Fix Booklet
Fix Booklet
Penulis:
Annisa Rachma
Layouter:
Arya Zulfikar
HIMPUNAN MAHASISWA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan karunia-Nya buku panduan Kuliah Kerja
Profesi yang dibuat atas kerjasama Himpunan Mahasiswa
Arsitektur Lanskap IPB (HIMASKAP) dan Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian
Bogor dapat terselesaikan. Buku panduan ini merupakan acuan
yang dapat digunakan oleh mahasiswa guna membantu dalam
proses perencanaan, perancangan, dan pengelolaan pekarangan
dengan menerapkan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL).
Saya selaku ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur
Lanskap (HIMASKAP) IPB mengucapkan terima kasih kepada
seluruh elemen di Departemen Arsitektur Lanskap IPB dan
dosen pembimbing Kuliah Kerja Nyata berbasis Profesi (KKNP) tahun 2015 yang telah membimbing kami dalam
mempersiapkan soft skill mahasiswa untuk turun langsung
kepada masyarakat. Saya pun berterima kasih kepada pihak
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) yang telah memberikan kepercayaan kepada
HIMASKAP untuk mempersiapkan mahasiswa Departemen
Arsitektur Lanskap menghadapi kegiatan Kuliah Kerja Nyata
berbasis Profesi tahun ini. Kepada rekan-rekan pengurus
HIMASKAP, rekan-rekan panitia serta seluruh pihak yang
Terima Kasih
Bogor, Juni 2015
Ketua
Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) IPB
Nurul Surya Wandani
A44120082
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
ii
Pekarangan
Ukuran Pekarangan
Fasilitas Pekarangan
Keragaman Pekarangan
Vertikultur
Hidroponik
11
19
20
Perencanaan Pekarangan
21
Perancangan Pekarangan
24
Pengelolaan Pekarangan
28
Daftar Pustaka
30
PEKARANGAN
Menurut Arifin (1998), pekarangan adalah taman rumah
tradisional yang bersifat pribadi, yang merupakan sistem yang
terintegrasi dengan hubungan yang erat antara manusia,
tanaman, dan hewan.
Lebih lanjut Arifin et. al. (2009) menjelaskan bahwa
pekarangan merupakan tipe taman Indonesia yang berlokasi
disekitar rumah, memiliki status pemilikan dan batas-batas tapak
yang jelas, ditanami berbagai jenis tanaman, dipelihara berbagai
hewan ternak, terdapat satwa liar, struktur bangunan termasuk
kegiatan manusia dan elemen manusianya. Pekarangan juga
merupakan ruang terbuka yang sering dimanfaatkan untuk acara
kekerabatan dan kegiatan sosial.
Contoh pekarangan
Sumber: Arifin dokumentasi
UKURAN PEKARANGAN
Klasifikasi ukuran pekarangan menurut Arifin (1998) adalah:
1.
2.
3.
4.
<120 m2
120 400 m2
400 1000 m2
> 1000 m2
Pekarangan Sempit
Pekarangan Sedang
Pekarangan Luas
Pekarangan Sangat Luas
RUANG PEKARANGAN
Tiga pembagian ruang dalam pekarangan :
1. Halaman depan (buruan)
Ruang yang dekat dengan jalan dan berada di depan
rumah.
2. Halaman samping (pipir)
Ruang yang berada di samping kanan dan kiri rumah yang
membatasi dengan tetangga.
3. Halaman belakang (kebon)
Ruang yang berada dibelakang rumah dan tersembunyi
dari pandangan luar
FASILITAS PEKARANGAN
Menurut Arifin et al (2009) fasilitas yang ada di pekarangan
adalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KERAGAMAN PEKARANGAN
Terdapat keragaman vertikal (strata tanaman) dan
keragaman horizontal sebagai berikut:
1. Tanaman hias
2. Tanaman buah dan sayur
3. Tanaman bumbu
4.
5.
6.
7.
Tanaman obat
Tanaman penghasil pati
Tanaman industri
Tanaman lain: penghasil pakan, kayu bakar, bahan kerajinan
tangan, peneduh
pekarangannya
diusahakan
secara
intensif
untuk
Pemeliharaan Vertikultur
Berdasarkan Besila dan Noor (2015) berikut adalah cara
pemeliharaan tanaman dengan teknik budidaya vertikultur:
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan seperti menyiram tanaman pada
umumnya sementara kuantitas air siraman tergantung pada jenis
tanaman dan peletakan tanaman.
b. Pemupukan
Sebaiknya, pupuk yang digunakan adalah pupuk organik
seperti pupuk kompos atau pupuk kandang. Agar buah tidak
mudah rontok dapat digunakan KCl sebanyak 1 sdt atau 1 sdm
tergantung dari ukuran tanaman dan diberikan setiap 5-6 bulan
sekali.
c. Pengendalian hama
Hama yang umum menyerang adalah belalang dan ulat
daun. Selain pengambilan hama secara langsung, insektisida
yang dapat digunakan salah satunya adalah Diazinon 60 EC
dengan dosis 2cc/ liter air.
d. Pengendalian akar yang berdesakan
Terdapat dua cara pengendalian akar, yaitu pemotongan
sebagian akar dan pemisahan rumpun tanaman.
e. Pengendalian tanaman yang sakit
Tanaman yang sakit dapat disebabkan oleh kekurangan
hara, air dan cahaya matahari, atau disebabkan oleh kondisi
lingkungan sekitar seperti ventilasi udara dan alat tanam (media,
drainase, dan lainnya). Oleh karena itu peletakan sebaiknya
sesuai dengan kebutuhan akan sinar matahari.
10
b. Hidroponik
Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa tanah dan
mengandalkan air sebagai media bantu untuk pertumbuhan
tanaman. Media yang digunakan (contoh: batu apung) berfungsi
sebagai pemegang tanaman. Berdasarkan Besila (2013) metode
yang biasa digunakan untuk hidroponik adalah sebagai berikut:
a. Metode kultur air: sistem rendam, sistem air mengalir/ aliran
bersambung, dan sebagainya.
b. Metode kultur pasir: menggunakan pasir sebagai media
c. Metode kultur agregat: menggunakan bermacam agregat
seperti batu apung, sabut kelapa, perlit, kerikil, ijuk, moss
(savana), pecahan bata/ genteng, dan sebagainya.
Wadah
Berbagai benda cekung dapat digunakan sebagai wadah
tetapi sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak berkarat. Wadah
sebaiknya berwarna gelap untuk melindungi pertumbuhan akar,
kecuali jika media yang digunakan adalah hydrogel. Besar
wadah harus sesuai dengan besar tanaman. Contoh wadah: pot
khusus hidroponik, pot biasa, ember plastik, mangkung keramik,
cangkir/ gelas bekas, dan lainnya.
11
Media
Syarat bahan yang dapat digunakan sebagai media adalah:
(1) higroskopis (bisa menyerap dan menyimpan air serta mampu
merambatkan air); (2) ringan; (3) Tidak mudah membusuk atau
berbau; (4) tidak mudah berjamur; (5) mudah didapat dan harga
relatif murah.
Contoh nedia: batu perlit, pecahan genteng, pecahan batu
bata, pecahan batu apung, ijuk, sabut kelapa, pasir, moss
(savana), dan lainnya.
Cara pembuatan hidroponik sederhana
Berikut
adalah
cara
pembuatan
hidroponik
secara
sederhana:
1. Siapkan wadah yang akan digunakan. Cuci bersih.
2. Siapkan media yang akan digunakan. Cuci bersih.
3. Siapkan semua perlengkapan penanaman lainnya (pipa
paralon dan lidi, kain keras/sumbu, pembolong wadah)
4. Keluarkan tanaman perlahan-lahan dari pot lama, kemudian
cuci bersih akar tanaman di bawah air mengalir.
5. Masukkan media ke dalam wadah setinggi 1/3 wadah.
12
13
14
16
Pemeliharaan Hidroponik
Berdasarkan
Besila
(2013)
berikut
adalah
cara
tiga
cara
pengendalian
akar,
yaitu:
(1)
18
19
ornamental
adalah
tanaman
yang
lebih
PERENCANAAN PEKARANGAN
Perencanaan merupakan bagian yang utama dalam
menciptakan suatu lanskap. Proses perencanaan adalah suatu
alat yang sistematis yang digunakan untuk menentukan saat
awal dan keadaan yang diharapkan dan cara yang terbaik untuk
mencapai keadaan yang diharapkan tersebut (Simonds 1983).
Proses perencanaan pekarangan merupakan langkah awal
dalam pembuatan pekarangan yang lestari. Berikut tahapan
perencanaan pada umumnya yang dapat digunakan untuk
perencanaan pekarangan.
21
1. Inventarisasi
Kegiatan pengambilan data dan informasi mengenai lahan
pekarangan. Mengevaluasi lahan untuk mendapatkan informasi:
a. Aspek biofisik (tapak, tanah, hidrologi, iklim, vegetasi,
satwa).
b. Sosial ekonomi dan budaya (sumberdaya, kearifan lokal).
c. Teknis budidaya (pengolahan, pemupukan, kendala, dan
lainnya).
d. Biaya.
e. Fasilitas (kandang ternak, kolam, dan lainnya).
f. Infrastruktur (sirkulasi jalan, lampu, dan lainnya).
g. Utilitas (tempat sampah), dan lain sebagainya.
2. Analisis
Tahap analisis merupakan hal penting untuk kelanjutan
pembuatan perencanaan dan perancangan. Berikut tahapan
analisis:
a. Penetapan lokasi dan penilaian potensi lahan yang akan
dijadikan kawasan rumah pangan lestari.
b. Penetapan peruntukan lahan dan jenis komoditi yang akan
digunakan
c. Pemilihan dan penetapan komoditi.
22
3. Sintesis
Sintesis merupakan tahapan penanganan atau solusi dari
hasil tahap analisa. Tahapan sintesis, yakni:
a. Menentukan pola tanaman, ternak, dan ikan.
b. Menetapkan konsep tata ruang.
c. Sirkulasi dan daur energi, dan lainnya.
4. Perencanaan
Pengembangan konsep yang sudah ditentukan kedalam
sebuah rencana tapak yang menggambarkan zonasi penataan
ruang, jalur sirkulasi yang direncanakan serta infrastruktur yang
ada di tapak pekarangan maupun dalam kawasan pedesaan.
Perencanaan
dilakukan
dengan
23
mempertimbangkan
hasil
PERANCANGAN PEKARANGAN
Menurut Booth (1983) perancangan merupakan suatu
rangkaian yang rumit dari proses rancangan sesuai dengan
keadaan tapak yang dihadapi.
Berdasarkan Arifin (2014) terdapat beberapa prinsip
umum dalam perancangan Rumah Pangan Lestari (RPL), yakni:
1. Penataan dan pemanfaatan pekarangan
Pekarangan sangat luas, luas, sedang, sempit, budaidaya di
tanah dengan bedengan, pagar, kolam, dan kandang. Rekayasa
penanaman di polybag, pot atau vertikultur.
2. Pemilihan komoditas
Mempertimbangkan
kebutuhan
pangan
dan
gizi
serta
kemungkinan
pengembangannya
secara
komersial.
3. Kebun bibit desa
Dibangun secara parsitipatif oleh masyarakat sebagai
pemasok benih dan bibit untuk memenuhi kebutuhan RPL
maupun kawasan.
24
4. Diversifikasi pangan
Untuk peningkatan konsumsi aneka ragam pangan lokal
dengan prinsip gizi seimbang.
Contoh desain pekarangan
26
PENGELOLAAN PEKARANGAN
Pengelolaan adalah sebuah tindakan baik fisik maupun
administratif untuk menjaga, mengamankan dan melestarikan
lanskap pada suatu kawasan agar sesuai fungsi dan tujuan serta
berkelanjutan. Pengelolaan pekarangan dimaksudkan agar
pekarangan tetap lestari.
Prinsip pengelolaan
Sternloff dan Warren (1984) menyatakan prinsip-prinsip
pengelolaan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan dan standar operasional
2. Dilakukan berdasarkan rencana
3. Ekonomis
4. Terorgnisir dengan baik
5. Memiliki jadwal pemeliharaan
6. Tenaga kerja cukup
7. Sumber dana cukup
8. Penekanan pada pemeliharaan pencegahan
9. Perlindungan terhadap lingkungan alami
10. Keamanan terjamin
11. Pertimbangan dalam perancangan
12. Tanggung jawab
27
Rencana pengelolaan
1. Organisasi pengelola
Semua unsur masyarakat maupun instansi terkait yang
terlibat
dalam
proses
pengelolaan.
Contohnya
adalah
orang
yang
dibutuhkan
dalam
melakukan
pengelolaan.
3. Metode kerja
Terdapat dua macam metode kerja, yaitu konvensional
(metode sederhana dan peralatan sederhana) dan modern
peralatan dan metode yang modern).
4. Spesifikasi bahan dan alat
Mendata alat dan bahan yang akan digunakan selama
proses pemeliharaan. Contoh: cangkul, gunting, selang air,
ember, sapu lidi, tong sampah, koret, tugal, pupuk, dan lain
sebagainya.
28
Pemeliharaan
Terdapat dua macam pemeliharaan, yaitu:
1. Pemeliharaan ideal
Pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain awal,
yaitu
pekarangan
mudah
dipelihara
dan
tujuan
dapat
dipertahankan.
2. Pemeliharaan fisik
Pemeliharaan yang dilakukan untuk mempertahankan
elemen keras (menyapu, mengecat, perbaikan, pemeliharaan
peralatan)
dan
elemen
lunak
pemupukan,
pemangkasan,
pekarangan.
Contohnya
dan
adalah
(penyiangan,
lainnya)
tindakan
29
penyiraman,
yang
ada
di
pencegahan,
DAFTAR PUSTAKA
Arifin HS, Sakamoto K, Chiba K. 1998. Effects of Urbanization
the Performance of the Home Gardens in West Java,
Indonesia.
Okayama
(JP):
Natural
Science
and
Nasional
Direktorat
Jendral
Pendidikan
Tinggi.
Arifin, Hadi Susilo. 2014. Revitalisasi Pemanfaatan Pekarangan
dalam Program Kuliah Kerja Profesi Mahasiswa IPB
Tahun 2014. Handout pembekalan kuliah kerja profesi.
Bogor.
Besila, Qurrotu Aini. 2013. Hidroponik: Bercocok Tanam
Tanpa Tanah. Handout pelatihan hidroponik. Jakarta.
Besila, QA dan A Noor. 2015. Vertikultur: Aplikasi Vertikal
Garden dalam Keseharian). Handout pelatihan vertikultur.
Jakarta.
30
Management.
Inc.California.
http://www.litbang.deptan.go.id/krpl
31
John
Wiley
and
Sons