Kelompok 13B
Nama Anggota :
1. Nobby Onist Junior Marbun 1261050029
2. Marta Marissabel Lamtumiar 1261050083
3. Pri Sella 1261050135
4. Mardiana Ismaningsih 1261050178
5. Ruth Nathanelya 1261050236
6. Derry Wendians Suhanto 1261050264
7. Rashellya Rasyida Rahma 1261050293
8. Chalestin Cahya Kumala 1261050281
9. Albertus Layo 1161050140
10. Jevri Wanda 1161050251
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
C. Hipotesis
D. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan khusus :
BAB II
Tinjauan Kepustakaan
1. Asma Bronkhiale
A. Asma Bronkhiale
Asma adalah suatu keadaan klinik yang ditandai oleh terjadinya
penyempitan bronkus yang berulang namun bersifat reversibel, dan
diantara episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi
yang lebih normal. Keaddaan ini pada orang-orang yang terkena asma
mudah ditumbulkan oleh berbagai rangsangan, yang menandakan suatu
keadaan hipersensitivitas bronkus yang khas.
Perubahan pada asma tanpa komplikasi terbatas pada bronkus itu sendiri,
dan terdiri dari spasme otot polos, edema mukosa, dan infiltrasi sel-sel
radang yang menetap dan hipersekresi mukus yang kental. Penyempitan
saluran pernafasan dan pengelupasan sel epitel siliaris bronkus kronis yang
dalam keadaan normal dapat membantu membersihkan mukus, dapat
menghambat mobilisasi sekresi lumen.
Orang yang menderita asma memiliki ketidakmampuan mendasar dalam
mencapai angka aliran udara normal selama pernafasan (terutama saat
ekspirasi). Ketidakmampuan ini tercermin dengan rendahnya volume yang
dihasilkan sewaktu melakukan usaha ekspirasi paksa pada detik pertama
(FEV1). Bergantung pada beratnya penyakit, gangguan ini mungkin tidak
menyebabkan gejala atau hanya menimbulkan perasaan iritasi pada trakea.
Turbulensi arus udara dan getaran mukus bronkus mengakibatkan suara
mengi yang terdengar jelas selama serangan asma, namun tanda fisik ini
juga terlihat mencolok pada masalah saluran napas obstruktif.
Individu dengan asma, baik dengan maupun tanpa mekanisme alergi
memiliki kelabilan bronkus yang abnormal sehingga mempermudah
penyempitan saluran napas. Penyempitan ini disebabkan oleh banyak
faktor, yang tidak memberikan efek pada orang normal. Dasar dari
kecenderungan ini tidak jelas. Dalam praktik, kelabilal bronkus pada
penderita asma dapat dipastikan dengan memperlihatkan respon yang
nyata berupa obstruksif saluran napas mereka terhadap inhalasi histamin
B. Klasifikasi
Derajat
Asma
Gejala
Gejala
Malam
intermiten
2 kali
sebulan
presisten
ringan
> 2 kali
/sebulan
presisten
sedang
> 1x /
seminggu
presisten
berat
sering
Faal Paru
VEP1 80 % nilai
prediksi
APE 80 % nilai
terbaik
Variabiliti APE < 20 %
VEP1 80 % nilai
prediksi
APE 80 % nilai
terbaik
Variabiliti APE 20 - 30
%
VEP1 60 - 80 % nilai
prediksi
APE 60 - 80 % nilai
terbaik
Variabiliti APE > 30 %
VEP1 60 % nilai
prediksi
APE 60 % nilai
terbaik
Variabiliti APE > 30 %
Tabel 1
b. Hipereaktivitas bronkus
c. Jenis kelamin
d. Ras/etnik
e. Obesitas
2. Faktor lingkungan
a. Alergen dalam rumah (tungau debu rumah, spora jamur,kecoa,
serpihan kulit binatang seperti anjing, kucing, dan lain-lain).
b. Alergen luar rumah (serbuk sari, dan spora jamur).
3. Faktor lain
a. Alergen makanan
b. Alergen obat-obatan tertentu
c. Bahan yang mengiritasi
d. d. Ekspresi emosi berlebih
e. Asap rokok bagi perokok aktif maupun pasif
f. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
g. Exercise-induced asthma
h. Perubahan cuaca.
Dari faktor resiko yang telah disebutkan diatas, Debu rumah termasuk
salah satu faktor pencetus asma. Debu rumah mengandung berbagai bahan
seperti serat kain, sel-sel kulit mati (skuama) manusia ataupun hewan,
spora (bunga, jamur,bakteri), serat kapuk, jamur, sisa makanan, rambut,
bulu hewan, tungau, dan sebagainya. Sumber debu yang mengandung
TDR terbanyak adalah debu kamar tidur terutama debu di kasur kapuk,
serta selimut/ kain berbahan wool. Salah satu komponen debu, yaitu
tungau ternyata merupakan agensia allergen utama penyebab asma.
D. Patofisiologi
Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain
alergen, virus, dan iritan yang dapat menginduksi respons inflamasi akut.
Asma dapat terjadi melalui 2 jalur, yaitu jalur imunologis dan saraf
otonom.
Jalur imunologis didominasi oleh antibodi IgE, merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe I (tipe alergi), terdiri dari fase cepat dan fase lambat.
Reaksi alergi timbul pada orang dengan kecenderungan untuk membentuk
sejumlah antibodi IgE abnormal dalam jumlah besar, golongan ini disebut
atopi. Pada asma alergi, antibodi IgE terutama melekat pada permukaan sel
mast pada interstisial paru, yang berhubungan erat dengan bronkiolus dan
bronkus kecil.
Bila seseorang menghirup alergen, terjadi fase sensitisasi, antibodi IgE
orang tersebut akan meningkat. Alergen kemudian berikatan dengan
antibodi IgE yang melekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini
berdegranulasi mengeluarkan berbagai macam mediator. Beberapa
mediator yang dikeluarkan adalah histamin, leukotrien, faktor kemotaktik
eosinofil dan bradikinin. Hal itu akan menimbulkan efek edema lokal pada
dinding bronkiolus kecil, sekresi mukus yang kental dalam lumen
bronkiolus, dan spasme otot polos bronkiolus, sehingga menyebabkan
inflamasi saluran napas.
Gambar 1
Antigen berasal daru TDR masuk ke dalam tubuh manusia penetrasi kulit,
sedangkat yang berasal dari feses masuk ke tubuh manusia melalui inhalasi.
Populasi tungau debu di dalam rumah bergantung pada faktor-faktor :
1.
2.
3.
4.
5.
1. Menjaga kebersihan
untuk menghindari TDR, rumah dibersihkan dari debu dengan cara
disapu dan dipel setiap hari dan perabot rumah dibersihkan dengan lap
basahatau disedot dengan penyedot debu.
2. Memindahkan Penderita ke Daerah yang Lebih Tinggi.
Terdapat hubungan antara ketinggian suatu daerah dengan populasi
TDR. Makin tinggi suatu daerah, jumlah TDR semakin sedikit. Hal ini
berhubungan dengan kelembaban dan suhu daerah tersebut.
3. Mengatur Kelembaban
Untuk mengurangi kelembaban rumah, ventilasi di dalam rumah harus
diperhatikan. Upayakan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam
rumah dengan membuka jendela.
4. Penggunaan Zat Kimia
Akrasida seperti benzil benzoat, pirimifos metil, permetrin, fenil
salisilat
adalah zat-zat kimia yang dapat membunuh tungau.
Mortalitas tungau setelah dua bulan penggunaan benzil benzoat adalah
100% tapi setelah tiga bulan turun menjadi 60%. Fenil salisilat yang
strukturnya sama dengan benzil benzoat ternyata lebih efektif. Zat lain
yang dapat digunakan adalah asam tanat yang dapat mengubah alergen
BAB III
KERANGKA TEORITIS
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol untuk menilai peran kebersihan
lingkungan tempat tinggal dengan terjadinnya serangan penyakit asma pada
penderita asma di Kabupaten Kudus.
4.2
Waktu
: 07.00-12.00 wib
2.
Data Sekunder
4.5
a) Catatan medis
b) Kuesioner asma modifikasi
4.4.2.1
Rencana Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan bantuan komputer dengan
menggunakan program SPSS windows versi 11,5.
Prinsip pengolahan data dari kuesioner yang telah dikumpulkan adalah
sebagai berikut :
1. Cleaning, yaitu data yang telah diperoleh dikumpulkan untuk dilakukan
pembersihan data yaitu mengecek data yang benar saja diambil
sehingga tidak terdapat data yang meragukan atau salah.
2. Editing, yaitu memeriksa hasil wawancara yang telah dilaksanakan
untuk mengetahui kesesuaian jawaban responden.
3. Coding, yaitu pemberian tanda atau kode untuk memudahkan analisa.
4. Tabulating, menyusun dan menghitung data hasil pengkodean untuk
disajikan dalam tabel.
5. Entry, yaitu data yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam komputer
untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Analisis data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis
bivariate untuk mengetahui besar pengaruh faktor risiko tehadap kejadian
asma bronkiale pada pasien.
BAB V
KEPUSTAKAAN
Penyusunan istrumen
Pesiapan lapangan
Analisis data
Penyusunan laporan
konsultan
sekretariat
Penelitian data
Pengawasan lapangan
Petugas memperoses data
Pencacah
pewawancara
NO
1
Survei lapangan
URAIAN
JUMLAH
RP 250.000.00
Penyusunan proposal
RP 250.00.00
Pengolahan data
RP 1.000.000.00
Tranportasi lokal
RP 1.000.000.00
Pengadaan
RP 650.000.00
Ujian tesis
RP 500.000.00
Penjilidan
RP 600.000.00
Alat tulis
RP 1.750.000.00
Fasilitasi
RP 1.250.000.00
JUMLAH
RP 7.500.000.00
Daftar pustaka
Leach ,R. Ward , J .P . Wiener ,C .2007 .At a Glance Sistem Respirasi Edisi 2.
Jakarta : EMS.
Prince,S . Wilson , L . 2012. Patofisiologi Edisi 6 . Jakarta : EGC.
Sudigo . 2011 . Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4 .
Jakarta : Sagung Seto.
Sutanto,Inge & Ismid,Is.S .2011. Parasitologi Kedokteran Edisi 4 FK UI .
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
http://www.depkes.go.id/ (Debu sebagai bahan pencemar yang membahayakan
kesehatan kerja Oleh: Wiwiek Pudjiastuti,SKM ) akses pada 15 februari 2014
pukul 15:00 WIB
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/608/597Dia
-gnosis dan tatalaksana asma bronkial oleh iris rengganis) akses pada 15 februari
2014 pukul 15:00 WIB