Anda di halaman 1dari 6

8 JURUS LINGKARAN DEWA

PAHLAWAN

Wajah kakek itu bersih, berwibawa karena matanya mengeluarkan sorot


lembut yang menyejukkan hati. Perawakannya tinggi kurus dan mengenakan
jubah sangat sederhana terbuat dari bahan katun.
Sedangkan bocah itu memiliki bentuk kepala bulat telur, berdahi lebar
gagah. Matanya bersinar lurus dan tajam menandahkan wataknya jujur, keras,
dan penuh keberanian. Alisnya tebal membentuk golok. Perawakannya
hampir sama dengan kakeknya, tetapi ia memiliki kelebihan yang cukup
mencolok di bagian dada dan kakinya. Dadanya tegap dan serasi dengan
bentuk kepalanya, dan diperlengkapi dengan jalinan tulang kaki yang tegaplurus. Tidak ada yang istimewa dari kedua orang itu, mereka sangat
sederhana, bersahaja, dan tidak memiliki apa-apa yang dibawah kecuali
keranjang sayur.
"Mengapa Kongkong (kakek) memintaku melihat drama karya Wang
Shifu?" Tanya si bocah kepada Kakeknya, Lie A Sang. "Jing Zhi (Anak Jing),
Wang Shifu meninggalkan pesan rahasia dibalik karya seni yang ditulisnya di
jaman dinasti Yuan (Boan/Mongol) itu. Perhatikanlah percakapan antara si
pemuda dengan guru sastranya. Sang guru mengatakan, "Kata mengejar
kalimat, kalimat merangkai syair. Di dalam syair tersembunyi udara, api,
tanah, air, dan besi. Kadang-kadang lembut merayu, tetapi tidak jarang ia
bergerak cepat dan dahsyat, menyiram yang menyimpan ying. Mengatur
keduanya, dan melepaskan bersama-sama seperti si Dewa Bongkok
menanam sayur dan mencabut rumput.
Jing Zhi, apkah kamu mengerti perkataan guru sastra itu? "
Dahi si bocah nampak mengernyit, ia mencoba mengerti maksud
perkataan itu.
"Kongkong, Jing tidak bisa melihat sesuatu yang rahasia dalam
perkataan itu. Sepertinya, Wang Shifu menjelaskan teori perpaduan unsur
dari Zhu Xi, bahwa di dalam diri kita terdapat kekuatan dahsyat yang
melampaui keterbatan dan kelemahan kita.
CHAPTER 2, CHIN-SHIH LU (JALAN BATU DAN TULANG)
Lingkaran |5

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

"Jing Zhi, Zhu Xi mengajarkan kita bagaimana melatih kekuatan murni


dari dalam, untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan, kelambatan
menjadi kecepatan. Keduanya memang saling berhubungan, tetapi Wang
Shifu membisikkan rahasia lain yang lebih dalam lagi, yaitu cara berjalan
menurut Chin-shih lu (jalan batu dan tulang). Wang Shifu menulis karyanya
dalam upaya menyadarkan bangsa Han untuk berjalan bersama-sama
menggulingkan pemerintahan Yuan, namun di samping itu, ia menyelipkan
sebuah rahasia yang ia peroleh dari kitab kecil tulisan seniwati sakti Zhao
Ming Cheng, Chin-shih lu (Jalan batu dan tulang), sebelum ia mati terbunuh
oleh pemerintahan Qin ratusan tahun yang lalu.
Sambil berjalan meninggalkan tempat keramain itu, keduanya menuju
sebuah kedai penjual bakmi di pinggir jalan kota Shian.
Terdapat sepuluh meja dalam kedai itu. Mereka memilih duduk di pojok
dekat jendela timur.
Sambil menikmati bakmi pangsit, Lie A Sang kembali menjelaskan
langkah rahasia Chin -shih lu. "Jing Zhi, jangan dikira Kongkongmu mengerti
perkataan Wang Shifu setelah nonton drama itu. Kongkongmu ini menyelami
rahasia itu karena mendiang Zhang Sanfeng Tai Shifu yang menjelaskan.
Lie A Sang tidak menjelaskan lebih jauh, karena pada saat itu ia melihat
delapan belas orang memasuki kedai. Mereka rata-rata membawa pedang di
punggungnya dengan ronce kuning berbentuk bintang. Wajah mereka kotor
dan penuh keringat, tampaknya mereka baru melakukan perjalanan panjang.
Pelayan menyediakan sepuluh kati arak beruang putih yang dipesan mereka
dan tigapuluh enam porsi bakmi.
"Ta Sheko, apakah Wudangpai mau menolong kita? Aku benar-benar
tidak yakin mengingat Chen tao shifu (guru besar chen) terkenal bertabiat
sangat keras, dan tidak suka mengalah dalam hal apapun.
Next Chapter, Chapter 3, Lan Wu Po Huai Gu Ge (Halimun biru menghancurkan
tulang)
CHAPTER 2, CHIN-SHIH LU (JALAN BATU DAN TULANG)
Lingkaran |6

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

CHAPTER 3,

LAN WU PO HUAI GU GE (HALIMUN BIRU


MENGHANCURKAN TULANG)

Shi di (adik ke empat), Chen ta shifu, ketua Wudangpai, memang


beradat sangat keras, namun hatinya emas. Perguruan kita mengharapkan
pertolongannya, karena ia masih memiliki hubungan dekat dengan Shifu.
Siapakah delapan belas orang itu? Mengapa mereka sampai menempuh
jarak yang begitu jauh dari utara untuk menjumpai Chen Sie Cin Ta Shifu,
ketua Wudangpai? Ada peristiwa apakah di rimba persilatan?
Mereka adalah murid-murid perguruan Tien Shan Pai, dari gunung Tien
San. Sebuah perguruan silat yang berada di dekat utara tembok besar, dekat
kota Xinjiang, dekat perbatasan Turki. Banyak orang dari suku Uyghur.
Pegunungan ini jauh menjulang ke atas membawa banyak misteri kehidupan.
Bertentangga dekat dengan Kunlun Shan. Tien Shan Pai terkenal dengan
kungfu tangan kosong dan tendangan Im dan Yang yang sangat termasyur di
dunia persilatan pada masa itu.
Kungfu Tien Shan Pai menekankan alur harmoni antara kekuatan dan
keluwesan dalam bergerak. Kombinasi pukulan tangan kosong dan
tendangan, betul-betul telah mengguncangkan dunia persilatan. Apabila
delapan belas orang itu bergerak bersama-sama, maka akan terbentuklah
sebuah tin yang sukar dilawan. Setiap barisan mengandung satu unsur yang
berbeda-beda. Inilah yang disebut Lei Bao Bai Dong Di Din (Barisan halilintar
mengguncang bumi) ciptaan Shi De Yuan tai shifu (guru besar shi de yuan,
bangzhu (ketua) Tien Shan Pai.
Mereka dipimpin oleh enam bersaudara, Shi Xing long, Shi Xing Lei, Shi
De Qian, Shi Xing Zhang, Shi Xing Jian, dan Shi De Hu. Keenam bersaudara ini
memiliki sifat-sifat kungfu yang berbeda-beda.
Tien Shan Pai sedang menghadapi malapetaka yang hebat. Tiga bulan
sebelum perayaan musim semi, Shi De Yuan bangzhu didapati mati di depan
CHAPTER 3,LAN WU PO
MENGHANCURKAN TULANG)
Lingkaran |7

HUAI

GU

GE

(HALIMUN

BIRU

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

lian bu thia. Tidak didapati bekas luka di tubuhnya. Tetapi yang


mengherankan, dari mata, hidung, dan telinga menguncurkan darah
berwarnah biru tua. Isi dadanya ternyata hancur luluh dihantam oleh tenaga
yang luar-biasa. Seseorang yang bisa membinasakan Shi Ta Shifu (guru besar
Shi) dengan cara yang demikian, pasti memiliki kungfu yang sangat sukar
diukur tinggi dan dalamnya. Dilihat dari permukaan lantai lian bu thia, yang
kelihatan hanya dua pasang kaki yang bergerak menurut unsur sie ping ma
(empat derajat kuda).
Shi Xing Long, murid utama Tien Shan Pai, berteriak,Mei hoa quan
mei hoa quan mei hoa quan (jurus membuka bunga mei hoa)! Xing Long,
berteriak dengan muka pucat pasi. Inilah jurus rahasia dan terakhir dari Tien
Shan Pai. Mei hoa quan adalah sebuah jurus maut yang hanya dipergunakan
apabila lawan diketahui memiliki kepandaian yang berlipat-lipat lebih tinggi.
Membuka bunga berarti membuka jiwa, merenggut sukma. Diperkirakan Shi
Bangzhu sadar bahwa lawannya kali ini memiliki kepandaian yang berlipat
kali jauh lebih tinggi dari kungfunya. Maka ia mengambil keputusan
menggunakan mei hoa quan dan menghendaki mati bersama-sama.
Keenam bersaudara itu menangis dengan hati yang hancur-luluh.
shifu shifusiapakah yang membunuhmu? Shi De Hu yang paling
dekat dengan gurunya, menjadi sangat penasaran dan marah. Sungguhpun
demikian ia nampak berpikir dingin. Dengan teliti ia memperhatikan mayat
gurunya. Tidak ada bekas luka memar, semuanya nampak bersih, Ia menjadi
sangat penasaran. Siapakah iblis itu? Gerakannya tidak meninggalkan bekas
dan pukulannya seperti halimun meremukkan tulangsungguh lihay.
Lan Wu Po Huai Gu Ge .halimun biru penghancur tulang sangat
berbahaya.
Xing Long tako, tanya De Qian. Musuh Shifu kali ini adalah musuh
yang sukar dilawan baik oleh Shifu sendiri apalagi oleh kita. Apakah upaya
CHAPTER 3,LAN WU PO
MENGHANCURKAN TULANG)
Lingkaran |8

HUAI

GU

GE

(HALIMUN

BIRU

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

kita untuk membalas dendam dan kepada siapa kita harus membalas
dendam?
Xing Long hanya diam, karena ia tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Diantara sekian seratus delapan belas murid Tien Shan Pai, terdapat
murid termuda. Ia berusia sepuluh tahun pada waktu Shi Bangzhu meninggal.
Seorang dara yang lincah, cekatan, dan memiliki paras yang elok cemerlang.
Tubuhnya tinggi lurus, dan dihiasi dengan bentuk pinggang yang ramping,
gagah, dan nampak serasi dengan wajahnya yang segar. Dua buah kuncir
selalu menjadi model rambutnya.
Hari ini ia nampak seperti sebuah pelita kehabisan minyak. Wajahnya
pucat, dan air-mata mengucur deras tiada hentinya. Kongkong
kongkongkenapa meninggalkan Lie Sian? Kongkong jangan mati
kongkong. Kata-kata itu yang ia terus ucapkan sepanjang hari. Ia tidak
pernah berpisah dari mayat Shi Banzhu barang sejenak. Seolah-olah ia ingin
melengketkan tubuhnya dengan mayat itu.
Tengah malam, ketika para murid sudah banyak yang tertidur, Shi De Hu
mendekati Coa Lie Sian. Shimei, tidurlah biarlah aku menjaga Shifu.
"Tidak!... Lie Sian mau sama Kongkong!
"Shimei, apakah yang kamu lihat atau mendengar sesuatu sebelum Shifu
meninggal?
Hu koko (Kakak Hu) Kongkong berhadapan dengan seorang yang
berdiri di luar itu dan mukanya menghadap kea rah tembok. Wajahnya tidak
kelihatan. Suaranya seperti burung hantu kelaparan. Ia mendesak Kongkong
menyerahkan catatan Shen Ta lek ling quan (Gerakan Dewa memukul
lonceng) milik laksamana Zhenghe (The Ho). Kongkong tampak terkejut,
dan ia bertanya, siapakah kamu? Ia mendengus, Lan Wu Po Huai Gu Ge,
lan wu shen ling na qu lai (Halimun biru menghancurkan tulang, halimun biru
merogoh sukma) serahkan catatan itu! Tiba-tiba Kongkong bergerak
CHAPTER 3,LAN WU PO
MENGHANCURKAN TULANG)
Lingkaran |9

HUAI

GU

GE

(HALIMUN

BIRU

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

sebanyak duabelas kali, sambil berteriak, Tien shan shi er tui zou xian fei
chuei (dua belas tendangan Tien Shan Bola baja terbang ke angkasa).
Gerakan Shifu sangat cepat, dan aku tidak sanggup melihat gerakkan itu!
Tetapi, gerakan orang itu jauh lebih cepat lagi tidak bersuara berkelebat
seperti halimun diterjang badaidan dalam waktu sekejab mata, Kongkong
sudah jatuh kembali di tempat semula, dengan telinga dan hidung
mengalirkan darah biru. Kongkong memintaku bersembunyi terus, apapun
yang terjadi, ia melarangku keluar!
Tiba-tiba aku mendengar lengkingan nyaring dari mulut Kongkong, Mei
hua quan ..! Dan juga mendengar suara, shuutdes! Tubuh-tubuh
Kongkong mencelat ke atas seperti sebuah piauw terbang yang jatuh dengan
posisi bersilah. Kongkong melancarkan satu gerakan terakhir, tapi orang itu
sudah bergerak lebih dari dua belas jurus dalam tempo tidak kurang dari
deheman kuda. Dan aku tidak melihat bayangan orang itu lagi. Suasana
menjadi hening. Aku mengigil sebab gerakan orang itu seperti setan halimun
yang dingin dan cepat sekali.
Shimei, apakah kamu melihat ciri-ciri tubuh, suara, atau bau tertentu
dari orang itu?
"Tidak, Hu koko. Gerakannya ratusan kali lebih cepat dari gerakan
Kongkong. Lie Sian hanya mencium bau bunga siang.
De Hu berpikir keras, namun ia tidak dapat memecahkan misteri
kematian gurunya. Ia betul-betul terpukul dengan kenyataan ini. Shi Bangzhu
adalah salah satu jago rimba persilatan yang sukar dicari tandingannya.
Tetapi menghadapi setan misterius ini, hanya dalam satu gebrakan, gurunya
sudah dapat dibinasakan. Begitu luar-biasa dan sangat mengerikan.
Kematian Bangzhu Tien Shan Pai ini dirahasiakan oleh para muridmuridnya. Mereka mengambil keputusan untuk melakukan penyelidikan.
Maka berangkatlah mereka ke Selatan untuk melakukan penyelidikan.
CHAPTER 3,LAN WU PO
MENGHANCURKAN TULANG)
Lingkaran |10

HUAI

GU

GE

(HALIMUN

BIRU

Anda mungkin juga menyukai