Observasi Bab1
Observasi Bab1
PENDAHULUAN
dengan
PANCASILA
di
KOTA
SUKABUMI).
Kemiskinan
dan
pendidikan itu saling mempengaruhi satu sama lain. Semakin tinggi tingkat
kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat pendidikian yang rendah yang
berakibat rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM).
B. Rumusan Masalah
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Penulis hanya focus untuk meneliti pengaruh
dari kemiskinan terhadap rendahnya pendidikan, juga dikaitkan dengan
Pancasila
sebagai
ideologi.
Rumusan
masalah
dimaksudkan
untuk
mempermudah
jalannya
penelitian,
fokus
tidak
terlalu
luas
dalam
C. Lokasi Penelitian
Dalam upaya menjawab masalah penelitian yang sudah dibuat di atas, maka dibutuhkan
data penelitian. Untuk secara keseluruhan data penelitian ini akan dikumpulkan melalui upaya
observasi atau pengamatan langsung di Jl.Veteran Gg.Kenanga Rt.01/03 Kelurahan.Gunung
Parang Kota.Sukabumi.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian yang hendak dicapai
adalah :
1. Mengetahui
penyebab
terjadinya
kemiskinan
di
wilayah
Kelurahan
Gunung Parang.
2. Mengetahui keadaan masyarakat miskin di wilayah Kelurahan Gunung
Parang.
3. Mengetahui jenis mata pencaharian masyarakat di wilayah Kelurahan
Gunung Parang.
Keluarga miskin
Tingkat pendidikan
Mata pencaharian
Pendapatan
BAB II
REVIEW LITERATUR
A. Gambaran Umum Tempat Observasi
Luas Wilayah Kelurahan Gunung Parang
No.
RW
Jumlah RT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
01
02
03
04
05
06
07
08
09
3
3
3
3
4
4
6
4
5
4,45
7,43
4,34
8,3
7,27
7,21
10,25
8,43
6,64
Jumla
h
35
64,04
RW
Laki-laki
Wanita
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
01
02
03
04
05
06
07
08
09
169
196
152
144
226
219
210
375
78
200
199
141
164
238
219
227
368
94
369
395
293
308
464
438
437
743
172
1769
1850
3619
Jumlah
Mata
Pencaharian
RW
01
RW
02
RW
03
RW
04
RW
05
RW
06
RW
07
RW
08
RW
09
Jumla
h
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Petani
PNS
Karyawan
Wiraswasta
AD
AU
AL
POLRI
Pensiunan
Pedagang
Buruh
Buruh Kasar
Pelajar/Mahasi
swa
Pengangguran
/IRT
0
12
52
89
0
0
0
0
5
12
0
0
85
0
5
49
33
0
0
0
2
18
92
1
0
64
0
5
31
0
0
0
0
2
11
10
0
0
63
0
10
45
40
1
0
0
0
17
2
0
0
63
0
20
93
15
1
0
0
2
15
62
0
0
66
0
18
71
0
0
0
0
1
17
26
0
0
62
0
3
67
52
0
0
0
1
4
25
0
0
45
0
4
94
80
1
0
0
0
3
68
0
0
141
0
0
34
28
0
0
0
0
1
24
0
0
24
0
77
536
337
3
0
0
8
91
321
1
0
613
61
1632
14.
Jumlah
3619
B. Teori-Teori Permasalahan
1. Definisi Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan
alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan
dan pekerjaan.Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang
lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
dan
ketidakmampuan
untuk
berpartisipasi
dalam
mencari
objek
penghasilan
di
luar
profesi
secara
halal.
2. Definisi Pendidikan
Pada dasarnya pengertian pendidikan( UU SISDIKNAS No.20 tahun
2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar
dan
proses
mengembangkan
pembelajaran
potensi
dirinya
agar
untuk
peserta
memiliki
didik
secara
kekuatan
aktif
spiritual
tumbuhnya
anak-anak,
adapun
maksudnya,
pendidikan
yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 arti pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara.
Dari beberapa arti pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitin
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Metode kualitatif yaitu proses berpikir yang dimulai dari data yang
dikumpulkan kemudian diambil kesimpulan secara umum . Metode kualitatif
berorientasi dengan logika induktif karena penelitian tidak memaksa diri
untuk hanya membatasi penelitian pada upaya penerimaan atau penolakan
dugaan-dugaannya melainkan mencoba memahami situasi sesuai dengan
situasi tersebut menampakkan diri.
Penelitian
kualitatif
ini
dilakukan
dengan
tujuan
utama
untuk
terjadinya
transaksi
seksual.
Wawancara
mendalam
B. Subjek Penelitian
Tujuan di dalam penelitian kualitatif bukan untuk membuat suatu
sampel yang representatif bagi suatu populasi, tetapi untuk mengenali
kelompok orang tertentu yang memiliki karakteristik atau yang berada
dalam situasi yang relevan dengan fenomena sosial yang diteliti. Dengan
demikian
keterwakilan
statistik
bukan
merupakan
syarat
utama
jika
C. Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder,
tepatnya di perkampungan rumah-rumah warga.
a. Data Primer
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
wawancara mendalam (indepth interview) pada subyek penelitian
yaitu keluarga miskin. Setelah mendapatkan informasi dari informan
awal, maka peneliti akan melakukan pendekatan secara pribadi.
Wawancara mendalam ini bertujuan untuk menggali lebih dalam
kebiasaan umum kelompok yang menjadi target penelitian berikut
alasan-alasan yang melatar belakanginya .
10
b. Data Sekunder
Data sekunder
digunakan
sebagai
data
penunjang
dan
data
primer
yang
berhubungan
dengan
keperluan
penelitian. Petikan-petikan dokumen, surat, foto-foto dan rekamanrekaman lainnya dapat dijaring dengan cara studi dokumentasi . Dalam
penelitian ini data sekunder diperoleh dengan studi dokumentasi yang
berupa pencatatan data-data tertulis yang berada di Kelurahan
Gunung Parang. Data sekunder yang dikumpulkan adalah gambaran
umum Kelurahan Gunung Parang dan jumlah masyarakat miskin.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam adalah wawancara yang dilakukan untuk
mendapatkan sebuah keterangan dari seseorang sebagai informan
atau narasumber. Dilakukan dengan cara menanyakan hal apa yang
ingin diketahui dengan cara bercakap-cakap dengan infornan secara
langsung.
b. Melakukan dokumentasi untuk bukti data primer berupa foto.
Mendokumentasikan
saat
pelaksanaan
pengumpulan
data
dengan cara mengambil foto kegiatan kita agar lebih terlihat alami dan
original.
c. Alat Pengumpul Data
Untuk melakukan wawancara mendalam dan memakai instrumen
berupa
daftar pertanyaan
yang
dan
11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Identitas Narasumber
Nama
Lilis Syamsiah
Jenis Kelamin
Wanita
Agama
Islam
Usia
48 tahun
Alamat
Jl.Veteran
Gg.Kenanga
Rt.01/03
Kelurahan
Gunung Parang
Kecamatan Cikole Kota Sukabumi
Pekerjaan
Penghasilan
:
:
Pendidikan Terakhir :
SMP
Jumlah Anak
Nama Suami
Nanang Sujana
Jenis Kelamin
Laki-laki
Agama
Islam
Usia
58t ahun
Alamat
Jl.Veteran
Gg.Kenanga
Rt.01/03
Kelurahan.Gunung Parang
Kecamatan Cikole Kota Sukabumi
Pekerjaan
Penghasilan
:
:
Rp.500.000 Rp.1.000.000
Pendidikan Terakhir :
SMP
Jumlah Anak
Buruh Bus
B. Identitas Pewawancara
12
Nama
Shiva Aprilia
NIM
1531611051
Status
Mahasiswa
Elis
Sebagai
Ibu RT
Tempat
Jl.Veteran
Gg.Kenanga
Rt.01/03
Kelurahan.Gunung Parang
Kecamatan Cikole Kota Sukabumi
Pukul
10.30 Selesai
E. Hasil Wawancara
Berdasarkan dari wawancara yang peneliti lakukan di Jl.Veteran
Gg.Kenanga Rt.01/03 Kelurahan.Gunung Parang Kecamatan Cikole Kota
Sukabumi. Adapun hasil atau pembahasannya adalah sebagai berikut :
Keluarga Nanang Sujana dan Ibu Lilis Syamsiah di sebuah rumah kecil
yang ukurannya kira-kira 2,5x4 meter persegi. Rumah kecil itu dihuni oleh 6
orang, karena anak pertama dan kedua sudah menikah dan dibawa
suaminya untuk mengontrak rumah di daerah lain dengan alasan ingin maju
dan mandiri tak tergantung pada orang tua. Rumah yang ditempati sekarang
itu sudah layak huni karena kurang lebih setahun yang lalu keluarga ini
mendapatkan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari pemerintah yang
nominalnya kira-kira adalah Rp.6.000.000. Menurut Ibu RT, Berbeda dengan
warga lainnya yang mendapat RTLH tahun-tahun sebelumnya nominalnya
kurang dari 6juta, ini bisa dilihat dari keadaan rumah yang rusak biasa
13
buruh
dari
perusahaan
Bus
itu
sebagai
penunggu
Bus.
Penghasilannya tidak diterima setiap bulan tapi perhari, jika ada pelanggan
Bapak Nanang bisa mendapatkan uang sampai Rp.100.000 sehari dikurangi
potongan-potongan
dari
pihak
perusahaan,
bersihnya
paling
hanya
mendapat Rp.50.000 tapi jika sama sekali tidak ada pelanggan beliaupun tak
mendapatkan uang sepeserpun dan pulang kerumah dengan gigit jari.
Sedangkan istri dari Bapak Nanang itu tidak bekerja, hanya seorang Ibu
Rumah Tangga yang mengurusi anak-anaknya.
Kemiskinan dan Pendidikan itu saling berkaitan erat satu sama lain.
Contohnya adalah keluarga Bapak Nanang ini. Mereka miskin karena salah
satu penyebabnya adalah pendidikan mereka yang rendah. Pendidikan anakanaknyapun bisa dikatakan rendah karena ketidak mampuan membiayai
sekolah sampai ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Bapak Nanang dan Ibu Lilis
memiliki enam orang anak. Anak pertamanya lulusan SMK, anak keduanya
dan ketiganya hanya lulusan SMP, anak keempat dan kelimanya masih
duduk di bangku SMA, dan yang terakhir masih duduk SD. Menurut Ibu Lilis,
pendidikan itu sangat penting untuk masa depan anak-anaknya tapi karena
biaya yang tidak ada tiga anaknya tidak bisa melanjutkan ke perguruan
tinggi. Ibu Lilis sangat ingin sekali ketiga anaknya yang masih duduk di
14
bangku sekolah bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, karena itu bekal untuk
masa denpan yang cerah serta bisa menaikan derajat keluarganya.
Menurut Ibu RT, bantuan Pemerintah berupa RTLH, BLT, PKH, dan Dana
BOS untuk pendidikan itu sangat membantu. Walaupun tidak menentaskan kemiskinan, tapi
setidaknya bantuan itu dapat menyambung hidup mereka. Karena bagi mereka bantuan itu sangat
berarti. Sayangnya, bantuan itu belum merata sepenuhnya. Seperti bantuan BLT, banyak orang
yang tidak dikategorikan miskin mendapat BLT sedangkan yang dalam keadaan miskin tak
mendapatkannya. Lalu dalam program bantuan pinjaman dari pemerintah juga kurang merata,
ada saja yang mendapatkan bantuan karena ada faktor kedekatan, padahal orang tersebut bisa
dikatakan mampu. Tak sedikit bantuan-bantuan yang tidak tepat sasaran.
Hal ini berkaitan dengan Sila ke-5 dari pancasila yang berbunyi
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang mengandung makna
bahwa Negara Indonesia merupakan suatu Negara yang bertujuan untuk
mewujudkan suatu kesejahteraan untuk seluruh warganya, untuk seluruh
rakyatnya. Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu
masyarakat. Perwujudan keadilan sosial bagi masyarakat masih belum
maksimal karena banyaknya
kemiskinan.
Secara
garis
besar
masih
kekurangan
tertama
dalam
bidang
15
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa
kemiskinan dan pendidikan yang rendah itu dapat diibaratkan telur dan
ayam, keduanya saling berkaitan satu sama lain. Diibaratkan kemiskinan
adalah telur dan pendidikan yang rendah adalah ayam. Lalu mana yang lebih
dulu ? Sampai sekarang fenomena telur dan ayam belum terpecahkan. Sama
seperti kemiskinan dan pendidikan yang rendah masih belum tertuntaskan.
Keduanya dapat mejadi asal mula, kemiskinan disebabkan karena pendidikan
yang
rendah,
dan
pendidikan
yang
rendah
pun
disebabkan
karena
kemiskinan.
Tugas pemerintahlah agar dapat mensejahterakan masyarakat baik
dalam ekonomi ataupun dalam pendidikan. Terutama pemerintah setempat
agar dapat menyalurkan bantuan-bantuan dengan tepat sasaran, karena
bantuan-bantuan yang diberikat itu sangat bermanfaat. Juga harus diimbangi
dengan kerjasama masyarakat itu sendiri agar tercapainya tujuan bersama
yaitu kesejahteraan. Sehingga masyarakat dapat merasakan keadilan seperti
yang terdapat dalam Pancasila Sila ke-5 yang berbunyi
Keadilan Sosial
B. Saran
Di wilayah ini RT.01 RW.03 terdapat banyak pengangguran. Tugas
pemerintahlah yang seharusnya menyediakan lapangan pekerjaan untuk
menurunkan tingkat kemiskinan. Atau dengan mengadakan pelatihan-
17
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
20
21