Blok 13 Denver
Blok 13 Denver
Ricko
(102014174)
FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telepon: (021) 5694-2061 (hunting),Fax: (021) 563-1731
Email: rickohutagalung.com
Abstrak
Peristiwa tumbuh kembang pada anak meliputi seluruh proses kejadian sejak terjadi
pembuahan sampai masa dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti imunisasi, pemberian makanan dan pola asuh.Apabila faktor-faktor tersebut
tidak terpenuhi maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan terganggu. Untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan pemeriksaan denver II
dan pemeriksaan antropometri.
Pemeriksaan Denver digunakanuntukmenilai perkembangan pribadi-sosial,
penyesuaian motorik halus, bahasa dan motorik kasar sejak lahir sampai umur 6 tahun.
Sedangkan antropometri dilakukan pada anak-anak untuk menilai tumbuh kembang anak
sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh kembang anak berjalan normal atau tidak.
Kata kunci : tumbuh kembang, Denver II, antropometri.
Abstract
Events include the child's growth and development in the whole process of events
from conception to adulthood. Growth and development are influenced by various factors
such as immunization, feeding and parenting. If these factors are not met then the growth and
development of children will be disrupted. To determine the growth and development of
children can be examined denver II and anthropometric examination.
Denver examination used to assess personal-social development, adjustment fine
motor, gross motor and language from birth until the age of 6 years. While anthropometry
conducted on children to assess the development of the child so that it can be determined
whether the development of the child to walk normally or not.
Keywords: growth and development, Denver II, anthropometry.
1 | Page
Pendahuluan
Tumbuh kembang mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapisaling berkaitan
dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Untuk tercapainya tumbuh
kembang yang optimal tergantung pada potensi biologisnya. Pertumbuhan dan perkembangan
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti imunisasi, pemberian makanan dan pola asuh.
Pemberian imunisasi dasar merupakan imunisasi yang wajib dilakukan. Pemberian makan
yang baik harus memerlukan kerjasama antara ibu dan anak. Hal ini sangat membantu
kesehatan emosional bayi dan anak. Apabila faktor-faktor tersebut tidak terpenuhi maka
pertumbuhan dan perkembangan anak akan terganggu. Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat dilakukan pemeriksaan denver II dan pemeriksaan antropometri.
Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan
dengansegala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik,
mental, dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang
dankemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah
keadaantersebut.1
Pembahasan
Anamnesis
Dalam praktik ilmu kesehatan anak, tidak mungkin membuat diagnosis atau
perencanaan program perawatan yang memadai tanpa data mengenai anak, umur, ukuran
tubuh, kemampuan, dan kepribadiannya. Lebih lanjut, seorang anak adalah bagian dari
sebuah keluarga. Maka untuk memahami anak, kita harus tahu tentang keluarganya, orang
tuanya, gaya hidupnya, kehidupan keluarganya, kemampuan keluarga memelihara anak,
terutama hubungan keluarga dengan pasien kita serta sikap keluarga terhadap penyakitnya.
Setiap dokter mengembangkan caranya sendiri dalam mengumpulkan informasi. Kita
sebaiknya memulai anamnesis dengan menanyakan keluhan utama pasien. Kemudian kita
harus mengembangkan dan menetapkan setiap masalah, serta menanyakan masalah-masalah
yang berhubungan. Namun, informasi tertentu tentang latar belakang penyakit merupakan hal
yang penting pada sebagian besar masalah kesehatan dan juga pada setiap anak yang dirawat
di rumah sakit. Pertama, kita harus menanyakan informasi tentang kehidupan anak. Apakah
kehamilan, persalinan dan kelahirannya normal? Berapa berat lahirnya? Bagaimana keadaan
2 | Page
anak pada hari-hari pertama kehidupannya? Mungkin kita juga perlu menanyakan apakah
anak mendapat ASI atau susu formula dan kapan anak itu disapih.Apakah anak pernah
mengalami infeksi yang sering ditemukan pada masa kanak-kanak? Apakah sudah
diimunisasi? Apakah pernah dirawat di rumah sakit? Bila pernah, kapan, dimana, dan untuk
apa?
Dalam kasus ini digunakan teknik alloanamnesis yaitu mendapatkan informasi
tentang pasien dari orang lain karena pasien tidak dapat menjelaskan keluhannya. Pasien usia
9 bulan datang ke poliklinik karena belum dapat duduk sendiri. Dari faktor ibu, riwayat
kehamilan tidak ada komplikasi, lahir dengan cara spontan, per vaginam, tanpa komplikasi
dan bayi dengan kuat menangis. Faktor anak yaitu : tumbuh kembang anak, riwayat penyakit
sekarang dan riwayat penyakit dahulu, imunisasi, nutrisi dan riwayat penyakit keluarga.2
4 | Page
Pemeriksaan Antropometri
Antropometri menurut Hinchiliff (1999) adalah pengukuran tubuh manusia dan
bagian-bagiannya dengan maksud untuk membandingkan dan menentukan norma-norma
untuk jenis kelamin, usia, berat badan, suku bangsa, dll. Antropometri dilakukan pada anakanak untuk menilai tumbuh kembang anak sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh
kembang anak berjalan normal atau tidak. Ketepatan dan ketelitian pengukuran sangat
penting dalam menilai pertumbuhan secara benar. Kesalahan atau kelalaian dalam cara
pengukuran akan mempengaruhi hasil pengamatan. Adapun cara pengukurannya adalah
sebagai berikut :5
I.
gambaran pertumbuhan.
Umum dan luas dipakai di Indonesia.
Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.
Digunakan dalam KMS.
BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur.
Berat badan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman
(1992), yaitu :
1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
2. Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus : (umur (bulan) : 2) + 4 = (n : 2) +
4
3. Berat badan usia 1-10 tahun, menggunakan rumus : (umur (tahun) x 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan : n adalah usia anak
Cara pengukuran berat badan anak adalah :
5 | Page
Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka 0 (nol). Batang dacindikaitkan
melepas
pakaiannya
atau
lingkungan
yang
tidak
baik,kemiskinan
dan
akibat
tidak
sehat
yang
menahun.Mengukur panjang atau tinggi badan tergantung dari umur dan kemampuan anak
untukberdiri.Mengukur panjang dilakukan dengan cara anak terlentang.Sedangkan mengukur
tinggibadan anak berdiri tegak.5,6
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus
dari Behrman (1992), yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Lepaskan sepatu, kaos kaki dan hiasan kepala pada bayi atau anak.
Terlentangkan anak diatas papan pengukuran yang telah dialasi dengan kain tipis
ataukertas lembut, dengan posisi kepala menempel pada bagian papan yang datar dan
tulang
belakang
tidak
melengkung.Memintaibu
supaya
memberitahu andaapabila punggung anak melengkung atau bergerak tidak pada posisi
yang benar.
Tempatkan diri anda di sisi papan panjang badan dimana anda dapat melihat pita
kakinya.
Membaca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar.
lagi
kira-kira
cm
sampai
usia
remaja/dewasa.Oleh
karena
itu
manfaatpengukuran lingkaran kepala terbatas sampai usia 3 tahun, kecuali bila diperlukan
seperti padakasus hydrocephalus.
Prosedur pengukuran adalah sebagai berikut :
Bahan dan alat:Pita ukur dengan lebar kurang dari1 cm, fleksibel, tidak mudah patah.
Langkah pengukuran adalah sebagai berikut :
Suruhlah pasien untuk duduk, atau digendong di depan (bayi/anak yang tak
kooperatif)
Suruhlah pasien untuk melepas topi, bando atau benda lain yang menutupi kepala
Lingkarkan pita pengukur melewati tonjolan dahi (glabela) dan belakang
kepala(protuberantia occipitalis), kencangkan pita hingga menekan rambut, kemudian
bacahasil pengukuran.
Prosedur pengukuran :
Subjek berdiri tegak dengan kedua lengan menggantung bebas, dan telapak
tanganmenghadap paha dan lengan baju disingkirkan. Tetapkan posisi bahu dan siku.
Letakkan pita antara bahu dan siku.
Menentukan titik tengah lengan atas (pertengahan antara akromion dan olekranon).
Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan sampai cukup terukur keliling lingkar
pemeriksaantubuh yang lain yang terlihat pada tanda-tanda fisik lainnya yaitu:
Keseluruhan fisik : dilihat bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala, tubuh, anggota.
Jaringan otot: tumbuh kembang otot diperiksa pada lengan atas, pantat dan paha
cubitantipis.
Rambut: diperiksa pertumbuhannya, warna, diameter (tebal atau tipis), sifat (lurus
Pemeriksaan Denver
Uji skrinning yang paling sering digunakan adalah development denver screening test
(DDST). DDST memberikan penilaian empat domain perkembangan pribadi-sosial,
penyesuaian motorik halus, bahasa dan motorik kasar sejak lahir sampai umur 6 tahun. Uji ini
dilakukan dalam waktu 20-30 menit tanpa pelatihan yang luas dan peralatan yang mahal.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, DDST secara efektif dapat
mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak pra sekolah yang mengalami
keterlambatan perkembangan dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok
DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
DDST telah dikritik karena kurang mengidentifikasi anak dengan ketidakmampuan
perkembangan anak khususnya masalah bahasa. Uji ini bukan untuk meramalkan akan tetapi
untuk mendeteksi kemampuan anak di bawah normal dengan umur sebayanya. Selain itu
9 | Page
DDST bukan pula tes diagnostik atau tes IQ. 2 uji ini kemudian diterbitkan kembali sebagai
DDST-II dengan seksi bahasa yang sangat diperluas. DDST-II dilaporkan mempunyai
sensitivitas yang lebih besar terutama untuk keterlambatan bahasa.7
Tes Denver II dapat dipakai untuk berbagai tujuan sebagai berikut.
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai usianya.
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat.
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala, kemungkinan
adanya kelainan perkembangan.
4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan.
5. Memantau anak yang berisiko mengalami kelainan perkembangan.
Tes Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak,
mulai dari usia 0-6 tahun. Item-item tersebut tersusun dalam formulir khusus dan terbagi
menjadi 4 sektor sebagai berikut.
1. Personal Social (perilaku sosial), aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus), aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukangerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapimemerlukan
koordinasi yang cermat.
3. Language (bahasa), kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4. Gross motor (gerakan motorik kasar), aspek yang berhubungan dengan pergerakan
dan sikap tubuh.
Setelah menyelesaikan Tes Denver II kita perlu melakukan tes perilaku untuk membantu
pemeriksa menilai seluruh perilaku anak secara subjektif dan memperoleh taksiran kasar
bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya. Adapun alat-alat pokok yang
digunakan dalam Tes Denver II adalah sebagai berikut.
Alat peraga: benang wol merah, icik-icik dengan gagang kecil, boneka kecil dengan
botol susu, cangkir kecil dengan pegangan, kismis (sekarang diganti manik-manik),
botol kecil berwarna kuning dengan tutup berdiameter 8 cm, kubus warna merahkuning-hijau-biru (rusuk 2,5 cm dan masing-masing 2 buah), lonceng kecil, bola
tenis.
Lembar formulir DDST II yang dapat dilihat pada gambar 1.
10 | P a g e
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan
carapenilaiannya.
Pada setiap item, kita perlu mencantumkan skor di area kotak berwarna putih (dekat tanda
50%), dengan ketentuan sebagai berikut.7,8
1. L = Lulus/Lewat (P = Pass). Anak dapat melakukan item dengan baik atau orang
tua/pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan item
tersebut (item yang bertanda L).
2. G = Gagal (F = Fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang
tua/pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item
tersebut (item yang bertanda L).
3. M = Menolak (R = Refusal). Anak menolak untuk melakukan tes untuk item tersebut.
Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus
dilakukannya (khusus item tanpa tanda L).
4. Tak = Tak ada kesempatan (No = No Opportunity). Anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan (khusus item yang bertanda
L).
Sebelum melakukan tes ini, kita harus mengetahui usia anak terlebih dahulu. Untuk usia
anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Tulis tanggal, bulan, dan tahun diadakannya tes.
2. Kurangi tanggal pemeriksaan dengan tanggal lahir anak dengan cara bersusun.
3. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari angka
bulan didepannya.
4. Hasilnya adalah usia anak dalam tahun, bulan, dan hari.
5. Ubah usia anak ke dalam satuan bila perlu.
6. Jika pada saat pemeriksaan usia anak lahir prematur di bawah 2 tahun, anak lahir 2
minggu atau lebih cepat, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara mengurangi
umur anak dengan jumlah minggu tersebut.
Adapun interpretasi dari nilai Denver II sebagai berikut.
Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada
kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut).
OK
Lulus, gagal, atau menolak item yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil
ke 25 dan ke-75, karena item di sebelah kanan garis usia adalah tugas untuk anak
12 | P a g e
Gagal atau menolak item yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable : skrinning ulang dilakukan 1 sampai
2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.8
Diagnosis
Sesuai skenario, bayi perempuan tersebut belum bisa duduk sendiri padahal usianya
sudah 9 bulan, dan itu berarti pada tes Denver dia Caution (C). Menurut tes Denver bayi
berusia 9 bulan sudah bisa bangkit untuk berdiri dan bangkit terus duduk. Namun untuk
menentukan interpretasi akhir tes harus dilakukan uji item-item lainnya yang berdekatan
dengan garis usia pada aspek motorik kasar. Jadi diagnosisnya adalah perkembangan motorik
kasar yang lambat pada bayi.9
Motorik halus
Motorik kasar
13 | P a g e
Membalas senyum
Membenturkan 2 kubus
pemeriksa
Menyatakan keinginan
Mengucapkan
papa/mama spesifik
Bisa mengoceh
Berdiri dengan
Mengambil 1 kubus
Makan sendiri
Memindahkan kubus
berpegangan
Kombinasi silabel
Membalik
Menumpu beban pada
kaki
Penatalaksanaan
I.
Farmakoterapi
Farmakoterapi lebih mengarah kepada pemberian obat-obatan, seperti antibiotik,
antipiretik, multivitamin, dan lain-lain. Selain itu pemerintah Indonesia telah memiliki
pedoman vaksinasi. Prinsipnya vaksinasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu vaksinasi
wajib, terutama yang ditujukan bagi bayi dan anak (vaksinasi tuberkulosis, hepatitis B,
difteri, tetanus, pertusis, polio, dan campak) serta vaksinasi yang dianjurkan (MMR,
demam tifoid, varisela, hepatitis A, haemophilus influenza tipe B, rabies, influenza,
pneumokokus, meningokokus, rotavirus, kolera, yellow fever, japanase encephalitis dan
human papillomavirus), yang diperuntukan baik bagi anak maupun dewasa.10
II.
Non Farmakoterapi
Non farmakoterapi lebih berhubungan dengan pemberian edukasi atau informasi
lebih lanjut apa yang akan atau harus dilakukan oleh pasien maupun keluarganya
selanjutnya, baik itu pemberian nutrisi yang adekuat ataupun pemberian latihan yang baik
pada anak. Pemberian nutrisi yang baik untuk bayi berusia 9 bulan berupa ASI/susu
formula + Fe, bubur sereal bayi + Fe, jus buah dan sayuran, daging saring, roti gandum.
Dalam melakukan penatalaksanaan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak
diperlukan usaha-usaha dari berbagai pihak terutama lingkungan terdekat seperti
keluarga. Diperlukan usaha dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan dasar
14 | P a g e
anak.Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar :
1. Kebutuhan fisik-biomedis (Asuh)
Pangan atau gizi.
Perawatan kesehatan dasar seperti imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
bayi atau anak secara teratur, pengobatan jika sakit.
Papan atau pemukiman yang layak.
Higiene perorangan, sanitasi lingkungan.
Sandang.
Kesegaran jasmani, rekreasi.
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (Asih)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras
antara ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang
yang selaras. Kebutuhan ini diwujudkan dengan kontak fisik dan psikis sedini
mungkin. Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat (bonding)
dan kepercayaan dasar (basic trust). Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun
pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik
fisik, mental maupun sosial emosi.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental mengembangkan perkembangan mental
psikososial seperti kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas.11
Prognosis
Prognosis pada skenario ini adalah baik, dimana keterlambatan perkembangan
motorik kasar pada bayi tersebut dapat diatasi dengan pemberian nutrisi yang baik ataupun
pelatihan yang terus diberikan oleh orangtuanya.
Kesimpulan
Bayi berumur 9 bulan yang belum bisa duduk sendiri mengalami perkembangan
motorik kasar yang lambat. Hal ini diketahui dengan tes denver, dimana seharusnya anak
15 | P a g e
berumur 5-8 bulan sudah bisa duduk sendiri. Keterlambatan pada perkembangan motorik
kasar ini dapat diatasi dengan pemberian nutrisi yang adekuat dan latihan pada bayi tersebut.
Karena itu dokter harus memberikan edukasi terhadap orangtua bayi tersebut.
Daftar Pustaka
1. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2005.h.1-78.
2. Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri. Jakarta : EGC; 2008. h. 1-7.
3. Schartz MW, editor. Pedoman klinis pediatri. Jakarta : EGC; 2005.h. 1-31.
4. Miall L, Rudolf M, Levene M. Paediatrics at a glance. 2nded. Victoria: Blackwell
Publishing Asia; 2007; p. 10-42.
5. Meadow SR, Newell SJ. Lecture Notes on Pediatrics. 7th ed. Jakarta : Erlangga; 2009.
6. Nursalam. Asuhan keperawatan bayi dan anak. Ed 1. Jakarta : Salemba Medika; 2005.
7. Stephen SA. Ilmu kesehatan anak Nelson. Dalam : Samik W, penyunting.
Pertumbuhan dan perkembangan. Edisi ke-15. Jakarta : EGC; 2013. h. 45-85.
16 | P a g e
17 | P a g e