Pembersihan lahan ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari tanah tempat pohon
tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan tanah subsoilnya. Pepohonan (tidak
berbatang kayu keras) yang dipisahkan ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai humus pada saat
pelaksanaan reklamasi.
Kegiatan pembersihan lahan ini baru dilaksanakan pada lahan yang benar-benar segera akan
ditambang. Sedangkan lahan yang belum segera ditambang wajib tetap dipertahankan pepohonan
yang tumbuh di lahan tersebut. Hal ini sebagai wujud bahwa perusahaan tambang tetap
memperhatikan aspek pengelolaan atau lindungan lingkungan tambang.
Dalam kegiatan Pengupasan Tanah Penutup biasanya kendala yang menghalangi kelancaran
kerja adalah masuknya air hujan (run off mine) ke front.penanganan air ini dilakukan dengan
membuat sump pada front dan mengarahkan air tersebut ke sump dan setelah itu dilakukan
pemompaan.
Air hasil kegiatan pemompaan air tambang ini disalurkan ke kolam penampungan (settling
pond) yang tersdiri dari 3 kompartemen, yaitu :
a). Kompartemen pertama untuk mengendapkan kandungan lumpur yang ikut larut dalam aliran
air tambang yang terpompa.
b). Kompartemen kedua, untuk penanganan (tretmen) kualitas pH air tambang yang dihasilkan,
dimana air tambang harus ber-pH standard sesuai batasan baku mutu air tambang yang di ijinkan.
c). Kompartemen ketiga untuk kolam penstabilan air tambang dan titik penaatan kualitas air
tambang sebelum air tambang tersebut disalurkan keperairan umum atau sungai.
Keperairan Umum
Kompartemen 3
Mengapa air tambang ini harus disalurkan ke settling pond terlebih dulu, untuk selanjutnya baru
boleh disalurkan ke perairan umum, hal ini sebagai upaya pencegahan terjadinya air asam
tambang (AAT). AAT adalah air yang berasal dari areal pertambangan yang bersifat asam ( pH<7
) sebagai akibat teroksidasinya matrial sulfide pada batuan pada kondisi lahan yang terbuka dan
adanya air.
Sifat air asam sehingga cendrung merusak lingkungan, baik terhadap hewan biota air
maupun tumbuhan disekitar perairan tersebut.
Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah dilengkapi dengan cutting blade
pada sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan berupa kuku tajam,
melainkan berupa ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan
batubara dapat dihilangkan hingga sebersih mungkin.
6. Pemuatan (Loading Coal)
Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau mengisikan material atau
endapan bahan galian hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan
setelah kegiatan penggusuran, pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat muat exsavator
dan diisikan ke dalam alat angkut.
Kegiatan pemuatan bertujuan untuk memindahkan matrial atau endapan bahan galian hasil
pembongkaran kedalam alat angkut. Proses loadaing batubara yang digunakan adalah metode top
loading. Hal ini disebabkan karena unit loading menggunakan tipe backhoe sehingga sangat
memudahkan dalam proses penggalian dan pemuatan.
7. Pengangkutan ( hauling Coal)
Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut atau membawa material atau
endapan bahan galian dari front penambangan dibawa ke tempat penimbunan sementara di
ROM, yaitu stockpile mini tambang. untuk proses lebih lanjut.
Kegiatan pengangkutan batubara biasanya menggunakan dump truck tronton atau trintin yang
kemudian dibawa ke tempat pengolahan untuk dilakukan proses peremukan (crushing), jumlah
truk yang akan digunakan tergantung dari banyaknya material atau endapan bahan galian hasil
pembongkaran yang akan diangkut.
http://putraadventure.blogspot.com/2014/03/sistem-penambangan-tambangterbuka.html