Anda di halaman 1dari 5

8 JURUS LINGKARAN DEWA

PAHLAWAN

Siapakah pembunuh misterius yang sangat lihai itu? Dan ada hubungan
apa antara Shi De Yuan dengan laksamana ZhengHe. Rahasia apakah yang
terdapat dibalik catatan Shen Ta lek ling quan? Mengapa Iblis biru itu sangat
menghendaki catatan titipan laksaman ZhengHe (The Ho) itu?
Next Chapter,Chapter 3B, Telapak Tangan Budha

CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA


Delapan belas pendekar Tien Shan makan bakmi tanpa banyak
berbicara. Kemarahan, kesedihan, dan kegelisahan tampak jelas menghias
wajah-wajah mereka. Kira-kira sepemanak nasi, Xing Long sudah berdiri dan
mengajak para sidi (sute) nya berangkat. Tujuan mereka saat itu hanya satu,
yaitu, Wudangpai.
Selagi mereka hendak beranjak meninggalkan kedai itu, terdengar suara
orang melantunkan syair dengan suara rendah dan nada penuh penyesalan.
Suara itu begitu jelas sehingga dapat didengar oleh semua orang yang lagi
makan bakmi.
Lahir dan tinggal di antara langit dan bumi
Mengasingkan diri jauh di Utara
Melatih Biao Bu Lian Huan Yuen Yiang Tui
Merenungkan Xing Long guan Shandong Quan
Rahasia tetap bertapa di balik gunung, pengertian bersembunyi di
balik awan
Belum sempat menggunakan Leibao baidong di quan
Mei hua quan sudah mencurat ke depan
Sungguh sayangsungguh sayang.
Memeluk Shen Ta lek ling quan, jiwa dilepas melayang hilang
Ha?! Syair itu syair itu! Diakah pembunuh Shifu?

CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA


Lingkaran |11

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

Syair pendek yang diucapkan orang di luar pintu kedai itu selain
menyebutkan ilmu rahasia Tien Shan Pai yang paling sulit, juga
memberitahukan secara detail apa sesungguhnya yang terjadi di dalam
tubuh partai Tien Shan Pai.
Biao Bu Lian Huan Yuen Yiang Tui adalah jurus tendangan berantai khas
Tien Shan Pai. Memiliki daya serang yang mujijat, sebab ilmu ini didasarkan
pada kekuatan hawa murni yang dipadukan dengan gerakan memeluk awan
yang sangat masyur di jaman dinasti Han.
Xing Long guan Shandong Quan (naga sakti membuka goa) lebih
dahsyat lagi. Jurus ini digerakkan dengan tubuh yang melengkung sejajar
dengan bumi seperti naga terkurap. Kaki kanan dilonjorkan ke depan diikuti
gerakan kedua tangan seperti Buddha menyembah.
Kedua ilmu ini adalah ilmu pusaka peninggalan leluhur Shi De Yuan,
ketua Tien Shan Pai. Kedua ilmu ini belum bisa dikuasai oleh Shi De Yuan,
karena membutuhkan bakat yang luar biasa hebat.
Wajah mereka diliputi keheranan besar mendengar nama ilmu pusaka
perguruan disebut begitu rupa oleh orang luar. Selain itu mereka juga amat
sangat terguncang, sebab syair itu dengan jelas sekali menjelaskan bahwa
kematian Shi De Yuan Ta Shifu sudah tersebar di dunia persilatan. Bergegas
mereka melompat keluar laksana rajawali mengejar mangsa. Dalam waktu
sekejab mereka telah berdiri membentuk lei bao bai dong di din (Barisan
halilintar mengguncang bumi).
Silahkan tuan berbicara, kami delapanbelas pendekar Tien Shan
mendengar! seru Xing Long.
Mereka tidak menjumpai orang yang diharapkan pantas mengucapkan
syair itu. Hanya seorang pengemis kotor sedang makan bakmi bersama
seorang gadis cantik berusia limabelas tahun.

CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA


Lingkaran |12

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

Shi Xing Lei, yang paling cepat naik darah berteriak, Kalau tuan
mempunyai urusan dengan kami, anak murid Tien Shan Pai, silahkan
menampakkan diri, kami siap melayani!
Menyombongkan diri hanya dengan mengandalkan barisan bebek, apa
gunanya! Tiba-tiba gadis itu berbicara.
Kamu benar cucuku, memang mereka tidak lebih dari tikus-tikus kecil
yang hanya tahu dunianya sendiri! Gurunya saja tidak akan bersikap seperti
itu dihadapanku, si pengemis kudisan!
Jahanam! Jadi kau yang mengucapkan syair itu untuk menghina Tien
Shan Pai! Tanya Shi Xing Lei sengit.
Ho...hohoapakah Din bebek ciptaan Shi De Yuan bisa bertahan dua
jurus di hadapan pengemis kudisan! Hmm ingin kulihat!
Jangan salahkan kami! Xing Long menerjang kedepan. Namun
sebelum kepalan tangannya kurang dua depa dari si pengemis itu, tubuh
Xing Long sudah terlempar bagai dihempaskan angin topan.
Hmm Lau Fo Yikai Yun (Buddha Tua menghalau awan), siapakah
pengemis ini guman Lie A Sang. Tenaga sinkangnya sudah mencapai taraf
yang tinggi sekali!
Siapakah Lau qienbe (orang tua gagah), mengapakah engkau orangtua menurunkan tangan jahat kepada kami! Tanya De Hu penasaran, karena
Shihing nya (kakak seperguruan) dijatuhkan hanya dengan segebrakan saja.
Kalau ingin pergi dengan nyawa masih tinggal, serahkan Shen Ta lek
ling quan kepada tuanmu! Ha ha hakalau tidak, hahaha tuanmu
akan sungkan untuk tidak mengambil nyawa tikusmu!
Shen Ta lek ling quan! Shen Ta lek ling quan! apakah yang
dimaksud Shen Ta Lek Ling Quan peninggalan Shen Du, dari kuil Buddha
Juesheng, utara ibukota Peking.
CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA
Lingkaran |13

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

Jing Zhi, ingatkah kamu tentang cerita Shen Du menulis tigapuluh dua
sutra pada Lonceng maha besar di kuil Buddha Juesheng?
Jing ingat Kongkong, bukankah Shen Du tidak dapat meneruskan
duabelas sutra yang menjelaskan tentang meditasi menghadap sang Buddha.
Banyak orang-orang persilatan mencari catatan asli Shen Du untuk
mendapatkan duabelas sutra yang hilang itu. Konon Shen Du mendapatkan
teori menghimpun sinkang berdasarkan hukum suara yang diciptakan oleh
Han Feizi dan dikembangkan oleh Li Si menjadi semacam chigong tingkat
tinggi. Seratus tahun berikutnya, ilmu ini disempurnakan oleh Xunzi menjadi
ilmu sejati yang disebut Jurus Dewa memukul lonceng, karena kekuatan
pukulan itu mengalir seperti gelombang suara yang lembut tetapi
mengeluarkan daya yang luarbiasa mujijat. Semacam perpaduan sinkang dan
khiekang yang disalurkan melalui suara. Suara itu bukan keluar dari mulutnya,
tetapi dari gerakan tubuh, tangan, kaki, bahkan sekujur tubuhnya
Jing Zhi, apakah engkau memperhatikan gerakan tangan kanan
pengemis tua itu menghantam dada pendekar Tien Shan tadi?
Ya, kongkong. Itu Lau Fo Yikai Yun Ciptaan To Kak Siansu dari Bukit
Menara Hijau di jaman dinasti Sung. Tapi pengemis itu menggunakan
gerakan kaki yang berbeda dari aslinya.
Kongkong, Jing ingat bahwa Zhang Shitai-gung (Mahaguru Tio Sam
Hong) menyebutkan,
Langit terlihat seperti salju
Awan bergerak seperti danau api
Tangan dewa bergerak memisahkan salju
Kaki berputar membentuk sui lung shouzhang (kepalan naga air)
Bagus! tepat sekali! Jing Zhi, engkau juga melihat itu. Gerakan kakinya
seharusnya berlawanan dengan sifat hawa murni yang dikerahkan ini yang
dinamakan langit terlihat seperti salju. Apabila ia menggunakan biankun
(tenaga lembek), maka gerakan kaki harus membentuk Yang shengshu (the
CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA
Lingkaran |14

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

vital principle of realising Yang) Zhang Tai shifu menyebutkan sebagai awan
bergerak seperti danau api. Apabila tangan kanannya membentuk Chun Tin
Choi (kepalan mengarah ke langit), maka gerakan kaki harus membentuk
Ying shengsu.- Kaki berputar membentuk sui lung shouzhang.
Delapanbelas pendekar Tien Shan telah bergerak membentuk lei bao bai
dong di din mengurung si pengemis. Si pengemis hanya berdiri diam acuhtak-acuh. Matanya masih tertuju kearah bungkusan bakmi dan menikmatinya
dengan sangat lahap. Si gadis yang berdiri di sampingnya juga menunjukkan
sikap yang sama.
Li Fong, cucuku, coba perhatikan kongkong mengalahkan delapanbelas
tikus bandel ini hanya dengan satu jurus saja.! Coba terka, jurus apakah yang
cocok untuk mengalahkan barisan bebek bandel ini!
Hmm si gadis membalikkan kepalanya dan matanya ditujukan ke arah
formasi barisan itu. Wajahnya yang putih bersih dihias dengan mata yang
mencorong begitu tajam, berani, tapi juga nakal. Menandakan ia biasa
memandang rendah orang lain. Rambutnya lebat itu terurai begitu saja tanpa
perhiasan satupun menghias di kepalanya.
Tidak kurang dari sepeminuman teh, ia tersenyum dan berkata kepada
pengemis tua itu. Kongkong, Fong yakin Shouzhang Fo qingchu Zhu
(Telapak Buddha membersihkan bamboo) dapat memporak-porandakan
formasi barisan itu dalam satu jurus! Horebetul khan Kongkong! Fong
yakin hi hi.. kali ini kongkong pasti akan memainkan Shouzhang Fo
qingchu Zhu!
Li Fong, cucu sang raja, kecerdikanmu tidak kalah dengan kecerdikan
mendiang ibumu. Otakmu memang otak Qitien Dasheng (setara di surga,
besar di tengah para dewa)!
Setelah berkata begitu, tiba-tiba ia bergerak dengan kecepatan yang
sulit dijelaskan dengan kata-kata karena amat sangat cepat. Terdengar jeritan
mengerikan keluar dari mulut delapan belas orang tersebut.
CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA
Lingkaran |15

Anda mungkin juga menyukai