Anda di halaman 1dari 11

Referat Anti Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada kebanyakan
pasien, etiologi dan patofisiologinya tidak dapat diketahui dngan jelas (essensial atau Hipertensi
primer). Hipertensi primer tidak dapat disembuhkan tapi hanya dapat dikontrol. Prevalensi
hipertensi sekunder jauh lebih rendah dibandingkan prevalensi hipertensi primer. Bila penyebab
hipertensi sekunder dapat diketahui dengan pasti, ada kemungkinan hipertensi dapat
disembuhkan. (Dosch, 2001 dalam DEPKES, 2006).
1. Hipertensi primer (essensial)
Lebih dari 90% pasien mengalami hipertensi essensial. Hipertensi biasanya bersifat
genetik. Terganggunya keseimbangan natrium akibat adanya karakteristik genetik, mutasi
genetik yang merubah ekskresi kalikrein urin, adanya pelepasan NO, ekskresi
aldosterone, steroid adrenal dan angiotensinogen merupakan penyebab kelainan genetik
yang sering menyebabkan hipertensi primer (Dosch, 2001 dalam DEPKES, 2006).
2. Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% pasien mengalami hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder sering
disebabkan oleh penyakit komorbid atau obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid,
estrogen, fenilpropanolamin, siklosporin atau takrolimus. Pada beberapa kasus, disfungsi
renal akibat penyakit ginjal kronis adalah penyebab sekunder yang paling sering (Dosch,
2001 dalam DEPKES, 2006).

Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingginya tekanan darah dan berdasarkan


etiologinya. The Joint National Committee on prevention, detection evaluation and treatment of
Kepaniteraan Gerontologi Medik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
1

Referat Anti Hipertensi

high blood pressure (JNC), membuat klasifikasi yang mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Klasifikasi hipertensi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tekanan Darah

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

Normal
Pre Hipertensi
Hipertensi Grade I
Hipertensi Grade II
Hipertensi sistolik Terisolasi

< 120
120-139
140-159
160
140

Dan <80
Atau 80-89
Atau 90-99
Atau 100
Dan < 90

Dikenal 5 kelompok obat lini pertama yang lazim digunakan untuk pengobatan awal hipertensi
yaitu i. Diuretik, ii. Penyekat resptor beta adrenergic, iii. Penghambat angiotensin-converting
enzyme, iv. Penghambat reseptor angiotensin v. Antagonis Kalsium.
DIURETIK
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume
darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.
Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretic juga menurunkan resistensi perifer sehingga
menambah efek hipotensinya. Penelitian-penelitian besar membuktikan bahwa efek proteksi
kardiovaskular diuretic belum terkalahkan oleh obat lain sehingga diuretic dianjurkan untuk
sebagian besar kasus hipertensi ringan dan sedang. Bahkan bila menggunakan kombinasi dua
atau lebih anti hipertensi, maka salah satunya dianjurkan diuretik.
GOLONGAN TIAZID
Hidroklorotiazid (HCT)
Dalam dosis yang ekuipoten berbagai golongan tiazid memiliki efek dan efek samping yang
kurang lebih sama. Perbedaan utama terletak pada masa kerjanya. Bendroflumetiazid memiliki
waktu paruh 3 jam, Hidroklorotiazid 10-12 jam dan indapamid 15-25 jam. Golongan tiazid
umumnya kurang efektif pada gangguan fungsi ginjal, dapat memperburuk fungsi ginjal dan
pada pemakaian lama menyebabkan hiperlipidemia. Efek hipotensif tiazid baru terlihat setelah 2-

Kepaniteraan Gerontologi Medik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
2

Referat Anti Hipertensi

3 hari dan mencapai maksimum setelah 2-4 minggu. Karena itu, peningkatan dosis tiazid harus
dilakukan dengan interval waktu tidak kurang dari 4 minggu.
Efek samping : hipokalemia terutama pada dosis tinggi, dan dapat berbahaya pada pasien yang
mendapat terapi digitalis. Selain itu tiazid dapat menghambat eksresi asam urat dari ginjal dan
pada pasien hiperurisemia dapat mencetuskan serangan gout akut. Pada penderita Dm tiazid
dapat menyebabkan hiperglikemia karena mengurangi sekresi insulin. Pada pasien pria,
gangguan fungsi seksual merupakan efek samping tiazid yang kadang-kadang cukup
mengganggu.
DIURETIK KUAT (LOOP DIURETICS,CEILING DIURETICS)
Diuretik kuat bekerja di ansa henle asenden bagian epitel tebal dengan cara menghambat
kotransport Na+, K+ dan Cl- dna menghambat resorbsi air dan elektrolit. Mula kerjanya lebih
cepat dan efek diuretiknya lebih kuat dari pada golongan tiazid oleh karena itu diuretic kuat
jarang digunakan sebagai antihipertensi, kecuali pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
(kreatinin serum >2,5 mg/dL) atau gagal jantung.
Termasuk dalam golongan diuretic kuat antara lain furosemid, torasemid, bumetanid dan as.
Etakrinat. Waktu paruh diuretic kuat umumnya pendek sehingga diperlukan pemberian 2 atau 3
kali sehari. Efek samping diuretic kuat hampir sama dengan tiazid.
DIURETIK HEMAT KALIUM
Amilorid, triamteren dan spironolakton merupakan diuretic lemah. Penggunaan harus
dihindarkan bila kreatinin serum lebih dari 2,5 mg/dL.
Efek samping : ginekomastia, mastodinia, gangguan menstruasi dan penurunan libido pada pria.

DOSIS DAN SEDIAAN BERBAGAI DIURETIK UNTUK PENGGUNAAN SEBAGAI


ANTI HIPERTENSI
Obat
A. DIURETIK THIAZID

Dosis (mg)

Pemberian

Kepaniteraan Gerontologi Medik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
3

Sediaan

Referat Anti Hipertensi

HIdroklorotiazid (H.C.T)

12,5 25

1x sehari

Tab 25 dan 50 mg

Klortalidon (Hygroton)

12,5 25

1x sehari

Tab 50 mg

Indapamid (Natrilix SR)

1,25 2,5

1 x sehari

Tab 2,5 mg

Bendroflumetiazid
B. DIURETIK KUAT

2,5-5

1 x sehari

Tab 5 mg

Furosemid (Lasix)

20-80

2-3 x sehari

Tab 40 mg, amp 20 mg

Torsemid

2,5 10

1-2 x sehari

Tab 5,10,20,100 mg Ampul


10 mg/mL (2 dan 5 ml)

Bumetanid

0,5 4

As. Etakrinat
25 100
C. DIURETIK HEMAT

2-3 x sehari

Tab 0,5, 1, dan 2 mg

2-3 x sehari

Tab 25 dan 50 mg

KALIUM
Amilorid

5- 10

1-2 x sehari

Tab 25 dan 100 mg

Spironolakton

25-100

1 x sehari

Tab 50 dan 100 mg

25-300

1 x sehari

(Spirolacton)
Triamteren

PENGHAMBAT ADRENOSEPTOR BETA ( Blocker)


Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian blocker dapat
dikaitkan dengan hambatan reseptor 1, antara lain :
1. Penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah
jantung.
2. Hambatan sekresi rennin di sel jukstraglomeruler ginjal dengan akibat penurunan produksi
angiotensin II
3. Efek sentral yang mempengaruhi aktivasi saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas
baroreseptor, perubahan aktivitas neuron adrenergic perifer dan peningkatan biosintesis
prostasiklin.

Kepaniteraan Gerontologi Medik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
4

Referat Anti Hipertensi

Efek samping : bronkospasme, bradikardia, blockade AV, hambatan nodus SA, dan
menurunkan kekuatan kontraksi miokard. Oleh karena itu obat golongan ini di kontraindikasikan
pada keadaan bradikardia, blockade AV derajat 2 dan 3, sick sinus syndrome dan gagal jantung
yang bellum stabil. Hati-hati pada pasien DM sebab blocker dapat menutupi gejala
hipoglikemia.
SEDIAAN DAN POSOLOGI BERBAGAI BLOCKER
Dosis Awal

Dosis

Frekuensi

(mg/hari)

Maksimal

Pemberian

Sediaan

(mg/hari)
A. KARDIOSELEKTIF
Atenolol (Niften)

25

100

1x

tab 50 mg, 100 mg

Bisoprolol (Concor)

2,5

10

1x

Metoprolol (Lopresor)
B. NON-

100

200

1x

Propanolol (Farmadrall)

40

160

2-3 x

Tab 10,40 mg

Karvedilol (VBloc)

12,5

50

1x

Tab 25 mg

KARDIOSELEKTIF

PENGHAMBAT Angiotensin-Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)


SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON (SRAA)
SRAA berperan dalam pengaturan tekanan darah dan volume cairan tubuh. Sistem ini tidak
terlalu aktif pada individu dengan volume darah dan kadar natrium normal, tapi snagat penting
bila ada penurunan tekanan darah atau deplesi cairan atau garam.
PENGHAMBAT ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME (ACE-INHIBITOR)
Kepaniteraan Gerontologi Medik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
5

Referat Anti Hipertensi

Secara umum ACE-Inhibitor dibedakan atas dua kelompok :


1. Yang bekerja langsung, contohnya kaptopril dan lisinopril
2. Prodrug, contohnya enalapril, kuinapril, perindopril, ramipril silazapril, benazepil, dan lainlain.
ACE-inhibitor menghambat perubahan AI menjadi AII sehingga terjadi vasodilatasi dan
penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar
bradikinin dlaam darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi ACE-inhibitor.
Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya
aldoteron akan menyebabkan eksresi air dan natrium dan retensi kalium.
EFEK SAMPING ACE INHIBITOR
Hipotensi, batuk kering, hiperkalemi dan efek teratogenik
Kaptopril diabsorbsi dengan baik pada pemberian oral dengan bioavailibilitas 70-75%.
Pmeberian bersama makanan akan mengurangi absorbsi sekitar 30%, oleh karena itu obat ini
harus diberikan 1 jam sebelum makan.
SEDIAAN DAN DOSIS ACE-INHIBITOR
Obat
Kaptopril ( Scantensin)

Dosis (mg/hari)
25-100

Frekuensi pemberian
2-3x

Sediaan
Tab 12,5 dan 25 mg

Enalapril (Meipril)

2,5-40

1-2 x

Tab 5 mg dan 10 mg

Lisinopril (Interpril)

10-40

1x

Tab 5 mg dan 10 mg

Ramipril (Cardace)

2,5 20

1x

Tab 10 mg

Quinapril ( Accupril)

10-40

1x

Tab 5,10 dan 20 mg

Imidapril (Tanapress)

2,5 10

1x

Tab 5 mg dan 10 mg

Perindropil (Bioprexum)

4-8

1-2 x

Tab 4 mg

ANTAGONIS RESEPTOR ANGIOTENSIN II (Angiotensin receptor Blocker, ARB)

Kepaniteraan Gerontologi Medik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
6

Referat Anti Hipertensi

ARB sangat efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan kadar renin yang
tinggi, selain itu pada pasien hipovolemia, dosis ARB perlu diturunkan. Pemberian ARB
menurunkan tekanan darah tanpa mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Penghentian
mendadak tidak menimbulkan hipertensi rebound. Pemberian jangka panjang tidak
mempengaruhi lipid dan glukosa darah.
Efek samping : Hipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin tinggi seperti pada pasien
hipovolemia, gagal jantung, hipertensi renovaskular dan sirosis hepatis. Fetotoksik, sehingga
harus dihentikan bila pemakainya ternyata hamil.
Kontraindikasi : kehamilan, wanita menyusui, dan stenosis arteri renalis bilateral atau stenosis
pada satu-satunya ginjal yang masih berfungsi.
SEDIAAN DAN DOSIS ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER (ARB)
Obat
Losartan (Lifezar)

Dosis (mg/hari)
25-100

Frekuensi pemberian
1-2 x

Sediaan
Tab 50 mg

Valsartan (Diovan)

80-320

1x

Tab 40 dan 80 mg

Candesartan (Canderin)

8-32

1x

Tab 4,8 dan 16 mg

Irbesartan (Aprovel)

150-300

1x

Tab 75 dan 150 mg

Telmisartan (Micardis)

20-80

1x

Tab 20,40 dan 80 mg

Olmesartan (Olmetec)

20-40

1x

Tab 20,40 mg

ANTAGONIS KALSIUM
Antagonis kalsium menghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan
miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol,
sedangkan vena kurang dipengaruhi.
Perbandingan sifat berbagai antagonis kalsium :
1. Golongan Dihidropiridin (nifedipin, nikardipin, isradipin,felodipin,dan amlodipin) bersifat
vaskuloselektif dan generasi baru memiliki selektivitas yang lebih tinggi. Sifat vaskuloselektif ini
menguntungkan karena : 1) efek langsung pada nodus AV dan SA minimal 2). Menurunkan
Kepaniteraan Gerontologi Medik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
7

Referat Anti Hipertensi

resistens perifer tanpa penurunan fungsi jantung yang berarti 3). Relatif aman dengan kombinasi
dengan blocker.
2. Bioavailibilitas oral relative rendah. Hal ini disebabkan karena eliminasi presistemik
(metabolism lintas pertama) yang tinggi di hati. Amlodipin memiliki bioavailibilitas yang
relative tinggi disbanding antagonis kalsiumm yang lain.
3. Kadar puncak tercapai dengan cepat. Hal ini menyebabkan TD turun dengan cepat, dan ini
dapat mencetuskan iskemia miokard atau serebral.
4. Waktu paruh umumnya pendek sedang sehingga kebanyakan antagonis kalsium harus
diberikan 2 atau 3 kali sehari. Amlodippin memiliki waktu paruh yang pajag sehingga cukup
diberikan sekali sehari. Kadarnya pada jam ke 24 masih 2/3 dari kadar puncak.
5. Semua antagonis kalsium dimetabolisme di hati. Diperlukan penyesuaian dosis untuk usia
lanjut dan pasien sirosis hepatis.
6. Antagonis kalsium hanya sedikit sekali yang dieksresi dalam bentuk utuh lewat ginjal
sehingga tidak perlu penyesuaian dosis pada gangguan fungsi ginjal.
7. Isradipin dan amlodipin tidak mempengaruhi kadar digoksin yang diberikan bersama. Kadar
verapamil dan amlodipin tidak dipengaruhi oleh simetidin.
Nifedipin oral sangat bermanfaat untuk mengatasi hipertensi darurat. Dosis awal 10 mg
akan menurunkan tekanan darah dalam 10 menit dan dengan efek maksimal setelah 30-40 menit.
Untuk mempercepat absorbsi, obat sebaiknya dikunyah lalu di telan. Pemberian sublingual tidak
mempercepat pencapaian efek maksimal.
Efek samping
Menyebabkan hipotensi dan dapat menyebabkan iskemia miokard atau serebral.Sakit
kepala, muka merah juga dapat terjadi karena vasodilatasi arteri meningeal di daerah muka.
Edema perifer terjadi terutama pada golongan dihidropiridin yaitu nifedipin. Edema terjadi
karena dilatasi arteriol yang melebihi dilatasi vena, sehingga meningkatkan tekanan hidrostatik
yang mendorong cairan ke luar ke ruang interstisial tanpa adanya retensi cairan dan garam.
Kepaniteraan Gerontologi Medik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
8

Referat Anti Hipertensi

Bradiaritmia dan ganggua konduksi terjadi terutama akibat verapamil, kurang dengan
diltiazem dan tidak terjadi dengan dihidropiridin.
SEDIAAN DAN DOSIS ANTAGONIS KALSIUM
Obat
NON-

Dosis (mg)

Frekuensi/hari

Sediaan

3x

Tab 30,50 mg, amp 50 mg

2-3x

Tab 40,80, dan 120 mg

DIHIDROPIRIDINE
Diltiazem (Herbesser)
Verapamil (Isoptin)

90-180
80-320

Amp 2,5 mg/mL


DIHIDROPIRIDINE
Amlodipine ( Norvask)

2,5-10

1x

Tab 5 dan 10 mg

Felodipine ( Nirmadil)

2,5-20

1x

Tab 2,5;5 dan 10 mg

Nifedipine ( Vasdalat)

30-60

3-4x

Tab 10 mg

Nicardipine ( Tensilo)

60-120

2x

Tab 30,45 dan 60 mg


Amp 2,5 mg/mL

Kepaniteraan Gerontologi Medik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
9

Referat Anti Hipertensi

Kepaniteraan Gerontologi Medik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
10

Referat Anti Hipertensi

Krisis Hipertensi
Hipertensi emergensi peningkatan tekanan darah sistolik > 180 mmHg atau diastolic > 120
mmHg secara mendadak disertai kerusakan organ target.
Hipertensi urgensi peningkatan tekanan darah seperti pada hipertensi emergensi namun tanpa
diserati kerusakan target organ.
Hipertensi Maligna sama dengan Hipertensi Emergensi
Rumus MAP = (Sistolik + 2 Diastolik) : 3

Kepaniteraan Gerontologi Medik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur
Periode 22 Februari 2016 26 Maret 2016
11

Anda mungkin juga menyukai