Pembentukan Notokord
Sel sel prenotokord yang menjalani invaginasi di lubang primitif, bergerak maju
menuju kea rah kepala sampai menncapai lempeng prekordal. Sel sel prenotokord ini
terkumpul di dalam hipopblas, sehingga dalam waktu singkat, garis di tengah tengah embrio
terdiri dari dua lapisan sel yang membentuk lempeng notokord. Karena hipoblas tersebut
digantikan oleh sel sel endoderm yang bergerak masuk pada sulkus primitive, sel sel pada
lempeng notokord berproliferasi dan lepas dari endoderm. Kemudian mereka membentuk tali sel
yang padat, notokord definitif, yang berada di bawah tuba neuralis dan menjadi dasar bagi
kerangka sumbu badan. Karena pemanjangan notokord merupakan suatu proses yang dinamik,
ujung kranial terbentuk pertama kali, dan daerah daerah kaudal ditambahkan karena garis
primitif berada pada posisi yang lebih kaudal. Notokord dan sel sel prenotokord meluas kea rah
cranial menuju lempeng prekordal (bakal membrane bukofaringealis) dan ke arah kaudal menuju
ke lubang primitive. Pada titik di mana lubang tersebut membentuk suatu lekukan pada epiblas,
sebuah saluran kecil, saluran neurenterik, untuk sementara waktu berhubungan dengan rongga
amnion dan rongga kantung kuning telur.
Membran kloaka terbentuk di ujung kaudal diskus embrional. Selaput ini mempunyai
struktur yang sama dengan lempeng prekordal dan terdiri dari sel sel ektoderm dan endoderm
yang menempel ketat tanpa diselangi oleh mesoderm. Ketika selaput kloaka muncul, dinding
posterior kantung kuning telur membentuk divertikulum (tonjolan) kecil yang menonjol ke
dalam tangkai penghubung. Tonjolan ini, divertikulum allantoenterik atau allantois, Nampak kira
kira pada hari ke 16 perkembangan. Walaupun pada beberapa vertebrata tingkat rendah
allantois menjadi tempat penampungan untuk zat zat ekskresi dari sistem ginjal, pada manusia
allantois tetap rudimenter, tetapi mungkin saja terlibat pada kelainan kelainan perkembangan
kandung kemih.
pemanjangan bagian kepala cakram tersebut disebabkan oleh migrasi sel yang terus menerus
dari daerah garis primitif menuju ke arah kepala. Invaginasi sel sel permukaan di garis primitif
dan kemudian perpindahannya ke depan dan lateral tersebut berlangsung terus hingga akhir
minggu keempat. Pada tingkat ini, garis primitif menunjukkan perubahan perubahan regresif,
dengan cepat menyusust, dan segera menghilang.
Bahwa ujung kaudal cakram terus - menerus memasok sel sel baru hingga akhir
minggu keempat mempunyai arti penting pada perkembangan mudigah tersebut. Pada bagian
kepala, lapisa lapisan germinal mulai mengadakan diferensiasi spesifik pada pertengahan
minggu ketiga, sedangkan di bagian kaudal diferensiasi ini terjadi menjelang minggu keempat.
Dengan demikian, gastrulasi atau pembentukan lapisan lapisan mudigah berlanjut terus di
segmen segmen kaudal, sementara struktur cranial sedang berdiferensiasi dan embrio
berkembang secara sefalokaudal.
Sementara itu, sel sel sitotrofoblas di dalam villi terus menerus ke dalam sinsitium di
sekitarnya hingga mencapai endometrium ibu. Disini mereka mengadakan hubungan dengan
tonjol tonjol yang sama dari villi sebelahnya, sehingga terbentuklah suatu kulit sitotrofoblas
luar yang tipis . kulit ini lambat laun mengelilingi seluruh trofoblas dan melekatkan kantung
korion kuat kuat ke jaringan endometrium ibu. Villi yang menjulur dari lempeng korion ke
desidua basalis (lempeng desidua) disebut villi batang atau villi penambat. Villi yang keluar dari
sisi sisi villi batang merupakan villi bebas (terminal), tempat terjadinya pertukaran nutrient,dll.
Rongga korion, sementara itu, terus bertambah besar, dan pada hari ke-19 dan ke-20
mudigah menempel ke kulit trofoblasnya hanya dengan suatu tangkai penghubung kecil. Tangkai
penghubung ini kemudian berkembang menjadi tali pusat, dan menjadi penghubung antara
plasenta dengan mudigah.