Anda di halaman 1dari 7

Nama

NIM
:
Prodi
:
Mata Kuliah

:
Shiva Aprilia
1531611051
PGSD B
:
Psikologi Pendidikan

Resume Psikologi
A. Behaviorisme
J.B Watson adalah tokoh utama dari aliran ini, yang bermula dari ia
mempelajari filsafat lalu beralih pada psikologi. Watson sudah terkenal
dari tahun 1912 karena penyelidikan yang ia lakukan mengenai proses
belajar pada hewan.
Yang mendasari pendapat Watson, yaitu :
a. Masalah Objek Psikologi
Menurut Watson sebagai science psikologi harus bersifat
positif, sehingga objeknya haruslah tingkah laku positif yang
bisa diobservasi.
b. Masalah Metode
Menurut Watson metode introspektif itu tidak ilmiah, karena
metode yang pokoknya adalah metode observasi.
c. Bagian-bagian Teori Watson yang Terpenting
1. Teori Sarbon(Stimulus and response bond theory)
a. Perangsang atau stimulus adalah suatu yang objektif,
dengan berbagai macam wujudnya.
b. Respon adalah reaksi objektif setelah menerima
rangsangan, dengan berbagai macam wujudnya. Tujuan
psikologi itu sendiri adalah menetapkan data-data dan
hukum-hukun sedemikian rupa, jadi kalau kita tahu
perangsangnya dapat meramalkan respons-respons dan
sebaliknya kalau tahu responsnya dapat mencari
perangsang yang menyebabkannya.
Banyak pihak yang membuat kesimpulan bahwa psikologi
Watson itu masih mekanistik dan dangkal. Misalnya Palland
(Kohnstamm dkk., 1950: 396) membuat kesimpulan antara
lain sebagai berikut :
i.

Bagan refleks adalah dasar psikologinya Watson; ada


dua macam refleks, yaitu: Refleks gerakan, dan Refleks
sekresi.

ii.

iii.

Segala tingkah laku yang kompleks dapat dikembalikan


kepada
reaksi-reaksi
terhadaap
perangsangperangsang. Tiap masalah psikologis dapat diselesaikan
dengan teori atau prinsip Sarbond kependekan dari: S
(stimulus) + (response) Bon (d).
Segala bentuk tingkah laku yang kompleks tersusun dari
refleks-refleks dan refleks-refleks bersyarat.

2. Pengamatan dan kesan (sensation and perception)


Menurut Watson dalam memperlakukan manusia harus
ditempuh jalan stimulus dan respon sama seperti hewan.
3. Perasaan, tingkah laku afektif
Menurut Watson, hal senang dan tidak itu adalah soal
senso-motoris. Ada tiga macam pola tingkah laku emosional
(dalam arti yang dapat diamati), yaitu reaksi-reaksi
emosional: takut, marah dan cinta. Reaksi-reaksi emosional
itu dapat ditimbulkan dengan pensyaratan (conditioning) dan
reaksi-reaksi emosional bersyarat itu dapat dihilangkan
dengan pensyaratan dan kembali (reconditioning).
4. Teori tentang berpikir
Menurut Watson berpikir itu adalah semacam tingkah laku
sensomotoris, dan baginya bicara dalam hatipun adalah
tingkah laku berpikir.
5. Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan baik dalam pendidikan, belajar,
ataupun pengalaman. Sehingga membentuk kebiasaakebiasaan dalam perkembangan individu.

B. Teori Skinner : Operant Conditioning


Skinner berbeda dengan dua tokoh terdahulunya Pavlov dan Watson.
Skinner membuat perincian yang lebih jauh dan membedakannya
menjadi dua macam reponse, yaitu :
a Respondent response (reflexive response), yaitu respons yang
ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsangperangsang yang demikian itu, yang disebut eliciting stimuli

b Operant response (instrumental response), yaitu respons yang


timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang
tertentu. Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing
stimuli atau reinforce.
Ternyata respons jenis pertama itu (respondent response atau
respondent behavior) sangat terbatas adanya pada manusia dan
karena adanya hubungan yang pasti antara stimulus dan respons
kemungkinan untuk memodifikasinnya adalah kecil. Sebaliknya,
operant response atau instrumental behavior merupakan bagian
terbesar daripada tingkah laku manusia, dan kemungkinannya
untuk memodifikasi boleh dikatakan tak terbatas.

Prosedur pembentukan tingkah laku


1 Dilakukan identifikasi
2 Analisis
3 Urutan
komponen-komponen

sebagai

tujuan-tujuan

sementara.
4 Pembentukan tingkah laku dengan menggunakan urutan
komponen-komponen yang telah tersusun.

Program-program inovatif dalam bidang pengajaran sebagian


besar disusun berdasar atas teori Skinner. Program-program
yang demikian itu misalnya:
a. Programmed instruction, dan sarananya programmed book
b. Computer assisted instruction (CAI)
c. Program yang menggunakan teaching machine.

C. Teori Gestalt
a. Pengantar
Dengan karyanya Uber Gestaltqualitation (1890), Chr. Von Ehrenfels
dipandang menjadi perintis psikologi gestalt. Aliran ini menekankan
pentingnya keseluruhan yang berlawanan dengan aliran-aliran asosiasi
yang bersifat molecular. Pokok pikiran aliran ini ialah:
1. Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsurunsurnya

2. Gestalt itu timbul lebih dulu daripada bagian-bagian.


b. Pokok-pokok teori belajar menurut aliran Gestalt
Koffa adalah tokoh utama yang merumuskan transfer dari
pengamatan ke belajar. Titik tolak yang digunakan oleh Koffa dalam
mempersoalkan belajar bahwa pada kenyataan belajar itu pada
pokoknya yang terpenting adalah mendapat respons yang tepat.
Karena penemuan respons yang tepat ini tergantung kepada
struckturierung dari pada bahan yang tersedia di depan si pelajar,
maka mudah atau sukarnya problem itu terutama adalah masalah
pengamatan.
c. Hukum-hukum pengamatan (hukum-hukum belajar) menurut aliran
Gestalt.
1. Hukum pragnanz
Hukum pragnanz menunjukan tentang berarahnya segala
kejadian, yaitu berarahnya kepada pragnanz itu, bahwa keadaan
yang seimbang menunjukan keadaan pragnanz yang baik.
Keadaan
yang
seimbang
mencakup
sifat
keteraturan,
kesederhanaan, kestabilan, dan simetri. Dan keadaan yang
problematis menunjukan keadaan pragnanz yang tidak baik.
Keadaan yang problematis mencakup sifat tidak teratur, tidak
sederhana, tidak stabil, dan tidak simetri.
2. Hukum-hukum tambahan
Hukum-hukum yang ada pada hukum tambahan yang tunduk
pada hokum pokok, yaitu hukum keterdekatan, hukum
ketertutupan, hukum kesamaan, dan hukum kontiunitas.
d. Memecahkan problem, mendapatkan pencerahan (insight)
Insight adalah didapatkannya pemecahan problem, dimengertinya
persoalan; inilah inti belajar. Jadi bukanlah mengulang-ulang hal yang
harus dipelajari, tetapi mengertinya, mendapatkan insight. Hilgard
(1948-190-195) memberikan enam macam sifat khas belajar dengan
insight itu, sebagai berikut:
1 Insight itu tergantung kepada kemampuan dasar
2 Insight itu tergantung pengalaman masa lampau yang relevan

3
4
5
6

Insight itu tergantung kepada pengaturan secara eksperimental


Insight itu didahului oleh suatu periode mencoba-coba
Belajar yang dengan insight itu dapat diulangi
Insight yang telah sekali didapatkan dapat dipergunakan untuk
menghadapi situasi-situasi yang baru.

D. Belajar menurut Teori Medan


Bapak teori medan ini Kurt Lewin, mula-mula adalah pengikut aliran
psikologi Gestalt mazhab Berlin, lalu mengambil jalan sendiri, terutama
dalam penelitian mengenai motivation.
a Permulaan Tori Lewin
Lewin sendiri bertentangan dengan Ach. Ach, pengikut mazhab
Wurzburg, telah memberikan hal-hal baru yang tidak ada dalam
psikologi asosiasi yang konversional. Jadi disini kemauan di
hadapkan dengan kebiasaan lalu diusahakan untuk mengukur
kemauan secara kuantitatif. Ada tiga syllable tanpa arti itu, yaitu :
1. Pasangan yang heterogen, misalnya : BOLPID
2. Pasangan berirama, misalnya : RIK TIK
3. Pasangan berkebalikan, misalnya : KEP PEK
Ada delapan pasang subjek yang mempelajari hal itu, dan dalam
eksperimen perintahnya ada tiga macam, yaitu :
1. Harus memproduksikan.
2. Mencari sanjak.
3. Membalik.
Tendens determinasi dapat sejalan atau bertentangan dengan
tendens reproduksi asosiatif, atau faktor reproduksi itu sendiri.
Kekuatan reaksi di simpulkan dari laten-nya respons.
Ternyata eksperimen yang sering dilakukan oleh Lewin sama
dengan eksperimen yang dilakukan oleh Ach, tetapi dengan
interpretasi yang berbeda. Setelah berulang kali melakukan test,
Lewin pun menyimpulkan dan yakin bahwa adanya asosiasi tidak
memberikan motor/penggerak bagi aktivitas mental, tapi akan
selalu ada tegangan dalam berbagai aktivitas.
b Penggunaan Teori Medan Dalam Belajar
1 Belajar sebagai perubahan dalam struktur kognitif

Inti dari perubahan dalam struktur kognitif adalah individu


akan lebih banyak tahu tentang segala hal yang belum bahkan ia
ketahui sebelumnya. Perubahan struktur kognitif dapat terjadi
karena adanya pengulangan. Perubahan dakam struktur kognitif
ini untuk sebagian berlangsung dengan prinsip pemolaan
(patterning) dalam pengamatan, jadi di sini lagi terbukti betappa
pentingnya pengamatan itu dalam belajar.
2 Hadiah dan hukuman menurut interpretasi Kurt Lewin
a Situasi yang mengandung hukuman
Dalam situasi ini timbul konflik, yaitu pribadi harus memilih
salah satu diantara dua kemungkinan yang tidak
menyenangkan itu. Supaya pribadi tidak meninggalkan
medan itu maka harus ada rintangan
b Situasi yang mengandung hadiah
Sifat menariknya hadiah akan menahan pribadi itu untuk
tetap di dalam medan. Karena itu disini pengawasan
sangat perlu, tetapi tidak sekeras dalam situasi yang
mengandung hukuman.
c Masalah berhasil dan gagal
Suatu pengalaman sukses haruslah dipahami sesuai
dengan apa yang akan kita coba untuk dikerjakan atau
dicapai oleh pribadi dan hubungan antara sukses
pencapaian tujuan ternyata bukan hal yang sederhana.
Pengalaman sukses dan gagal itu bersifat individual. Hal ini
tergantung kepada taraf keinginan atau taraf aspirasi si
pelajar.
d Sukses membawa mobilisasi energy cadangan
Dinamika kepribadian itu di karenakan oleh adanya energi
dari dalam diri orang, yang di sebut energi psikis. Apabila
orang mendapatkan pengalama sukses, maka akan terjadi
semacam mobilitas energi cadangan itu, dan kemampuan
untuk memecahkan problem meningkat. Sangat dianjurkan
untuk memberikan banyak kesempatan kepada para anak
didik, supaya mendapatkan pengalaman sukses.
E. Pendirian Elektik
Dalam menghadapi problem, sikap yang seyogianya diambil adalah
sikap yang eklektif. Dalam arti ini eklektisisme tidak kita ambil artinya
yang otodoks, seperti misalnya pada Mahzab Stoa, yang memang banyak

kelemahannya. Dalam arti ibi eklektisisme bukanlah suatu sistem, dengan


membiarkan unsur-unsur tersebut dalam keadaan aslinya.
Manusia adalah makhluk yang sangat rumit, sehingga banyak sekali
ahli-ahli yang menyusun teori terpukau oleh aspek tertentu yang sedang
menjadi pusat perhatiannya. Perbedaan antara pandangan yang satu dan
pandangan yang lain banyak timbul karena perbedaan sudut
pandangannya, atau kadang-kadang hanya perbedaan aksentuasi.
Pandangan eklektik yang dapat merangkum berbagai teori bukan saja
mungkin untuk dilakukan, tetapi justru harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai