Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
REFERAT
LETAK LINTANG
Oleh:
Harjuna Duta N.
201420401011122
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana sumbu panjang janin
melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong
berada pada sisi yang lain. Sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan
sumbu panjang tubuh ibu. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi
daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. 1 Kelainan
letak pada janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam
persalinan (distosia). Bila sumbu panjang tersebut membentuk sudut lancip
disebut letak lintang oblique. Hanya terjadi sementara karena kemudian akan
berubah menjadi posisi longitudinal atau letak lintang saat persalinan.
Pada letak lintang, biasanya bahu berada di atas pintu atas panggul,
sedangkan kepala terletak di salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka
yang lain. Keadaan ini disebut presentasi bahu,arah akromion yang menghadap
sisi tubuh ibu. Menentukan jenis letaknya yaitu letak akromion kiri atau kanan.
Pada kedua posisi tersebut punggung dapat mengarah ke anterior atau posterior,
ke superior atau inferior yaitu letak lintang dorsoanterior dan dorsoposterior.
Angka kejadian letak lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat
terjadi karena penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan
muda dengan menggunakan ultrasonografi.3 Pemeriksaan USG juga bermanfaat
dalam menegakkan adanya plasenta previa.6
Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak
lintang antara lain: RSUP Dr. Pirngadi, Medan 0,6%; RS Hasan sadikin, Bandung
1,9%; RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12827
persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3% dan Holland 0,5 0,6%.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. DEFINISI
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu
panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila
janin dalam posisi oblique). Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin
tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan uterus.4
4. Uterus abnormal.
5. Cairan amnion berlebih
6. Panggul sempit.
7. Bayi yang hidrosefalus.
8. Bayi yang terlalu kecil atau sudah mati.
9. Lumbal scoliosis.
Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai
faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu misteri. Faktor faktor
tersebut adalah :
Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus,
anensefalus, plasenta previa, dan tumor tumor pelvis.
Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau
sudah mati.
Gemelli (kehamilan ganda)
Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum
Lumbal skoliosis
Pelvic kidney dan kandung kemih serta rektum yang penuh.
Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai dinding
uterus dan perut yang lembek. 1 Wanita dengan paritas 4 atau lebih memiliki
insiden letak lintang 10 kali lipat dibanding wanita multipara. Relaksasi dinding
abdomen pada perut gantung menyebabkan uterus jatuh ke depan, sehingga
menimbulkan defleksi sumbu panjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, yang
menyebabkan terjadi nya posisi oblique atau melintang. plasenta previa dan
panggul sempit menyebabkan keadaan serupa letak lintang atau letak oblique
kadang-kadang terjadi dalam persalinan dari posisi awal longitudinal.
II.4. PEMBAGIAN LETAK LINTANG6
A. Menurut letak kepala terbagi atas :
LLi I
LLi II
II. 5. PATOFISIOLOGI
Distosia bahu disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk
melipat ke dalam panggul yang disebabkan fase aktif dan fase persalinan kala II
yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat
menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah
melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum
bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.
Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan
uterus beralih ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi
menjauhi sumbu jalan lahir, yang menyebabkan terjadinya posisi longitudinal atau
melintang, letak lintang atau letak miring kadang-kadang dalam persalinan terjadi
dari posisi longitudinal yang semula, dengan berpindahnya kepala atau bokong ke
salah satu fossa iliaka yang lain.
Pada proses persalinan, setelah ketuban pecah apabila ibu dibiarkan
bersalin sendiri, bahu bayi akan dipaksa masuk ke dalam panggul dan tangan yang
sesuai sering menumbung. Setelah penurunan, bah beerhenti sebatas pintu atas
panggul dengan kepala di salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka
yang lain.
Bila proses persalinan berlanjut, bahu akan terjepit di bagian atas panggul.
Uterus kemudian berkontraksi dengan kuat dalam upayanya yang sia-sia untuk
mengatasi halangan tersebut. Setelah beberapa saat akan terjadi cincin retraksi
yang semakin lama semakin tinggi dan semakin nyata. Keadaam seperti ini
disebut sebagai letak lintang kasep. Jika tidak cepat diatasi, dan ditangani secara
benar, uterus akan mengalami rupture dan baik ibu maupun janin dapat
meninggal.
II.6. DIAGNOSIS5
Diagnosis letak lintang biasanya mudah ditegakkan, bahkan sering hanya
dengan inspeksi saja. Abdomen biasanya melebar dan fundus uteri membentang
hingga sedikit di atas umbilicus. Tidak ditemukan bagian bayi di fundus, dan
balotemen kepala teraba pada salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka
yang lain. Pada saat yang sama, posisi punggung mudah diketahui. Bila
punggungnya terletak di anterior, suatu dataran yang keras membentang di bagian
depan perut ibu, bila punggungnya di posterior, teraba perut ibu, bila
punggungnya di posteriror, teraba nodulasi ireguler yang menggambarkan bagianbagian kecil janin dapat ditemukan tempat yang sama.
Pada pemeriksaan dalam, pada tahap awal [ersalinan, bagian dada bayi,
jika dapat diraba, dapat dikenali dengan adanya rasa bergerigi dari tulang rusuk.
Bila dilatasi bertambah, scapula dan klavikula pada sisi toraks yang lain akan
dapat dibedakan. Posisi aksila menunjukkan sisi tubuh ibu tempat bahu bayi
menghadap. Pada tahap lanjut persalinan, bahu akan terjepit erat di ronggga
panggul dan salah satu tangan atau lengan sering mengalami prolaps ke vagina
dan melewati vulva.
Pada anamnesis :
1. Teraba bagian atas atau bawah kosong.
2. Gerak janin terasa di bagian lateral kanan atau kiri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
1. Inspeksi
2. Palpasi
Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu
sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
3. Auskultasi
Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri.
Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.
5. Pada pemeriksaan alat bantu, USG akan tampak kepala kanan atau kiri
dengan punggung bagian atas atau bagian bawah.
6. Foto rontgen
10
11
12
2. Menurut DOUGLAS
B. Conduplicatio corpore
Kepala dan perut berlipat bersama sama lahir memasuki panggul.
Kadang kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil
bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun
hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan, maka bahu akan masuk ke
dalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai rongga panggul terisi
sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR
meregang. Hal ini disebut Letak Lintang Kasep = Neglected Transverse Lie
Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri
mengancam bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin
dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.
13
Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan janin
sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut.
Pada letak lintang biasanya :
Ketuban cepat pecah
Pembukaan lambat jalannya
Partus jadi lebih lama
Tangan menumbung (20-50%)
Tali pusat menumbung (10%)
14
Keterangan :
VL : Versi Luar
VE : Versi Ekstraksi
15
II.8. KOMPLIKASI
Kematian janin
Ruptura uteri
II.9. PROGNOSIS
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan
kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor
panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada
persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik
terhadap ibu maupun janinnya.1
Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi
dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi
infeksi intrapartum.5
Bagi janin
Angka kematian tinggi (25 49 %), yang dapat disebabkan oleh :
(1) Prolapsus funiculi
(2) Trauma partus
(3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
16
II.10. PENATALAKSANAAN
A. Pada kehamilan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan
posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau
gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut
dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi
lutut dada sampai persalinan.4
B. Pada persalinan
Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan
kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada
primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati,
tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada
multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi
ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC. Pada letak lintang
kasep janin hidup dilakukan SC, jika janin mati dilakukan embriotomi.4
Secara umum dimulainya persalinan aktif pada wanita dengan letak
lintang sudah merupakan indikasi sekasio sesarea. Percobaan untuk
mengubah posisi menjadi letak longitudinal dengan manipulasi abdomen
tidak mungkin berhasil. Sebelum persalinan atau pada awal persalinan,
dengan ketuban yang masih utuh upaya versi luar layak dicoba bila tidak
ada komplikasi obstetric lainyang merupakan indikasi dilakukannua seksio
sesarea. Upaya tersebut dilakukan hanya setelah kehamilan berusia 39
minggu karena tingginya frekuensi spontan menjadi letak longitudinal.
17
Jika selama awal persalinan, kepala bayi dapat diputar dengan manipulasi
abdomen hingga masuk ke panggul, posisi kepala tersebut harus
dipertahankan di dalam panggul selama beberapa kontraksi berikutnya
untuk mencoba memfiksasi kepala bayi di dalam panggul. Bila tindakan
ini gagal, tindakan seksio sesarea harus segera dilakukan.
Karena baik kaki maupun kepala bayi tidak menempati segmen bawah
uterus, insisi melintang bawah pada uterus mungkin dapat menyulitkan
kontraksi bayi, yang terjebak dalam korpus uteri di atas garis insisi.
Karena itu, insisi vertikal umumnya lebih disukai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 1999. Distosia karena Kelainan Letak serta
Bentuk Janin dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono
Prawirohardjo. Jakarta
18