Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Uterus atau rahim berfungsi sebagai tempat implantasi ovum yang terfertilisasi dan sebagai
tempat perkembangan janin selama kehamilan sampai dilahirkan.Uterus Bentuknya seperti buah
advokat atau pear yang sedikit gepeng ke arah muka belakang.Ukurannya sebesar telur ayam
dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri dari otot-otot polos. Ukuran uterus tergantung usia
dan paritas. Pada anak-anak 2-3cm, nullipara 6-8cm dan multipara 8-9cm. Ukuran panjang
uterus adalah 7-7,5 cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal2, 5 cm dan tebal dinding 1,25 cm. Letak
uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks kedepan dan membentuk
sudut dengan serviks uteri).
Uterus terdiri atas:
-

Fundus uteri : Adalah bagian uterus proksimal dimana kedua tuba falopii masuk ke uterus.
Tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan fundus uteri

Korpus Uteri : Bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi
utama sebagai tempat janinberkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut
cavum uteri(rongga rahim).

Serviks

Terdiri atas:
Pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan portio
Pars supra vaginalis servisisis uteri adalah bagian serviks yang berada diatas vagina
Saluran yang terdapat dalam serviks disebut kanalis servikalis berbentuk lonjong dengan
panjang 2,5cm, dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks. Pintu saluran serviks sebelah dalam
disebut uteri internum dan pintu vagina disebut ostium uteri eksternum.
Uterus mempunyai dinding yang terdiri dari 3 lapisan yaitu:
1

Endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri; terdiri atas epitel kubik,
kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh-pembuluh darah yang berkelokkelok. Tebal dan fungsi endometrium dipengaruhi oleh hormone ovarium secara siklis,

selama menstruasi endometrium mengalami perubahan tertentu, sedang pada kehamilan


endometrium berubah menjadi desidua. Endometrium melapisi seluruh cavum uteri dan
mempunyai arti penting dalam siklus haid. Dalam masa haid, endometrium sebagian
besar dilepaskan, untuk kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi yang selanjutnya
diikuti dengan masa sekretorik. Setelah mentruasi selesai, tebal endometrial menjadi 0,5
mm. Mendekati akhir endometrial (mendekati masa mentruasi dimulai) tebalnya kirakira 5 mm (kurang dari inchi).
2

Myometrumlapisanhalusberototyangmempunyai3 lapisan lapisan luar berbentuk


longitudinal, lapisan dalam berbentuk sirkular dan diantara kedua lapisan itu terdapat
lapisan otot oblique, berbentuk anyaman. Lapisan ini paling penting dalam persalinan
karena setelah plasenta lahir, otot lapisan ini berkontraksi kuat dan menjepit pembuluhpembuluh darah yang terbuka ditempat itu, sehingga perdarahan
berhenti.Myometriumlebihtebaldidaerahfundus,tipissaatmendekatiistimusdanpalingtipis
daerah serviks.

Lapisan serosa, yaitu perimetrium merupakan lapisan dinding uterus sebelah luar dan
mudah dilepaskan pada plika vesikouterina dan pada daerah perlekatan ligamentum
latum.

Uterus sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis, tetapi terfiksasi dengan baik oleh
jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya. Ligamentum yang memfiksasi uterus adalah
sebagai berikut.
Ligamentum cardinal(Mackenrodt) kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak turun.
Didalamnya ditemukan banyak pembuluh darah antara lain vena dan arteria uterina.
Ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan yang menahan uterus supaya tidak banyak
bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang kiri dan kanan kearah os sacrum kiri dan
kanan.
Ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus dalaman terfleksi dan berjalan
dari sudut fundus uteri kiri dan kanan kedaerah inguinal kiri dan kanan.
Ligamentum latum kiri dan kanan meliputi tuba berjalan dari uterus kearah lateral.

Ligamentum infudibulo-pelvikum kiri dan kanan, yang menahan tuba falopi. Berjalan
dari arah infundibulum ke dinding pelvis.
Istmus adalah bagian uterus antara serviks dan korpus dari uteri. Dinding belakang uterus
seluruhnya diliputi peritoneum viserale yang membentuk didaerah suatu rongga yang disebut cavum
douglasi. Uterus diperdarahi oleh arteri uterine sinistra dan dekstra yang terdiri dari ramus ascedens
dan ramus decendens, arteri ovarika sinitra dektra, kontraksi otot Rahim bersifat otonom dan
dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalis frankenhauser yang
terletak pada pertemuan ligamentum sacro uterinum. Tekanan pada
ganglioninidapatmempengaruhihisdanterjadinyareflekmengejan.
1

Bagian Obstetri Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung: Ginecologi, Elstar Offset,
Bandung, 6: 154 163.

Wiknjosastro, Hanifa: Ilmu Kandungan, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
1997, 13: 338-345.

B. DEFENISI
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang tersusun dari otot polos uteri dan
jaringan ikat yang menumpangnya dan sering juga disebut sebagai fibromioma,
leiomioma, fibroid. Dapat bersifat tunggal atau multipel dan mencapai ukuran
besar (100 pon). Konsistensinya keras, dengan batas kapsul yang jelas sehingga
dapat dilepaskan dari sekitarnya.1,3
1
3

DeCherney, Alan H; Nathan Lauren: Current Obstetric & Ginecologic Diagnosis & Treatment, 9 thEdition,
International Edition, 2003, 36: 693-699.
Bagian Obstetri Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung: Ginecologi, Elstar Offset,
Bandung, 6: 154 163.

C. EPIDEMIOLOGI
Mioma uteri terdapat pada 20 % diantara wanita berumur 20-35 tahun.
Insidensnya meningkat seiring umur hingga hampir 40 % pada umur diatas 45
tahun.Setelah

menopause

hanya

sekitar

10%

mioma

yang

masih

tumbuh.Beberapa penelitian USG menyatakan adanya sedikitnya satu mioma


kecil pada 51 % wanita. Penelitian lain menyatakan bahwa sebanyak 3 dari 4
wanita

memiliki

mioma,

tetapi

kebanyakan

tidak

sadar

karena

tidak

menimbulkan tanda dan keluhan. Mioma yang menyebabkan masalah hanya


satu dari empat wanita yang memiliki mioma.3,4,5
3.DeCherney, Alan H; Nathan Lauren: Current Obstetric & Ginecologic Diagnosis & Treatment, 9 thEdition,
International Edition, 2003, 36: 693-699.
4

Herbst, Arthur L., M.D., et al; Comprehensive Gynecology, second edition, Mosby Yearbook, 1992, 511-518.

Hacker, Neville F: Essentials of Obstetrics and Gynecology, copy right @ 1992 by W.B. Saunders Company,
Philadelphia, Pennsylvania.

Mioma terjadi pada kira-kira 5 persen wanita selama masa reproduksi.Tumor ini tumbuh dengan lambat
dan mungkin baru dideteksi secara klinis pada kehidupan dekade keempat.Pada dekade keempat ini
insidennya mencapai kira-kira 20 persen.Mioma lebih sering terjadi pada wanita nulipara atau wanita
yang hanya mempunyai satu anak.1
Hasil dari beberapa penelitian ultrasound menunjukkan bahwa adanya paling tidak satu mioma kecil
pada 51% wanita.Mioma tumbuh merespon stimulasi estrogen dan menciut setelah menopause. Dengan
demikian, miomapaling banyak dijumpai pada wanita pada usia limapuluhan dan jarang pada wanita
yang berusia kurang dari 20 tahun. Resiko 2-3 kali lebih tinggi pada wanita Afrika Amerika daripada
wanita kulit putih, meningkat sesuai dengan usia, menurun jika mempunyai anak, dapat meningkat
sesuai indeks massa tubuh, dan menurun dengan merokok. Resiko juga meningkat dengan makanan
kaya daging mentah dan daging babi, dan dapat menurun dengan makanan kaya sayur-sayuran.3
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada
wanita yang berkulit hitam lebih banyak, mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menars.
Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh.Di Amerika Serikat mioma
adalah tumor genikologi yang paling sering didiagnosa dan terjadi pada 20-50% wanita yang berusia di
atas 30 tahun. Sedangkan di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39 11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat. 4,5
1. Derek Llemwellyn-Jones. Mioma Uteri, dalam Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi, Edisi 6, Catakan
I, Penerbit Hipokrates, Jakarta, 2002
3. David Chelmow. Gynecologic Myomectomy, dalam www.eMedicine.com, May 9, 2005
5. Philip Thomason. Leiomyoma Uterus (Fibroid), dalam www.eMedicine. com, September 9, 2005
D. ETIOLOGI
Etiologi mioma uteri adalah sebagai berikut:
1 Idiopatik
2 Sitogenetika
Beberapa kelainan yang melibatkan kromosom 6, 7, 12, dan 14 telah
dikenalpasti

berkaitan

dengan

pertumbuhan

tumor.Kelainan

ini

berantisipasi dan menyebabkan perubahan kariotipik yang merupakan


hal yang penting dalam pertumbuhan mioma.
3 Estrogen
Mioma merupakan tumor yang sensitive terhadap estrogen dan
progesterone. Oleh karena itu, mioma berkembang pada tahun
reproduktif dan berkurang dalam ukuran dan insiden selepas setelah
menopause. Konsep ini berintigrasi dalam memahami kebanyakan
faktor resiko yang berhubungan dengan pertumbuhan mioma dan

memformulasikan kaedah terapi.Sebagai contohnya; hormone seks


steroid dapat menstimulasi dan menghambat traskripsi dan produksi
faktor pertumbuhan selular.
Mioma sendiri menyediakan kondisi hiperestrogenik yang membantu
pertumbuhannya.Mioma mempunyai densitas reseptor estrogen yang
lebih

tinggi

mengubah

daripada
lebih

miometrium

sedikit

yang

estradiol

normal.Tumor

kepada

estrone

ini

yang

juga
lebih

lemah.Tahap sitokrom P450 aromatase pada mioma lebih tinggi


daripada myocytes normal dan sitokrom spesifik ini mengkatalisasi
perubahan androgen ke estrogen pada beberapa tisu.
Pertambahan tahun pajanan terhadap estrogen pada menarche awal
dan peningkatan BMI juga meningkatkan resiko mioma.Wanita obesitas
menghasilkan estrogen yang lebih banyak apabila pertambahan
perubahan adipos kepada androgen kepada estrogen dan pengurangan
produksi sex-hormone binding globulin pada hepar.
Kehamilan dapat mengurangkan resiko mioma karena pada kehamilan
hormon progesteron lebih dominan.Terapi hormon tidak member
sebarang

pengaruh

pada

tumbuhnya

mioma.Merokok

mengubah

metabolisme estrogen dan mengurangi jumlah serum estrogen yang


aktif.Hal ini menerangkan kenapa wanita yang merokok mempunyai
resiko yang rendah terhadap mioma.
4 Progesteron
Perannya terhadap

pertumbuhan

mioma

kurang

jelas

karena

progesterone dapat mengstimulasi dan menginhibisi mioma.Progestin


eksogen terbukti mengehadkan pertumbuhan mioma pada ujian
klinis.Pada studi epidemiologis, penggunaan
mengurangkan

insiden

medroxyprogesterone

mioma.Antiprogestin

dan

mifepriston

menginduksi atrofi pada mioma.Pada wanita yang diterapi dengan


GnRH

agonis,

progesterone
meningkat.6

miomaakan

mengecil,

bersama-sama

agonis

namun

dengan

pertumbuhan

pemberian

mioma

akan

Stewart AA, Faur AV, Wise LA. 2002. Predictors of subsequent surgery for uterin leiomiomata after
abdominal myomectomi. 99: 426-432

E. FAKTOR RESIKO
a. Umur
Frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 35-50 tahun yaitu mendekati angka 40%,
sangat jarang ditemukan pada usia dibawah 20 tahun. Sedangkan pada usia menopause hampir tidak
pernah ditemukan. Pada usia sebelum menarche kadar estrogen rendah, dan meningkat pada usia
reproduksi, serta akan turun pada usia menopause. Pada wanita menopause mioma uteri ditemukan
sebesar 10% .6
b. Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali
kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita
mioma uteri.
c. Obesitas
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri.Hal ini mungkin berhubungan dengan konversi
hormon androgen menjadi estrogen oleh enzim aromatase di jaringan lemak.Hasilnya terjadi
peningkatan jumlah estrogen tubuh, dimana hal ini dapat menerangkan hubungannya dengan
peningkatan prevalensi dan pertumbuhan mioma uteri.
d. Paritas
Wanita yang sering melahirkan lebih sedikit kemungkinannya untuk terjadinya perkembangan
mioma ini dibandingkan wanita yang tidak pernah hamil atau satu kali hamil.Statistik menunjukkan
60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tidak pernah hamil atau hanya hamil satu kali.
e. Kehamilan
Angka kejadian mioma uteri bervariasi dari hasil penelitian yang pernah dilakukan ditemukan
sebesar 0,3%-7,2% selama kehamilan. Kehamilan dapat mempengaruhi

mioma uteri karena

tingginya kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Kedua
keadaan ini ada kemungkinan dapat mempercepat pembesaran mioma uteri.Kehamilan dapat juga
mengurangi resiko mioma karena pada kehamilan hormon progesteron lebih dominan.
1

Stewart AA, Faur AV, Wise LA. 2002. Predictors of subsequent surgery for uterin leiomiomata after
abdominal myomectomi. 99: 426-432

F. KLASIFIKASI
Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.1
1. Lokasi
Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.
Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.
Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.

2. Lapisan Uterus
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Berdasarkanposisi mioma terhadap lapisan-lapisan uterus, mioma uteri
dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu:1,2
1 Mioma submukosa

Tumbuh tepat di bawah endometrium dan menonjol ke dalam cavum


uteri.Sering juga tumbuh bertangkai yang panjang dan menonjol melalui
serviks menuju ke vagina sehingga dapat terlihat secara inspekulo dan
disebut sebagai Myom Geburt.Miom pada serviks dapat menonjol ke dalam
saluran serviks sehingga OUE berbentuk bulat sabit.
Mioma jenis ini tumbuh di bawah endometrium paling sering menyebabkan
perdarahan uteri yang banyak dan iregular (menometrorrhagia).Akibatnya
diperlukan tindakan histerektomi pada kasus mioma dengan perdarahan
yang sangat banyak walaupun ukurannya kecil.
Mioma

submukosa

yang

bertangkai

sering

terinfeksi

(ulserasi)

dan

mengalami torsi (terpelintir) ataupun menjadi nekrosis dan apabila hal ini
terjadi maka kondisi ini menjadi perhatian utama sebelum mengatasi
mioma itu sendiri (sindrom mirip dengan akut abdomen).Kemungkinan
terjadi degerasi sarkoma juga lebih besar pada jenis mioma submucosa ini.
Adanya mioma submucosa dapat dirasakan sebagai suatu curet bump
(benjolan waktu kuret).
2 Mioma intramural/interstitial
Tumbuh di dinding uterus di antara serabut myometrium.Ukuran dan
konsistensinya bervariasi, kalau besar atau multipel dapat menyebabkan
pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
3 Mioma subserosa/subperitonal
Tumbuh di bawah tunica serosa (tumbuh keluar dinding uterus) sehingga
menonjol keluar pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa.Mioma jenis ini
juga dapat bertangkai. Jika mioma subserosa yang bertangkai ini mendapat
perdarahan extrauterine dari pembuluh darah omentum, maka tangkainya
dapat atrofi dan diserap sehingga terlepas sehingga menjadi parasitic
mioma.

Kadang-kadang vena yang ada di permukaan pecah dan menyebabkan


perdarahan intra abdominal. Malah mioma subserosa ini juga dapat tumbuh
diantara kedua lapisan peritoneal dari ligamentum latum menjadi mioma
intraligamenter yang dapat menekan ureter dan a. iliaca, sehingga
menimbulkan gangguan miksi dan rasa nyeri.6
1. Bagian Obstetri Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung: Ginecologi, Elstar Offset,
Bandung, 6: 154 163.
2

Wiknjosastro, Hanifa: Ilmu Kandungan, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
1997, 13: 338-345.

6.Stewart AA, Faur AV, Wise LA. 2002. Predictors of subsequent surgery for uterin leiomiomata
after abdominal myomectomi. 99: 426-432
G. PATOFISIOLOGI
Penyebab mioma uteri tidak diketahui. Ada bukti bahwa setiap sel mioma adalah uniselular yang
berasal (monoclonal) dari penelitian glukosa-6-fosfat dehidrogenase. Hal ini sesuai dengan teori dari
Meyer dan De Snoo bahwa asal sel mioma adalah sel imatur, bukan dari sel otot yang matur (teori
cell nest atau teori genitoblast).2,3
Walau tidak ada bukti bahwa estrogen menyebabkan mioma uteri, tetapi estrogen jelas berpengaruh terhadap
pertumbuhan mioma (menjadi lebih besar) . Hal ini juga sesuai dengan percobaan Lipschutz yang memberikan
estrogen pada kelinci percobaan yang ternyata dapat menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan
maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat
progesteron atau testosteron.2

Sel-sel mioma mempunyai reseptor estrogen yang lebih banyak daripada sel-sel myometrium
yang normal dan hal ini sesuai yang ditemukan oleh penelitian Puukka dan kawan-kawan, tapi selsel mioma yang tumbuh di endometrium mempunyai reseptor estrogen yang rendah. Sel-sel mioma
tidak mempunyai reseptor progesteron. Estrogen mungkin memperbesar ukuran mioma dengan
peningkatan produksi matriks ekstraseluler. Leiomioma mungkin bertambah besar dengan terapi
estrogen dan selama kehamilan, tetapi hal tersebut tidak selalu terjadi.2,3
Hipotesis yang menyatakan HGH (Human Growth Hormon) berhubungan dengan pertumbuhan
mioma telah secara luas dibuktikan tidak berhubungan dengan penelitian radioimunoassay dari HGH

pada wanita hamil dan wanita yang menggunakan estrogen tapi terdapat spekulasi bahwa
pertumbuhan mioma pada kehamilan berhubungan sinergis dengan aktivitas estradiol dan HPL
(Human Placental Lactogen).3
2.Wiknjosastro, Hanifa: Ilmu Kandungan, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
1997, 13: 338-345.
3.DeCherney, Alan H; Nathan Lauren: Current Obstetric & Ginecologic Diagnosis & Treatment, 9 thEdition,
International Edition, 2003, 36: 693-699.

H. GEJALA KLINIS
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik
karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma
ini berada serviks, intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang
terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :6
1) Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi
metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini, antara lain adalah :
-

Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adeno karsinoma

endometrium.
Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.
Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut
miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.

2) Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada
sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum
yang akan dilahirkan, pula pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan
juga dismenore.
3) Gejala dan tanda penekanan

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih
akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat
menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia,
pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri
panggul.
Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu Kandungan. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta.338-345

I. DIAGNOSIS
Dapat ditegakkan dengan:
1 Anamnesis:
Gejala-gejala mioma hanya terdapat pada 35-50 % pasien dengan mioma
uteri.Malah kebanyakan mioma ini tidak memberikan gejala (kebetulan
ditemukan) dan bahkan mioma yang sangat besar dapat tidak terdeteksi
terutama pada pasien yang gemuk.Gejala mioma uteri tergantung dari halhal sebagai berikut:1,2,3
1 Jenis mioma (subserosa, intramural, submukosa)
2 Besarnya mioma
3 Lokalisasi mioma
4 Perubahan (degenerasi) dan komplikasi yang terjadi
Secara

umum,

gejala-gejala

mioma

uteri

adalah

sebagai

berikut:Perdarahan yang abnormal (menometrorhagia, dismenorrhae), Nyeri,


Akibat tekanan (pressure effect), massa di perut bawah, Infertilitas, dan
Abortus spontan.
2. Pemeriksaan fisik

Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemriksaan bimanual rutin uterus. Diagnosis mioma uteri
menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang licin, tetapi
sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.

Pemeriksaan penunjang
1 Laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma.Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang
banyak dan habisnya cadangan zat besi.Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin yang
pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia.Adanya hubungan antara polisitemia dengan
penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap ureter yang menyebabkan peninggian
tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi pembentukan eritropoietin ginjal.
a

2 Radiologi
Ultrasonografi
Pemeriksaan dengan USG (Ultrasonografi) transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam
menetapkan adanya mioma uteri.Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus
yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik diobservasi melalui ultrasonografi
transabdominal. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang
mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesran uterus.

Histeroskopi
Histeroskopi digunakan untuk melihat adanya mioma uteri submukosa, jika mioma kecil serta
bertangkai.Mioma tersebut sekaligus dapat diangkat.

MRI
MRI (Magnetic Resonance Imaging ) sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan
likasi mioma tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas
tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm
yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma

Bagian Obstetri Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung: Ginecologi, Elstar

Offset, Bandung, 6: 154 163.


Wiknjosastro, Hanifa: Ilmu Kandungan, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,

1997, 13: 338-345.


DeCherney, Alan H; Nathan Lauren: Current Obstetric & Ginecologic Diagnosis & Treatment, 9 thEdition,
International Edition, 2003, 36: 693-699.
6.Stewart AA, Faur AV, Wise LA. 2002. Predictors of subsequent surgery for uterin leiomiomata

after abdominal myomectomi. 99: 426-432


J. DIAGNOSIS BANDING
K. PENATALAKSANAAN

Pilihan pengobatan mioma tergantung umur pasien, paritas, status


kehamilan, keinginan untuk mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum
dan gejala serta ukuran lokasi serta jenis mioma uteri itu sendiri

(3)

Disini akan dibahas penatalaksanaan mioma uteri pada wanita yang


tidak hamil. Penatalaksanaan mioma uteri pada wanita hamil akan dibahas
tersendiri.
1 Konservatif dengan pemeriksaan periodik
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah ataupun
medikamentosa terutama bila mioma itu masih kecil dan tidak
menimbulkan gangguan atau keluhan.Walaupun demikian mioma
uteri memerlukan pengamatan 3-6 bulan, maksudnya setiap 3-6
bulan pemeriksaan pelvik dan atau USG pelvik seharusnya diulang.
1,2,3

Pada wanita menopause, mioma biasanya tidak memberikan keluhan.


Bahkan pertumbuhan mioma dapat terhenti pertumbuhannya atau
menjadi lisut

(2)

. Estrogen harus digunakan dengan dosis yang

terkecil-kecilnya pada wanita post menopause dengan mioma atau


mengontrol gejala-gejala dan ukuran mioma harus diperiksa dengan
pemeriksaan pelvik dan USG pelvik setiap 6 bulan. Perlu diingat
bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang
terlambat. Bila didapatkan pembesaran mioma pada masa post
menopause, harus dicurigai kemungkinan keganasan dan pilihan
terapi dalam hal ini adalah histerektomi total.1,2,3
2 Pengobatan Medikamentosa dengan GnRHa (Gonadotropin Releasing
Hormon Agonist)
Hal ini didasarkan atas pemikiran mioma terdiri atas sel-sel otot yang
diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. Pemberian GnRH dapat

selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin


hingga

uterus

menjadi

mengecil.

Karena

itu

GnRH

berguna

mengontrol perdarahan (kecuali pada polipoid submukosa yang malah


dapat memperberat perdarahan).
Untuk merangsang siklus menstruasi baru, hipotalamus menghasilkan
GnRH yang kemudian dibawa ke kelenjar pituitary, lalu merangsang
ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron5.
Obat yang disebut Gn-RH agonists (Lupron, Synarel) beraksi seperti
GnRH. Tetapi ketika dipakai sebagai terapi, agonis GnRH memberikan
efek yang berlawanan terhadap hormon alami yang ada. Estrogen dan
progesteron rendah, menstruasi berhenti, mioma mengecil dan
anemia membaik.5
GnRH dapat diberikan dengan suntikan setiap bulan, nasal spray, atau
ditanam dibawah kulit yang akan mengurangi kadar estrogen dan
progesteron dalam tubuh sehingga myom dapat mengecil. Namun,
keamanan jangka panjang dan keefektifannya belum ditentukan,
tingkat hipoestrogenik dalam waktu lama meningkatkan resiko
osteoporosis.Menurut literatur terakhir, pemakaian GnRHa lebih dari 3
bulan menyebabkan myomektomi lebih sulit.Pemakaian GnRHa hanya
boleh digunakan sementara karena GnRH menyebabkan menopause
yang palsu. Bila pemakaian GnRH dihentikan maka mioma yang lisut
itu tumbuh kembali dibawah pengaruh estrogen karena mioma itu
masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi.6
Androgens.Ovarium

dan

kelenjar

adrenal

menghasilkan

androgen.Danazol, sintetik testosterone mengecilkan tumor fibroid,


mengurangi

ukuran

uterus,

menghentikan

menstruasi

dan

memperbaiki anemia. Namun menimbulkan efek samping yang tidak


enak seperti berat badan bertambah, dysphoria, jerawat, sakit kapala,

pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan dan suara yang lebih


berat, menyebabkan banyak wanita menghindarinya.5
Pengobatan

lain.

Kontrasepsi

oral

atau

progestin

dapat

membantu mengontrol perdarahan menstruasi tetapi tidak


mengurangi ukuran fibroid. AINS, pengobatan non hormonal,
efektif

terhadap

berkaitan

perdarahan

dengan

mioma,

vaginal
mereka

berat

yang

tidak

tidak

mengurangi

perdarahan yang disebabkan oleh mioma.5


3 Pengobatan Operatif
Ada 4 dasar pengobatan operatif untuk mioma, yaitu :
1 Miomektomi, yaitu tindakan bedah dimana pengambilan miom
melalui laparatomi atau laparoskopi tergantung ukuran, jumlah dan
lokasi myom. Dilakukan pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan

uterus.Myomektomi

dilakukan

bila

masih

menginginkan keturunan, syaratnya harus dilakukan dilatasi kuretase


dulu untuk menghilangkan kemungkinan keganasan. Myomektomi
berhasil untuk mengontrol perdarahan kronik akibat mioma.6
2 Histeroskopi
Menggunakan

pipa

panjang

dengan

kamera,

dimasukkan

kedalam vagina dan uterus untuk melihat mioma, kemudian mioma di


potong dan di buang.Teknik ini tidak dapat dilakukan pada mioma
yang terdapat di dalam dinding uterus atau pada mioma yang
bertangkai.
3 Miolisis

Merupakan

teknik

operasi

terbaru

di

Amerika,

dengan

menggunakan jarum elektrik yang dimasukkan kedalam mioma pada


saat laparoskopi, yang dapat

menghentikan peredaran darah ke

mioma sehingga mioma mengecil.


4 Histerektomi
Merupakan teknik operasi untuk mengangkat / membuang
uterus. Teknik ini merupakan cara yang terbaik untuk menyembuhkan
mioma uteri, biasanya dilakukan pada wanita dengan mioma yang
besar, dan multipel, perdarahan yang banyak, menjelang / sudah
menopause dan tidak menginginkan anak.
4 Radioterapi
Tindakan ini bertujuan untuk agar ovarium tidak berfungsi lagi
sehingga

penderita

mengalami

menopause

dan

diharapkan

akan

menghentikan perdarahan nantinya. Syarat-syarat dilakukan radioterapi


adalah:1
1 Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient)
2 Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan
3 Bukan jenis submukosa
4 Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum
5 Tidak dilakukan pada wanita muda sebab dapat menyebabkan
menopause
6

Tidak ada keganasan uterus

5 Embolisasi Arteri Uterina / Embolisasi Mioma Uteri


Merupakan teknik terbaru yang sudah diterapkan di negara-negara
maju, yaitu dengan cara menghentikan suplai darah ke uterus dan tumornya,
sehingga tumor menyusut. Cara kerjanya adalah dengan menyuntikkan
partikel-partikel kecil melalui kateter kedalam arteri uterina yang juga
memperdarahi mioma. Darah akan membawa partikel tersebut sampai
menyumbat cabang arteri dan menghambat peredaran darah ke mioma
secara permanen. Akibat adanya emboli dari partikel tersebut, mioma akan
menyusut dan kemudian mengecil. Teknik ini memiliki beberapa keuntungan
antara lain, tidak ada insisi, waktu penyembuhan lebih singkat dan resiko
perdarahan lebih kecil. Syarat melakukan Embolisasi arteri uterina adalah
penderita yang mengalami perdarahan hebat, mioma uteri yang menekan
rektum dan kandung kemih, pasien yang menolak histerektomi dan tidak
ingin punya anak lagi.
Komplikasi terumum dari embolisasi arteri uterine adalah sindrom post
embolisasi. 1 % wanita menjalani histerektomi setelah embolisasi, biasanya
karena infeksi. Embolisasi arteri uterina membutuhkan tindak lanjut jangka
panjang dan wanita harus diberi peringatan akan adanya komplikasi
kemudian. Tingkat kekambuhan embolisasi arteri uterina 10 % setelah 2
tahun.6

Gambar 3.Embolisasi Arteri Uterina / Embolisasi Mioma Uteri7

Embolisasi arteri uterina mempunyai resiko untuk infeksi parah dari


leiomioma yang mengalami infark setelah prosedur ini.

II.9.6. Mioma Uteri dan Kehamilan


Perlu diketahui bahwa ada sebanyak 445 kehamilan yang dikomplikasi
oleh adanya Leiomioma per tahunnya. terdapat spekulasi bahwa pertumbuhan
mioma pada kehamilan berhubungan sinergis dengan aktivitas estradiol dan
HPL (Human Placental Lactogen).3
Pengaruh mioma uteri pada kehamilan adalah

1,2

1 Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi cavum uteri khususnya


pada mioma submukosum.
2 Dapat menyebabkan malpresentasi janin
3 Dapat menyebabkan plasenta praevia dan plasenta akreta
4 Dapat menyebabkan perdarahan post partum akibat inersia maupun
atonia uteri akibat gangguan mekanik dalam fungsi myometrium
5 Dapat mengganggu proses involusi uterus dalam masa nifas
6 Jika

letaknya

dekat

pada

serviks,

dapat

menghalangi

kemajuan

persalinan dan menghalangi jalan lahir.


7 Mioma servix atau isthmus yang penanganan sectio cesaria segera.

8 kelahiran prematur
9 retained placenta
10 Ketuban pecah dini
11 IUGR
12 Inversi uterus
Pengaruh kehamilan pada mioma uteri adalah1,2:
1 Mioma membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena pengaruh
estrogen yang meningkat
2 Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas
seperti telah diutarakan sebelumnya, yang kadang-kadang memerlukan
pembedahan
pengangkatan

segera
sarang

guna

mengangkat

mioma

demikian

sarang
itu

mioma.

jarang

Anehnya,

menyebabkan

perdarahan.
3 Meskipun jarang, mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi dengan
gejala dan tanda sindrom akut abdomen.
4 Infeksi

(prosesnya biasanya steril tapi dapat dipersulit dengan adanya

infeksi sekunder dari kavitas uterus).


Wanita hamil dengan miomektomi multipel yang berulang , terutama jika
sampai melibatkan kavum uteri, harus melalui persalinan secara SC untuk
menurunkan resiko ruptur jaringan parut pada persalinan.
Terapi mioma dengan kehamilan adalah konservatif karena myomektomi
pada kehamilan sangat berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat
dan dapat juga menimbulkan abortus.Operasi terpaksa dilakukan kalau ada

penyulit-penyulit yang menimbulkan gejala akut atau karena mioma sangat


besar.Indikasi utama dilakukannya miomektomi pada kehamilan adalah torsi
pada fibroid yang bertangkai.
Jika mioma menghalangi jalan lahir, dilakukan SC (Sectio Caesarea) disusul
histerektomi, namun myomektomi itu sendiri tidak direkomendasikan untuk
dilakukan

pada

saat

sectio

caesarea.

Kalau

akan

dilakukan

enukleasi

(myomektomi) lebih baik ditunda sampai sesudah masa nifas (12 minggu
setelah melahirkan).1,3
1.Bagian Obstetri Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung: Ginecologi, Elstar Offset,
Bandung, 6: 154 163.
2.Wiknjosastro, Hanifa: Ilmu Kandungan, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
1997, 13: 338-345.
3.DeCherney, Alan H; Nathan Lauren: Current Obstetric & Ginecologic Diagnosis & Treatment, 9 thEdition,
International Edition, 2003, 36: 693-699.
5.Hacker, Neville F: Essentials of Obstetrics and Gynecology, copy right @ 1992 by W.B. Saunders Company,
Philadelphia, Pennsylvania.

6.Stewart AA, Faur AV, Wise LA. 2002. Predictors of subsequent surgery for uterin leiomiomata after
abdominal myomectomi. 99: 426-432
L. KOMPLIKASI
Degenerasi ganas.
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6%
dari seluruh mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus.
Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus
yang telah diangkat.Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri
cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam
menopause.7
Torsi (putaran tangkai).

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul


gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis.Dengan demikian
terjadilah sindrom abdomen akut.Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan
akut tidak terjadi.

Nekrosis dan infeksi


Sarang

mioma

dapat

mengalami

nekrosis

dan

infeksi

yang

diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya.

Gambar 4. Ringkasan komplikasi Mioma Uteri7

Hart MD, McKay D. 2000. Fibroids in Gynecology Ilustrated. London : Churchill Livingstone.

Hanifa Wiknjosastro. Mioma Uteri, dalam Ilmu Kandungan, Penerbit Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999

M. PROGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai