Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang

mempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan, manusia


artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan membelah,
memanjang dan defrensiasinya tak terbatas sehingga dari kemampuannya
jaringannya, organisme tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan Vegetatif mengingat
kemampuan totipotensi itu tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut
akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ
dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan.
Seperti organisme lain, sel-sel tumbuhan dikelompokkan bersama-sama ke
berbagai jaringan. Jaringan ini dapat sederhana, yang terdiri dari jenis sel tunggal,
atau kompleks, yang terdiri dari lebih dari satu jenis sel. Pada makalah ini akan
dibahas mengenai jaringan meristem, jaringan dasar (parenkim) dan jaringan
pelindung (epidermis).
1.2

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah :


1. Apakah yang dimaksud jaringan meristem?
2. Apakah yang dimaksud jaringan dasar?
3. Apakah yang dimaksud jaringan pelindung?
4. Bagaimanakah bentuk dari jaringan meristem, jaringan dasar dan jaringan
pelindung?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jaringan meristem.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud jaringan dasar.

3. Untuk mengetahui yang dimaksud jaringan pelindung.


4. Untuk mengetahui bentuk dari jaringan meristem, jaringan dasar dan jaringan
pelindung.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat menjelaskan mengenai
jaringan meristem, jaringan dasar dan jaringan pelindung, sehingga dapat
memaparkan bentuk, struktur dan fungsi-fungsi dari ketiga jaringan tersebut.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Jaringan Meristem
Asal kata meristem adalah meristes, artinya terbelah, yang berasal dari

bahasa Yunani. Sesuai namanya, sel-sel penyusun jaringan meristem sangat aktif
membelah untuk menghasilkan sel baru. Jaringan meristem adalah jaringan muda
yang selalu membelah membentuk jaringan yang lain. Jaringan ini terdiri atas
jaringan embrional yang belum mengalami diferensiasi. Ada dua jenis jaringan
meristem, yaitu meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer banyak
terdapat pada ujung akar dan ujung batang, dan digunakan untuk pertumbuhan primer
(pertumbuhan memanjang). Yang dimaksud meristem sekunder adalah kambium yang
berfungsi untuk pertumbuhan sekunder (pertumbuhan membesar). Pembelahan sel
juga dapat terjadi dalam jaringan selain jaringan meristem, contohnya dalam korteks
batang muda dan pada perkembangan jaringan pembuluh. Pembelahan dalam
jaringan ini terbatas. Sementara, sel meristem terus menerus membelah dan
menghasilkan sel baru yang menambah tubuh tumbuhan. Ada pula meristem yang
mengalami masa istirahat sementara, misalnya pada tumbuhan tahunan yang
mengalami dormansi pada musim tertentu dan pada kuncup lateral yang mungkin
mengalami dormansi selama fase aktif tumbuhan. Pertumbuhan dan pengkhususan
secara morfofisiologi sel yang dihasilkan oleh meristem disebut diferensiasi.
Ciri-ciri Jaringan Meristem
a. Ciri-ciri sel yang menyusun jaringan meristem adalah ukuran selnya kecil, sel
berdinding tipis, mempunyai nukleus yang relatif besar, vakuola berukuran
kecil, banyak mengandung sitoplasma, selnya berbentuk kubus.
b. Sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi, berdinding tipis,
protoplasma banyak, vakuola kecil, inti besar, plastida belum matang dan
berbentuk sama ke segala arah.

c. Sel-sel meristem membelah terus untuk menghasilkan sel-sel baru, beberapa


hasil pembelahan akan tetap berada dalam jaringan meristem dan disebut sel
inisial atau sel permulaan. Sedangkan sel-sel baru yang digantikan
kedudukannya oleh sel meristem disebut derivatif atau turunan.
Pengelompokan Jaringan Meristem
Pengelompokan meristem didasarkan pada berbagai kriteria yaitu tempatnya
dalam tubuh tumbuhan, asal usul dan jaringan yang dihasilkan, struktur, tahap
perkembangan, dan fungsinya.
a) Berdasarkan Tempatnya
1. Meristem Apical ( meristem ujung ) merupakan meristem yang terdapat pada
ujung batang dan ujung akar. Pembelahan sel-sel meristem apical
menyebabkan pemanjangan pada batang dan akar tumbuhan. Pertumbuhan
yang

dihasilkan

oleh

pembelahan

selsel

meristem

apical

disebut

pertumbuhan primer dan jaringan yang dihasilkan disebut jaringan primer.


Jaringan tersebut biasanya bersifat keras dan berkayu yang disebabkan oleh
susunan sel-sel yang kompak dan adanya lignin pada dinding sel.Meristem
pada tumbuhan Pteridophyta, Gymnospermae dan Angiospermae memiliki
ciri-ciri pembelahan sel yang khas, yaitu sebagai berikut:

Meristem apical pada Pteridophyta terdiri atas sel-sel apeks. Sel apeks
membelah

sedemikian

rupa

sehingga

sel

baru

dibentuk

di

sekelilingnya,kecuali pada permukaan luar.

Meristem apical pada tumbuhan Gymnospermae disebut meristem


permukaan. pembelahan sel terjadi secara antiklinal (tegak lurus) dan
periklinal (sejajar) terhadap permukaan organ. Pada bagian tengah
terdapat vakuola besar yang berdinding tebal.

Meristem apical pada tumbuhan Angiospermae dibagi berdasarkan teori


Histogen dan Tunika-Korpus. Pada tahun 1868, Hanstein mengemukakan
teori Histogen. Menurut teori tersebut , terdapat tiga daerah di bagian
apeks pucuk tumbuhan Angiospermae yaitu dermatogens yang akan
berkembang menjadi epidermis, periblem yang akan berkembang menjadi
korteks dan plerom yang akan berkembang menjadi stele.

2. Meristem Interkalar, disebut juga dengan meristem antara merupakan


meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dewasa. Sebenarnya
jaringan meristem interkalar merupakan bagian meristem apical yang terpisah
dari bagian utama meristem apical dan teringgal ketika meristem tersebut
tumbuh. Meristem interkalar dapat tetap aktif tetapi dalam waktu yang lama
setelah sel-sel di ruas atas dewasa sepenuhnya. Pertumbuhan sel yang
dilakukan oleh meristem interkalar menyebabkan munculnya bunga. Contoh
bagian tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumputrumputan (Gramineae).
3. Meristem Lateral atau meristem samping merupakan meristem yang
menghasilkan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan
proses penebalan pada akar dan batang tumbuhan, misalnya pembesaran akar
dan batang. Meristem lateral disebut juga sebagai cambium. Cambium muncul
dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan
membentuk jaringan sekunder. Ada dua macam cambium yang dapat
berkembang pada tumbuhan dalam membentuk pertumbuhan sekunder yaitu
cambium vaskuler dan cambium gabus (felogen). Cambium vaskuler berperan
dalam penebalan selama pertumbuhan sekunder, sedangkan cambium gabus
menghasilkan lapisan pelindung atau disebut lapisan periderm (gabus).
Lapisan periderm terbentuk dibagian luar akar atau batang yang membesar
ketika lapisan epidermis rusak karena ketebalannya bertambah sebagai akibat
aktivitas cambium vaskuler.

b) Berdasarkan Asal Pembentukannya


1. Promeristem merupakan jaringan meristem yang telah ada ketika
tumbuhan masih berada dalam masa embrional.
2. Meristem Primer, jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih
lanjut dari pertumbuhan embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar.
Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem
apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar
bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut
pertumbuhan primer. Daerah meristematik di belakang promeristem
mempunyai 3 jaringan meristem, yaitu : protoderma, prokambium, dan
meristem dasar.
3. Meristem Sekunder, jaringan meristem sekunder adalah meristem yang
berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan
spesialisasi.

Pertumbuhan

jaringan

meristem

sekunder

disebut

pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan


pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem sekunder
yaitu kambium. Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif
membelah dan terdapat diantara xilem dan floem. Aktivitas kambium
menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi
besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk
kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada masa
pertumbuhan,

pertumbuhan

kambium

kearah

dalam

lebih

aktif

dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan


kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.

Gambar 2.1 Jaringan Meristem


2.2 Jaringan Dasar (Jaringan Parenkim)

Jaringan Parenkim ( Jaringan Dasar) disebut jaringan dasar karena jaringan ini
merupakan dasar dari semua jaringan dan sebagian besar organ tumbuhan tersusun
atas

jaringan

parenkim.

Parenkim berasal

dari tubuh

primer

merupakan

perkembangan dari meristime dasar, sedangkan di tubuh sekunder berkembang di


pembuluh dan kambium gabus, bahkan dapat dari felogen. Parenkim berperan dalam
proses penutpusan luka (regenerasi). Sel-sel jaringan parenkim adalah sel yang
berdinding tipis yang membentuk bagian dalam banyak struktur tanaman non-kayu
termasuk batang, akar, dan daun. Parenkim juga dikenal untuk membentuk korteks,
atau pengisi utama, batang, lapisan dalam sel dalam daun, bahan endosperma yang
memberi makan benih tumbuh, dan pulpa buah. Secara filogenetis, Jaringan Parenkim
dapat dikatakan sebagai tersusun pemula. Karena bila diperhatikan pada tumbuhan
primitif, tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel parenkim. Jadi dapat dikatakan bahwa
jaringan parenkim sebagai jaringan dasar atau jaringan pemula. Jaringan Parenkim
terbentuk dari sel-sel parenkim, jadi dapat dikatakan bahwa sel-sel parenkim itu
adalah massa (sel-sel) yang menyebar luar ke seluruh organ tumbuhan. Jaringan
parenkim merupakan jaringan heterogen, karena telah terjadi asosiasi antara sel-sel
parenkim yang meluas maka jaringan parenkim pada umumnya ada pada empulur,
korteks, batang, akar, mesofil daun, jaringan-jaringan fotosintetis, daging daun serta
endosperm biji dan dalam buah.
Sifat-Sifat Jaringan Parenkim :
Bentuk

sel

bermacam-macam:

isodiametris/polihedris

(bentuk

pada

umumnya) silindris memanjanang (palisade, jari-jari medula), bercuping (bung


karang dan palisade Lilium), mempunyai lipatan ke arah dalam (Pinus), bintang
(Scirpus, Juncus, Canna). Sel masih hidup, yang mengandung kloroplas disebut juga
klorenkim. Sel-sel berdinding tipis, vakuola besar, dinding sel dari selulosa dan
hemiselulosa. Sel yang berdinding tebal mempunyai noktah sederhana.

Jaringan-jaringan yang tersusun oleh sel-sel parenkim : Empulur, kortex


batang dan akar, mesofil daun, endosperm biji, daging buah, jari-jari empulur dan
jaringan yang terdapat di antara berkas fluem dan xilem (primer maupun sekunder).
Parenkim merupakan tempat utama berlangungnya aktifitas tumbuhan yang penting,
misal : fotosintesa, respirasi, penimbunan zat-zat makanan cadangan, sekresi, ekskresi
dan bentuk aktifitas tersebut tergantung pada protoplas sel-sel penyusunnya. Sel
parenkim yang terdapat pada jaringan xilem dan floem memegang peranan penting
pada gerak/transport bahan makanan pada buluh tapis.
Fungsi Jaringan Parenkim :
a. Sebagai jaringan penyimpan makanan cadangan. Sebagai tempat melakukan
proses pembuatan zat makanan.
b. Dapat melakukan proses pengangkutan (yang ada di dekat xilem).
c. Mampu melakukan proses pernafasan karena banyaknya ruang antar sel.
d. Dapat sebagai jaringan penyimpan air, karena vakuola sel yang besar pada
Xerophyta (sukulen) sel besar, dinding tipis, sitoplasma seperti selaput tipis,
tanpa / sedikit kloroplas, vakuola besar.
e. Dapat berfungsi sebagai jaringan penguat karena sifatnya yang turgosen dan
telah mengalami lignifikasi; di daerah xilem sekunder.
Parenkim penyimpan cadangan makanan yang berupa aleuron/tepung dapat
juga berdinding tebal, namun tetap merupakan dinding primer (dari selulosa dan
hemiselulosa). Misal pada : biji-biji Strychnos nux-vomica; Diospyros virginia,
Phoenix dactylifera.
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun
fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya
untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses

10

regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila
lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian
kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel
parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim
floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur.
Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel
parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang
besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel
karena bentuk selnya membulat. Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah
daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim
dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya
proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel
parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk
fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel
parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel
parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal
(amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak
menyusun jaringan tumbuhan. Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah
dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel
parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut
jaringan dasar.
Berdasarkan Fungsinya, Parenkim Dibagi Menjadi Beberapa Jenis Jaringan,
yaitu:

Parenkim Asimilasi : Parenkim asimilasi adalah sebagai pembuat zat makanan


bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun. Umumnya terletak pada
bagian tepi suatu organ, seperti pada daun, batang yang berwarna hijau, dan

11

buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai


tempat berlangsungnya proses fotosintetis.

Parenkim Penimbun : Parenkim penimbun adalah sel parenkim yang


menyimpan cadangan makanan berbeda sebagai larutan di dalam vakuola,
bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma. Umumnya berada pada
bagian dalam tubuh. Seperti: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis,
akar rimpang atau rizoma, atau pada biji. Di bagian dalam selnya terdapat
cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein. Parenkim
penimbun berfungsi dalam menyimpanan cadangan makanan bagi tumbuhan
berua hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, lemak atau gula tepung.

Parenkim Air : Parenkim air adalah sel parenkim yang dapat menyimpan air.
Pada umumnya terdapat di tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit),
tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen. Parenkim air berfungsi sebagai
tempat penyimpanan air pada tumbuhan xerofit jepifit (sedikit air) untuk
menghadapi kemarau seperti pada tumbhan kaktus dan lidah buaya.

Parenkim Udara : Parenkim udara atau aerenkim adalah jaringan parenkim


yang dapat menyimpan udara karena memiliki ruang antar sel yang besar.
Aerenkim terdaat di batang dan daun tumbuhan hidrofit. Parenkim udara biasa
disebut dengan aerenkim yang bertugas menyimpan udara dalam kantung
besarnya, terdiri dari sel gabus yang berongga besar sehingga dapat membantu
menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat di perairan. Ruang antar
selnya besar, sel-sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, Seperti
parenkim pada tangkai daun tumbuhan eceng gondok.

Macam-Macam Parenkim Menurut Bentuknya:


a. Parenkim palisade Bentuk silindris/prismatis memanjang. Merupakan
penyusun mesofil daun, banyak mengandung kloroplas.

12

b. Parenkim bunga karang/spons parenkim Bentuk tidak teratur, banyak ruang


antar sel. Terdapat pada mesofil tumbuhan Monocotyledoneae dan spons
parenkim Dicotyledoneae.
c. Parenkim bintang/aktinenkim Sel parenkim mempunyai lengan- lengan
banyak dan besar-besar fungsi untuk menyimpan udara. Misal : pada Canna
sp, Juncus.
d. Parenkim lipatan Sel parenkim dengan dinding sel melipat-lipat ke arah dalam
dan di dalam sel banyak mengandung kloroplast dapat melakukan fotosintesa
menurut fungsi termasuk parenkim asimilasi. Misal : pada Pinus merkusii
(daun) Oryza sativa, Bambusa sp.
Berdasarkan Fungsinya Parenkim Dibedakn Menjadi Beberapa Macam, yaitu:
1. Jaringan epidermis, melindungi jaringan yang berada didalamnya.
2. Jaringan parenkim palisade, tempat penyelenggara fotosintesis.
3. Jaringan parenkim spons, selain sebagai tempat fotosintesis juga tempat
penyimpan hasil fotosintesis.
4. Jaringan kolenkim, jaringan penguat pada organ tubuh tumbuhan yang muda.
5. Berkas pembuluh atau berkas vaskuler daun yaitu floem dan xilem terdapat
pada ibu tulang daun.
6. Xilem , mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar sampai
daun.
7. Floem, mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.

13

Gambar 2.2 Jaringan Dasar (Jaringan Parenkim)

2.3Jaringan Pelindung (Epidermis)


Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling
luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang,
hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih
dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya
serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan
atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas
kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena
penguapan (membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak),
perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain).
Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel
protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan
permukaan (periklinal), dan turunannya membelah lagi sehingga terjadi epidermis
berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari

14

sesl-sel yang tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda
pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.
Menurut Bagod Sudjadi dan Siti Laila (2005), jaringan epidermis merupakan
lapisan sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata epidermis
berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit). Jaringan
epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan melindungi
semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum, fungsi utama jaringan
epidermis adalah sebagai pelindung.
Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang
berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga
berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada
stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan
komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organismeorganisme patogenik.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang membentuk
lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya daun keladi dan daun pisang; ada
yang berbulu halus misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan
modifikasi epidermis yang berfungsi

untuk pertukaran gas. Jaringan epidermis

batang ada yang membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau membentuk rambut
(trikoma) sebagai alat perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang menjadi
rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam mineral.
Ciri-ciri Jaringan Epidermis adalah:
1. Tersusun dari sel-sel hidup.
2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak
ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki klorofil.

15

5. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara
mengalami penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam
yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan
epidermis, misal stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel
kipas, sel kersik (sel silika).
Struktur Morfologi dan Anatomi Jaringan Epidermis :
Jaringan epidermis sebagai jaringan yang berfungsi sebagai pelindung,
mempunyai struktur morfologi dan anatomi yang kokoh. Jaringan epidermis terhitung
kokoh karena tersusun dari sel yang rapat satu sama lain. Sel epidermis memiliki
protoplas hidup dan dapat menyimpan hasil metabolisme, seperti plastid dan grana
yang sedikit (tidak membentuk klorofil), pati, dan protein, serta antosianin. Pada
dinding sel luar epidermis terdapat daerah dengan luar antar fibril yang lebar,
mengandung kutin yang membentuk lapisan kutikula di permukaan luar epidermis.
Kutikula umumnya tertutup oleh bahan yang bersifat lilin, merupakan lapisan datar
atau berbentuk batang.
Sel epidermis secara umum memang mempunyai bentuk, ukuran, serta
susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat membentuk lapisan yang kompak
tanpa ruang interseluler. Dalam epidermis petal (daun mahkota), kadang-kadang
terbentuk ruang udara, namun selalu dilapisi oleh kutikula. Sel epidermis umumnya
tubular, pada helaian daun tumbuhan dikotil dinding antiklinal sel epidermisnya
kebanyakan berlekuk-lekuk. Dalam batang, dan teristimewa pada daun tumbuhan
monokotil, sel epidermis bentuknya memanjang. Dalam epidermis biji-bijian tertentu
(Leguminosae dan Punica), sel epidermis dalam arah radial relatif sangat ramping
dan berbentuk tongkat. Dalam tumbuhan tertentu, sel epidermis berbentuk heksagon
bila dilihat dari permukaan. Namun sebenarnya berbentuk polihedron.
Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun :

16

Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis
bawah. Pada permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan bentuk modifikasi dari
sel - sel epidermis, yaitu berupa sel penutup pada stomata. Stomata/ mulut daun
merupakan lubang kecil atau pori yang diapit oleh dua sel penjaga. Dengan cara
mengubah bentuknya, sel penutup dapat mengatur pelebaran (stomata terbuka) dan
penyempitan celah (stomata menutup). Ketika stomata terbuka terjadi pertukaran gas,
karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar. Epidermis pada daun
umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada tumbuhan lain ada yang beberapa lapis
sel seperti pada tumbuhan Ficus dan Piper sebagai hasil pembelahan periklinal
(pembelahan sejajar dengan permukaan) protoderm. Dinding selnya mengalami
penebalan tidak merata, dinding sel yang menghadap keluar umumnya lebih tebal,
terdiri dari lignin tapi umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin ini membentuk suatu
lapisan

kutikula

yang

tebal

tipisnya

tergantung

pada

habitat,

tumbuhan

xerofitumumnya tebal. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutin masih terdapat
lapisan lilin di atasnya. Lapisan lilil kutikula epidermis dapat mencegah atau
meminimalisasi hilangnya air dari tumbuhan. Sel - sel epidermis tidak mengandung
kloroplas kecuali pada sel penutup, tetapi pada tumbuhan tenggelam dalam air
epidermisnya mengandung kloroplas.

Gambar 2.3 Jaringan Epidermis


Fungsi Jaringan Epidermis :

17

1. Pelindung/Proteksi jaringan didalamnya.


2. Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda, bisa kemasukan
air karena osmosis
3. Peresap air dan mineral pada akar yang muda.
4. Oleh karena itu akar-akar yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolantonjolan yang disebut bulu akar.
5. Untuk `penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi.
Bentuk Jaringan Epidermis Khusus/Derifat Epidermis :
Sel silika dan sel gabus : Silica berisi kristal silica sedangkan sel gabus berisi
endapan suberin. Kedua sel ini selalu berpasangan, biasanya ditemukan pada
tulang daun Gramine.

Sel kipas/sel bulliform : Berupa sederet sel yang lebih besar dari sel epidermis
lainnya, berdinding tipis, vakuola besar, berisi air. Fungsinya untuk membuka
dan menutup daun (daun menggulung)

Litokis: Sel yang lebih besar dari epidermis normal dengan pertumbuhan
khusus ke arah dalam. Sel ini berisi kristal calsium karbonat yang disebut
sistolit.

Stomata : Stomata adalah celah dan kedua sel penutupnya. Sel penutup adalah
dua buah sel dengan bentuk khusus yang mengapit celah. Stomata biasa
ditemukan pada daun, batang, rhizoma, perhiasan bunga, bakal buah dan biji.
Letak stomata dapat sejajar dengan permukaan epidermis (fanerofor) atau
tenggelam (Cryptofor).

Trikoma : Trikoma adalah tonjolan epidermis terdiri dari 1 sel atau lebih dan
dapat digunakan sebagai ciri taksonomi familia. Fungsi trikoma pada
tumbuhan sebagai pelindung terhadap gangguan dari luar dan mengurangi
penguapan

18

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Kali ini kita pelajari jaringan tumbuhan
terlebih dahulu. Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan antara lain: Jaringan meristem,
jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan klorenkim, jaringan kolenkim,
jaringan sklerenkim, jaringan xylem,dan jaringan floem.
Meristem adalah jaringan pada tumbuhan berwujud sekumpulan sel-sel yang
aktif melakukan pembelahan sel. Jaringan ini mudah ditemukan pada bagian titik-titik
tumbuh batang maupun akar. Jaringan parenkim adalah jaringan yang selnya
berdinding selulosa tipis yang berfungsi sebagai pengisi bagian tubuh tumbuhan.
Ciri-ciri khas jaringan ini adalah sel-selnya berukuran besar, berdinding tipis dan
susunannya renggang sehingga banyak ruang antar sel dan vakuolanya besar. Jaringan
ini terletak Pada korteks dan empulur batang dan akar, pada buah, serta di antara

19

Xilem dan floem. Sedangkan jaringan pelindung/Jaringan epidermis adalah jaringan


yang terdapat pada tubuh sebelah luar. Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel hidup
berbentuk pipih selapis yang berderet rapat tanpa ruang antar sel. Jaringan epidermis
umumnya tidak berklorofil, kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan
Pterydophyta serta sekitar stomata.
3.2. Saran
Harapan saya makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memahami
Jaringan Meristem, Jaringan Parenkim dan Jaringan Epidermis lebih dalam lagi dan
dapat menambah informasi bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri.2006. Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta : Kanisius.


Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk, 1993, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Penerbit
Universitas Terbuka, Depdikbud Jakarta.
Mustamiranwar. 2010. Makalah Anatomi Tumbuhan. tidak diterbitkan
http.//mustamiranwar.wordpress.com/2010/03/makalah-biologi. html (diakses,
03 Mei 2015)

Anda mungkin juga menyukai