80%
kematian
ibu
tergolong
pada
kematian ibu
pasien dirujuk. Bantuan hidup dasar pada pasien gawat darurat mencakup
resusitasi ABC : airway, breathing, dan circulation. Pasien harus dinilai dengan
cepat dan memperoleh
dan
tepat. Apakah
Apakah pasien dalam keadaan syok? Bila terdapat perdarahan yang massif,
berikan resusitasi cairan IV double line. Apakah pasien (dan bayinya)
membutuhkan oksigen? Apa pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan? Perlukah
dilakukan transfusi?1,3
1.Airway
Pada pemeriksaan awal, bila ditemukan penderita yang sadar yang dapat
berbicara untuk sementara dapat menjamin adanya airway yang baik, karena itu
tindakan yang pertama adalah berusaha berbicara dengan penderita.Gangguan
dalam menjawab pertanyaan menunjukkan gangguan kesadaran, gangguan jalan
napas atau
bernafas, mengenali ada tidaknya sumbatan jalan napas dapat dilakukan dengan
cara look, listen and feel.4
1) Lihat (look)
Apakah penderita mengalami agitasi atau kesadarannya menurun.
Agitasi
memberi
kesan
adanya
hiperkarbia.
Sianosis
menunjukkan
Jika terjadi sumbatan jalan napas parsial yang dapat dilakukan adalah:4
4
2) Pipa orofaringeal
normal sangat penting untuk mempertahankan hidup. Korban yang terengahengah atau tidak bernapas normal dan tidak responsif membutuhkan
resusitasi.4
Pemeriksaan
Penyebab pernafasan tidak efektif dari onset akut pernapasan mungkin
tidak ada atau tidak efektif sebagai akibat dari:4
1.
Depresi langsung atau kerusakan pada pusat kendali pernapasan
otak.
2.
3.
pernapasan
Masalah yang mempengaruhi paru-paru.
Pemeriksaannya berupa :
1. Look, melihat gerakan dari perut bagian bawah / dada bagian atas
2. Listen, mendengarhembusan udara dari hidung dan mulut.
3. Feel, untuk merasakan gerakan dari perut dan dada.
4.
Jika korban tidak sadar, tidak responsif dan tidak bernapas normal
setelah jalan napas telah dibuka dan dibersihkan, penyelamat harus segera
memulai penekanan dada dan kemudian menyelamatkan pernapasan. Berikan
30 kompresi dan kemudian dua napas memungkinkan sekitar satu detik untuk
inspirasi masing-masing mengikuti Australian Resuscitation Council and New
Zealand Resuscitation Council Basic Life Support Flowchart. Jika tidak mau
atau tidak dapat melakukan ventilasi, tim penyelamat harus terus kompresi.4
Permasalahan
Tanda distres nafas:4
1. Nafas dangkal dan cepat.
2. Gerak cuping hidung (flaring nostril)
3. Tarikan sela iga (retraksi).
4. Tarikan otot leher (tracheal tug).
5. Nadi cepat.
6. Hipotensi.
7. Vena leher distensi.
6
sirkulasi
tidak
adekuat,
maka
langkah-angkah
yang
perlu
dipertimbangkan adalah :
-
Resusitasi cairan
11
1. Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan sehingga
memengaruhi keadaan umum
berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin yang
umumnya terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20
minggu. 3,4
Klasifikasi3,5 :
Tingkat I: muntah terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan
dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium. Nadi
meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah menurun.
Mata cekung, lidah kering, turgor kulit menurun, dan produksi urin
mulai berkurang
Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140
kali per menit, tekanan darah sistolik kurang dar 80 mmHg, apatis,
kulit pucat, kadang ikterus, asetonuria, bilirubinuria, berat badan cepat
menurun
Tingkat III : mulai terjadi gangguan kesadaran (delirium, koma),
muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis,
nistagmus,
gangguan
jantung,
bilirubinuria,
dan
proteinuria.
proklorperazin,
diberikan
spasmolitik
dan
progesteron.
Penderita
boleh
1. Primigravida
2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multiple,
diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayii besar.
3. Umur yang ekstrim
4. Riwayat preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsi dalam keluarga
5. Obesitas
Penatalaksanaan3,5,7
a. Tirah baring, miring ke kiri
b. Monitoring balance cairan, lakukan koreksi cairan bila terdapat tandatanda edem paru.
c. Pemberian obat anti kejang. WHO merekomendasikan magnesium sulfat
sebagai obat anti kejang yang paling efektif dan murah. Cara pemberian
MgSO4 adalah sebagai berikut :
Loading dose : 4 gr MgSo4 dilarutkan dengan akuades diberikan
intravena selama 15 menit
Maintenance dose : infuse 6 gr dalam larutan RL/6 jam
Bila dengan pemberian MgSO4 kejang masih berlanjut, diazepam dapat
digunakan sebagai alternatif pilihan.
d. Pemberian obat antihipertensi. Nifedipin 10 20 mg per oral, diulangi
setelah 30 menit , maksimum 120 mg dalam 24 jam
e. Pemberian glukokortikoid untuk pematangan paru bila usia kehamilan 3234 minggu
f. Terminasi kehamilan dilakukan bila usia kehamilan 37 minggu, ada
tanda-tanda impending, kegagalan terapi, dan
terdapat tanda-tanda
plasenta.
Hal
ini
disebabkan
plasenta
biasanya
sirkulasi O2 dan
perdarahan
15
bersumber
pada
kelainan
minggu.
Angka
bawah
uterus
dan
pembukaan
servik
Klasifikasi plasenta8
1. Lateral/low lying (tipe I) plasenta Plasenta yang
letaknya abnormal pada segmen bawah uterus,
tapi belum sampai menutupi pembukaan jalan
lahir. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm
diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan
teraba pada pembukaan jalan lahir.
2. Plasenta previa marginalis (tipe II) : Pinggir bawah
plasenta berada tepat pada pinggir ostium uteri
internum
3. Plasenta previa
parsialis/lateralis
(tipe
III)
17
Grade
Deskriksi
Plasenta berada pada segmen bawah
I
rahim
tetapi
tepi
terbawah
tidak
Mino
r
III
May
or
IV
Bagian
terdepan
janin
tinggi
(floating),
sering
rumah
sakit.
Tetapi
perdarahan
berikutnya
3,8
18
20
minggu
terutama
pada
berlangsung
tanpa
multigravida,
nyeri
banyaknya
masuk
pintu
atas
panggul
presentasi
pemeriksaan
dalam
kecuali
solusio
plasenta
telah
ditegakkan.
pada
ibu
dan
juga
bayi
serta
dapat
19
solusio
plasenta
umunya
menyusup
diantara
di
bandingkan
dengan
pre-eklamsia.
Merokok
2.
Anemi
dan
syok,
sering
tidak
sesuai
dengan
rahim
bertambah
dengan
dengan
darah
yang
5.
6.
7.
8.
kemungkinan
solusio
plasenta
ringan
ialah
21
Plasenta
telah
terlepas
lebih
dari
dua
pertiga
22
diagnostik
yang
dibutuhkan
untuk
Pemeriksaan
Hematokrit,
pembekuan,
laboratorium
Trombosit,
waktu
darah:
waktu
Hemoglobin,
protrombin,
tromboplastin
parsial,
waktu
kadar
USG
untuk
menilai
letak
plasenta,usia
gestasi,dan
keadaan janin
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta
tapi
apakah
placenta
melapisi
cervik
tidak
biasa
diungkapkan
Penatalaksanaan3,8
1. Terapi konservatif (ekspetatif)
Prinsipnya
perdarahan
kita
berhenti
hanya
dan
menunggu
pertus
sampai
berlangsung
observasi ketat
pemberian tokolitik
23
c)
Transfusi darah
2. Terapi aktif
Prinsip kita mencoba melakukan tindakan dengan
maskud agar anak segera di lahirkan dan perdarahan
berhenti misalnya dengan operatif dan obstetric.Langkalangka:
a)
Bila
pembukaan
sudah
lengkap
atau
hampir
Histerektomi
dapat
dilakukan
bila
terjadi
Ligasi
arteri
hipogastrika
bila
perdarahan
tidak
24
Pada
hipofibrinogenemia,berikan
darah
segar
jelly
dan
mudah
kompresi.
Jika
pembuluh
terjadi
darah
rupture
rupture,
dan
bisa
dari
pervaginam
perdarahan
yang
terjadi
akibat
bradikardi
antenatal.
Metode
translabial
pendekatan
telah
banyak di gunakan.
25
pada
saat
antenatal,
penanganannya
di
butuhkan
transfuse
neonates
segera
dilakukan.
5. Gawat janin
Merupakan istilah pada kegawatdaruratan obstetri tentang keadaan
janin yang kemudian diakhiri dengan seksio sesarea atau persalinan
buatan lainnya. Disebut gawat janin bila ditemukan denyut jantung janin
lebih dari 160x/ menit atau di bawah 100x/ menit, denyut jantung tidak
teratur, atau keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan.3
Simpulan pengelolaan3
Cara pemantauan
Kasus resiko rendah auskultasi teratur DJJ selama persalinan:
1. Setiap 15 menit selama kala I
2. Setiap setelah his pada kala II
3. Hitung selama 1 menit bila his telah selesai
Kasus resiko tinggi
1. Pertimbangkan untuk melakukan pengecekan pH darah janin
Interpretasi dan pengelolaan
Untuk memperbaiki aliran darah uterus
26
dinaikkan
untuk
jari
Bokong sudah lahir dan bahu memasuk panggul denngan
diameter transversa terjadi rotasi eksternal sehingga belakang
lahirkan
Bersamaan, bokong melakukan rotasi ke depan 90 0 . kepala turun
bahu belakang
Lakukan maneuver maureceau, lahirkan kepala.
Gunakan forceps bila kepala tidak dapat dilahirkan.
7. Presentasi Majemuk
Presentasi majemuk adalah prolaps satu atau lebih ekstremitas pada
presentasi kepala ataupun bokong. Kepala memasuki panggul bersamaaan
dengan kaki dan/atau tangan.
28
reposisi
ekstremitas
dengan
knee-chest
position
untuk
murni
diagnosis
klinis,
tidak
dibutuhkan
pemeriksaan
Tatalaksana
Begitu distosia bahu dikenali, maka prosedur tindakan pertolongan
harus segera dilakukan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah meminta
bantuan, dan tetap tenang. Hentikan traksi pada kepala dan ada beberapa
maneuver yang harus dilakukan segera untuk menangani distosia bahu.
Posisi McRobert dengan melakukan hiperefleksi kedua paha ke dinding
abdomen ibu sedekat mungkin ke dada yang akan melebarkan diameter
AP pelvis dan memberikan ruang lebih luas dikombinasikan tekanan pada
30
tangan pada bagian posterior vagina , tekan daerah ketiak bayi sehingga
bahu berputar menjadi posisi oblik atau transversa. Penekanan suprapubik
akan membuat bahu lebih abduksi, sehinggga diameternya mengecil.
Lakukan
menemukan
bahu posterior , telusuri lengan atas dan tekanlah fossa kubiti untuk
membuat sendi siku menjadi fleksi. Pegang lengan bawah dan buat
gerakan mengusap ke arah dada bayi sehigga bahu posterior lahir dan
memberikan ruang yang cukup untuk bahu anterior masuk ke simfisis.3,9
32
Tatalaksana 3,8,9
a.
Periksa dan tangani ABC.
b.
Monitoring denyut jantung janin.
c. Hentikan oksitosin, bila sebelumnya obat ini diberikan
d.
Lakukan reposisi tali pusat ke dalam uterus, yang disebut reduksi
funikulus. Bila tidak berhasil, lakukan penilaian dengan
cepat
dan kelainan
lainnya
e.
Kurangi penekanan pada taali pusat dengan mengangkat kepala
janin (bagian terendah janin) menjauh dari vagina, posisi
trendelenberg, atau knee chest position
dipersiapkan untuk
sambil
disebabkan
merupakan
laserasi
pada
koagulopati. 8,12,13
Jumlah kehilangan darah yang normal pada persalinan tergantung
pada jenis persalinan. Berdasarkan data objektif, estimasi rata-rata
kehilangan darah yang normal pada persalinan pervaginam adalah sekitar
500cc,
partum bila jumlah kehilangan darah lebih dari 500 cc pada persalinan
pervaginam dan lebih dari 1000cc pada persalinan seksio sesarea.
Perdarahan post partum primer bila terjadi perdarahan masif dalam waktu
24 jam setelah melahirkan. 8,13,14
Penyebab
perdarahan
post
partum dikategorkan
sebagai
Diagnosis
Diagnosis bisa ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir
terdapat perdarahan pervaginam disertai kontraksi uterus yang buruk
dan tinggi fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih. Ukuran uterus
bisa saja lebih besar dari normal karena akumulasi darah di dalamnya.
Perdarahan yang banyak ini dapat memberikan manifestasi klinik
hipovolemik
berupa
hipotensi
dan
takikardi.
Jangan
lupa
Tatalaksana
American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG)
merekomendasikan pemberian profilaksis berupa uteretonika untuk
mencegah atonia uteri. Melakukan secara rutin manajemen aktif kala
37
Gambar 22. Pilihan terapi untuk atonia uteri (Barbara M. Scavone. 2013)
Pada umumnya dilakukan secara semultan hal-hal sebagai berikut 3,14 :
a. Evaluasi ABC. Posisikan dengan posisi trendelenberg, memasang
venous line, dan berikan oksigen
b. Merangsang kontraksi uterus dengan cara :
- Masase fundus uterus dan merangsang puting susu
- Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan
-
rectal
Kompresi bimanual eksterna dan / atau interna
(mempertahankan
uterus)
atau
bedah
melakukan
39
perineum
robekan pada dinding vagina, forniks uteri, daerah sekitar klitoris dan
uretra dan bahkan yang terberat, rupture uteri. Laserasi pada traktus
genital atas berhubungan dengan ligamen yang besar dan hematom
retroperitoneum. 3,8,13,14
Faktor resiko
40
41
jahitan
tersebut untuk menarik hingga portio serviks pada bagian yang lebih
distal hingga kedalaman luka dapat terlihat. 3,8
Gambar 27. Jahitan pada laserasi serviks. Dimulai dari bagian proksimal.
(Michael R. Foley. 2011)
42
tambahan
Gambar 28. Jahitan pada ruptur perineum derajat dua, mencakup otot
perineum (Michael R. Foley. 2011)
43
Gambar 29. Jahitan pada rupture perineum derajat tiga, mencakup kulit,
mebran mukosa, otot perineum dan sfingter ani. (Michael R. Foley. 2011)
Gambar
miometrium
Plasenta perkreta : implantasi plasenta yang menembus miomettrium
hingga serosa
Diagnosis
Adanya sisa jaringan pada ditandai dengan perdarahan uterus dan
atoni. Sebagian plasenta yang sudah lepas dapat menimbulkan
perdarahaan yang cukup banyak. Sisa plasenta bisa diduga terjadi bila
setelah plasenta keluar ditemukan adanya kotiledon yag tidak lengkap.
Untuk mengetahui apakah terdapat sisa hasil konsepsi pada uterus,
maka perlu dilakukan eksplorasi kavum uteri. Eksplorasi kavum uteri
secara manual bukan hanya untuk menegakkan diagnosis tapi juga
sebagai tatalaksana, dengan cara memasukkan tangan bersama kasa
steril yang lembut, fragmen plasenta dan membrane amnion yang
tertinggal dapat dikeluarkan. Penggunnan ultrasonografi ransvaginal
atau transabdominal dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan
fragmen plasenta yang tersisa. 3, 8, 14
Tatalaksana
Setelah diagnosis retensi plasenta ditegakkan , maka jaringan yang
tersisa harus segera dikeluarkan. Pilihan terapinya berupa ekstraksi
manual atau kuretase. Penatalaksanaan retensio plasenta pada periode
awal post partum adalah dengan manual plasenta, bila tindakan ini
belum berhasil atau masih terdapat sisa konsepsi di dalam kavum uteri,
maka dapat dilakukan kuretase. Setelah plasenta dan sisa konsepsi
dikeluarkan maka kontraksi uterus menjadi adekuat disertai pemberian
oksitosin. Setelah itu pasien masih memerlukan observasi lanjut untuk
mengetahui apakah terjadi perdarahan berulang. 3, 8, 14
4. Inversio uteri
46
47
dari atas
penatalaksanaan
syok
hemoragik
untuk
menstabilkan
nitroglycerin (50
uteretonika
perlu
Gambar
32.
Algoritma
penatalaksanaan
inversio
uteri.
(Branzetti
B.Jeremy.2010)
5. Koagulopati
Sejauh ini insiden terjadinya koagulopati dalam obstetri sangat
jarang dilaporkan. Koagulopati
terjadi dan
walaupun
jarang
51
bayi
KESIMPULAN
dilahirkan tanpa
komplikasi,
tapi
banyak
DAFTAR PUSTAKA
52
from:
http://resuscitation-
guidelines.articleinmotion.com/article/S0300-9572(10)00435-1/aim/adult-blssequence
5.
Leigh Simpson MD, Mark B. Landon MD, Henry L. Galan MD, Eric
R.M. Jauniaux MD, PhD and Deborah A. Driscoll MD, editors.
Obstetrics Normal and Problem Pregnancies sixth ed. Elsevier.
2015. p. 415-1
9. Branzetti B. Jeremy. Emergency Delivery and Peripartum
Emergency. In Adam G. James. Emergency Medicine : Clinical
Essentials second ed. Elsevier. 2014. p.121. 1051-9
10. Novia et al. The Recommended Time Interval of Decision to Incision
Caesarean Section is not Achieved in Daily Practice. Department of Obstetrics
and Gynecology Faculty Of Medicine University of Sriwijaya. Indonesian Journal
Obstetrics and Gynecology, Vol. 37, No. 1. January 2013. p. 1 - 5
11. J. P. Huang et al. Term Pregnancy with Umbilical Cord Prolapse. Department
of Obstetric and Gynecology,Mackay Memorial Hospital,Taipei, Taiwan.
Taiwanase Journal of Obstetric and Gynecology. Elsevier 2012. p. 375-380
12. Goffman, Dena. Nathan, Lisa et al. Obstetric Hemorrhage : A Global Review.
Department of Obstetrics and Gynecology and Womens Health, Montefiore
Medical Center, Albert Einstein College of Medicine. Seminars in Perinatology.
Elsevier 2015. p. 1 - 3
13. Baldiserri R. Marie. Post partum Hemorrhage. In Vincent, JeanLouis. Abraham Edward. Moore A. Frederick. Kochaneck M.
Patrick. Fink P. Mitchell, editors. Textbook of Critical Care Sixth ed.
2011. P. 1192-7
14.
Scavone
M.
Barbara.
Antepartum
and
Postpartum
55