Anda di halaman 1dari 6

Dialog

DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM

: Selamat pagi bu, saya evi dokter muda yang bertugas, dengan ibu siapa?
: Iya dok, saya Ibu Martha
: Iya ibu Martha ada keluhan apa bu?
: ini bu, mau dating control
: Iya ibu, sebelumnya kenapa bu?
: Waktu itu dok, saya datng karena saya susah dok, mendengar berita jelek baik itu tentang
kematian ataupun orang sakit, saya suka kepikiran dok kalau ada yang sakit atau meninggal
apalagi orang dekat, karena seringnya memikirkan itu dok, saya suka susah tidur
: sejak kapan ibu seperti ini?
: sejak tahun lalu dok,waktu itu saya sama-sama kakak masuk RS tetapi berbeda RSnya,nah
beberapa hari kemudian saya dapat telpon dok,kalau kakak saya meninggal.
: jadi,apa yang ibu lakukan pada saat itu?
: saya hanya bias menangis dok.
: Jadi kalau ada yang meninggal keluarganya kita, kita pergi melayat?
: Tidak dok.
: kenapa bu?
: Saya trauma dok, kalau lihat ada yang meninggal, perasaan saya tidak tega dok.
: Tapi kalau keluarganya kita yang sakit ibu pergi jenguk?
: Tidak juga dok.
: Kenapa bu ? kan pergi menjenguk bukan orang meninggal
: Iya dok, tapi saya lebih memilih tinggal saja di rumah dok, nonton televisi daripada harus
melayat atau menjenguk.
: Berarti ibu sudah jarang keluar rumah.?
: sejak sakit dok, saya lebih sering tinggal dirumah dok,nonton televise.Biasa kalau malam dok,
saya susah tidur.
: Susah tidur karena apa bu ?
: Selalu kepikiran keluarga bu.
: Kenapa dengan keluarga bu ?

(Suami pasien menjelaskan)


SP

DM
SP
DM
SP
DM
SP
DM
SP
DM

: Ini dok, ibu selalu menyalahkan dirinya selalu merasa dirinya bersalah kalau ada keluarga yang
sakit atau meninggal, terlebih lagi kalau keluarga dekat dok. Selama sakit juga dok, ibu
penglihatannya sudah mulai kurang focus, kurang konsentrasi, cepat tersinggung, mudah marah,
jadi itu dok,ibu jarang mi keluar rumah, keluar rumah kalau pergi saja mengajar dok.
: Iya pak,ini ibu tidak pernah ji dengar-dengar bisikan atau lihat sesuatu yang tidak di lihat orang
lain.? Ibu mengajar di mana pak.?
: Tidak pernah dok, ibu guru SMP di Lasusua.
: Ibu tinggal sama siapa pak ?
: Ibu tinggal sama-sama bapak dengan kemenakan 1 orang . Anak pertama bapak sekarang lagi di
asrama karena ingin menjadi pastur. Anak kedua bapak lagi kuliah di Univ Halu Oleo. Jadi bapak
kalau ke kendari sama ibu, kami tinggal di kosannya anak kedua kami.
: Iya pak.
: Begini juga dok, ibu selalu berusaha untuk berhenti minum obat tetapi hasilnya ibu tidak bias
tidur dok.
: Iya pak, sejauh ini ibu tetap harus minum obat, Pak biar sakitnya cepat sembuh Pak.
: Iya dok.
: Bapak beri penjelasan ke ibu kalau mau sembuh cepat, harus minum obat.

SP
DM
SP
P

: Iya dok.
: Baiklah Pak,mungkin itu saja yang saya tanyakan Terima kasih
: Iya dok.
: Iya dok.

Keluhan dan gejala


Pasien dating bersama dengan suaminya ke poli RSJ Kendari dengan keluhan tidak bias
mendengar berita jelek baik tentang kematian maupun berita orang sakit. Awal kejadiannya yaitu pada
tahun 2015 pasien dan kakak pasien sama-sama masuk RS. Pasien dirawat di tempat yang berbeda
dengan kakaknya. Beberapa hari kemudian, Kakak pasien meninggal dunia.Sejak saat itu, pasien
merasakan kesedihan yang berkepanjangan. Setiap mendengar ada orang yang meninggal, pasien susah
tidur dan merasakan sedih terus-menerus, terlebih lagi jika yang meninggal adlah orang dekat. Bahkan
jika ada kaber mengenai orang sakit, pasien tidak pergi menjenguk karena pasien akan merasakan
kesedihan yang mendalam. Pasien selalu menyalahkan dirinya sendiri ketika mendengar ada orang sakit
dan selalu memikirkannya sampai sulit untuk tidur. Ketika tidak tidur, pasien selalu mengkhayal,
memikirkan keluarganya. Tidak ada perasaanuntuk bunuh diridan putus asa. Menurut suaminya, sejak
sakit, pasien mengalami penglihatan kurang focus, konsentrasi berkurang,cepat tersinggung,mudah
marah. Sosialisasi ke tetangga mulai berkurang dan lebih pilih menonton di rumah. Tetapi hubungan
dengan keluarga lain baik-baik saja. Nafsu makan baik. Pasien pernah mencoba untuk menghentikan
minum obat, Pasien merasakan tidak dapat tidur.

Ikhtisar Penemuan Bermakna


Ny. MD (51 th), guru SMP, Toraja, menikah, katolik, dating bersama suaminya ke poli RSJ
Kendari dengan keluhan tidak dapat mendengar verita jelek baik tentang kematian maupun berita orang
sakit. Awal kejadiannya yaitu pada tahun 2015 pasien dan kakak pasien sama-sama masuk ke RS. Pasien
dirawat di tempat yang berbeda dengan kakaknya. Beberapa hari kemudian, Kakak pasien meninggal
dunia. Sejak saat itu, pasien susah tidur dan merasakan sedih terus-menerus, terlebih lagi jika yang
meninggal adalah orang dekat. Bahkan jika ada kabar mengenai orang sakit, pasien tidak pergi menjenguk
karena pasien akan merasakan kesedihan yang mendalam. Pasien selalu menyalahkan dirinya sendiri
ketika mendengar ada orang sakit dan selalu memikirkannya sampai sulit untuk tidur. Ketika tidak tidur,
pasien selalu mengkhayal, memikirkan keluarganya. Sejak sakit, pasien kurang focus, konsentrasi
berkurang, cepat tersinggung, mudah marah. Sosialisasi ke tetangga mulai berkurang dan lebih memilih
menonton di rumah. Pasien pernah mencoba untukmenghentikan minum obat, tetapi pasien merasakan
tidak bias tidur. Nafsu makan baik.

Terdapat kendala social, pekerjaan dan waktu senggang. Pada pemeriksaan status mental
didapatkan mood euphoria, derajat tilikan 6. Pemeriksaan internus terdapat gastritis dan pemeriksaan
neurologis dalam batas normal.

Evaluasi Multiaksial

Aksis I
Berdasarkan hasil anamnesis ditemukan adanya pola perilaku yang secara khas klinis bermakna
seperti pusing, sering cemas, kurang focus, kurang konsentrasi, sedih, keadaan ini menimbulkan
penderitaan atau distress dan terdapat hendaya social, pekerjaan dan waktu senggang sehingga
dapat di golongkan dalam Gangguan Jiwa.
Berdasarkan anamnesis dan pemfis tidak didapatkan penyakit/gangguan sistemik atau otak dapat
menyebabkan disfungsi otak sehingga digolongkan dalam Gangguan Jiwa Non Organik.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukan adanya efek awaetas, sulit
tidur, kurang focus, kurang konsentrasi, bersedih terus-menerus, mood euphoria, sehingga
digolongkan gangguan anfietas lainnya (F41)
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik ditemukan adanya anxietas maupun depresi, yaitu
sulit tidur, penurunan konsentrasi, sehingga digolongkan Gangguan Campuran Anxietas dan

Depresi (F41.2)
Aksis II
Bedasarkan hasil anamnesis pasien termasuk anak yang mudah bergaul dan punya banyak teman
sehingga di golongkan Cin Kepribadian Extrovert.
Aksis III
Gastritis
Aksis IV
Pasien merasakan kesedihan yang berkepanjangan dan selalu merasa bersalah jika ada orang
disekitarnya yang sakit atau meninggal.

F41.Gangguan Anxietas Lainnya


Manifestasi anxietas merupakan gejala utama dan tidak terbatas (not restrictes) pada situasi
lingkungan tertentu saja.
Dapat disertai gejala-gejala depresif dan obsesif, bahkan juga beberapa unsur dari anxietas fobik,
asal saja jelas bersifat sekunder atau ringan.
F41.2 Gangguan Campuran anxietas dan depresi

Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukan


rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas,
beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus,disamping rasa cemas
atau kekhawatiran berlebih.
Bila ditemukan azxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan
kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masingmasing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan
campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu
diagnosis maka gangguan depresif harus di utamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus
digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

Anda mungkin juga menyukai