Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Danau Toba berada di daerah Sumatera Utara merupakan salah satu aset
Negara/Pemda yang sangat berharga dan termasuk salah satu Daerah Tujuan
Wisata penting setelah Bali dan Lombok/NTB sehingga merupakan kebanggaan
tersendiri bagi daerah ini. Terletak pada posisi geografis 247'9.88"LU dan
9836'57.84"BT. Ditetapkannya Danau Toba sebagai salah satu daerah tujuan
wisata, karena anggapan selama ini memiliki panorama alam yang indah. Danau
Toba terbentuk sebagai akibat terjadinya runtuhan (depresi) tektonik vulkanis
yang dasysat pada zaman Pleiopleistosen. Kaldera raksasa ini mempunyai
ukuran:
- Panjang 87 km, lebar 27 31 km
- Luas 1100 km2, keliling
Ketinggian permukaan air Danau Toba yang pernah diamati dan dicatat
adalah sekitar 906 meter dpl (diatas permukaan laut) (van Bemmelen, 1994).
Luas daerah aliran sungai Asahan (DAS Asahan) adalah 4000 km2 dan 90%
dari luas DAS ini adalah kawasan Danau Toba sendiri sebagai daerah tangkapan
air (catchment area) yang dibatasi oleh pegunungan terjal, kecuali di daerah
antara Porsea dan Balige terdapat daerah dataran. Di tengah-tengah danau
terdaapt pulau Samosir dengan panjang 45 km, lebar 19 km dan luas 640 km2.
Kedalaman air Danau Toba berkisar 400 600 meter dan bagian terdapat
terdapat di depan teluk Haranggaol ( 460 meter) dan disaming Tao Silalahi yang
relatif memiliki area yang luas ( 445 meter). Jenis tanah yang terdapat
disekeliling Danau Toba mempunyai sifat kepekaan terhadap erosi yang cukup
tinggi. Hal ini dapat kita lihat banyaknya bagian yang terkena longsor dan adanya
singkapan batuan sesi (PPT Bogor, 1990).
Salah satu kekayaan alam Sumatera Utara yang paling luar biasa adalah
Danau Toba. Danau Toba merupakan danau volkano tektonik. Letusan gunung
Toba yang terjadi sekitar 75.000 tahun lalu mengakibatkan terjadinya luncuran
magma sebanyak 2.800 Km3, sehingga perut bumi menjadi kosong. Kulit bumi
yang tidak mampu menahan beban akibat beratnya sendiri, akhirnya patah
dalam beberapa potongan. Potongan terbesar menjadi Pulau Samosir. Bahagian
lain terisi air. Terbentuklah Danau Toba sebagai danau terluas di dunia. Luas
permukaan air danau adalah 1.130 Km2, daerah tangkapan air 3.698 Km2,
kedalaman 505 m, panjang 110 km dan lebar 30 km. Volume air Danau Toba
diperkirakan 1,18 triliyun meter kubik. Pulau Samosir yang merupakan pulau
dalam pulau terluas di dunia memiliki luas 630 km2. Kejadian letusan Gunung
Toba dinyatakan sebagai letusan gunung berapi terdahsyat selama 25 juta tahun
terakhir. Debu yang disemburkan pada kejadian letusan menyebar ke seluruh
bumi. Ketebalan debu yang jatuh di India mencapai 15 cm dan di sebahagian
Malaysia bahkan mencapai ketebalan 9 meter. Bumi mengalami penurunan
temperature 3,50C akibat bertahun-tahun tertutup debu, sehingga dinyatakan
sebagai penyebab terjadinya zaman es.
Kejadian pembentukannya yang sangat luar biasa menciptakan Danau Toba
sebagai bentang alam yang maha indah. Potensi Danau Toba sebagai tujuan
wisata alam sangat besar. Hampir seluruh wilayah memiliki nilai keindahan yang
luar biasa. Banyak misteri dari berbagai sisi Danau Toba yang masih belum
terungkap, atau bahkan sudah musnah sebelum diketahui rahasianya. Daratan
Samosir yang terbentuk dan terpisah dari daratan pulau Sumatera pasti memiliki
keunikan fauna flora tersendiri. Kita bahkan belum banyak mendapatkan data
flora fauna endemik tersebut, padahal sebagian besar wilayah hutan di daratan
Samosir sudah rusak. Kita sedang menjadi saksi sejarah terjadinya perpacuan
kerusakan keindahan dan penurunan kualitas keanekaragaman hayati dan
lingkungan Danau Toba karena kebijakan pertumbuhan pembangunan yang
tidak berpihak melestarikannya.
Pertumbuhan peradaban manusia yang menyandarkan kualitas hidupnya
pada ketersediaan air, menyebabkan terjadinya penyebaran penduduk pada
seluruh wilayah sekitar pinggiran Danau Toba di daratan Sumatera maupun
daratan Samosir. Saat ini sudah terdapat 123 pemukiman masyarakat di pinggir
Danau Toba pada wilayah Pulau Sumatera, dan 71 pemukiman di Pulau
Samosir. Lemahnya pengawasan terhadap pelestarian daerah danau sebagai
kawasan lindung, dapat dilihat dengan banyaknya bangunan yang didirikan di
bibir pantai, bahkan dengan mengurug danau. Hal ini juga berarti pelanggaran
terhadap Perda Nomor 1 Tahun 1990 tentang Penataan Kawasan Danau Toba
yang menyatakan bahwa tidak boleh ada bangunan dalam areal 50 meter dari
bibir pantai. Pelanggaran ini sekaligus juga melanggar aturan nenek moyang
yang mendiami Pulau Samosir, karena pemukiman Raja di Tomok ternyata
dibangun sekitar 50 meter dari bibir pantai.
dan perikanan. Di perairan Danau Toba ini tempo dulu masih dijumpai ikan asli
yaitu ikan batak dan pora-pora. Tetapi saat ini sudah jarang bahkan mungkin
sudah hilang dan tidak jelas apa penyebabnya. Pada tahun 1996 usaha
perikanan di perairan Danau Toba mulai berkembang dalam bentuk Keramba
Jaring Apung (KJA) dan hingga saat ini mencapai luas 440 ha.
potensial menghasilkan listrik yaitu Simangkuk 120 MW, Simorea 150 MW,
Sigura-Gura 320 MW, Tangga 412 MW dan Tratak 200 MW. Total potensi
perkiraan listrik yang bisa dibangkitkan dari aliran Sungai Asahan adalah 1.202
MW. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
menetapkan manfaat dan tujuan pembangunan pembangkit listrik Sei Asahan
adalah untuk: (a) memproduksi bauksit dari Pulau Bintan dengan kapasitas
200.000 ton/tahun, (b) mengembangkan industri rakyat di Sumatera Utara, (c)
memenuhi kebutuhan penerangan listrik untuk rakyat. Dan (d) memperluas areal
persawahan dengan sistem pengairan teknis yang teratur dengan instalasi
pompa air bertenaga listrik. Tujuan dan manfaat Sei Asahan ini bahkan dijadikan
bahan ajar bagi peserta didik di Sumatera Utara, sehingga semua masyarakat
tahu bahwa bila Sei Asahan sudah dimanfaatkan, maka masyarakat Sumatera
Utara tidak akan kekurangan listrik. Walaupun pada akhirnya ide pembangkitan
listrik dari Sei Asahan tercapai, namun sejak pembangkit listrik mulai
dioperasikan hingga sekarang, seluruh tujuan dan maksud pembangunan PLTA
yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara sedari awal,
tidak ada satupun yang tercapai.
Tanggal 7 Juli 1975, Jepang melalui PT Indonesia Asahan Aluminium
telah merealisir pemanfaatan aliran Sungai Asahan dengan membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan II di Sigura-Gura dengan kapasitas turbin
4 x 73,2 MW dan Tangga 4 x 81.1 MW (total kapasitas terpasang 617,2 MW) dan
mulai beroperasi pada tahun 1983,. Pada waktu PT Inalum akan beroperasi,
muka air Danau Toba adalah 904,3 m dpl. PT Inalum mengeruk dasar sungai
Asahan dari Porsea hingga Siruar sepanjang 13,6 km hingga dasarnya
mencapai ketinggian 901 m. Pada kondisi ini, turbin akan tetap dapat beroperasi
sampai muka air terendah 902,4 meter. Dengan dibangunnya bendungan
pengatur di Siruar, tinggi muka air Danau Toba dapat dikontrol secara mekanis.
Danau Toba menjadi satu-satunya dam alami terluas di dunia. Bendungan
pengatur di Siruar efektif hingga ketinggian 905,8m. Bendungan Siruar sekaligus
juga menahan dan mengatur 5,7 milyar m3 air dengan satu-satunya saluran
keluar adalah Sei Asahan. Setelah melalui Kabupaten Asahan dan Tanjung Balai,
Sei Asahan bermuara di pantai Timur Sumatera.
Sebagai salah satu danau terbesar di di dunia, Danau Toba tak hanya
menyimpan keindahan yang menakjubkan. Danau Toba terbentuk dari letusan
gunung, yang diperkirakan terjadi sekitar 75.000 tahun silam. Danau ini cukup
menjanjikan bagi kehidupan manusia. Jutaan Kilowatt energi listrik dapat
dihasilkan dari tumpahan air Danau Toba yang mengalir dari Sungai Asahan. Di
Danau Toba, Sumatera utara saat ini terdapat empat pembangkit listrik tenaga
air. Tiga di antaranya sudah beroperasi dan memproduksi energi listrik.
PLTA Asahan -I yang berlokasi Desa Ambar halim, Kecamatan Pintu
Pohan Meranti, Kabupaten Tobasa, saat ini memproduksi 180 Megawatt listrik
perhari. Yang dihasilkan dari 2 turbin. PLTA milik PT Bajradaya Sentranusa telah
beroperasi sejak 2010. Selama tiga tahun pertama pengoperasian dilakukan
China Huadian Corporation. Namun sejak awal Januari 2014 pengoperasiannya
ditangani PT Pembangkit Jawa Bali. Energi listrik yang dihasilkan selanjutnya
disalurkan ke PLN wilayah
Sumatera bagian utara, yang selanjutnya
didistribusikan ke masyarakat pengguna listrik.
Selain PLTA Asahan-1 ada tiga PLTA lainnya, yakni PLTA Asahan 2,3 dan
4. PLTA Asahan 2 saat ini memproduksi 600 Megawatt listrik dari 8 turbinnya.
Sementara PLTA Asahan -3 dan PLTA Asahan 4 Aek songsongan saat ini masih
dalam proses pembangunan. PLTA Asahan 1 sendiri harus membersihkan 5 ton
sampah dari danau setiap harinya sebelum air masuk ke panel. Termasuk
sampah plastik dan eceng gondok.Jika sampai sampah masuk ke panel akan
mengganggu kinerja turbin. Sampah yang diangkat dari danau selanjutnya
dibusukkan. Sampah kemudian diambil masyarakat sekitar untuk dijadikan
kompos
(http://esdm.seruu.com/read/2014/09/18/228603/danau-toba-mampuhasilkan-listrik-jutaan-kilowatt).
Setelah tahun 2013, Pemerintah sudah memegang hak penuh atas
operasional PLTA Asahan II yang mampu membangkitkan listrik sebanyak 617,2
MW. Pembangunan PLTA Asahan I dan III akan menambah pasokan listrik
hingga mencapai 951 MW. Sumatera Utara masih memiliki sumber listrik lain dari
sebesar 340 MW dari tenaga panas bumi Sibayak dan Sarulla, serta 135 MW
dari PLTA/PLTMH lainnya. Bila pembangunan dapat berlangsung tanpa
hambatan, maka 2013 dipastikan Sumatera Utara sudah memiliki energi listrik
murah serta relatif bebas pencemaran sebesar 1426,2 MW. Ketersediaan listrik
dari tenaga air dan panas bumi dapat lebih mengoptimalkan bahan bakar gas
bagi keperluan industri yang selama ini hampir dua pertiga terserap untuk
pembangkit listrik.
sumber
daya
energi
dalam
Bahan Lainnya:
DENPASAR, KOMPAS.com - Pemerintah pusat berencana menjadikan Bali sebagai
Center of Excellent Clean dengan memanfaatkan 100 persen pengguna energi bersih
dan terbarukan pada tahun 2019.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap akan mendongkrak pendapatan dari
sektor pariwisata dan menciptakan pariwisata yang berkualitas.
Untuk mendukung hal tersebut, menurut Pastika, Pemprov Bali telah menyiapkan
anggaran melalui kerja sama dengan pemerintah pusat untuk menerapkan sistem solar
cell di setiap gedung Pemerintah Provinsi Bali dan Pura-Pura besar di Bali seperti
Besakih dan Batur.
"Nanti kita rencana akan mengganti mobil dinas dengan mobil listrik, dan tempat untuk
mengisi listriknya, kan lumayan untuk para Kadis, setelah dipakai mobilnya hisa
langsung di charge di sini (kantor pemprov)," katanya.
Budi Wardhana, Deputy Director, Economic Instruments for Conservation WWFIndonesia menjelaskan bahwa tujuan dari TEEIP seutuhnya adalah untuk pariwisata
secara luas, namun untuk langkah awal ditargetkan ke hotel dahulu. Pariwisata adalah
penyumbang emisi karbondioksia dunia sebesar 5 persen dan 23 persennya berasal
dari perhotelan. Itu sebabnya kami memulai program ini melalui hotel, jelas Budi pada
seminar Hotels Roles in Sustainable Tourism di Jakarta, Senin (30/3/2015).
Program awal ini menyasar perhotelan yang berada di Bali dengan alasan karena Bali
untuk saat ini masih menjadi target destinasi utama pariwisata nasional dan
internasional. Konsumsi listrik untuk bisnis termasuk perhotelan di Bali telah mencapai
46 persen. Sampel untuk data penggunaan energi di hotel ini terdiri dari tujuh yang
berbentuk bangunan terpusat, tiga berbentuk vila atau resor dan satu pusat konvensi.
Sembilan dari hotel tersebut berbintang lima dan satu berbintang empat. WWFIndonesia bekerjasama dengan Synergy dan Southpole telah melakukan audit di setiap
hotel dan kemudian melakukan kajian kelayakan karbon utuk melihat potensi
penurunan emisi karbon serta kemungkinan untuk turut dalam perdagangan karbon.
Saat ini sumber pendanaan untuk membiayai efisiensi energi beraswal dari swasta
(dana sendiri, pinjaman bank dan energy service company). Namun kendala utama
dalam usaha penghematan energi di hotal adalah: harga listrik yang rendah karena
subsidi, pihak hotel tidak yakin akan penghematan biaya listrik, biaya investasi awal
yang besar, peluang investasi lain dianggap lebih untung, keputusan investasi ada di
pemilik hotel dan bukan pengelola, persyaratan berat untuk pinjaman bank, dan
persepsi bahwa investasi efisiensi energi itu rumit dan beresiko tinggi.
Agar program penghematan energi ini di hotel ini berhasil maka diperlukan komitmen
dari pihak hotel, pemahaman dan edukasi karyawan hotel serta tamu. Menurut Budi,
hal-hal sederhana di dalam hotel yang bersifat edukasi bagi para tamu adalah contoh
baik. Anjuran untuk hemat air jika tidak digunakan, menaruh handuk pada tempatnya
jika ingin digunakan kembali atau sistem kartu pada kamar yang akan mematikan listrik
secara otomatis saat tamu sedang pergi, adalah implementasi yang sudah dijalankan
tidak hanya untuk efisiensi energi, namun juga untuk mengedukasi tamu dalam gaya
hidup sehari-harinya.
Dalam rangka menuju pariwisata yang sustainable, pihak hotel juga harus berbuat lebih
dari sekedar program CSR (Corporate Social Responsibility), seperti manfaatkan energi
terbarukan, mengurangi sampah dan polusi, bahan pangan dari sumber setempat dan
ramah lingkungan, terlibat dalam perekonomian masyarakat lokal dan dalam
pelestarian alam setempat.
http://www.panorama-magz.com/newsflash/efisiensi-energi-jadi-bagian-daripengembangan-pariwisata
Sudah banyak kepala daerah seperti Bupati atau walikota yang bermasalah dengan
hukum bahkan menjadi tahanan, termasuk juga gubernur, ujar Tengku Erry saat
menerima Bupati/ Walikota se Kepulauan Nias di Kantor Gubsu, Rabu (11/5).
Kepala Daerah yang hadir, Walikota Gunung Sitoli Lakhomizaro Zebua, Bupati Nias
Barat Faduhusi Daely, Bupati Nias Utara M Ingati Nazara, Bupati Nias Selatan Hilarius
Duha, Wakil Bupati Nias Selatan Sozanolo Nduru, Wakil Bupati Nias Barat Khinoki
Waruwu dan Wakil Bupati Nias Utara HS. Hulu.
Para bupati/ walikota agar mendukung visi misi pemerintah pusat.Visi misi lima tahun
kedepan masing-masing daerah harus benar-benar untuk pembangunan daerah dan
untuk kepentingan masyarkat.Untuk itu, para kepala daerah mesti merangkul semua
pihak dan melakukan koordinasi dengan FKPD masing-masing daerah.
Menurut Erry, Kepuluan Nias memiliki potensi sangat besar dikembangkan terutama
sektor pariwisata. Namun potensi itu tidak dapat dikembangkan apabila infrastruktur
tidak dibenahi.
Selain pariwisata, bidang energi potensial untuk dikembangkan.Yakni, listrik yang
sampai saat ini di Kepulauan Nias masih kekurangan pasokan listrik.
Untuk itu, Pemda di Kepalauan Nias memperhatikan soal listrik yang masih sangat
minim.Pemprovsu akan membantu kekurangan pasokan listrik tersebut ke pemerintah
pusat dalam mengatasi kekurangan pasokan listrik. Nias bisa dikembangkan, energinya
harus dibenahi, sebut Plt Gubsu seraya berharap Bupati/ Walikota terus berkomunikasi
dengan pejabat di Pusat yang merupakan putra daerah Nias.
Walikota
Gunung
Sitoli
Lakhomizaro
yang
mewakili
rombongan
mengatakan,silaturrahmi ini sangat strategis dan berharap mendapat masukan dari Plt
Gubsu demi efektivitas jalannya roda pemerintahan di Kepulauan Nias termasuk
pengembangan potensi daerah di Kepulauan Nias. (Bar)
http://inspirasibangsa.com/kepulauan-nias-harus-perhatikan-pariwisata-dan-energilistrik/