepada kita bahwa asal kejadian manusia itu dari tanah. Ayat itu adalah dari surat Shad
ayat 71 yang artinya Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari
tanah. dan surat Ash Shaffat ayat 11 yang artinya Sesungguhnya Kami telah
menciptakan mereka dari tanah liat.
Allah Subhanahu wa Taala telah menentukan tahapan-tahapan penciptaan
manusia. Allah Subhanahu wa Taala berfirman :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Al Mukminun : 12-14)
Wahai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan
(dari kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal
darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi . (Al
Hajj : 5)

5 | Page

Ayat-ayat di atas menerangkan tahap-tahap penciptaan manusia dari suatu keadaan


kepada keadaan lain, yang menunjukkan akan kesempurnaan kekuasaan-Nya. Begitu pula
penggambaran penciptaan nabi Adam yang Allah ciptakan dari suatu saripati yang berasal
dari tanah berwarna hitam yang berbau busuk dan diberi bentuk, yang tertera dalam surat
Al Hijr ayat 26, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
(Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.
Setelah Allah SWT menciptakan nabi Adam dari tanah. Allah ciptakan pula Hawa
dari Adam, sebagaimana firman-Nya :
Dia menciptakan kamu dari seorang diri, kemudian Dia jadikan
daripadanya istrinya . (Az Zumar : 6)
Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya
Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya . (Al
Araf : 189)
Dari Adam dan Hawa Alaihimas Salam inilah terlahir anak-anak
manusia di muka bumi dan berketurunan dari air mani yang keluar dari
tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan hingga hari kiamat
nanti. (Tafsir Ibnu Katsir juz 3 halaman 457)
Allah SWT menempatkan nuthfah (yakni air mani yang terpancar dari laki-laki dan
perempuan dan bertemu ketika terjadi jima) dalam rahim seorang ibu sampai waktu
tertentu. Dia Yang Maha Kuasa menjadikan rahim itu sebagai tempat yang aman dan
kokoh untuk menyimpan calon manusia. Dia nyatakan dalam firman-Nya :
Bukankah Kami menciptakan kalian dari air yang hina? Kemudian Kami
letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim) sampai waktu yang
ditentukan. (Al Mursalat : 20-22)
Dari nuthfah, Allah jadikan alaqah yakni segumpal darah beku yang
bergantung di dinding rahim. Dari alaqah menjadi mudhghah yakni
sepotong daging kecil yang belum memiliki bentuk. Setelah itu dari
sepotong daging bakal anak manusia tersebut, Allah Subhanahu wa
Taala kemudian membentuknya memiliki kepala, dua tangan, dua kaki
dengan tulang-tulang dan urat-uratnya. Lalu Dia menciptakan daging
untuk menyelubungi tulang-tulang tersebut agar menjadi kokoh dan
kuat. Ditiupkanlah ruh, lalu bergeraklah makhluk tersebut menjadi
makhluk baru yang dapat melihat, mendengar, dan meraba. (dapat
dilihat keterangan tentang hal ini dalam kitab-kitab tafsir, antara lain
dalam Tafsir Ath Thabari, Tafsir Ibnu Katsir, dan lain-lain)

6 | Page

Dari pembahasan diatas, terdasarlah kita bahwa kita tak patut untuk
menyombongkan diri karena kita ini adalah ciptaan yang Maha Kuasa. Ciptaan yang
diciptakan dengan sebaik-baiknya. Patutlah kita mensyukurinya dan beribadah kepadaNya.

Hakikat Manusia
Manusia dalam pandangan Islam terdiri atas dua unsur, yakni jasmani dan rohani.
Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur unsur saripati tanah. Sedangkan
roh manusia merupakan substansi immateri berupa ruh. Ruh yang bersifat immateri itu ada
dua daya, yaitu daya pikir (akal) yang bersifat di otak, serta daya rasa (kalbu). Keduanya
merupakan substansi dari roh manusia.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang selalu berkembang dengan pengaruh
lingkungan sekitarnya karena makhluk utuh ini memiliki potensi pokok yang terdiri atas
jasmani, akal, dan rohani. Hal lain yang menjadi hakikat manusia adalah mereka
berkecenderungan beragam. Sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi pokok
paling banyak, manusia menjadi menarik untuk diteliti. Manusia yang sebagai subjek
kajian mengkaji manusia sebagai objek kajiannya dalam hal karya, dampak karya terhadap
dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya. Namun, sampai sekarang manusia
terutama ilmuwan belum mencapai kata sepakat tentang manusia.
Dalam bukunya Man the Unknown, Dr. A. Carrel menjelaskan tentang kesukaran
yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia. Beliau menulis :
Sebenarnya manusia telah mencurahkan perhatian dan usaha yang
sangat besar untuk mengetahui dirinya, kendatipun kita memiliki
pembendaharaan yang cukup banyak dari hasil penelitian para
ilmuwan, filosof, sastrawan, dan para ahli di bidang keruhanian
sepanjang masa ini. Tapi kita (manusia) hanya mampu mengetahui
dari segi tertentu dari diri kita. Kita tidak mengetahui manusia secara
utuh. Yang kita ketahui hanyalah bahwa manusia terdiri dari bagian
bagian tertentu, dan ini pun pada hakikatnya dibagi lagi menurut tata
cara kita sendiri. Pada hakikatnya, kebanyakan pertanyaan pertanyaan
yang diajukan oleh mereka yang mempelajari manusia kepada diri
mereka hingga kini masih tetap tanpa jawaban.
Manusia diberi Allah potensi yang sangat tinggi nilainya seperti pemikiran, nafsu,
kalbu, jiwa, raga, panca indera. Namun potensi dasar yang membedakan manusia dengan
makhluk ciptaan Allah lainnya terutama hewan adalah nafsu dan akal/pemikiran. Manusia
7 | Page

memiliki nafsu dan akal, sedangkan binatang hanya memiliki nafsu. Manusia yang
cenderung menggunakan nafsu saja atau tidak mempergunakan akal dan berbagai potensi
pemberian Allah lainnya secara baik dan benar, maka manusia akan menurunkan
derajatnya sendiri menjadi binatang, walaupun Al-Quran tidak menggolongkan manusia ke
dalam kelompok binatang seperti yang dinyatakan Allah dalam Al-Quran
(Q.S. Al Araf : 179)

Kelebihan Manusia dari Makhluk Lain


Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia)
dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan
mereka atas makhluk-makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan
yang menonjol ( QS. Al Isra 70).
Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun jika manusia beriman
dan taat kepada Allah SWT ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat. Ada beberapa alasan
yang mendukung pernyataan tsb.
Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersyujud (hormat)
kepada Adam as. Allah berfirman saat awal penciptaan manusia ;
Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Malaikat, sujudlah
kamu kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan
takabur dan ia adalah termasuk golongan kafir. ( QS. Al Baqarah 34).
Kedua, malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang al asma (nama-nama
ilmu pengetahuan) sedangkan Adam mampu karena memang diberi ilmu oleh Allah SWT.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman,
Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
golongan yang benar. Mereka menjawab, Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami katahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Allah berfirman, Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama
benda ini. Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah
berfirman,
Bukankah
sudah
Ku
katakan
kepadamu,
bahwa
sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan. (Q S. Al Baqarah 33)

8 | Page

Ketiga, kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab
malaikat tidak memiliki hawa nafsu sedangkan kepatuhan manusia pada Allah SWT
melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syetan.
Keempat, manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah dimuka bumi, Ingatlah
ketika Tuhan mu berfirman kepada para malaikat, : Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi(QS.Al Baqarah 30)
Melihat pembahasan di atas, terlihat bahwa manusia memiliki kelebihan dari
makhluk lain. Karena sebagai mana kita ketahui, Allah telah menjadikan manusia sebagai
makhluk yang mulia. Atas dasar fakta-fakta di atas, sudah sewajarnyalah, kita sebagai
manusia (makhluk ciptaan Allah) senantiasa bersyukur atas karunia dan kasih sayang-Nya.
Salah satu kunci kesuksesan adalah bersyukur.
Fungsi, Peran dan Tanggung Jawab Manusia Menurut Islam
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup di Bumi ini mempunyai berbagai fungsi,
peran dan tanggung jawab, dan Islam sebagai agama dengan jumlah pemeluknya terbesar
dibanding agama-agama yang lain, sudah tentu mempunyai pandangan tersendiri akan
fungsi, peran dan tanggung jawab manusia di Bumi.
Peran Manusia Menurut Islam
Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah
sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.
Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,
seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah
ditetapkan Allah, diantaranya adalah :
1.

Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang

dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al
Quran.
2.

9 | Page

Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)

3.

Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan

hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri
dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

Tanggung Jawab Manusia Menurut Islam


Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi
adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta
pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Allah untuk
mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia
bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka
bumi untuk kepentingan hidupnya.
Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan
menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan
manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang
dimiliki tidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.

10 | P a g e

Kekuasaan manusia sebagai wakil Allah dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuanketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukum-hukum Allah baik
yang tertulis dalam kitab suci (al-Quran), maupun yang tersirat dalam kandungan alam
semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah
wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati kepercayaan yang
diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan
kewenangannya di hadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS 35
(Faathir : 39) yang artinya adalah :
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi.
Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafiran orang-orang kafir itu
tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan
kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lainhanyalah akan menambah
kerugian mereka belaka.
Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba Allah,
bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak
terpisahkan.

Kekhalifan

adalah

realisasi

dari

pengabdian

kepada

Allah

yang

menciptakannya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian
rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang
menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti fimanNya dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Di dalam Al Quran sudah begitu lengkap semua hal mengenai fungsi, peran dan
tanggung jawab manusia. Oleh karena itu manusia wajib membaca dan memahami Al
Quran agar dapat memahami apa fungsi, peran dan tanggung jawabnya sebagai manusia
sehingga dapat menjalani kehidupan dengan penuh makna.

2.2 HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA


Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

11 | P a g e

Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi,
kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia
lainnya. Manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama sehingga
manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang
maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Akhirnya terciptalah
keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Kita mungkin telah dapat
merasakan bagaimana pentingnya peranan yang telah dimainkan oleh agama dalam
kehidupan manusia. Hal itu justru mungkin menimbulkan kekecewaan pada manusia,
karena betapa sering perwujudan agama gagal. Begitu juga kita telah merasakan betapa
pentingnya mutu kehidupan beragama itu bagi seluruh tradisi manusia.Barangkali kita juga
telah mengambil sikap baru terhadap agama lain yang bukan agama kita peluk sendiri.
Bukan dalam arti bahwa kita menyetujui semua agama tersebut. Dalam menelaah
kehidupan semua agama manusia tersebut, tidak ada hal yang mengharuskan garis batas
keyakinan agama lain terlewati. Namun barangkali kita telah dapat memandang agamaagama tersebut sebagai keyakinan yang dianut oleh manusia yang hidup, yaitu orang-orang
yang juga mempertanyakan berbagai masalah dasar yang juga kita pertanyakan, mereka
juga mencari hidup yang lebih luhur terhadap agamanya.

Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak, gama =
kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan
manusia dari kekacauan. Dari sudut sosiologi, Emile Durkheim (Ali Syariati, 1985 : 81)
mengartikan agama sebagai suatu kumpulan keyakinan warisan nenek moyang dan
perasaan-perasaan pribadi, suatu peniruan terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturanaturan, konvensi-konvensi dan praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi
demi generasi. Sedangkan menurut M. Natsir agama merupakan suatu kepercayaan dan
cara hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain :
a. Percaya kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup
b. Percaya kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rosulnya.
12 | P a g e

c. Percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia


d. Percaya dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari.
e. Percaya bahwa dengan matinya seseorang, hidup rohnya tidak berakhir.
f. Percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan
g. Percaya kepada keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini.
Pengertian Manusia Menurut Ajaran Islam
Sifat-sifat yang ada pada manusia hanya merupakan pemberian dari Allah S.W.T
selanjutnya secara terperinci, sementara itu menurut ajaran agama islam manusia
merupakan:
a. Makhluk yang sempurna dan mulia
Manusia merupakan makhluk yang unik, sebagai makhluk yang paling sempurna,
baik kejadian fisiknya atau rohaniyahnya. Selain itu, manusia juga dijadikan Allah S.W.T.
sebagai makhluk yang memiliki kemuliaan dan keluhuran.
b. Makhluk yang bertanggungjawab
Manusia dimintai pertanggung jawaban terhadap amanah yang diberikan padanya
untuk mengelola alam semesta bagi kesejahteraan semua makhluk. Setiap diri manusia
menurut pandangan Islam adalah pemimpin, sesuai dengan tingkatannya masing-masing.

c. Khalifah dan hamba Allah


Disebabkan manusia memiliki akal dan kalbu, maka ia dijadikan sebagai khalifah
dan sekaligus hamba Allah khalifah mengandung makna bahwa Allah menjadikan manusia
sebagai pemegang kekuasaan untuk melaksanakan syariat-Nya di bumi. Manusia
ditugaskan untuk mengelola alam semesta bagi sesamanya dan makhluk lain
d. Makhluk berakhlak
Akhlak merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Kedudukan dan kemuliaan manusia ditentukan oleh akhlaknya.
e. Makhluk kontroversial
Status dan kedudukan manusia bersifat kontroversial, apabila ia menggunakan
akalnya dan dapat mengendalikan nafsunya serta beriman kepada Allah, manusia menjadi
makhluk yang mulia dan tinggi kedudukannya, sehingga mengungguli kedudukan pada
malaikat. Sebaliknya, apabila manusia tidak mempergunakan akal dan diperbudak oleh
hawa nafsu, maka akan menjadi makhluk yang paling hina dan rendah, melenihi hewan
ternak.
Hubungan Manusia dengan Agama
13 | P a g e

a. Agama sumber moral


Pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral
oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena
agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya
perintah dan larangan dalam agama.
b. Agama petunjuk kebenaran
Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak
Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para
nabi dan Rasul ini diberi wahyu atau agama untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu
atau agama inilah agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh
manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Dapat disimpulkan,
bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-cari
oleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu
terdapat dalam agama.
c. Agama sumber informasi dan metafisika
Agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya
dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat
diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka,
Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya. Dapat disimpulkan bahwa agama
sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan
akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu
hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang
metafisika.
d. Agama pembimbing rohani bagi manusia
Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur
kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar
pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala suka dan sabar di kala
duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan
begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram
dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh
Nabi.
e. Agama sebagai petunjuk sosial
Rasulullah SAW bersabda : Innamaa buitstu liutammima akhlaaq yang artinya
adalah Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. Yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan akhlak adalah orang tua, guru, ustad, kiai, dan para pemimpin
14 | P a g e

masyarakat. Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan perilaku
yang harus ditampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal
maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang
terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya
suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.

2.3 Pengertian dan Karakteristik Islam


Pengertian Agama Islam
Islam Menurut Etimologi
Secara etimologi, kata islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari derivasi kata
dasar salima-yasalamu-salamatan wasalaman, yang artinya selamat, damai, tunduk, patuh,
pasrah, menyerahkan diri, rela, puas, menerima, sejahtera dan tidak cacat. (al-Munawwir,
1984: 669).
Islam Menurut Ilmu Morfologis
Dari ilmu morfologis, Islam diambil dari aslama-yuslimu-islaman,memiliki
beragam makna,antara lain:
1) Ketaatan

"Dan sesungguhnya, di antara kami ada orang-orang yang taat, dan ada (pula)
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.Barangsiapa yang taat, maka mereka itu
benar-benar telah memilih jalan yang lurus'." (QS.al-Jin, 72:14).
2) Menyerahkan diri:

15 | P a g e

"(Tidak demikian), dan bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah,
sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya, dan tidak ada
kekuatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS.al-Baqarah,
2:112).
3) Tunduk dan Patuh:

"Katakanlah (ya Muhammad): 'Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan,


yang kamu sembah selain Allah, setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari
Rabb-ku; dan aku diperintahkan, supaya tunduk patuh, kepada Rabb semesta alam."
(QS.al-Mumin, 40:66)

Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akirat termasuk orang orang yang rugi
(QS. Ali Imran, 3:85)
ISLAM MENURUT AJARAN
Jika kita lihat agama Islam dari segi ajarannya, Islam adalah agama sepanjang
sejarah manusia, agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah
SWT.Maka dari itu kita di haruskan untuk mematuhi semua perintah Allah SWT dan
menjahui semua laranganNYA agar hidup kita dalam perlindunganNYA selamat dan damai
dunia maupun akhirat. Seperti halnya umat-umat sebelum kita. Karena Islam adalah agama
sepanjang masa, yang berarti bahwa tidak ada agama lain yang patut kita panut kecuali
agama Islam. Seperti firman AllahSWT :
(19 : )
Artinya : Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.
Islam membagi ilmu atau ajaran yang wajibdipelajari ke dalam dua kelompok,
yaitu :
a)

Fardhu 'ain,yaitu ilmu atau ajaran yng wajib dipelajari oleh umat muslim
tanpa kecuali. Jika seorang muslim tidak mengetahui dan mempelajarinya, maka

16 | P a g e

ia berdosa. Mengapa? Hal ini dikarenakan ajaran ini harus dimiliki oleh setiap
orang agar kehidupan pribadinya selamat dunia akhirat, dan kehidupan agar
kehidupan bermasyarakatpun menjadi terjaga dan berjalan dengan baik.
b)
Fardhu kifayah, yaitu ilmu yang diwajibkan untuk dipelajari oleh sebagian
kaum muslimin sehingga terpenuhinyakecukupan atau kebutuhan akan ajaran
tersebut. Jika kecukupan itu tidak tercapai, maka kaum muslimin menjadi berdosa
semuanya. Contohnya adalah ilmu-ilmu alam, sosial, hadits, tafsir, bahasa Arab,
dan lain-lain.
Islam Menurut Terminologisnya
Pengertian Islam secara terminologis atau istilah adalah agama atau peraturanperaturan Allah SWT.yang diwahyukan kepada nabi dan rasul-Nya sebagai petunjuk bagi
umat manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Berdasarkan definisi di atas, Islam memiliki pengertian yang luas dan umum,
mencakup semua agama samawi yang diturunkan kepada para nabi, dari Nabi Adam
sampai Nabi Muhammad SAW. Al-Quran menyebutkan bahwa al-millah atau agama Nabi
Ibrahim adalah islam yang berarti tunduk, patuh serta berserah diri kepada Allah SWT.:

Katakanlah: Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus,
(yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk
orang-orang yang musyrik.Katakanlah:Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah SWT.).(QS.al-Anam,6:161-163)
Sesuai dengan namanya, agama islam yang disyariatkan Allah SWT. kepada para
nabi dan rasul-Nya itu berpangkal pada satu ajaran dasar, yaitu monoteisme murni (altauhid), dan satu tujuan, yaitu memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat (hasanah fi
al-dunya wa al-akhirah). Hanya saja, syariat Allah SWT. disesuaikan dengan situasi dan
kondisi suatu umat pada masa tertentu. Syariat itu terus menuju kesempurnaan sampai
datangnya syariat yang sempurna yang dibawa Nabi Muhammad SAW.sejak itu ia tidak
berubah lagi untuk selamanya.

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM


17 | P a g e

Istilah karakteristik ajaran Islam terdiri dari dua kata: karakteristik dan ajaran
Islam. Kata karakteristik dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan sesuatu yang
mempunyai karakter atau sifat yang khas.Islam dapat diartikan agama yang diajarkan nabi
Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci al-Qur'an dan diturunkan di dunia ini
melalui wahyu Allah SWT. Berarti karakteristik ajaran Islam dapat diartikan sebagai ciri
yang khas atau khusus yang mempelajari tentang berbagai ilmu pengetahuan dan
kehidupan manusia dalam berbagai bidang agama, muamalah (kemanusiaan), yang
didalamnya temasuk ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan
disiplin ilmu yang baik dan benar.

konsepsi Islam dalam berbagai bidang yang menjadi karakteristiknya itu dapat
dikemukakan sebagai berikut.:
a) Dalam Bidang Agama
Menurut Nurcholis Majid dalam bukunya, bahwa dalam bidang agama, Islam
mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah sebuah aturan Tuhan
yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari.Dan Islam
adalah agama yang kitab sucinya yang dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali
yang berdasarkan paganisme dan syirik.
Memang dan seharusnya tidak perlu mengherankan, bahwa Islam selaku agama
besar terakhir, mengklaim bahwa sebagai agama yang memuncaki proses pertumbuhan dan
perkembangan agama-agama tersebut. Tetapi perlu diingat, bahwa justru penyelesaian
terakhir yang diberikan Islam sebagai agama terakhir untuk persoalan keagamaan itu ialah
ajaran pengakuan akan hak agama-agama itu untuk berada dan untuk dilaksanakan.Karena
itu agama tidak boleh dipaksakan. (QS. Al-Baqarah:256). Bahwa Al-Quran juga
mengisyaratkan bahwa para penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada Tuhan dan
hari akhir serta berbuat baik, semuanya akan selamat. (QS. Al-Baqarah:62). Inilah yang
menjadi dasar toleransi agama yang menjadi ciri khas Islam dalam sejarahnya yang
otentik, suatu semangat yang merupakan kelanjutan pelaksanaan ajaran Al-Quran.
b) Dalam Bidang Ibadah
Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT,karena didorong dan
dibangkitkan oleh akidah tauhid.Ibadah adalah sebagai upaya mendekatkan diri kepada
Allah SWT dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.Ibadah
ada yang umum ada yang khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diizinkan oleh
Allah SWT, sedangkan yang khusus adalah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT akan
perincian-perinciannya, tingkat, dan cara-caranya yang tertentu.
Ibadah yang akan kita bahas saat ini ialah ibadah yang khusus. Dalam Islam
diterangkan bahwa dalam beribadah dilarang yang namanya "kreatifitas", sebab
18 | P a g e

membentuk suatu ibadah dalam agama Islam dinilai sebagai bid'ah yang dikutuk Nabi
sebagai kesesatan. Shalat lima waktu beserta tata cara mengerjakannya ataupun ketentuan
ibadah haji dan tata cara mengerjakannya misalkan adalah ibadah yang sudah ditetapkan
oleh Allah ketentuan-ketentuan dan segalanya, makasebagai manusia atau penganutnya
tidak boleh ikut campur bahkan mengubahnya
Ketentuan ajaran Islam yang begitulah yang membuat akal tidak boleh ikut campur
tangan, bahkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya.Hal yang demikian lah yang membuat
atau membentuk manusia atau penganut berserah diri, patuh dan tunduk guna mendapatkan
kedamaian dan kesalamatan.Dan itulah yang membawa seorang hamba menjadi hamba
yang sholeh, mempunyai jiwa yang tenang, rendah hati, menyandarkan diri kepada amal
sholeh dan ibadah, dan tidak kepada nasab keturunan, semuanya itu adalah gejala
kedamain dan keamanan sebagai pengalaman dari ibadah.
c) Dalam Bidang Akidah
Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ialahbahwa akidah
Islam bersifat murni baik dalam isinnya maupun prosesnya.Yang diakui sebagai Tuhan
yang wajib disembah hanyalah Allah SWT.Murni dalam isinya artinya bahwa keyakinan
tersebut sedikitpun tidak boleh melenceng atau diberikan kepada yang lain sealin Allah
SWT.Murni dalam prosenya artinya adalah bahwa dalam prosesnya harus langsung tidak
boleh diwakilkan atau melalui perantara. Akidah yang seperti iitulah yang akan melahirkan
benntuk pengabdian hanya kepada Allah SWT, yang selanjutnya dapat berdampak kepada
cara bertingkah laku, dan pada akhirnya berbuat dan menimbulkan amal sholeh.
d) Dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka,
akomodatif, tetapi juga selekttif. Dari satu segi Islam terbuka dan sangat akomodatifuntuk
menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan itu Islam juga selektif,
yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan
kebudayaan yang sejalan dengan Islam. Bagaimanapun Islam adalah mata rantai peradaban
dunia. Dalam sejarah kita melihat Islam mewariskan peradaban Yunani-Roma di Barat, dan
peradaban-peradaban Persia, India, dan China di timur.Islam bertindak sebagai pewaris
utama yang kemudian diambil alih oleh peradaban barat sekarang melalui
Renaissans.Secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa Islam menjadi mata rantai yang
penting dalam sejarah peradaban dunia.
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengeahuan dan kebudayaan tersebut dapat
dilihat dari 5 ayat pertama surat Al-Alaq. Pada ayat tersebut terdapat kata iqra' yang
diulang sebanyak dua kali.Kata tersebut tidak hanya berarti membaca dalam arti bahasa,
tetapi berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan,
menganalisis, dan penyimpulan secara induktif. Semua cara tersebut dapat digunakan
dalamm proses mempelajari sesuatu. Hal itu dapat digunakan untuk menngembangkan
ilmu pengetahuan. Artinnya Islam mendorong manusia agar memiliki ilmu pengetahuan
dengan cara menggunakan akalnya untuk merenung, berpikir dan sebagainya.
e) Dalam Bidang Pendidikan
Sejalan dengan bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut di atas, Islam
juga memiliki ajaran yang khas dalam pendidikan.Islam memandang bahwa pendidikan
19 | P a g e

adalah hak bagi setiap orang, laki-laki maupun perempuan, dan berlangsung sepanjang
hayat.Seperti yang terkutip di hadist Rasul."Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi orang
Islam laki-laki dan perempuan. Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat".
Di dalam Islam banyak diketahui metode-metode pembelajaran seperti: ceramah, tanya
jawab, diskusi, demontrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata,cerita, hukuman,
nasihat, dan sebagainya.

f) Dalam Bidang Sosial


Ajaran Islam dalam bidang sosial adalah yang paling menonjol karena seluruh
bidang ajaran Islam adalah untuk kesejahteraan manusia.Islam menjunjung tinggi tolong
menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, kerukunan antar
tetangga, tenggang rasa dan kebersamaan.Menurut penelitian yang dilakukan Jalaluddin
Rahmat, Islam ternyata agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar daripada
urusan ibadah.Islam ternyata banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial dari aspek
kehidupan ritual.Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat
mengabdi pada Allah SWT.Muamalah jauh lebih luas dari pada ibadah (dalam arti khusus).
Dalam hadistnya, Rasulullah SAW mengingatkan imam supaya memperpendek
shalatnya bila di tengah jamaah ada yang sakit, orang lemah, orang tua, atau orang yang
mempunyai keperluan. Islam sangat menilai bahwa ibadah berjamaah atau bersamabersama denggan orang lain lebih tinggi dari pada yang dilakukan secara perorangan,
dengan perbandingan 27 derajat. Dari sini kita mengetahui betapa Islam dan ajarannya
menjunjung tinggi nilai-nilai sosial.
g) Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dijalani seorang manusia adalah
kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat.Orang yang baik adalah orang yang
meraih keduanya secara seimbanng, karena dunia adalah alat untuk menuju akhirat, dan
jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk urusan dunia.
Dari sini dapat kita lihat bahwa Islam sangat memperhatikan kehidupan dunia, dan
kehidupan dunia tidak akan lepas dengan yang namanya ekonomi. Alam raya ini adalah
sesuatu yang diciptakan manusia untuk dimanfaatkan manusia bukan malah menjadi obyek
sesembahan. Maka cara terbaik untuk mensyukurinnya adalah dengan mengggunakan dan
memanfaatkannya dengan baik dan benar untuk keperluan ekonomi yang menopang
kehidupan dunia. Dengan demikian bukan hanya semakin mantap iman kita, juga akan
merasakan manfaat atas segala ciptaan Tuhan itu. Dari keadaan demikian, maka kita akan
memanfaatkan kehidupan dunia untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan hasil ekonomi
yang kita dapat halal dan berbuah barakah.
h) Dalam Bidang Kesehatan
Ciri khas Islam selanjutnya dapat dilihat dari konsepnya mengenai
kesehatan.Ajaran Islam memegang prinsip pencegahan lebih baik daripada
penyembuhan.Yang dalam bahasa Arab, prinsip ini berbunyi, al-wiqayah khair min
20 | P a g e

al-'laj.Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, Islam menekankan segi kebersihan
lahir dan batin. Kabersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal,
lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan lain sebagainya. Dalam
hubungan ini kita dapat menelaah ayat Al-Quran yang artinya: Seesungguhnya Allah
menyukai orang-oang yang bertaubat dan senang kepada orang-orang yang
membersihkan diri. Bertaubat yang dikemukakan di atas akan menghasilkan keseehatan
mental, dan kebersihan lahiriah akan menghasilkan kesehatan fisik.
i) Dalam Bidang Politik
Ciri ajaran Islam selanjutnya dapat dijketahui melalui konsepsinya dalam bidang
politik. Dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 156 terdapat perintah menaati ulil amri yang
terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik, pemerintah dan negara. Dalam hal ini
Islam tidak menerangkan atau menyuruh ketaatan yang buta. Tetapi menghendaki suatu
ketaatan yang kritis dan selektif, maksudnya adalah jika pemimpin tersebut berpegang
teguh kepada tuntunan Allaj SWT dan RasulNya maka kita patut mentaatinya, tetapi jika
pemimpin tersebut bertentangan dengan kehendak Allas SWT dan RasulNya maka boleh
dikritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang
persuasif. Dan jika pemimpin tersebut juga tidak menghiraukan, boleh saja untuk tidak
dipatuhi.
Masalah politik ini selanjutnya berhubungan dengan bentuk pemerintahan.Setiap
bangsa boleh menentukan bentuk pemerintahannya masing-masing.Namun, yang
terpenting bentuk pemerintahan tersebut digunakan sebagai alat untuk menegakkan
keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan ketentraman
masyarakat.
j) Dalam Bidang Pekerjaan
Karakteristik Islam selanjutnya dapat dilihat dari ajarannya mengenai kerja. Islam
memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas dasar ini maka kerja
yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah kepada pengabdian kepada
Allah SWT, dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu Islam tidak menekankan
pada banyaknya pekerjaan, tetapi pada kualias manfaat kerja.Seperti pada ayat Al-Quran
yang artinya adalah Dialah yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu
siapa di antara kamu yang paling baik amalnya.Ayat tersebut dengan tegas menerangkan
bahwa siapa yang paling baik amalnya, bukan yang paling banyak amalnya. Selain itu
amal tersebut juga harus bermanfaat bagi orang lain. Seperti di hadist Rasul bahwa orang
yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya.
k) Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Selain sebagai ajaran yang berkenaan dengan berbagai bidang kehidupan dengan
ciri-cirinya yang khas tersebut, Islam juga hadir sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu
keIslaman. Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Tahun 1985, bahwa
yang termasuk disiplin ilmu keIslaman adalah Al-Quran/Tafsir, Hadist/Ilmu Hadist, Ilmu
21 | P a g e

Kalam, Filsafat, Tasawuf, Hukum Islam (Fiqh), Sejarah dan Kebudayaan Islam serta
Pendidikan Agama Islam. Inilah yang selanjutnya membawa kepada timbulnya berbagai
jurusan dan fakultas di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang tersebar di Indonesia,
serta berbagai Perguruan Tinggi Islam swasta lainnya di tanah air.
Sedangkan Dr. Yusuf al-Qardhawi ulama Mesir terkemuka, dalam bukunya alKhasa`ish al-Ammah li al-Islam, menjelaskan karakteristik Islam sebagai berikut:
(1) Rabbaniyyah (ketuhanan), artinya Islam merupakan agama yang bersumber dari
Allah SWT, bukan hasil ciptaan manusia.
(2) Insaniyyah (kemanusiaan), yaitu Islam merupakan satu-satunya agama yang
cocok dengan fitrah manusia.
(3) Syumuliyyah (menyeluruh), artinya Islam merupakan agama yang mengatur
segala aspek kehidupan manusia, mencakup akidah (teologi),ibadah,muamalah (hubungan
antar sesame manusia), jinayah(pidana), ahwal syakhshiyyah (perdata, dan akhlak
(moralita).
(4) al-Waqiiyyah (real), artinya semua ajaran Islam adalah realistis, dapat dengan
mudah diaflikasikan dalam kehidupan.
(5) al-Wasathiyyah (moderat), yaitu antara factor materi atau jasmani dengan factor
immateri atau rohani.
(6) al-Wudhuh (jelas), artinya Islam memiliki konsep yang jelas dalam membina
umatnya.
(7) al-Jamu baina al-Tsabat wa al-Murunnah (integritas antara permanen dan
fleksibel), maksudnya bahwa ajaran Islam memperhatikan kondisi umat yang berbedabeda, sehingga menyatukan dua aspek sekaligus, yaitu antara ajaran yang permanen dan
fleksibel, atau antara azimah (ketetapan awal) dan rukhshah (keringanan).

2.4 Sumber ajaran Islam


Sumber ajaran islam dirumuskan jelas oleh Rasulullah SAW ada tiga , yakni
Kitabullah(Al-quran), As-sunnah (hadist), dan Rayu (Ijtihad).
a. Al Quran
Al-quran tidak dapat lagi disangsikan sebagai sumber ajaran islam yang utama. AlQuran merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Setiap kali
turun ada sahabat yang ditugaskan Nabi untuk mencatatnya. Pertama kali diturunkan
tanggal 17 Ramadhan. Al-quran selain enak dibaca, karena bahasanya yang bersastra tinggi
dang mengandung nada yang ajaib (tajwid), mudah sekali membedakannya dengan teks
yang bukan Al-Quran. Kandungan pokok-pokok Al-quran berupa Keimanan kepada
Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari akhir, dan Qada dan Qadar. Al-quran berisikan
prinsip-prinsip hidup manusia dalam hidup, Dalil dalam menjalin hubungan kepada Allah
dan manusia, kabar baik baik yang berbuat baik dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa,

22 | P a g e

kisah-kisah sejarah seperti kisah para nabi dan masyarakat terdahulu baik yang berbuat
benar maupun durhaka, serta dasar-dasar dan isyarat ilmu pengetahuan.

b. Hadist
Hadist menurut bahasa artinya perkataan, sedangkan menurut istilah sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi muhammad baik berupa perkataan, perbuatan, atau

1)
2)
3)

1)
2)
3)

1)
2)
3)
c.

ketetapan/taqrir Nabi.
Hadist dibagi menjadi 3 :
Hadist Qauliyah ( Perkataan Nabi Muhammad SAW)
Hadist Filiyah (Perbuatan Nabi Muhammad SAW)
Hadist Taqriri (Ketetapan Nabi Muhammad SAW)
Unsur-Unsur Hadist :
Matan (isi hadist)
Sanad (Persambungan antara pembawa dan penerima Hadist)
Rowi (orang yang meriwayatkan Hadist)
Fungsi Hadist :
Memperkuat hukum-hukum yang ditentukan Al-Quran
Memberiakan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat yang masih bersifat umum
Menetapkan hukum-hukum yang tidak didapati dalam Al-Quran
Ijtihad
Ijtihad adalah upaya sungguh-sungguh yang dilakukan oleh seseorang di dalam
memahami sesuatu, atau olah pikir dari orang yang berilmu dengan memakai kaedahkaedah dan struktur berpikir yang sehat dan logis. Karena ijtihad adalah kerja pikiran
dengan menggunakan akal, maka seringkali juga disebut rayu (penglihatan), yaitu
penglihatan akal terhadap sesuatu. Ijtihad merupakan keunikan yang spesifik ajaran Islam
yang universal, sehingga penerapan hukum-hukum syara serta pengalihan hukum dan
norma baru dapat diselaraskan dengan situasi dan kondisi yang berlaku tanpa keluar atau
meninggalkan sumber pokoknya (Al-Quran dan As-Sunnah).

Ijtihad mempunyai

beberapa macam, di antaranya :


Ijma : Secara etimologis, ijma memiliki dua arti yaitu sepakat dan ketetapan hati untuk
melakukan sesuatu atau keputusan berbuat sesuatu. Contoh yang jelas dari praktek
penggunaan ijma adalah terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah pengganti Nabi.
Qiyas : Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu peristiwa yang tidak ada
nash-nya dengan hukum suatu peristiwa yang ada nash-nya lantaran adanya

persamaan illat hukumnya dari kedua peristiwa itu.


Istihsan : istihsan
sebagai meninggalkan qiyas yang jelas (jali) untuk
menjalankan qiyas yang tidak jelas (khafi), atau meninggalkan hukum umum

23 | P a g e

(universal/kulli) untuk menjalankan hukum khusus (pengecualian/istisna), karena

adanya alasan yang menurut logika mengatakannya


Mashlahah mursalah : mashlahah mursalah (jamaknya:

mashalih mursalah)

berarti kemaslahatan atau kepentingan yang tidak terbatas, tidak terikat, atau
kepentingan yang diputuskan secara bebas. Adapun contoh penggunaan
mashlahah mursalah adalah kebijaksanaan yang dilakukan Abu Bakar mengenai
pengumpulan al-Quran dalam suatu mushaf, adanya ijazaj, surat nikah, dan lain

lain.
Sududz Dzariah : yaitu tindakan memutuskan uatu yang mubah menjadi makruh

atau haram demi kepentingan umat.


Istishab : yaitu melanjutkanberlakunya hukum yang telah ada dan telah ditetapkan

di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut.
Urf : yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus menerus (adat) baik berupa
perkataan maupun perbuatan.

2.5Judul FG5

2.6 Masuknya Islam di Indonesia


Proses Masuknya Agama Islam di Indonesia
Agama Islam mulai diperkenalkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. pada awal abad
ketujuh Masehi di Kota Makkah. Setelah Rasulullah Muhammad s.a.w. wafat pada 12
Rabiul Awwal 11H./ 8 Juni 632 M, penyebaran Agama Islam diteruskan oleh para sahabat
nabi, wali, ulama, dan tokoh-tokoh pejuang Islam dari satu tempat ke tempat lain, hingga
akhirnya sampai ke Indonesia.
Proses masuknya Agama Islam ke Indonesia masih diperdebatkan waktu
kepastiannya. Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa Agama Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke-7 Masehi, sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa Agama Islam masuk
ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi. Bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Islam
masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13 Masehi yaitu dengan terdapatnya catatan perjalanan
Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 M dan
berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut Agama Islam. Begitu pula di Aceh,
terdapat makam Sultan Malik al-Saleh yang meninggal pada tahun 1297 M.
Terkait dengan polemik kapan masuknya Agama Islam ke Indonesia, banyak ahli
sejarah yang cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia yaitu pada abad ke-7
24 | P a g e

Masehi atau abad ke-1 Hijriyah. Perkembangan Agama Islam di pulau Jawa yaitu pada
abad ke-11 M dengan ditemukannya prasasti dalam huruf dan bahasa Arab mengenai
meninggalnya Fatimah binti Maimun pada tahun 1082 M di Lehran.
Dalam perkembangannya, terdapat beberapa teori besar dalam proses masuknya
Islam di Indonesia. Beberapa teori tersebut antara lain :
1. Teori Mekah
Teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah bahwa Islam baru
sampai di Indonesia pada abad ke-13 dan dibawa oleh orang Gujarat. Teori ini mengatakan
bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Mekkah (arab) sebagai pusat agama Islam
sejak abad ke-7. Teori ini didasari oleh sebuah berita dari Cina yang menyatakan bahwa
pada abad ke-7 sudah terdapat sebuah perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.
Haji Abdul Karim Amrullah (Hamka) adalah tokoh yang memperkenalkan teori ini. Beliau
merupakan ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Beliau melontarkan pendapatnya ini pada
tahun 1958 ketika menyampaikan orasi di Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di
Yogyakarta.
2. Teori Gujarat
Teori Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan bahwa agama
Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang
dari Kambay(Gujarat), India. Moquette berpendapat bahwa tempat asal Islam di Nusantara
adalah Gujarat, yang dibuktikan dengan adanya dua jenis batu nisan, yaitu yang ada di
Pasai dengan batu nisan yang ditemukan di makam Maulana Malik Ibrahim yang ternyata
memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat, India.
3. Teori Persia
Teori Persia, Teori ini dipelopori oleh P.A Husein Hidayat. Teori Persia ini
menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia (sekarang Iran)
karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan masyarakat Islam Indonesia dengan
Persia. Budaya dan tradisi itu diantaranya tradisi merayakan tanggal 10 Muharram atau
sering disebut hari Asyuro. Hari ini merupakan hari suci kaum syiah yang mayoritas berada
di Iran. Tradisi ini juga berkembang di daerah Pariaman, Sumatera Barat. Selanjutnya
tradisi lainnya adalah ajaran mistik yang mempunyai banyak kesamaan. Kesamaan lainnya

25 | P a g e

adalah umat Islam di Indonesia banyak yang menganut mazhab Syafie, sama seperti
kebanyakan muslim yang ada di Iran.
4. Teori Cina
Teori ini berpendapat bahwa proses kedatangan Islam untuk pertama kalinya ke
Indonesia (Khususnya Jawa) itu berasal dari perantau Cina. Melalui perdagangan, orang
cina sudah berhubungan dengan penduduk Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di
Indonesia. Ketika masa HinduBudha, orang-orang cina ini sudah membaur dengan
masyarakat Indonesia. Dalam bukunya Arus Cina-Islam Sumanto Al-Qurtuby mengatakan,
menurut catatan masa Dinasti Tang pada tahun 618-960 M di daerah Quanzhou, Zhangzhao, Kanton dan pesisir cina bagian selatan, di sana sudah terdapat sejumlah pemukimaan
orang-orang Islam.Bila dilihat dari beberapa catatan sumber dari dalam Indonesia maupun
luar Indonesia, memang teori Cina ini bisa diterima. Dalam beberapa sumber lokal ditulis
bahwa raja pertama Islam di jawa, yaitu Raden Patah dari Dmak, adalah seorang keturunan
Cina. disebutkan Ibu sang raja berasal dari daerah Campa, yakni Cina bagian selatan (Kini
Vietnam). Hal ini diperkuat oleh Hikayat Hasannudin dan Sejarah Banten, dimana nama
dan gelar raja-raja demak itu ditulis dengan memakai istilah Cina, seperti Jin bun, Cek
Ko po, Cu-cu, Cun Ch, serta Cek Ban Cun.
Dalam perkembangan Islam di Indonesia, terdapat beberapa caradalam proses
masuknya Islam di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1. Perdagangan
Islam masuk ke Indonesia salah satunya lewat dengan cara perdagangan. Hal ini
bisa terjadi, karena orang-orang Melayu yang ada di Indonesia pada waktu itu
berhubungan dengan orang arab dalam hal perdagangan. Mereka sudah sangat dekat antara
satu sama lain. Jadi, saat pedagang arab mulai menyebarkan pemahaman agama Islam,
para orang melayu pun mudah untuk menerimanya.
2. Pernikahan
Para pedagang muslim sebagian menetap di Indonesia dan kemudian menikah
dengan penduduk setempat. Kebiasaan nikah pria Arab, pedagang dan ulama penyebar
Agama Islam dengan wanita pribumi dengan syarat bahwa wanita pribumi tersebut harus
masuk atau memeluk Agama Islam terlebih dahulu.
3. Kultural
26 | P a g e

Maksud dengan kultural ini, penyebaran pemahaman Islam di Indonesia


menggunakan media kebudayaan. Contohnya yang dilakukan oleh para wali songo di
pulau Jawa. Sunan Kali Jaga pada waktu itu berdakwah dengan mengembangkan kesenian
wayang kulit, kemudian ada juga Sunan Muria berdakwah dengan mengembangkan
Gamelannya. Sedangkan Sunan Giri berdakwah dengan cara membuat banyak sekali
mainan anak-anak seperti cublak Suweng, Jalungan, Jamuran dan lain sebagainya.
4. Pendidikan
Salah satu cara efketif memasukan pemahaman ajaran Islam pada waktu itu dengan
melalui pendidikan, dan pesantren adalah lembaga pendidikan yang paling strategis untuk
melakukannya. Contohnya Datuk Ribandang yang merupakan keluaran dari pesantren
milik Sunan Giri, dia adalah seorang yang mengislamkan kerajaan Gowa Tolla di
Kalimantan timur. Selain Datuk Ribandang, banyak santri-santri Sunan Giri yang
menyebar ke pulau-pulau yang ada di Indonesia seperti Kangan, Haruku, Madura, Bawean
hingga Nusa Tenggara.
5. Kekuasaan Politik
Penyebaran Islam di Indonesia juga tidak terlepas dari dukungan para Sultan.
Contohnya di pulau Jawa, Kesultanan Demak merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung penyebaran agama Islam. Ada juga di pulau Sulawesi yaitu Raja Gowa-Tolla
yang menjadi pelindung bagi para dai menyebarkan ajaran Islam di sana.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Islam dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat di Indonesia, yaitu :
1. Agama Islam disebarkan dengan jalan damai
2. Tidak adanya sistem kasta dalam Islam
3. Upacara ritual dalam Islam sangat sederhana
4. Syarat untuk masuk Islam amat mudah
5. Penyebaran Islam menyesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang telah ada
Dalam sejarah Indonesia, tidak pernah ada kekuatan asing yang memaksa
penduduk Indonesia untuk memeluk Islam. Para Ahli berpendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia dari segi peta perjalanannya, melalui dua jalur, yaitu :
27 | P a g e

1. Jalur Utara : Arab Damaskus Baghdad Gujarat Srilanka Indonesia


2. Jalur Selatan : Arab Yaman ( Handralmaut) Srilanka - Indonesia
Adapun daerah yang mula-mula masuk Islam pertama kali adalah Samudra Pasai
yang terletak di Aceh Utara dan Pantai Barat Pula Sumatra. Selanjutnya, dari kedua tempat
tersebut Islam akan menyebar ke berbagai daerah lainnya.

BAB III
PENUTUP
1 Kesimpulan
Hakikatnya manusia dan agama tidak dapat dipisahkan, banyak peran agama yang
berarti buat menjaga kaidah dan akhlak manusia. Dan kita sebagai kaum muslimin ber
pedoman pada sumber ajaran islam, yaitu: Al-quran, Hadits dan ijtihad.

2 Saran
28 | P a g e

Sebagai kaum muslimin, kita wajib untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya sesuai dengan yang ada pada Al-quran dan Hadits. Jika memiliki masalah
yang lebih rumit dan penjelasan pada Al-quran tidak eksplisit maka sebaiknya kita
melakukan ijtihad. Dan tak lupa meneladani hikmah dari sejarah-sejarah Rasul

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Zakky. 2010. Menjadi Cendekiawan Muslim.

M, Muthmainnah. Pendidikan Agama Islam dan Hubungan Agama dengan


Manusia. 25 Februari 2016

Prof. Dr. Abdul Wahhab Khalaf diterjemah oleh FaiznEl Muttaqin S.Ag. kaidah
hukum islam (pustaka amani ,cet I Jakarta ,april 2003 )

29 | P a g e

30 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai