Maya
Maya
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan
1.1.1 Maksud
1.1.2 Tujuan
1.2
Pelaksanaan Praktikum
Hari
: Jumat
Tanggal
Pukul
Tempat
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1Pengertian Log
Log adalah suatu grafik kedalaman (atau waktu) dari satu set yang
menunjukkan parameter fisik, yang diukur secara berkesinambungan dalam
sebuah sumur (Harsono, 1997). Logging adalah pengukuran atau pencatatan
sifat-sifat fisika batuan di sekitar lubang bor secara tepat dan kontinyu pada
interval kedalaman tertentu (Schlumberger, 1986). Maksud dari logging
adalah untuk mengukur parameter fisika sehingga dapat diinterpretasi litologi
penampang sumur, karakteristik reservoir antara lain porositas, permeabilitas
dan kejenuhan minyak.
Well logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah
permukaan dengan menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang
sumur, untuk evaluasi formasi dan identifikasi ciri-ciri batuan dibawah
permukaan (Schlumberger, 1958).
Tujuan dari well logging adalah untuk mendapatkan informasi litologi,
pengukuran porositas, pengukuran resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon.
Sedangkan tujuan utama dari penggunaan log ini adalah untuk menentukan
zona, dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam suatu
reservoir.
2.2 Macam Macam Log
Log itu sendiri diartikan sebagai suatu grafik kedalaman (atau waktu)
dari satu set yang menunjukkan parameter fisik, yang diukur secara
berkesinambungan dalam sebuah sumur (harsono,1997). Data log yang ada
pada pengamatan analisis kualitatif adalah Log S( Spontaneous potensial ),
Log GR ( Gamma Ray ), Log resistivitas, Log RHOB ( Densitas ), dan Log
NPHI ( Neutron ).Ada 4 jenis log yang sering digunakan dalam interpretasi
yaitu :
tidak tajam melainkan molor, sehingga garis batas tidak mudah dengan
tepat ditentukan.Garis batas tersebut tidak harus setengah dari garis
lenturnya.
Tahap pertama yang dilakuakan dalam analisis log adalah
mengenal lapisan-permeabel, dan serpih yang tak-permeabel. Untuk itu
digunakan log SP dan juga dengan bantuan dari log Gamma Ray (GR).
Log GR dan SP membedakan serpih dari yang bukan serpih
dengan cara yang berbeda. SP adalah pengukuran secara elektrik,
sedangkan GR adalah pengukuran secara radioaktif.Keduanya bisa
sangat berbeda dalam penampilan. Penyajiannya adalah : pembacaan
serpih disebelah kanan sedang pasir yang permeabel disebelah kiri
dalam kolom 1.
Pada formasi lunak, SP memberikan perbedaan yang lebih
kontras antara serpih dan pasir daripada GR. Sebaliknya pada formasi
karbonat yang keras perubahan SP sangat kecil, sehingga tidak dapat
membedakan formasi yang permeabel dari yang tak-permeabel. Dalam
kondisi ini log GR adalah cara terbaik, karena memberikan resolusi
lapisan yang baik.Log SP digunakan untuk :
2.2.2
Log Resistiviy
Log ini mengukur tahanan jenis formasi, untuk medapatkan sifat
sifat fisik batuan.Tahanan jenis suatu media adalah tahanan /
hambatan yang diberikan oleh suatu media tersebut terhadap aliran arus
listrik yang melewatinya. Tahanan jenis diukur dengan alat normal,
yang mengukur Ra ( tahanan jenis semu dari formasi ) dan alat lateral
dan induksi yang dapat mengukur tahanan jenis sebenarnya Rt.
6
neutron,
standarpengukuran
hasil
pembacaan
batugamping,
untuk
dari
log
neutron
adalah
mengkonversikan
kepada
Rxol =
Rxo Consolid (Rxoc)
g. Porositas Gabungan
Persentase Porositas
0% - 5%
5% - 10%
10% - 15%
15% - 20%
20% - 25%
> 25%
Penilaian
dapat diabaikan (negligible)
buruk (poor)
cukup (fair)
baik (good)
sangat baik (very good)
istimewa (excellent)
(Koesoemadinata,1980)
Sw
F.Rw
Rt
Sxo
10
11
c. marine, meliputi neritis atau laut dangkal, deep neiritis, batial, abisal.
12
13
BAB III
TAHAPAN INTERPRETASI
3.1 Analisis log kualitatif
14
15
-Mengepick nilai GR
log, N log, SP log
pada
depth
1282,
1283, 1284
Menghitung nilai Vsh SP
Vsh SP =
-Menentukan nilai GR
clean, SP clean, dan N
clean dari sand bersih
-Menentukan
Grshale,
Nshale
nilai
Spshale,
dari
shale
bersih
-Untuk nilai N log dan
clean
dikonversi
menggunakan
gaftar
por 13-b
Mencari nilai Vsh minimum dari nilai Vsh
keseluruhan
16
-Menghitung
nilai
dapat
-Nilai
diperoleh dari
konstanta
untuk
sandstonenilainya
Porositas Densitas Neutron (%e)
Selesai
2,468
-Nilai
diperoleh dari
pick
nilai
densitas
pada
masing-masing
depth
-Nilai
nilai
merupakan
mud
water
17
18
Metode Archie
Metode Simandoux
dan nilai
=
, untuk nilai F dan Sxonloose
Menghitung nilai saturasi di flushed
zone untuk loose dan consolidated
Shr = 1 - Sxo
consolidated
Sw =
Sh = 1 - Sw
Sxo =
19
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Analisis Log Kualitatif
Terlampir
4.2 Analisis Log Kuantitatif
1. Perhitungan Volume Shale
a. Volume Shale Gamma Ray =
VShl_GR1288
VShl_GR1289 =
VShl_GR1290
VShl_SP1288 =
VShl_SP1289 =
VShl_SP1290 =
VShl_N1288=
VShl_N1289 =
VShl_N1290 =
20
VShl_ND1288 =
VShl_ND1289 =
VShl_ND1290 =
e. Volume Shale Minimum
VShl_Min1288 = 0,03226
VShl_Min1289 = 0.08621
VShl_Min1290 = 0,03226
2. Perhitungan Porositas
a. Porositas Densitas (D)
D =
D_1288=
D_1289 =
= 0.192506
D_1290 =
= 0.198966
= 0.257106
Keterangan :
dsh_1288 = 2.21
dsh_1288 = 2.21
Dsh_1288 =
Dsh_1288 =
21
sdh_1290 = 2.21
Dsh_1290 =
Dsh =
Koreksi Porositas Densitas
Dc = D (Dsh x Vsh)
Tot_1288=
Tot_1289 =
Tot_1290 =
e =
e_1288 =
= 0.284823
e_1289 =
= 0.248355
e_1290=
= 0,261528
%e_1288 = 28,48%
%e_1289 = 24,84%
%e_1290 = 26,15%
Rt_1288 = 11 ohm
Rt_1289 = 10,5 ohm
Rt_1290 = 10,5 ohm
Rw
Rw_1288 =
Rw_1289 =
1,19
0,85
23
Rw_1290 =
0,95
Rw_1288 =
0,912525
Rw_1289 =
0,6488
Rw_1290 =
0,725052
Rxol_1288 =
Rxol_1289 =
= 2,366021
Rxol_1290=
= 2,117193
= 1,762334
Rxoc_1288=
Rxoc_1289 =
Rxoc_1290 =
= 2,302404
= 3,091093
= 2,76601
24
6. Perhitungan Saturasi
a. Metode Archie
Fl_1288 =
= 9,23
Fl1_1289 =
= 12,39
Fl_1290 =
= 11,08
Fc_1288 =
= 12,05447
Fc_1288 =
= 16,18373
Fc_1290 =
= 14,48173
)
=
_1288=
_1289=
= 1,0001
_1290=
= 0,99995
= 1,0003
25
_1288=
= 0,99999999
_1289=
= 0,99999998
_1290=
=1,000000001
- Flushed Zone
Saturasihidrokarbon loose (Shr)
Shr = 1 Shr_1288 = 1 1,0003= 0
Shr_1289 = 1 1,0001= 0
Shr_1290 = 1 0,99995= 0,001
Saturasihidrokarbonconsolid(Shr)
Shr = 1
- Virgin Zone
Saturasihidrokarbon loose (Sh)
Sh = 1 - Sw
Sh_1282 = 1 1,0003= 0
Sh_1283 = 1 1,0001= 0
Sh_1284 = 1 0,99995= 0,001
Saturasihidrokarbonconsolid(Sh)
26
Sh = 1
b. Metode Simandoux
- Uninvaded Zone
Water Saturation loose (Sw)
Sw =
Sw_1288 =
= 1,00708
Sw_1289=
0,957786
Sw_1290
1,002008
Water Saturation consolid (Sw)
Sw =
Sw_1288 =
0,883976
Sw_1289=
0,844908
27
Sw_1290 =
0,879375
Invaded zone loose (Sxo)
Sxo =
Sxo_1288=
3,1005
Sxo_1289=
3,42
Sxo_1290 =
3,363
Invaded zone consolid(Sxo)
Sxoc =
Sxo_1288 =
3,0884
Sxo_1289=
3,363
28
Sxo_1290 =
3,462
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisis Kualitatif
Wireline log merupakan data yang sangat penting di dunia
perminyakan. Hal ini dikarenakan melalui data wireline log dapat diketahui
variable - variabel petrofisika yang meliputi porositas dan kejenuhan air
dari batuan yang ditembus oleh lubang bor. Variabel - variabel petrofisika
batuan ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya kandungan
hidrokarbon pada batuan reservoar di bawah permukaan. Karena
peranannya yang sangat penting ini menyebabkan wireline log mengalami
perkembangan yang sangat cepat baik teknologi ataupun jenisnya.
Berdasarkan data Log Gamma ray, Log Resistivity, Log Neutron,
dan Log Density tersebut dapat diinterpretasikan yaitu mempunyai 2litologi
29
menunjukkan
nilai
GR
menuju
pada
minimum.
Hal
ini
dapat
Maka selanjutnya
30
kurva
kaliper
ini
erat
kaitannya
dengan
porositas
dan
permeabilitas.
Berdasarkan
lemah
menunjukkan
energi
banyak
partikel
hidrogen
neutron
(H)
yang
dalam
diterima
formasi.
detektor,
Keadaan
ini
31
32
sedikit
sisipan
sandy
shale
dimana
log
Gamma
Ray
menunjukkan defleksi ke arah kiri tetapi belum melewati cut off. Umumnya
pada lapisan batuan shale bersifat impermeable.
Pada log Caliper biasanya terdapat garis yang berbelok ke kanan,
dapat di interpretasikan pada kedalaman ini terdapat (caved hole) yang
menyebabkan diameter lubang bor membesar, tetapi pada data log
tersebut tidak menunjukkan pembelokan secara signifikan, sehingga
dapat diperkirakan tetap terjadi pembesaran lubang bor namun tidak
begitu besar gradiennya. Hal ini dikarenakan permeabilitas dari shale
hampir mendekati nol, sehingga tidak terjadi kerak lumpur yang
menyebabkan runtuhnya dinding sumur bor ( washed out ), sehingga
diameter dinding sumur bor mengalami perbesaran. Pada Log resistivity
harga yang ditunjukkan rendah, dan tidak terjadi separasi tahanan jenis
yang negatif. Pada Log Neutron (CNL) menunjukkan harga yang tinggi
dan pada Log Density (LDL) menunjukkan harga yang rendah, oleh
karena itu batuan ini mempunyai porositas yang sangat kecil dan
impermeable. Dari kombinasi data log Neutron dan data log Density dari
kedua
litologi
tersebut
tidak
ditemukan
adanya
crossover
yang
33
2. Sandstone
Berdasarkan data log, litologi ini terdapat di kedalaman 2340
2355 m, 2364 2400 m, 2783 2790 m, 2794-2828 m dan yang terakhir
2778 -2780 m. Litologi ini dicirikan dengan data log Gamma Ray yang
rendah yaitu sekitar 40 - 60 API, hal ini karena pada lapisan ini hampir
tidak mempunyai kandungan radioaktif atau dapat dikatakan mempunyai
intensitas radioaktif yang sangat rendah. Dari hasil log neutron (NPHI)
yang
menunjukan
angka
yang
kecil
karena
pada
batupasir
terjadi
endapan
lumpur
pada
dindingnya
(mud
cake).
34
yang diterima oleh penerima yang terdapat pada log ini dimana makin
lama waktu tempuhnya maka porositas batuannya makin besar.
Sandstone memiliki porositas yang cukup baik sehingga gelombang sura
yang diterima oleh formasi lebih cepat ditangkap dan dipantulkan kembali
karena memiliki celah antar butir yang cukup baik untuk memantulkan
gelombang suara sehingga waktu tempuh yang diperlukan tidak terlalu
lama.
3. Batubara (Coal)
Berdasarkan data log, litologi ini terdapat di kedalaman 2340
2355 ft, 2364 2400 ft, 2783 2790 ft, 2794-2828 ft dan yang terakhir
2778 -2780 ft. Batubara merupakan hasil dari akumulasi tumbuhtumbuhan pada kondisi lingkungan pengendapan tertentu. Akumulasi
tersebut telah dikenai pengaruh-pengaruh synsedimentary dan postsedimentary .Akibat
batubara
dengan
pengaruh-pengaruh
tingkat
(rank) dan
tersebut dihasilkanlah
kerumitan
struktur yang
bervariasi. Pada kedalaman ini log Gamma Ray menunjukkan nilai yang
rendah dengan menunjukkan defleksi ke arah kiri, hal ini disebabkan pada
lapisan coal kandungan radiokatifnya kecil. Coal merupakan jenis batuan
yang terbentuk dari bahan organik tidak memiliki unsur radioaktif yang
tinggi akan tetapi pada coal tidak terdapat unsur radioaktif berupa
uranium, thorium, dan potassium sehingga tingkat radiokatifnya kecil. Log
SP tidak menunjukkan defleksi karena coal merupakan lapisan batuan
yang bersifat impermeable sehingga tidak terjadi perubahan pada kurva
log SP ini, log resistivitas yaitu MSF, LLS, dan LLD sangat tinggi karena
pada log ini menunjukkan bahwa coal tidak dapat menghantarkan arus
listrik dengan baik karena pada batuan ini bersifat impermeable dimana
apabila dilihat dari kenampakan log resistivitas yang tinggi menunjukkan
bahwa lapisan batuan ini dapat menghambat arus listrik dengan baik
karena lapisan batuan ini memiliki kekompakkan yang sangat tinggi
sehingga porositas batuan mendekati nol atau sangat kecil sehingga celah
35
antar butirrannya yang menjadi media penghantar arus listrik sangat kecil,
matriks batubara yang berupa material-material organik banyak memiliki
komposisi C, H, dan O yang tidak konduktif. Pada log densitas dan log
neutron radikal ke kiri. Hal ini menunjukkan log neutron memiliki nilai yang
tinggi, hal ini diakibatkan karena batubara memiliki komposisi C,H, dan O
sehingga
partikel
neutron
yang
bertumbukan
dengan
atom-atom
mssa
yang
hampir
sama
sehingga
kecepatan
detektor
36
estuary.
Tiap
lingkungan
pengendapan
mempunyai
asosiasi
dan
channel akan
berubah
secara
berangsur
menjadi
37
38
mineral
batuan,
akibatnya
pada
formasi
lempung
yang
banyak
mengandung atom-atom hidrogen didalam susunan molekulnya seolaholah mempunyai porositas tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva Neutron Log
adalah shale atau clay dimana semakin besar konsentrasinya dalm
lapisan batupasir akan memperbesar nilai NPHI batupasir. Kekompakan
batupasir juga akan mempengaruhi defleksi kurva Neutron Log dimana
semakin kompak batuan tersebut maka NPHI batuan akan menurun dan
kandungan fluida yang ada dalam batuan apabila mengandung minyak
dan gas maka akan mempunyai harga NPHI yang relatif kecil, sedangkan
air asin atau air tawar akan memberikan harga porositas neutron yang
mendekati harga porositas sebenarnya.
Density Log menunjukkan besarnya
39
lebih
kecil
daripada
harga
porositas
Densitas.
Selain
itu
40
41
3. Zona 3
Zona ini terdapat di kedalaman 2797 2829 ft. Dari interpretasi
data yang didapat, diperkirakan pada interval kedalaman ini terdapat
berupa fluida air. Hal ini di tunjukan dari nilai log Gamma Ray yang rendah
dan nilai log resistivitas yang rendah dan bentuk kurvanya terlihat
melurus. Selain itu ciri data log yang paling mencolok yaitu ditunjukkan
adanya sparasi positif (cross over ) dengan bentukan yang kecil antara
nilai log density dan log neutron, hal ini karena harga porositas Neutron
jauh lebih kecil daripada harga porositas Densitas.
Dengan
melihat
data log tersebut maka dapat diperkirakan zona ini merupakan lapisan
yang poros yaitu berupa formasi dengan litologi berupa sandstone yang
merupakan batuan reservoir. Adapun perkiraan kandungan fluida pada
zona ini yaitu fluida berupa air asin.
Berdasarkan analisa secara kuantitatif pada batuan reservoir
tersebut diperoleh nilai porositas batuan terkoreksi sebesar 7.76 %.
Dengan nilai tersebut maka porositas pada batuan ini termasuk dalam
tingkatan porositas yang buruk. Nilai faktor formasi didapatkan sebesar
80.43, sehingga dapat dikatakan formasi pada zona ini relative sangat
keras dari zona 2. Kemudian didapatkan kandungan serpih sebesar 0.18.
Kandungan serpih ini dipakai untuk mengkoreksi densitas neutron dan
porositas dan keduanya digabungkan dan menghasilkan nilai porositas
gabungan terkoreksi yang nantinya didapatkan nilai porositas batuan yang
sebenarnya. Adapun nilai nilai saturasi air pada zona ini sebesar 0.68 dan
saturasi hidrokarbon sebesar 0.70. Melihat perbandingan tersebut maka
dapat dikatakan kandungan hidrokarbon relatif lebih banyak daripada air.
Dengan melihat nilai dari parameter tersebut di atas dapat dikatakan zona
ini merupakan zona yang cukup prospektif untuk di eksploitasi.
4. Zona 4
Pada kedalaman 2305 2307 ft terlihat kenampakan log resistivitas
yang cukup tinggi menunjukkan bahwa lapisan batuan ini tidak memiliki
42
43
berkurang
semakin
jauh
dari
channel utamanya
dan
batubara
karena
lingkungan
pengendapannya
yang
terendam oleh air dimana lingkungan seperti ini sangat cocok untuk
akumulasi gambut. Subfasies flood plain terdiri dari endapan batupasir
yang sangat halus, batulanau dan batulempung yang diendapkan pada
daerah
overbank
floodplain
sungai.
Struktur
sedimen
yang
44
3. Distributary Channel
Endapan distributary channel terdiri dari endapan braided dan
meandering, levee dan endapan point bar. Endapan distributary
channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar
urutan fasies dan menunjukkan kecenderungan menghalus ke atas.
Struktur sedimen yang umumnya dijumpai adalah cross bedding,
ripple cross stratification, scour and fill dan lensa-lensa lempung.
Endapan point bar terbentuk apabila terputus dari channel-ya.
Sedangkan levee alami berasosiasi dengan distributary channel
sebagai tanggul alam yang memisahkan dengan interdistributary
channel. Sedimen pada bagian iniberupa pasir halus dan rombakan
material organik serta lempung yang terbentuk sebagai hasil luapan
material selama terjadi banjir. Lingkungan pengendapan ini terdapat
pada kedalaman 2364ft 2400ft dan 2798ft 2829ft. Pada lingkungan
pengendapan distributary channel umumnya litologi yang terdapat
pada depth ini adalah sandstone dengan sedikit sisipan shale.
Lingkungan pengendapan pada distributary channel memiliki energi
pengendapan yang cukup tinggi karena material yang terendapkan di
daerah ini relative lebih kasar dibandingkan di daerah crevasse splay
sehingga
menghasilkan
endapan
batupasir
dengan
energi
di
dalam
penghitungan
sifat
petrofisikanya.
Hal
ini
45
batuan
reservoar.
Hasil
studi
berbagai
cekungan
di
dunia
46
digantikan oleh Rmf karena air formasi didesak keluar oleh fluida yang
tersaring dari lumpur pada saat pemboran. Saturasi air merupakan
kejenuhan air formasi adalah rasio dari volume pori yang terisi oleh air
dengan volume porositas total. Apabila mengetahui saturasi air kita
dapat mengetahui kandungan fluida dalam suatu formasi. Apabila nilai
saturasi air bernilai 1 maka nilai saturasi hidrokarbon bernilai 0 dimana
metode yang digunkan adalah metode Archie yang menyimpulkn
bahwa nilai saturasi air ditambah nilai saturasi hidrokarbon bernilai 1.
Pada pembahasan kali ini dibahas pada kedalaman 2290 feet
hingga 2400 feet dan 2750 feet hingga 2860 feet yang secara
kebetulan kedalaman tersebut masih termasuk pada zona 3.
reservoar pada
zona
ini
adalah
termasuk didalamnya
untuk
47
lunak
karena
mineral-mineral
penyusunnya
mudah
49
memiliki harga yang sangat tinggi karena pada zona ini telah terjadi
invasi dimana fluida pemboran mendesak ke dalam formasi sehingga
mengakibatkan kejenuhan pada formasi tersebut. Dalam perhitungan
saturasi digunakan dua jenis litologi yaitu loose dan consolidated.Dari
hasil perhitungan didapatkan nilai saturasi air (Sw) rata-rata sebesar
0,75, dengan menggunakan metode archie, sedangkan dengan
metode simandoux diperoleh nilai rata-rata 1,1. dalam hal ini,
kejenuhan fluida diasumsikan satu, sehingga jika nilai lebih dari 1,
maka kemungkinan hasil yang didapat kurang valid atau kemungkinan
juga ada asumsi lain pada metode simandoux yang mempunyai
banyak variabel yang digunakan untuk melakukan perhitungan. Akan
tetapi pada perhitungan menggunakan metode archie banyak
komponen-komponen yang sebelumnya harus dihitung dahulu untuk
mengetahui
nilai
saturasi
sehingga
apabila
terjadi
kesalahan
menentukan
saturasi
dari
hidrokarbon.
Untuk
saturasi
perhitungan satu dikurangi dengan saturasi air pada zona tak terinvasi
(Sw). Dari hasil perhitungan, didapat nilai saturasi hidrokarbon rata
rata pada kedalaman ini sebesar 0,00. Jadi dari hasil analisis tersebut
dapat diketahui bahwa fluida pengisi dari lapisan reservoir pada zona
3 ini adalah air.
Kondisi formasi pada Well-Q ini merupakan suatu formasi
dengan keadaan yang cukup bersih dimana terdapat lapisan batuan
yang benar-benar bersih tidak terinvasi oleh fluida pemboran tetapi
50
ada pula lapisan batuan yang mengalami invasi atau gangguan dari
lumpur
pemboran
sehingga
mengakibatkan
kesulitan
dalam
metode
archie
lebih
sesuai
dan
lebih
relevan
kandungan
hidrokarbon
dengan
nilai
saturasi
air
51
ulang pula pada analisis secara kualitatif dimana pada log dengan
depth 2305-2307 feet ini terdapat kemungkinan komposisi hidrokarbon
pada kedalaman tersebut karena pada kedalaman ini memiliki litologi
berupa batupasir yang memiliki kecenderungan untuk menjadi sebuah
reservoir karena mempunyai porositas dan pemeabilitas yang baik.
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengolahan data-data dan analisis data log di
atas dapat disimpulkan bahwa :
6.1 Kesimpulan
1. Pada kedalaman 2340-2355ft, 2364-2400ft, 2783-2790ft, 27942828ft, dan 277-2780ft didapatkan litologi berupa sandstone pada
kedalaman 2290-2299ft, 2301-2304ft, 2307-2317ft, dan 23232340ft didapatkan litologi berupa shale, pada kedalaman 23402355ft, 2364-2400ft, 273-2790ft, dan 2794-228ft didapatkan litologi
52
Sw
Para
praktikan
menggunakan
masih
metode
kurang
archie
mengerti
maupun
bagaimana
simandoux
jadi
53
DAFTAR PUSTAKA
54
55