Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Isu strategis merupakan jantung dari proses perencanaan strategis. Misi
organisasi sering secara eksplisit maupun implisit dimaknai sebagai suatu isu. Isu
strategis sangat penting, karena mereka berperan sentral dalam pengambilan
keputusan politis. Pengambilan keputusan politis selalu beranjak dari isu-isu.
Perencanaan strategis dapat meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan
dengan cara membingkai isu-isu yang penting dan mengirim isu-isu itu ke
pengambil keputusan kunci. Ketika isu strategis berhasil diidentifikasi, maka
selanjutnya disusun kerangka rincinya dalam beberapa subsekuensi, beberapa
keputusan, dan kerangka aksi. Apabila isu strategis berhasil dirinci seperti itu,
maka secara politis akan mudah diterima dan lebih lanjut secara teknis dan
administratif dapat lebih mudah dikerjakan. Bahkan, secara filosofis dapat
dikaitkan dengan nilai dan dasar organisasi baik ditinjau secara moral etis maupun
legal. Identifikasi isu strategis secara tipikal harus melalui serangkaian proses
berjenjang yang harus dilakukan pelaku perencanaan strategis.
Isu strategis ini diharapkan menghasilkan agenda isu strategis yang
melekat pada organisasi. Agenda ini merupakan suatu intermediate outcome yang
dapat berkontribusi pada hasil utama, yaitu pertama, tercapainya daftar isu-isu
yang dihadapi organisasi. Daftar isu dapat berasal dari beberapa sumber, namun
harus disimpulkan hati-hati oleh para palaku perencanaan strategis. Kedua,
pemilahan daftar isu-isu ke dalam dua kategori, yaitu kelompok isu strategis dan
kelompok isu operasional. Dan ketiga, adanya pengaturan isu strategis secara
berurutan berdasarkan prioritas, logika, dan/atau daftar isu sementara.
Isu strategis yang baik harus memenuhi persyaratan-persyaratan, adapun
yang pertama pertama, frasa isu berupa kalimat pertanyaan tentang apa yang dapat
dilakukan oleh organisasi. Uraian atas isu tersebut dapat lebih dari satu
jawaban. Jawaban atas isu yang digagas sebaiknya mengikuti rambu-rambu

sebagai berikut: (1) jika organisasi tidak melakukan respon apa pun terhadap suatu
situasi, maka sesungguhnya tidak ada isu strategis, atau tidak ada isu strategis
yang perlu dilakukan oleh organisasi; (2) perencanaan strategis yang efektif
mempunyai orientasi aksi. Jika perencanaan strategis tidak menghasilkan suatu
keputusan aksi yang berguna, maka perencanaan strategis yang ada kemungkinan
tidak berguna dan merupakan pemborosan waktu; (3) pemfokusan sebaiknya pada
pada apa yang organisasi dapat lakukan, bukan sebaliknya. Sehingga organisasi
dapat melakukan pengendalian atas isu yang ada. Jika fokus bukan pada sesuatu
yang organisasi tidak dapat lakukan, maka organisasi hanya memperbesar
kekhawatiran terhadap sesuatu yang tidak jelas; (4) organisasi seyogianya
memfokuskan pada bagaimana pembuat keputusan kunci melakukan pengambilan
keputusan atas isu-isu strategis yang dapat dilakukan. Kedua, isu strategis
merupakan hasil diskusi persinggungan faktor-faktor dalam SWOC adan
mengandung pula misi, mandat, aspek internal, dan aspek eksternal yang
membangun isu strategis. Isu strategis seyogianya mengandung sebuah tantangan
yang mempunyai lebih dari satu solusi. Dan, ketiga, apabila sebuah isu yang
disampaikan tidak mendapatkan artikulasinya, maka konsekuensi yang akan
muncul harus dipertimbangkan juga.
Isu strategis dapat muncul dalam tiga bentuk situasi, yaitu sebagai berikut.
Pertama, isu strategis dapat muncul ketika terdapat suatu kejadian yang berada di
luar kendali organisasi. Hal ini kelak dapat menyebabkan kesulitan atau
menyebabkan ketidakmungkinan untuk menyelesaikan tujuan dasar yang diterima
dan layak. Situasi dapat dianggap sebagai ancaman atau tantangan (challenges).
Kedua, isu strategis dapat muncul ketika teknologi, biaya, staf, manajemen, atau
pilihan-pilihan politis untuk mencapai tujuan dasar ternyata berubah atau sering
berubah-ubah. Situasi dapat menghadirkan tantangan (challenges) atau peluang
(opportunities). Ketiga, isu strategis dapat muncul ketika terjadi perubahan pada
misi, mandat, faktor internal, atau faktor eksternal. Hal ini dapat menghadirkan
peluang (opportunities) kekinian atau peluang masa depan. Apabila hal ini terjadi
maka diperlukan penyesuaian, antara lain: (1) penyempurnaan kuantitas/kualitas
produk/pelayanan, (2) pengurangan biaya untuk penyediaan produk/pelayanan,

(3) pengenalan produk/pelayanan baru, (4) mengkombinasikan, mengurangi, atau


membatasi produk atau pelayanan tertentu, atau (5) menciptakan nilai publik yang
baru.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan diatas maka diperoleh rumusan-rumusan masalah yang
akan dikemukakan, adapun rumusan rumusan masalahnya sebagai berikut :
1) Menjelaskan Peran strategis teknologi sebagai bagian strategi korporasi
2) Menjelaskan Jenis-jenis Teknologi
3) Menjelaskan Penerapan Teknologi dan Inovasi
4) Menjelaskan Peranan Manajemen
5) Menjelaskan Kultur entrepreneurship yang inovatif
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka
penulisan makalah ini bertujuan untuk bisa :
1) Menjelaskan Peran strategis teknologi

sebagai bagian strategi

korporasi
2) Menjelaskan Jenis-jenis Teknologi
3) Menjelaskan Penerapan Teknologi dan Inovasi
4) Menjelaskan Peranan Manajemen
5) Menjelaskan Kultur entrepreneurship yang inovatif

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Strategis Teknologi
Teknologi menjadi bagian penting yang mendukung keberhasilan
strategi suatu perusahaan ataupun organisasi. Karena itu, pihak manajemen tidak
segan-segan menginvestasikan sejumlah dana untuk kepentingan teknologi.
Teknologi menjadi penentu perusahaan saat berhadapan dengan para pesaingnya.
UNDP (2001), melaporkan bahwa bahwa transformasi teknologi dewasa
ini berkaitan dengan transformasi lainnya yakni globalisasi; dan bersamaan
dengan kegiatan menciptakan jaringan. Selanjutnya dijelaskan kaitan antara
kapabilitas masyarakat yang didukung oleh kemajuan penerapan teknologi
dalam bidang obat-obatan, komunikasi, pertanian, energi, dan manufaktur telah
nyata meningkatkan kapabilitas dan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi,
teknologi sendiri ditentukan oleh perkembangan kapasitas dan kesejahteraan
daripada masyarakat itu sendiri.
Satu hal penting lainnya yang dapat dicatat dari laporannya bahwa
perkembangan industri sekarang telah memasuki zaman jaringan dimana
teknologi bekerja dalam berbagai bidang, utamanya:
Riset dan inovasi
Dengan tersedianya teknologi maka kolaborasi antar lembaga dan bisnis
dalam satu negara semakin nyata dan tidak dapat dihalangi.
Produksi
Pusat teknologi bisa saja di negara-negara maju seperti Amerika Utara,
Kanada dan Jepang, akan tetapi fasilitas lain dapat berlokasi di negaranegara lain yang telah menjadi jaringan korporasi demikian.

E-business
Penggunaan internet dan bentuk lainnya telah memungkinkan kontak
bisnis secara langsung yang dikenal dengan business to business, dan
sampai sekarang diprediksikan akan naik secara nyata.

Diaspora
Sebaran daripada ilmu dan teknologi demikian cepat, yang apabila
datang dari negara berkembang akan dapat menciptakan nilai kepada
negara tersebut dengan memberikan nilai kepada bisnis, hubungan, dan
transfer keahlian dari negara basisnya.
Advokasi
Dengan tersedianya teknologi maka antara pihak yang berkaitan dapat
memberikan advokasi satu dengan lainnya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi bukan saja
berperan untuk kemajuan satu perusahaan, akan tetapi lebih dari itu teknologi
menjadi tumpuan satu bangsa untuk mensejahterakan rakyatnya. Teknologi
diyakini tergantung pada kesejahteraan dan kapasitas dari bangsa itu sendiri.
Salah satu contoh, Trilogi adalah suatu perusahaan yang berhasil
memotivasi karyawannya dengan menggunakan teknologi komputer pemakaian
internet sehingga membuka kesempatan bagi karyawan untuk melakukan
berbagai inovasi. Internet disiapkan untuk memberikan pelayanan yang lebih
kepada

pelanggan.

Dengan

penggunaan

teknologi

perusahaan

dapat

mempertahankan bahkan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan sehingga


pelanggan tetap terpuaskan. Bahkan pada perusahaan penerbangan penggunaan
Internet menjadi bagian pelayanan utama. Internet dapat memotong berbagai
perantara (disintermediation) yang dapat menciptakan efisiensi bagi perusahaan,
dan lebih dari itu Internet memanjakan pelanggan. Dengan penggunaan Internet
dalam reservasi, maka pelanggan juga menikmati efisiensi yang diciptakan oleh
perusahaan. Dan akhirnya, Internet menjadi alat perusahaan untuk memposisikan
dirinya terhadap pesaing dalam industri yang digelutinya.
Oleh karena itu, harus dicatat sejak dini bahwa peran teknologi berkaitan
dengan inovasi yang memungkinkan seluruh jajaran di perusahaan dapat
memberikan pelayanan yang lebih kepada pelanggan. Peran teknologi haruslah
diorientasikan kepada pelayanan, baik terhadap pelanggan internal maupun
eksternal. Inovasi dalam hal ini diartikan sebagai pemanfaatan pengetahuan untuk

mentransformasikan proses produk dan jasa secara komersil, guna memperoleh


keuntungan. Terminologi inovasi yang berasal dari kata novus sesungguhnya
berarti memperkenalkan sesuatu yang baru, sehingga pekerjaan inovasi juga
terkait dengan masalah manajemen. Dalam kaitan ini maka sumber daripada
inovasi adalah teknologi, sehingga dua hal ini berkaitan erat satu dengan lainnya.
Walau harus dicatat bahwa teknologi bukanlah sumber satu-satunya.
Sesuai dengan itu harus dicatat pula bahwa keberadaan teknologi
inovasi dalam satu perusahaan berada dalam satu pengelolaan. Sehingga
pengelolaan yang baik akan mendorong penggunaan teknologi dan inovasi yang
memungkinkan strategi dapat terlaksana dan tujuan dapat tercapai.
2.2 Jenis-Jenis Teknologi
Teknologi tidak harus high-tech, akan tetapi perubahan teknologi akan
mengakibatkan perubahan nyata perusahaan. Inovasi kecil akan dapat
memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
Teknologi dapat dibedakan menjadi:
1) Radical innovation. Teknologi ini demikian besar pengaruhnya terhadap
perusahaan sehingga membuat berbagai perubahan yang radikal bahkan
revolusiner. Produk yang dihasilkan mungkin mendapatkan hak paten,
mungkin memberikan kekuatan nyata kepada perusahaan. Contoh
daripada teknologi ini adalah listrik, telepon, dan temuan dalam bidang
obat-obatan.
2) Incremental innovations. Merupakan kelanjutan dari praktek perusahaan
yang sedang berlangsung. Dampak yang ditimbulkannya bersifat
evolusioner. Akan tetapi teknologi demikian bisa menjadi sumber
pendapatan baru perusahaan karena dapat memperpanjang produk lini
dan perbaikan dalam manufaktur. Contoh daripada teknologi ini adalah
penjualan makanan yang dibekukan, minuman sport, ban radial, buku
elektronik, dan telepon digital.
Satu hal yang harus digarisbawahi bahwa tipe inovasi ini adalah
kontinum. Temuan yang pada mulanya bersifat radical kemudian bergerak secara

kontinum memberi kontribusi kepada temuan berikutnya sampai kepada


incremental innovation.
2.3 Penerapan Teknologi dan Inovasi Di Perusahaan
A. Product Innovation Vs. Process
Pada kenyataannya inovasi berkaitan dengan pertimbangan produk dan
proses. Dalam kaitan ini product innovation mengacu pada penciptaan desain
produk dan aplikasi teknologi yang dimaksudkan untuk mengembangkan produk
baru. Inovasi produk berkaitan dengan strategi diferensiasi yang dilakukan oleh
perusahaan baik melalui fitur produk ataupun perluasan produk. Sedangkan
inovasi proses berkaitan dengan perbaikan proses produksi yang efisien. Dengan
adanya teknologi maka perusahaan selalu dapat melakukan perbaikan proses
melalui pemanfaatan material, siklus yang lebih pendek, dan strategi untuk
menghadapi permintaan.
B. Tantangan Inovasi
Inovasi tidak selalu berkaitan dengan hal yang besar. Inovasi diakui
menjadi bagian perusahaan dalam menentukan daya saingnya, sehingga dikenal
ungkapan melakukan inovasi atau mati. Inovasi bagaimanapun sudah dikenal
perannya, akan tetapi tidak selalu dapat digunakan dengan baik. Ditemui adanya
penolakan resistensi dalam perusahaan.
Resistensi yang muncul utamanya berkaitan dengan dampak yang
diterima perusahaan. Manakala perusahaan akan menerapkan inovasi, maka
resistensi pertama adalah kekuatiran terhadap dampak yang akan diterima, apakah
dampaknya nyata atau tidak.
Kenyataannya ada lima dilema dalam menerapkan inovasi yaitu:

Seeds versus weeds. Setiap perusahaan menghadapi banyak ide tentang


pemanfaatan usulan teknologi. Akan tetapi selalu dihadapkan pada
pertanyaan apa manfaat dari usulan teknologi ini terhadap perusahaan;
jenis mana yang akan digunakan atau mana pula yang akan diabaikan.

Experience versus initiative. Blamana telah diterima satu usulan, maka


persoalan yang muncul adalah siapa yang akan melaksanakannya.

Senior memang berpengalaman akan tetapi cenderung menghindari


resiko. Sementara manajer level menengah adalah inovatif akan tetapi
mau benar sendiri.

Internal versus external staffing. Dalam mengelola usulan teknologi


adakalanya dihadapkan pada pilihan penggunaan karyawan internal
ataukah eksternal. Karyawan internal memang mempunyai kultur dan
rasa memiliki yang tinggi kepada perusahaan, akan tetapi tidak selalu
mempunyai kompetensi yang memadai untuk usulan teknologi yang
akan digunakan. Sementara sumberdaya eksternal lebih mempunyai
spirit untuk melaksanakan usulan teknologi.

Building capabilities versus collaborating. Usulan teknologi juga


membutuhkan kapabilitas dan kemahiran yang berbeda, bukan hanya
membutuhkan

biaya. Apabila

usulan

akan

dikerjakan

bersama

(kolaborasi) nantinya akan menimbulkan ketergantungan kepada orang


lain.

Dalam

hal

ini

alternatifnya

adalah

perusahaan

dapat

mengembangkan sendiri kemampuan karyawan untuk menerapkan


usulan teknologi.

Incremental versus preemptive launch. Bagaimanapun perusahaan harus


mempertimbangkan apakah usulan diterapkan perlahan-lahan, sehingga
tidak menimbulkan resiko incremental. Sementara preemptive adalah
penerapan yang langsung dilakukan secara besar-besaran akan tetapi
dengan resiko yang besar. Bagaimanapun harus ada pertimbangan
ketersediaan dana dan ketersediaan umpan balik sebelum menerima
usulan teknologi.

2.4 Peranan Manajemen


Korporasi meyakini peranan teknologi dan inovasi dalam memajukan
perusahaan. Forbes menyatakan bahwa peranan teknologi dalam memajukan
shareholder adalah sebagai akibat teknologi. Namun, sulit juga menghitung
bagaimana return dapat diciptakan oleh bagian Research & Development dalam
satu korporasi.

Berikut

contoh

bagaimana

perusahaan-perusahaan

menyiapkan

kebutuhan teknologinya sejak dari misi perusahaan dirumuskan. Rumusan seperti


ini diyakini tidak saja mendorong motivasi karyawan untuk bekerja lebih keras,
akan tetapi memberikan jaminan kepada stakeholder bahwa mereka memang
adalah perusahaan yang mengenali penggunaan teknologi secara baik.
Intel : Untuk berhasil kami harus mempertahankan lingkungan inovasi. Kami
akan mengembangkan perubahan, tantangan terhadap status quo,
mendengarkan kepada seluruh ide dan pandangan, mendorong dan
memberi hadiah kepada penangan resiko, dan belajar dari keberhasilan
dan kesalahan.
Sony : Kunci keberhasilan dalam semua hal adalah sains dan teknologi dimana
untuk seluruh pemasar tidak pernah mengikuti apa yang pernah
dilakukan oleh orang lain. Konsep kami selalu adalah memberikan
kenyamanan baru, metode baru, keuntungan baru kepada pelanggan
dengan teknologi kami.
Peranan manajemen dalam hal ini bukan hanya mendorong terciptanya
produk baru, akan tetapi juga menciptakan sistem yang menjamin bahwa produk
yang dikembangkan akan menggunakan teknologi yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Artinya perspektif pengembangan teknologi yang
digunakan oleh korporasi tidak saja dari sisi produk, akan tetapi harus
mempertimbangkan kenyamanan dan kebutuhan pelanggan.
1. Memantau Lingkungan
Perusahaan akan terus-menerus memantau perubahan lingkungan
sehingga dapat memantau faktor eksternal dan mengidentifikasi lingkungan
dalam memanfaatkan pengembangan produksi perusahaan.
a. Pengembangan Teknologi
Motorolla

menyediakan

secara

khusus

intelijen

mereka

dalam

menyiapkan teknologi yang layak diadopsi; teknologi yang sedang berkembang,


dimana Motorolla dapat menyusun technology roadmap (rute perkembangan
teknologi) sehingga bisa bekerjasama dengan produk baru mereka. Dalam

10

hitungan ini mereka dapat menghitung berapa biaya yang dikeluarkan,


keuntungan yang akan didapat, dan bagian mana dari teknologi yang
dikembangkan yang merupakan bagian daripada kompetisi. Salah satu cara yang
ditempuh oleh pengusaha besar adalah dengan menyediakan R&D melekat pada
korporasinya.
b. Dampak Stakeholder Terhadap Inovasi
Berbagai stakeholder seperti: konsumen, pemasok, dan distributor
adalah sumber daripada segala bentuk perubahan dan perbaikan. Kelompok ini
harus mendapat keuntungan maksimal dari teknologi yang sedang dikembangkan.
c. Lead User
Lead user adalah perusahaan, organisasi atau individu yang berada di
gugus depan dan menentukan trend, mereka mempunyai kepentingan dan
biasanya berada di atas pemakai rata-rata. Biasanya untuk alat-alat kesehatan,
rumah sakit menjadi lead user. Lead team di suatu perusahaan biasanya berjumlah
dari 4-6. Proses yang ditempuh biasanya terdiri dari:
1. Meletakkan dasar : Mengidentifikasi pasar sasaran dan bentuk inovasi
yang diinginkan.
2. Menentukan

trend

Mengidentifikasi

teknologi

yang

sedang

berkembang dan kemudian menentukan batasan teknologi yang akan


digunakan.
3. Mengidentifikasi lead user : Tim menentukan orang atau kelompok yang
mengerti akan teknologi yang sedang dikembangkan dan mengerti
kebutuhan mereka.
4. Mengembangkan penyelesaian : Tentukan workshop selama 2-3 hari
untuk beberapa kelompok orang perihal teknologi yang sedang
dikembangkan.
d. Percobaan Produk Baru
Perusahaan yang telah mengadopsi teknologi baru pada barang dan jasa
tertentu dapat memilih sasaran tertentu pada pasar; kemungkinan mana yang
berhasil dan tidak berhasil. Seiko misalnya; melakukan percobaan dengan cara

11

yang sederhana. Seiko menghasilkan beratus model jam tangan yang


diperkenalkan kepada pelanggan. Kemudian model yang mengalami pertumbuhan
pesat dipilih untuk dikembangkan.
Sementara Microsoft dikenal dengan kemampuannya merubah arah
pemakaian peralatan dalam komputer. Ketika Microsoft membeli DOS (Disk
operating system) kemudian mengintegrasikannya ke dalam program Windows
maka terjadi revolusi pemakaian dalam PC. DOS akhirnya hanya digunakan untuk
mengaktifkan Windows, dan lebih dari itu Micosoft mengintegrasikan Windows
dengan Internet Explorer sehingga terjadi integrasi pemakaian. Dengan cara
seperti ini dia dapat bersaing dengan Netscape. Walau harus dicatat bahwa
sekarang sedang terjadi peperangan yang kuat antara Windows dengan Linux;
antara pemakai yang senang membuat perencanaan kebutuhannya dengan yang
disediakan; antara Linux dengan Micosoft.
d. Market Research
Cara yang paling klasik dan tradisional dalam memahami tuntutan pasar
adalah dengan membuat riset pasar. Dalam hal ini harus selalu dibedakan antara
teknologi yang diturunkan dari keinginan pelanggan dengan kebutuhan pasar yang
sesungguhnya.

Artinya

bagaimanapun

perusahaan

harus

selalu

dapat

mengindentifikasi produk baru mana yang dapat menghasilkan pendapatan pada


perusahaan.
Contoh : Ford kurang percaya adanya pasar karena produk tidak muncul.
Industri mobil sangat mempercayai nilai historis bahwa didapat pangsa
pasar yang besar untuk industri mobil. Kami tidak dapat membuktikan
bahwa ada pasar untuk minivan karena tidak ada catatan sejarah untuk
produk seperti itu. Di Detroit, sejumlah dana telah dikeluarkan untuk
mengembangkan produk yang telah ada, dan sejumlah dana telah
dikeluarkan dalam survei selera konsumen atas produk yang ada.
Dalam 10 tahun terakhir tidak satupun dari ibu rumah tangga yang
menanyakan produk minivan.

12

Percaya kepada konsumen memang hal yang baik. Adanya customer


driven tentunya mengajarkan perusahaan untuk selalu memasang telinga terhadap
kebutuhan pelanggan. Akan tetapi terlalu mempercayai apa yang dibutuhkan
pelanggan saja,dapat menghambat berkembangnya teknologi yang dibutuhkan
oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dalam kaitan
ini dikenal adanya technological discontinuity. Ini menunjukkan bahwa kegagalan
perusahaan pemimpin dalam hal mengembangkan teknologi bukan karena mereka
tidak menguasai teknologi akan tetapi karena mereka terlalu mendengar apa yang
dibutuhkan pelanggan mereka atas produk yang telah ada.
2. Lingkungan Internal
Berbagai pertanyaan dapat diajukan sehubungan dengan kondisi internal
perusahaan:
Apakah perusahaan mengembangkan sumberdaya baru untuk menerapkan
ide baru.
Apakah manajer memperkenankan percobaan terhadap barang dan jasa
baru.
Apakah perusahaan mentolerir adanya kesalahan.
Apakah pelanggan menginginkan sesuatu yang baru atau sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Apakah mudah membentuk tim proyek.
a. Isu Alokasi Sumber daya
Setiap pengembangan teknologi selalu berkaitan dengan pertanyaan
seberapa besar dana yang harus dialokasikan. Biasanya dana yang akan
dialokasikan ditentukan terlebih dahulu, biasanya 5 persen dari total penjualan.
Di samping isu dana, isu waktu memasarkan juga menjadi permasalahan.
Dalam isu ini terkandung persoalan bahwa bagaimanapun teknologi pada akhirnya
tidak lepas dari pemasalahan ditiru. Oleh karena itu selalu dipertimbangkan kapan
baiknya memperkenalkan ke pasar dan berapa lama rentang waktu yang

13

dibutuhkan untuk tetap menjaga bahwa teknologi tidak dapat ditiru. Kalaupun
ditiru sudah dipersiapkan langkah untuk mengantisipasinya.
b. Product Versus Process R&D
Dalam

perusahaan

mungkin

muncul

permasalahan

apakah

mengutamakan perbaikan sarana produksi atau memperkenalkan inovasi pada


produk baru. Artinya, memperbaiki fasilitas produksi (fasilitas manufaktur) juga
dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan. Dalam hal ini diyakini ada
hubungan antara aliran kas masuk dengan inovasi dalam produk.
c. Sumber Teknologi
Sumber
mempertimbangkan

teknologi
apakah

dapat

dibeli

teknologi

maupun

dibeli

ataukah

dibuat.

Dalam

dibuat

harus

dipertimbangkan siklus teknologi yang akan digunakan. Dalam hal menghadapi


technology discontinuity maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk
membeli saja daripada membuatkan.
Membeli teknologi, outsourcing technology dapat dilakukan apabila;
Teknologi

berkontribusi

rendah

terhadap

competitive

advantage

perusahaan.
Pemasok mempunyai teknologi yang tepat.
Teknologi pemasok lebih baik dan lebih murah sehingga mudah untuk
diintegrasikan dengan sistem yang telah ada.
Strategi perusahaan didasarkan kepada sistem rancangan, pemasaran,
distribusi, dan pelayanan tidak kepada manufaktur.
Proses pengembangan teknologi membutuhkan keahlian khusus
Proses pengembangan teknologi membutuhkan orang dan sumberdaya
yang baru.
Pemakaian suatu paket teknologi tidak lepas dari pertimbangan
bagaimana dampaknya terhadap produk maupun penerimaan yang diperoleh.
Kaitan ini dapat dilihat pada gambar berikut.

14

3. Pentingnya Kompetensi Teknologi


Perusahaan yang melakukan akuisisi biasanya mengalami kendala ketika
mereka tidak mempunyai kemampuan dalam pengembangan teknologi yang akan
digunakan dalam proses produksi. Perusahaan seperti ini harus mempunyai
kemampuan absorpsi (absorptive capacity); kemampuan perusahaan untuk
menilai, mengasimilasi dan menggunakan pengetahuan luar yang baru agar
perusahaan dapat meningkatkan kapasitas dan produktivitasnya. Sementara itu
perusahaan yang membeli teknologi harus mempunyai kemampuan untuk
menggunakannya (technological competence) agar dapat dipergunakan.
a. Implementasi Strategi
Perusahaan yang berencana menerapkan suatu teknologi harus
memastikan bahwa sistem dan budaya perusahaan sesuai dengan teknologi
tersebut. Dana yang tersedia harus menjamin pemakaian teknologi dimaksud,
sementara proses yang ada juga harus diperbaiki, dan inovasi yang akan dilakukan
harus berinteraksi dengan perusahaan secara keseluruhan.
Ada 6 tahapan yang harus dilalui:
1.

Penciptaan ide. Konsep produk baru harus terdefenisikan


secara jelas.

2.

Konsep skrining. Teknik skrining jelas harus dilakukan untuk


menguji validitas dan kesempatan pasar dari pemakaian teknologi baru.
Studi pendahuluan dilakukan guna mengidentifikasi kesempatan yang akan
diperoleh.

3.

Rancangan awal. Rancangan awal produk yang akan


diperkenalkan harus mendapat spesifikasi yang jelas.

4.

Membangun prototipe dan pengujian. Keberfungsian produk


harus dihasilkan untuk berbagai pengujian yang akan dilakukan.

5.

Rancangan final dan percontohan produk. Rancangan awal


dan produk akhir dalam jumlah terbatas dihasilkan guna melakukan uji
pasar yang akan dilakukan oleh para pemasar.

6.

Pengembangan bisnis baru. Seluruh komponen perusahaan


harus terdorong untuk memperkenalkan produk baru ke pasar.

15

2.5 Mengembangkan Kultur Entrepreneur Yang Inovatif


Manajemen

harus

mampu

mengembangkan

kultur

yang

dapat

mendorong terciptanya inovasi dalam perusahaan. Roger mengungkapkan ciri-ciri


organisasi yang mempunyai kultur inovatif:
Sikap positif terhadap perubahan
Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi
Kompleksitas
Stuktur informal
Keterhubungan
Organizational slack (sumberdaya yang tidak digunakan)
Ukuran yang besar
Sistem yang terbuka.
Perusahaan yang banyak dikenal berhasil menggunakan teknologi seperti
3M dan Texa Instrument, diakui mempunyai kultur yang berbeda. Untuk
perusahaan-perusahaan ini didapat tahapan sebagai berikut:

Pertama. Karyawan lebih didedikasikan kepada satu proyek khusus


daripada perkembangan teknologi secara umum.

Kedua. Seluruh karyawan lebih terfokus bertanggung-jawab terhadap


proses penemuan teknologi secara keseluruhan.

Ketiga. Kelompok merupakan bagian yang terpisah dari perusahaan secara


keseluruhan, sehingga lebih independen, bebas dari tekanan jangka
pendek, diberi imbalan yang berbeda, kelayakannya berbeda, dan
mempunyai akses kepada pengambil keputusan.

a. Organisasi Untuk Inovasi: Entrepreneur Korporasi


Suatu organisasi selayaknyalah mampu melahirkan inovasi. Guth dan
Ginsburg menamai inovasi ini sebagai kelahiran bisnis baru dalam organisasi
yang telah ada yaitu inovasi internal; dan transformasi organisasi melalui

16

pembaharuan ide kunci yang dibangun yaitu pembaharuan strategis. Perusahaan


yang ingin membangun inovasi dan kreatifitas haruslah melakukan perubahan
terhadap organisasinya.
Burgelman menunjukkan adanya dua hal yang dipertimbangkan dalam
penggunaan strategi;
1) Kepentingan strategis bisnis baru terhadap korporasi ataupun perusahaan
2) Keterhubungan unit-unit organisasi kepda perusahaan.
Bila suatu korporasi mempertimbangkan membuka perusahaan (venture)
atau

entrepreneurship

yang

baru,

terdapat

berbagai

pilihan

dengan

mempertimbangkan keterkaitan operasional dan pentingnya strategi. Kombinasi


kedua faktor tersebut dapat berada dalam tiga kondisi yaitu;

berhubungan kuat

sebagian berhubungan

tidak berhubungan
Dengan mempertimbangkan hal ini maka didapat berbagai kemungkinan

yang akan dilakukan oleh perusahaan:


1) Direct Integration. Perusahaan baru yang mempunyai keterkaitan erat
dengan perusahaan lain harus menjadi bagian daripada perusahaan yang
lebih besar. Artinya, integrasi menjadi pilihan perusahaan yang
demikian, sehingga pilihan menjadi bagian langsung (direct integration)
penting.
2) New Product Business Department. Perusahaan sangat membutuhkan
kebutuhan strategi, akan tetapi operasi perusahaan mempunyai
keterkaitan parsial. Oleh karena itu perusahaan dapat berbagi keahlian
dan kapabilitas dalam mengembangkan produk baru.
3) Special Business Units. Perusahaan tidak mempunyai keterkaitan
operasional, sementara di sisi lain perusahaan mempertimbangkan
pentingnya

strategi, oleh karena itu perusahaan mempunyai pilihan

mendirikan special business unit.


4) Micro

New

Venture

Department.

Korporasi

dalam

hal

ini

mempertimbangkan bahwa barang dan jasa yang dihasilkan berkaitan

17

erat, namun belum ditemui apakah ada kaitan pentingnya dengan


strategi. Oleh karena itu korporasi biasanya membentuk devisi kecil,
digunakan untuk menggodok berbagai kepentingan penemuan ide.
5) New Venture Division. Perusahaan hanya berkaitan sebahagian dengan
korporasi sedangkan kepentingan strategi tidak jelas maka pilihannya
adalah membentuk devisi baru.
6) Independent Business Unit. Sama sekali kegiatan operasional perusahaan
tidak terkait dengan korporasi, sementara pentingnya strategi tidak
penting. Maka pilihan korporasi adalah menjadikan perusahaan baru
menjadi independent business unit.
7) Nurturing and Contracting. Perusahaan mempunyai keterkaitan dengan
korporasi, akan tetapi secara strategi tidak mempunyai kaitan maka
pilihannya dapat berupa memisahkan perusahaan dari korporasi, akan
tetapi korporasi tetap memberikan dukungan kepada perusahaan baru
tersebut.
8) Contracting. Keterkaitan operasional perusahaan dengan korporasi kecil,
maka pilihannya dapat menjadikan perusahaan baru menjadi kontraktor.
Akan tetapi dengan satu catatan bahwa perusahaan baru tetap
memberikan nilai tambah kepada korporasi secara keseluruhan.
9) Complete Spin-Off. Keterkaitan operasional perusahaan tidak ada sama
sekali dengan korporasi, sementara kepentingan strategi juga tidak
penting, maka perusahaan baru yang seperti ini lebih baik berada di luar
korporasi sama sekali.

18

BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Terima Kasih pada Bapak Prof. Dr. H.JS Husdarta, M.Pd dan H. Awang
Kustiawan, Drs.MM selaku Dosen Manajemen Strategik dalam Pendidikan serta
Teman-teman, yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini juga
sumber-sumber yang telah membantu kami dalam melengkapi materi makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini
dalam penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

Amir Taufiq. 2011. Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. Jakarta. PT


Raja Grafindo Persada
Sule Erni Tisnawati & Saefullah Kurniawan. 2008. Pengantar Manajemen.
Jakarta. Prenada Media Group
Bateman T.S., Snell S.A. (2008). Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi
dalam Dunia yang Kompetitif. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai