DISUSUN OLEH
KELOMPOK V :
NETI HERAWATI
JUMENO
SOLIKHATUN
PROGRAM STUDI
D III KEPERAWATAN KELAS KARYAWAN
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah, yang berjudul Sistem Muskuloskeletal.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi perbaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................
Kata Pengantar ...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Dan Fisiologi sistem muskuloskeletal...............................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mempelajari dan mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh manusia kita
harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia
yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh
manusia merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan
mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang perawat professional dapat makin
jelas manafsirkan perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut.
Anatomi tubuh manusia saling berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya.
Struktur regional mempelajari letak geografis bagian tubuh dan setiap region atau daerahnya..
B . Rumusan Masalah
Anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal
Apa-apa saja fungsi dari sistem muskuloskeletal
Bagaimana klasifikasi, tipe dari masing masing sistem muskuloskeletal
C. Tujuan
Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal.
Mengetahui fungsi fungsi sistem muskuloskeletal.
Mencari tahu klasifikasi, tipe kerja dari masing masing sistem muskuloskeletal.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN-ORGAN DALAM
SISTEM MUSCULOSKELETAL
Muskuloskeletal terdiri atas :
I.
Muskuler/Otot : Otot, tendon, dan ligamen
II.
Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi
I. MUSKULER/ OTOT
1.1 OTOT
Origo, Tempat yang kuat dianggap sebagai tempat dimana otot timbul
Isersio, Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah mana otot berjalan.
Kontraksi otot rangka dapat terjadi hanya jika dirangsang. Energi kontraksi otot dipenuhi dari
pemecahan ATP dan kegiatan kalsium. Serat-serat dengan oksigenasi secara adekuat dapat
berkontraksi lebih kuat, bila dibandingkan dengan oksigenasi tidak adekuat. Pergerakan
akibat tarikan
otot pada tulang yang berperan sebagai pengungkit dan sendi berperan sebagai tumpuan atau
penopang.
Masalah yang berhubungan dengan system ini mengenai semua kelompok usia, masalah pada
system musculoskeletal tidak mengancam jiwa tetapi berdampak pada kativitas dan
produktivitas penderita.
1.1.b Otot Polos
merupakan otot tidak berlurik dan involunter.
Otot polos dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua ujung
meruncing,serta mempunyai satu inti.
Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding
berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem
respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Ciri-ciri dari otot polos, antara lain:
1. Berbentuk gelondong dengan dua ujung yang meruncing dan tepat pada bagian tengah
cenderung menggelembung.
2. Inti selnya hanya satu.
3. Durasi kontraksi otot polos antara 3 sampai 180 detik.
4. Polos sebab tidak memiliki garis-garis yang melintang sama seperti yang dijumpai
pada otot lurik.
5. Otot polos ini bereaksi di luar kesadaran atau control manusia sebab ia diluar perintah
otak. Oleh seba itu, otot polos kadang disebut juga sebagai otot tak sadar.
6. Biasanya dijumpai pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot pada saluran
kemih, pembuluh darah dan lain-lainnya.
7. Otot polos melakukan kontraksi dengan reflex sebab ia berada di bawah saraf yang
otonom.
8. Reaksi otot polos ini lambat jika dibandingkan dengan otot lurik dan tidak mudah
lelah meski ia bekerja secara terus menerus.
Bagian Otot Polos memiliki tiga bagian utama yakni:
1. Membran Plasma
Bagian ini sering pula dikenal dengan nama Sarcolemma atau sarkolema. Ia baru nampak dengan
jelas jika menggunakan mikroskop electron. Ia tampak seperti double membrane atau selaput
membran ganda yang terdiri dari selaput luar dengan tebal antara 25 sampai 30 angstrom. Sementara
itu, selaput lainnya adalah selaput dalam dengan ketebalan 25 sampai 30 angstrom.
2. Sitoplasma
Bagian otot polos yang satu ini juga sering disebut dengan istilah sarkoplasma atau
Sarcoplasma dengan sifat yang eosinofilik dan mengandung organoid yang terdiri atas
mitokondria yang memagari inti, apparatus golgi, sentriol, serta endoplasma reticulum. Selain
organoid, terdapat pula paraplasma misalnya glikogen juga lipofusin.
3. Inti Sel
Berjumlah satu dan memiliki bentuk yang lonjong cenderung panjang dengan ujung yang
tumpul. Saat bagian otot polos yang satu ini berkontraksi ia akan membentuk gelombang.
Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi.
1. Otot polos unit ganda
Ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik,
pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot
erektor pili rambut.
2. Otot polos unit tunggal (viseral)
Ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut
dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi
sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari
aktivitas listrik spontan.
persimpangan interselular khusus yang disebut disk interkalat, yang terjadi hanya dalam
jaringan jantung. Otot jantung dikendalikan tanpa sadar dan, pada kenyataannya, dapat terus
berfungsi tanpa dirangsang oleh impuls saraf.
Fungsi Otot Jantung
1. Memompa darah melalui jantung: kontraksi dan relaksasi memompa bergantian otot
jantung darah terdeoksigenasi melalui Atrium Kanan dan Ventrikel Kanan ke paru-paru, dan
Darah terdeoksigenasi melalui Atrium Kiri dan Ventrikel Kiri ke aorta, kemudian ke seluruh
tubuh.
2. Kontraksi atrium dan ventrikel jantung, menyebabkan detak jantung
3. Jaringan otot jantung merupakan jaringan yang membentuk sebagian dari jantung dan
ketika berkontraksi itu akan memeras darah ke paru-paru Anda melalui sirkuit paru, dan
selebihnya dari tubuh Anda melalui sirkuit sistemik.
1.2 TENDON
Tendon adalah adalah serabut yang keras berupa jaringan ikat fibrosa yang biasanya
menghubungkan otot ke tulang dan mampu bertahan terhadap ketegangan. bersifat fleksibel.
Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.
Selaput tendon berbentuk selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi tendon tertentu
terutama pada pergelangan tangan dan tumit. Selubung ini bersambungn dengan membrane
sinovial yang menjamin pelumasan sehinggga mudah bergerak.
Tendon mirip dengan ligamen dan fascia karena mereka semua terbuat dari kolagen di mana
ligamen menghubungkan satu tulang ke tulang yang lain, sedangkan fascia menghubungkan
otot ke otot lain.
1.3 Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis
penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang
diikat oleh sendi, dan mempertahankan stabilitas.
Contoh Ligamen medial, lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan diolateral dari
Sendi lutut serta ligamen cruciate anterior dan posterior di dalam yang mempertahankan
posisi anterior posterior yang stabil. Ligamen pada daerah tertentu melengket pada jaringan
Lunak untuk mempertahankan struktur. Contoh: ligamen ovarium yang melalui ujung tuba ke
peritonium.
Beberapa tipe ligamen :
- Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang ada di siku
dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan.
- Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat sendi,
Seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.
Kerangka aksial
Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang parietal (2), temporal (2),frontal, oksipital, stenoid, dan
etmoid.
Tulang muka terdiri atas 14 tulang yaitu tulang maksila (2), zigomatikus (2), nasal (2), lakrimal (2),
palatinum (2),concha inferior (2),mandibula dan vomer.
Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur, terbentang antara tengkorak dan
pelvis. Juga merupakan tempat melekatnya iga dan otot punggung. Kolumna vertebralis dibagi dalam
7 vertebra sevikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacrum dan 4 vertebra
koksigius.
Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan. Thoraks berupa sebuah rongga berbentuk kerucut
terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga yang melingkar dari tulang belakang sampai ke
sternum.
Pada sternum terdapat beberapa titik penting yaitu supra sternal notch dan angulus sterni yaitu tempat
bertemunya manubrium dan korpus sterni.
Bagian-bagian tersebut merupakan penunjang kepala, leher, dan badan serta melindungi otak,
medulla spinalis dan organ dalam thoraks.
2.
Kerangka Apendikular
*Struktur Tulang
- Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks).
- Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).
- Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.
- Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.
- Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa).
- Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).
Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :
a.
Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik tulang. Matrik tulang
tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan/ asam polisakarida dan
proteoglikan). Matrik tulang merupakan kerangka dimana garam garam mineral ditimbun terutama
calsium, fluor, magnesium dan phosphor.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai pemeliharaan fungsi tulang dan
terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik tulang dewasa yang
di tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di
dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat prosesus yang berlanjut kedalam
kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak kurang lebih
0,1 mm).
c.
Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat
diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas
mengikis tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan tulang (resorpsi dan pembentukan
tulang). Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun.
Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Fungsinya
pendukung seperti tampak pada pergelangan tangan. Bentuknya tidak teratur dan inti dari konselus
(spongi) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
B.
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin kuat, tetapi fleksible dan tidak
bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat sampai ke kartilago yang berada pada
perichondium (serabut yang membentuk kartilago melalui cairan sinovial), jumlah serabut collagen
yang ada di cartilage menentukan bentuk fibrous, hyaline, elastisitas, fibrous (fibrocartilago) memili
paling banyak serabut dan memiliki kekuatan meregang. Fibrus cartilage menyusun discus
intervertebralis articular (hyaline) cartilage halus, putih, mengkilap, dan kenyal membungkus
permukaan persendian dari tulang dan berfungsi sebagai bantalan. Cartilage yang elastis memiliki
sedikit serat dan terdapat pada telinga bagian luar.
II.SENDI
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan
berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain
melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada persendian terdapat cairan
pelumas (cairan sinofial). Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa,
sehingga dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.
1. Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa.
Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.
2. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah kartilago.
Contoh Tulang belakang
3. Diarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari struktur
sinovial.
Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel (siku), sendi putar (kepala dan
leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin gerakan antara
tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan tulang rawan dan tulang yang satu
dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. contohnya sutura pada
tulang tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong (gigi), dan sindesmosis (permukaan sendi
dihubungkan oleh membran).
2.
Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendian- persendiannya dipisahkan oleh bahan
antara dan hanya mungkin sedikit gerakan. Sendi tersebut ujung-ujung tulangnya dibungkus tulang
rawan hyalin, disokong oleh ligament dan hanya dapat sedikit bergerak.
Ada dua tipe kartilago :
Sinkondrosis
Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan hialin yang
menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya :simfisis pubis (bantalan tulang rawan yang mempersatukan kedua tulang pubis), sendi
antara manubrium dan badan sternum, dan sendi temporer / sendi tulang rawan primer yang dijumpai
antara diafisis dan epifisis.
3.
Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi
tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari
jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan sinovium yang membentuk suatu kantong yang
melapisi suatu sendi dan membungkus tendon-tendo yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan
cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Caiaran sinovial normalnya bening,
tidak membeku dan tidak berwarana. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relative kecil 1-3 ml.
Cairan sinovial bertindak pula juga sebagi sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Tulang rawan memegang peranana penting, dalam membagi organ tubuh. Tulang rawan sendi terdi
dari substansi dasar yang terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel
tulang rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga
memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat.
Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika
usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya. Berbagai jenis sendi sinovial yaitu sendi
datar / sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, dan sendi pelana /
sendi timbal balik.Gerak pada sendi ada 3 kelompok utama yaitu gerakan meluncur, gerkan bersudut /
anguler, dan gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi,
rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan khusus seperti supinasi, pronasi, inversion, eversio, protaksio.
Sendi diartrosis terdiri dari:
ru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Sendi ini terjadi
apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke ujung tulang lain yang
berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah hubungan tulang panggul dengan tulang paha, dan
tulang belikat dengan tulang atas.
sel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu arah, Persendian yang menyebabkan gerakan satu arah
karena berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel ialah hubungan tulang pada siku,
lutut, dan jari-jari.
na
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos dua.
Contohnya,
terdapat
pada
ibu
jari
dan
pergelangan
tangan
Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak lurus. misal persendian dasar ibu jari yang
merupakan sendi pelana 2 sumbu.
t
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar pegangan pintu, misal persendian
antara radius dan ulna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat
bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot.
Dengan adanya kerja sama antara rangka & otot, manusia dapat berjalan, melompat,
berlari dan sebagainya.
B. Saran
Kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-Nya dan
mentaati hukum serta aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Maka dari itu agar kelak
kita tidak mendapatkan kesusahan melainkan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat, hendaknya kita selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya serta segala sesuatu yang madlarat yakni yang tidak berguna bagi hidup
dan kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
*C.Pearce, Evelyn . Anatomi dan Fisiologi . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.
*Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat . Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2003.
*http://images.google.co.id/imgres = (10 Februari 2008)
*http://images.google.co.id/imgres?Imgurl (10 Februari 2008)
*http://www.web-books.com/elibrary/medicine/ Physiology/skeletal/divisions
(10 Februari 2008)
*l'Ergomotricit - Le corps, le travail et la sant Michel Gendrier - Collection
Grenoble Sciencesn Muskuloskeletal System. 2006.
* http://www.ilo/ encyclopaedia/?print&nd=857400009&nh=0
*Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2003.
Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan reabsorpsi tulang adalah :
Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari
saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan deficit mineralisas, deformitas dan
patah tulang.
b.
Merupakan hormone utama pengatur homeostasis kalsium. Hormon parathyroid mengatur konsentrasi
kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang perpindahankalsium dari tulang. Sebagian
respon kadar kalsiumdarah yang rendah, peningkatan hormone parathyroid akan mempercepat
mobilisasi kalsium, demineralisasi tulang, dan pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid
meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.
c.
Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang. Dengan menurunnya pasokan darah /
hyperemia (kongesti) akan tejadi penurunan osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis
(berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang kehilangan aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang
konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak diman lebih banyak terjadi pembentukan dari
pada absorpsi tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang dapat berespon terhadap
tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah tulang. Perubahan tesebut membantu
mempertahankan kekuatan tulang pada proses penuaan. Matrik organic yang sudah tua
berdegenerasi, sehingga membuat tulang relative menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang
baru memerlukan matrik organic baru, sehingga memberi tambahan kekuatan tulang.
(Price,S.A,1995 : 1179)
Otot rangka yang melekat pada kerangka oleh jaringan ikat yang tangguh yang
disebut tendon (lihat Gambar di atas). Banyak otot rangka yang melekat pada ujung
tulang yang bertemu pada sendi. Otot-otot menjangkau sendi dan menghubungkan
tulang. Ketika otot berkontraksi, mereka menarik pada tulang, menyebabkan
mereka untuk bergerak.
Otot hanya bisa berkontrak. Mereka tidak bisa aktif memperpanjang, atau
memanjang. Oleh karena itu, untuk memindahkan tulang dalam arah yang
berlawanan, pasang otot harus bekerja secara berlawanan. Misalnya, otot bisep dan
otot-otot trisep lengan atas bekerja bertentangan dengan menekuk dan
memperpanjang lengan di siku.
*Struktur otot
Tiap serabut terdiri : Dinding sel ( sarcolema ), Plasma sel (sarcoplasma ), Inti sel (nucleus)
Tiap sel otot (seran lintang ) dibungkus jaringan ikat longgar yang disebut : endomysium
Beberapa serabut otot dibungkus : perimysium
Beberapa kelompok serat otot dibungkus : epimysium
Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut periosteum. Periosteum
memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon
dan ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang terdekat
mengandung osteoblast . Dibagian dalamnya terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis yang
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast terletak
dekat endosteum dan dalam lacuna howship (cekungan pada permukan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga sumsum (batang) tulang panjang
dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum, ilium, vetebra dan rusuk pada
orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa
tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik.
Tulang kanselus menerima asupan darah melalui pembuluh metafis dan epifis. Pembuluh periosteum
mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient yang
menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri
nutrient memasok darah ke sumsum tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada yang
mengikuti arteri.