Anda di halaman 1dari 1

Hipertensi krisis merupakan peninggian tekanan darah secara akut yang mengganggu

fungsi organ vital tubuh yang dapat mengancam jiwa. Hipertensi krisis didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik > 180 mmHg dan atau diastolik > 120 mmHg atau setiap tingkat hipertensi
(sistolik <> 1 kali batas atas tekanan darah normal berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Pada keadaan krisis hipertensi yang ditunjukkan dengan naiknya tekanan darah secara
mendadak dalam waktu yang cepat dapat timbul ensefalopati hipertensif yang ditandai kejang
baik kejang fokal maupun kejang umum, diikuti dengan penurunan kesadaran dari somnolen
sampai koma.
Prinsip pengobatan hipertensi krisis adalah menurunkan tekanan darah secepat mungkin
dengan obat antihipertensi yang onsetnya cepat, mencegah dan menanggulangi kerusakan organ
target, dan mencari penyebab hipertensi. Obat-obat yang bekerjanya paling cepat adalah obat
parenteral seperti natrium nitroprusid dan diazoksida tetapi kedua obat ini jarang digunakan.
Natrium nitroprusid diberikan melalui pompa infus dengan dosis yang dititrasi, 0,5 - 8 mg/kgbb
per menit. Penggunaan obat ini memerlukan pengawasan ketat dan biasanya dilakukan di ruang
perawatan intensif. Diazoksida diberikan secara intravena dengan dosis 2 - 5 mg/kgbb dengan
bertahap. Respons obat ini sangat cepat dan responsnya sering tidak dapat diprediksi. Obat yang
sering digunakan adalah klonidin drip. Nifedipin sublingual/oral mulai banyak digunakan karena
pemberiannya mudah, tidak memerlukan ruang perawatan intensif, dan hasilnya cukup
memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai