Diare
Diare
STATUS PASIEN
I Identitas Pasien
a Nama/Jenis Kelamin/Umur : An. S / Perempuan / 15 bulan
b Pekerjaan
: belum sekolah
c Alamat
: Rt. 21 Talang Bakung
II
Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a Status Perkawinan
: Belum menikah
b Jumlah anak/saudara
:c Status ekonomi keluarga
: kurang
d Kondisi Rumah
:
Pasien tinggal di rumah berukuran 6x8 m dengan dinding papan dan
lantai semen. Memiliki 2 kamar tidur yang dilengkapi dengan jendela
dan ventilasi, ruang tamu, ruang keluarga, dapur permanen , kamar
mandi di dalam. Fasilitas air menggunakan sumur. Listrik ada. Kondisi
III
IV
VKeluhan Utama
VII.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
1 Keadaan sakit
:
: tampak sakit ringan
2
3
4
5
Kesadaran
Suhu
Nadi
Pernafasan
- Frekuensi
- Irama
- Tipe
Kulit
- Turgor
- Lembab / kering
- Lapisan lemak
: compos mentis
: 36,5C
: 78 x/menit
: 19 x/menit
: reguler
: torakoabdominal
: baik
: lembab
: cukup
Pemeriksaan Organ
1 Kepala
Bentuk
Simetri
2
3
4
5
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
: normocephal
: simetris
Exopthalmus/enophtal
Kelopak
Conjungtiva
Sklera
Kornea
Pupil
Lensa
Gerakan bola mata
: tak ada kelainan
: tak ada kelainan
Bibir
Bau pernafasan
Gigi geligi
Palatum
Gusi
perdarahan (-)
Selaput Lendir
Lidah
KGB
Kel.tiroid
JVP
Bentuk
: (-)
: normal
: anemis (-)
: ikterik (-)
: normal
: bulat, isokor, rc +/+
: normal, keruh (-)
: baik
: lembab
: normal
: lengkap
: deviasi (-)
: warna
merah
muda,
: normal
: putih kotor (-), ulkus (-)
: tak ada pembengkakan
: tak ada pembesaran
: normal
: simetris
tidak
ada
yang
tertinggal.
Pulmo
Pemeriksaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Kanan
Statis & dinamis: simetris
Stem fremitus normal
Sonor
Batas paru-hepar :ICS VI
kanan
Vesikuler (+) Normal,
Wheezing (-), rhonki (-)
Kiri
Statis & dinamis : simetris
Stem fremitus normal
Sonor
Vesikuler (+) normal.
Wheezing (-), rhonki (-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan
Kiri : ICS IV linea midclavicula kiri
BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Auskultasi
8
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Timpani
Auskultasi
Ekstremitas Atas
Status Dermatologi :
Diagnosis :
Diare tanpa dehidrasi
Preventif :
Promotif :
- Menjelaskan kepada ibu pasien mengenai perjalanan penyakit
-
diare
Menghindari faktor-faktor yang memperberat
Kuratif :
Non Medikamentosa
Medikamentosa
Talang Bakung
Dokter
Putri Ayu
SIP
234/SIP/2015
Jambi, 9 September 2015
R/ Oralit sach
no.V
no. X
s 1 d d 1 tab
Pro
: An. S
Umur : 15 bulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
DEFINISI
Diare akut pada anak adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 14 hari (kebanyakan kurang dari 7 hari) pada bayi
atau anak yang sebelumnya sehat. Ada juga yang memberi batasan diare akut
pada anak yaitu buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu .
6
2.2. EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas
anak-anak di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia. Terdapat 60
juta episode diare akut setiap tahunnya di Indonesia dimana 1-5 %
daripadanya akan menjadi diare kronik dan bila sampai terjadi dehidrasi berat
yang tidak segera ditolong, 50-60% diantaranya dapat meninggal dunia .
Berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian diare antara lain :
Faktor lingkungan
Gizi
Kependudukan
Pendidikan
Perilaku masyarakat
ibu
tentang
masalah
kesehatan.
Faktor
kependudukan
menunjukkan bahwa insiden diare lebih tinggi pada penduduk perkotaan yang
padat dan miskin atau kumuh. Sedangkan faktor perilaku orangtua dan
masyarakat misalnya adalah kebiasaan ibu yang tidak mencuci tangan sebelum
menyiapkan makanan, setelah buang air besar atau membuang tinja anak.
Kesemua faktor di atas terkait erat dengan faktor ekonomi masing-masing
keluarga .
2.3 ETIOLOGI
Penyebab diare akut antara lain yaitu virus, bakteri, parasit, alergi susu sapi,
laktose defisiensi primer dan obat-obatan tertentu . Penyebab utama oleh virus
Plesiomonas
shigelloides,
Vibrio
cholerae
non-01,
V.
Fasiolopsis
buski,
Sarcocystis
suihominis,
Strongiloides
Beberapa jenis virus seperti Rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili
usus halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili.
Hilangnya sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan
penggantian sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum
matang, menyebabkan usus mensekresi air dan elekrolit. Kerusakan vili
dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim disakaridase terutama
laktase. Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel
vilinya menjadi matang.
Bakteri
Parasit
Obat-obatan
10
Diare akut dengan pendarahan (disentri) , dimana pada diare ini bahaya
utamanya adalah kerusakan usus, sepsis, dan malnutrisi serta dehidrasi.
2.7 PENCEGAHAN
Diare dapat dicegah dengan memperbaiki usaha multisektoral antara lain
sebagai berikut :
-
11
2.8 DIAGNOSIS
1.
Anamnesis
a.
Demam
b. Penggunaan antibiotik
c. Riwayat diare sebelumnya : kapan, berapa lama
d. Riwayat penyakit penyerta saat ini
e. Riwayat imunisasi : lengkap atau tidak.
12
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama yaitu,
kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen. Perhatikan juga tanda
tambahan, yaitu ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau
tidak, ada atau tidaknya air mata, kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir
dan lidah. Jangan lupa menimbang berat badan. Perhatikan pula ada
tidaknya pernafasan cuping hidung, retraksi interkostal, akral dingin,
perfusi jaringan serta derajat dehidrasinya.
Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut :
Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,
mukosa mulut dan bibir basah
Akral hangat
Turgor kurang
Akral hangat
13
Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda
tambahan
Turgor buruk
Akral dingin
Dehidrasi berat
Dehidrasi ringan/sedang
14
Tanpa dehidrasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaaan tinja
Pemeriksaan urin
: urin rutin
2.9 PENATALAKSANAAN
1.
Atasi dehidrasi
Tanpa dehidrasi
Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit
diberikan sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah
dengan dosis:
5 tahun : semaunya.
15
Dehidrasi berat
Rehidrasi parenteral dengan cairan ringer laktat atau ringer asetat
100 cc/kgBB. Cara pemberian :
-
Pemakaian antibiotik
Bila ada indikasi seperti pada Shigella dan Cholera. Antibiotik
sesuai dengan hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah
kotrimoksazol, amoksisilin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas.\
3.
Diet
Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit
tapi sering, rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang.
4.
6.
-
Vitamin A
6 bulan 1 tahun : 100.000 IU
-
7.
2.10 PEMANTAUAN
1) Terapi
Setelah pemberian caiaran rehidrasi harus dinilai ulang derajat
dehidrasi, berat badan, gejala dan tanda dehidrasi. Jika masuh dehidrasi
maka dilakukan rehidrasi ulang sesuai dengan derajat dehidrasinya.Jika
setelah 3 hari pemberian antibiotik klinis dan laboratorium tidak ada
perubahan maka dipikirkan penggantian antibiotik sesuai hasil uji
sensitivitas.
2) Tumbuh kembang
3) Timbang berat badan sebelum dan sesudah rehidrasi, 2 minggu setelah
sembuh dan seterusnya secara periodik sesuai umur. Jika anak mengalami
gizi buruk maka dikelola sesuai dengan SPM gizi buruk
17
BAB III
ANALISA KASUS
Pasien An.S, 15 bulan datang dengan keluhan mencret sejak 1 hari yang
lalu , pasien mencret dengan frekuensi 4 kali dalam sehari konsistensi cair , lendir
(-), darah (-), bau busuk(-). Kadang disertai muntah, isinya makanan dan
minuman yang dimakan, lendir (-), darah (-). pasien masih mau minum, Pasien
tidak mengeluhkan panas, batuk,maupun pilek.
18
Dari pemeriksaan fisik: tanda vital dalam batas normal, tidak ada tandatanda dehidrasi. Berdasarkan teori
-
Akral hangat
19
tangan dengan sabun setelah buang air. Dapat disimpulkan kebersihan atau
higienitas ibu pasien kurang terjaga sehingga terjadi keluhan yang dialami
pasien.
d. Analisis untuk mengurangi paparan atau memutuskan rantai penularan
dengan factor resiko atau etiologi pada pasien ini
DAFTAR PUSTAKA
1. Armon, 2001. An evidence and consensus based guideline for acute diarrhoea
management. mk.armon@ntlworld.com
2. Aswitha, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran; Gastroenterologi Anak. Media
Aesculapius. Jakarta, hal : 470 471.
3. IDAI, 2004. Standar Pelayanan Medis. Badan Penerbit IDAI. Jakarta, hal : 49-52.
4. Irwanto, 2002. Ilmu Penyalit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba
Medika. Jakarta, hal : 73 79.
5. Randy P Prescilla, MD, FAAP, 2006. Gastroenteritis. www.emedicinehealth.com
20
6. Subagyo, 2004. Standar Pelayanan Medis Kelompok Staf Medis Fungsional Anak
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta, hal : 58-63.
7. WHO, 2004. Diarrhoea : Water, Sanitation and Hygiene Links to Health
.www.wikipedia.com.
Dokumentasi
21
22