PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dahulu hubungan antara dokter dengan pasien bersifat paternalistik, yaitu
pasien selalu mengikuti petunjuk dokter tanpa bertanya. Tetapi dengan seiring
berjalannya waktu, hubungan itu sudah berubah, karena dokter merupakan partner
pasien. Kini kedudukan dokter dan pasien adalah seimbang, yaitu masing-masing
pihak mempunyai hak dan kewajiban. Peningkatan status pasien sebagai subjek
yang sederajat ini yang oleh Hippocrates dituangkan dalam suatu hubungan yang
diwujudkan sebagai transaksi terapeutik.
Dalam transaksi terapeutik yang diperjanjikan adalah upaya mencari atau
menemukan terapi yang paling tepat. Disinilah letak keterkaitan antara etik
dengan hukum, yaitu dokter yang terlibat dalam hubungan transaksi terapeutik
dengan pasien dalam melaksanakan tugasnya dilandasi oleh dasar-dasar etik
sebagai seorang dokter yang dibekali dengan sumpah jabatan dan kode etik
profesi kedokteran. Berdasarkan hal-hal diatas, dan dengan mengingat bahwa
dalam praktek kedokteran terdapat salah satu kewajiban untuk menjaga privasi
pasien, maka segala sesuatu yang ditemukan mengenai kondisi pasien wajib
dirahasiakan oleh dokter, yakni sesuatu yang kini lebih dikenal sebagai rahasia
kedokteran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Rahasia Kedokteran
Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan
mengenai apa yang diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan
kedokteran, baik yang menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau,
baik pasien yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Ketentuan ini
diatur dalam Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 pasal 1, pasal 2, pasal 3.1
Dalam Permenkes RI No.36 Tahun 2012 pasal 1 dikatakan bahwa Rahasia
Kedokteran adalah data dan informasi tentang kesehatan seseorang yang
diperoleh tenaga kesehatan pada waktu menjalankan pekerjaan dan profesinya. 2
Pengaturan rahasia kedokteran bertujuan untuk memberikan kepastian
hukum dalam perlindungan, penjagaan, dan penyimpanan rahasia kedokteran.2
B. Klasifikasi Rahasia Kedokteran
Rahasia kedokteran ini meliputi 2 hal yaitu: 1
1. Rahasia Pekerjaan
Rahasia pekerjaan adalah segala sesuatu yang diketahui dan harus
dirahasiakan berdasarkan lafal sumpah yang diucapkan pada waktu
menerima gelar seorang dokter.
2. Rahasia Jabatan
Rahasia jabatan adalah segala sesuatu yang diketahui dan harus
dirahasiakan berdasarkan lafal sumpah yang diucapkan pada waktu
diangkat sebagai pegawai negeri, yang berbunyi: Bahwa saya akan
memegang rahasia sesuai menurut sifat atau menurut perintah harus saya
rahasiakan.
Dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia Tahun 2012 Pasal 16 tentang
Rahasia Jabatan bahwa Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia.3
5
Rahasia kedokteran juga mencakup aspek moril dan yuridis, tidak hanya
mencakup segala sesuatu yang diketahui karena pekerjaan atau keilmuannya
mengenai hal-hal yang diceritakan atau dipercayakan kepada seorang dokter
secara eksplisit (permintaan khusus untuk dirahasiakan), tetapi juga meliputi halhal yang disampaikan secara implisit (tanpa permintaan khusus). Termasuk
dalam hal ini adalah segala fakta yang didapatkan dari pemeriksaan penderita,
interpretasi untuk menegakkan diagnosa dan melakukan pengobatan, dari
anamnesa dan pemeriksaan dengan alat-alat kedokteran. 1
(9) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h terdiri atas nutrisionis
dan dietisien.
(10) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keterapian fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i terdiri
atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur.
(11) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keteknisian medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j terdiri
atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler,
teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi,
penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis.
(12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik
biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas
radiografer,
elektromedis,
ahli
teknologi
laboratorium
medik,
termasuk
kerugian
akibat
pelayanan
kesehatan
termasuk
10
12
13
15
bahwa
ia
akan
memberikan
keterangan
menurut
16
17
Sanksi Administratif:
Diatur dalam Permenkes No.36 tahun 2012 pasal 15:2
(1) Kementerian Kesehatan, Konsil Kedokteran Indonesia, Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dan organisasi profesi
terkait membina dan mengawasi pelaksanaan Peraturan Menteri ini
sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.
(2) Dalam rangka melakukan pembinaan dan pengawasan, Menteri, Ketua
Konsil Kedokteran Indonesia, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan
administratif sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(3) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa
teguran lisan, teguran tertulis, atau pencabutan surat tanda registrasi, izin
praktik tenaga kesehatan dan/atau izin fasilitas pelayanan kesehatan.
Selain itu diatur pula dalam Undang-Undang No. 6 tahun 1963 pasal
11 yang bunyinya sebagai berikut:
Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam KUHP dan peraturan
perundang-undangan yang lain, maka terhadap tenaga kesehatan dapat
dilakukan tindakan administratif dalam hal sebagai berikut:
a. Melalaikan kewajiban.
b. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat seorang
tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatnnya ataupun sebagai
tenaga kesehatan.
c. Mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan.
D.
Sanksi Sosial
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai
apa yang diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan
kedokteran, baik yang menyangkut masa sekarang maupun yang sudah
lampau, baik pasien yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
2. Pihak yang wajib menyimpan rahasia kedokteran diantaranya tenaga
kesehatan, mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan, pengobatan dan/ atau perawatan, dan orang lain yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
3. Hak pasien terhadap rahasia kedokteran yaitu berhak atas rahasia kondisi
kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan, dan berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang,
tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan.
20
4. Sanksi yang berlaku dalam rahasia kedokteran meliputi sanksi pidana, sanksi
perdata, sanksi administrative, dan sanksi social yang berguna untuk
menjamin kerahasiaan pasien.
B. Saran
1. Dokter sebagai pemegang rahasia kedokteran hendaknya mengenal dengan
baik dasar-dasar hukum yang mengatur tentang rahasia kedokteran demi
perlindungan pasien dan dirinya sendiri.
2. Hendaknya dokter tetap berpegang pada landasan moril dan dalam
memutuskan kapan rahasia pasien dibuka dengan mengingat bahwa rahasia
tersebut tidak selayaknya dipertahankan sehingga melindungi kejahatan atau
merusak kepentingan atau keselamatan umu.
3. Informasi mengenai hak pasien terkait rahasia kedokteran sudah selayaknya
lebih disebarluaskan lagi oleh pihak rumah sakit mengingat banyaknya
pasien yang belum menyadari haknya atas akses informasi dan hak atas
privasi kesehatannya.
21