Anda di halaman 1dari 30

Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi Pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIA UNDIFFERENTIATED
DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSJ MENUR SURABAYA
Disusun Oleh:
Kelompok 3 Non Reguler
Kelompok 3 Reguler
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO
SURABAYA
2013-2014
ANGGOTA :
KELOMPOK 3 (WIJAYA KUSUMA)
1. Amirullo Ashadi
2. Mukjizat Anugrah Putra
3. Arum Puspita Dewi
4. Shinta Hermawardani
5. Sufiyani
KELOMPOK 5 (FLAMBOYAN)
1. Lailatus Somiah
2. Reni Widyaningsih

LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.M dengan Masalah Keperawatan Gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran dengan Diagnosa Medis Skizofrenia tak terinci di ruang wijaya
kusuma RSJ Menur Surabaya telah dikonsulkan dan disetujui untuk diseminarkan pada tanggal
07 Januari 2014.

Pembimbing Akademik

Surabaya, Januari 2014


Pembimbing Klinik

Mengetahui,
Kepala Diklat Perawatan

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya kami
dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa dengan judul Asuhan Keperawatan
Jiwa pada Pasien Tn.M dengan Masalah utama Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran dengan diagnosa medis skizophrenia di Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur
Surabaya. Selebihnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing dan CI Ruang Wijaya Kusuma yang telah membimbing kami dalam melakukan
penyusunan Makalah seminar ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon dengan tulus mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua
dan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Surabaya, 06 Januari 2014

Kelompok

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi hidup manusia menurut WHO, sehat
diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan saja keadaan
terhindar dari sakit maupun kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966
adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain (Teguh, 2009).
Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan orang
lain, sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan
lingkungan (Suliswati, 2005).
Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa setiap orang
mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
Disebutkan pula bahwa penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang, mengancam
keselamatan dirinya dan orang lain, mengganggu ketertiban keamanan umum wajib
mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Prevalensi gangguan
jiwa di Indonesia mencapai 245 jiwa per 1000 penduduk hal ini merupakan kondisi yang sangat
serius karena lebih tinggi 2,6 kali dari ketentuan WHO. Prevalensi penderita di Indonesia adalah
0,3-1% dan bisa timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12
tahun sudah menderita gangguan jiwa. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka
diperkirakan sekitar 2 juta mengalami skizofrenia. Tingginya angka gangguan kesehatan jiwa
tersebut penyebabnya multifaktorial bisa diakibatkan masalah sosial, ekonomi, maupun gizi yang
kurang dimana sekitar 99% pasien di Rumah Sakit Jiwa adalah penderita skizofrenia (Yosep,
2007). Skizofrenia adalah penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya
pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat
di definisikan sebagai penyakit tersendiri melainkan diduga sebagai suatu sindrom gangguan
jiwa (Videbeck, 2008).
Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa Negara
menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang yang disebabkan oleh masalah kesehatan
jiwa sebesar 8,1 %. Angka ini jauh lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan penyakit
tuberculosis(7,2%), kanker(5,8%), penyakit jantung (4,4%) maupun malaria (2,6%). Namun
pada kenyataannya berdasarkan data Riskesdas 2007, ternyata terdapat sekitar 13.000-24.000
orang penderita gangguan jiwa di Indonesia yang diabaikan oleh keluarganya. Sedangkan di
Jawa Tengah berdasarkan data dari Kabupaten/Kota sampai dengan Juni 2011 tercatat 3 tidak
kurang 200 orang penderita gangguan jiwa tidak dibawa ke RSJ. Hasil penghitungan data jumlah
pasien pada tahun 2010 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan rumus jumlah
diagnosa / jumlah gangguan jiwa x 100% (jumlah gangguan jiwa: 3914). Pasien yang mengalami
perilaku kekerasan sebanyak 1534 jiwa atau sekitar 39,2%, pasien yang mengalami gangguan

persepsi halusinasi sebanyak 1606 jiwa atau sekitar 41%, pasien yang mengalami isolasi sosial :
menarik diri sebanyak 457 jiwa atau sekitar 11,7%, pasien yang mengalami waham sebanyak 111
jiwa atau sekitar 2,8%, pasien yang mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu
sebanyak 82 jiwa atau sekitar 2,1%, kemudian pasien yang mengalami depresi sebanyak 662
jiwa atau sekitar 16,9%, pasien yang ingin melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 116 jiwa
atau sekitar 2,3%, pasien yang sudah pulang dan kambuh lagi ada 4452 jiwa atau sekitar 11,5%,
pasien skizofrenia sendiri ada 3912 jiwa atau sekitar 99,99%, kemudian jumlah pasien laki-laki
sekitar 2357 jiwa, sedangkan pasien yang perempuan sebanyak 1557 jiwa (Arfian, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan dan fenomena diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.M dengan diagnosa keperawatan gangguan
persepsi sensori : halusinasi pendengaran?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum :
Untuk memberikan gambaran nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah utama gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
1.3.2 Tujuan khusus :
1.
Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran
2. Mendiskripsikan diagnosa keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran
3. Dapat menyusun perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi Pendengaran pada Tn.M.
4. Mendiskripsikan implementasi pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran
5. Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan
6.
Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penderita agar mempercepat penyembuhan.
1.4.2
Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan atau
kebijaksanaan untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kejiwaan khususnya
dalam memberikan tindakan pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran
1.4.3
Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan khususnya tentang asuhan
keperawatan jiwa pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
1.4.4
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran

BAB II
LANDASAN TEORI
I. Kasus (Masalah Utama)
Halusinasi
Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan pencerapan (persepsi) panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat meliputi sistem penginderaan pada seorang dalam
keadaan sadar penuh (baik).
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Halusinasi adalah merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersiapkan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar (Maramis,
2005).
Halusinasi adalah pesan, respon, dan pengalaman sensori yang salah (Stuart Sudden, 2007).
B. Jenis Jenis Halusinasi
Menurut Stuart Sudden, 2007, Halusinasi dibagi dalam:
1. Halusinasi Pendengaran / Auditorik
Karakteristik ditandai dengan mendengarkan suara terutama suara orang. Biasanya klien
mendengarkan suara orang yang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu hal.
2. Halusinasi Penglihatan / Visual
Karakteristik ditandai dengan adanya stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran,
geometrik, gambar kartun dan panorama yang kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau
menakutkan.
3. Halusinasi Penghidu / Alfaktari
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau menjijikkan seperti darah, urin,
faces. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dimensia.
4. Halusinasi Peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit. Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan
stimulus yang jelas. Contohnya rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
5. Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai dengan rasa mengecap seperti rasa darah, urin, faces.
6. Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti rasa aliran darah vena atau arteri,
pencernaan makanan, pembentukan urin.
7. Halusinasi Kinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
C. Penyebab

Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi sosial. Isolasi Sosial adalah
percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang
lain.
Tanda dan gejala Isolasi sosial antara lain:
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain
3. Komunikasi kurang atau tidak ada
4. Tidak ada kontak mata
5. Tidak melakukan aktifitas sehari hari
6. Berdiam diri di kamar
7. Mobilitas kurang
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala seseorang yang mengalami halusinasi adalah:
1. Tahap 1 ( Comforting )
- Tertawa tidak sesuai dengan situasi
- Menggerakkan bibir tanpa bicara
- Bicara lambat
- Diam dan pikirannya dipenuhi pikiran yang menyenangkan
2. Tahap 2 ( Condeming )
- Cemas
- Konsentrasi menurun
- Ketidakmampuan membedakan realita
3. Tahap 3
- Pasien cenderung mengikuti halusinasi
- Kesulitan berhubungan dengan orang lain
- Perhatian dan konsentrasi menurun
- Afek labil
- Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk )
4. Tahap 4 ( Controlling )
- Pasien mengikuti halusinasi
- Pasien tidak mampu mengendalikan diri
- Beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
E. Akibat
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan adalah suatu perilaku mal adaftive dalam memanifestasikan perasaan marah
yang dialami seseorang. Perilaku tersebut dapat berupa mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Perasaan
marah sendiri merupakan suatu hal yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan berada
pada rentang adaptif.

Rentang Respon
Respon adaptif

Respon Mal adaptif


1. Pikiran logis
1. Kadang
Proses pikir
terganggu
1. Gangguan pikir / delusi
2. Persepsi akurat 2. Ilusi
3. Emosi konsisten 3. Emosi berlebihan atau kurang
dengan pengalaman
4. Perilaku seksual 4. Perilaku tidak biasa
5. Hubungan sosial 5. Menarik diri
6. Harmonis

2. Halusinasi
3. Perilaku dis organisasi
4. Isolasi Sosial

III.
A. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan

Perubahan persepsi sensori


( Halusinasi )

Isolasi sosial : Menarik Diri

Gangguan konsep diri, Harga diri rendah


B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Masalah Keperawatan
a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
b. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
c. Isolasi Sosial : Menarik Diri
2. Data Yang Perlu Dikaji
a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Data Subjektif :
Klien mengatakan kesal atau benci terhadap seseorang
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah
Riwayat prilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya
Data Objektif :

Mata merah, wajah agak merah


Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai, berteriak, menjerit, memukul diri sendiri /
orang lain
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam
Merusak dan melempar barang barang
b. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Data Subjektif :
Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulasi nyata
Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
Klien merasakan makan sesuatu
Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
Klien takut pada suara / gambar / bunyi yang dilihat dan didengar
Klien ingin memukul / melempar barang barang
Data Objektif :
Klien berbicara dan tertawa sendiri
Klien bersikap seperti mendengar / melihat sesuatu
Klien berhenti bicara ditengah tengah kalimat untuk mendengar sesuatu
DisOrientasi
3. Isolasi Sosial : Menarik Diri
Data Subjektif:
- Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa apa, bodoh, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Objektif :
- Klien terlihat lebih suka sendiri, binggung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri atau ingin mengakhiri hidup, apatis, ekspresi sedih, komunikasi verbal kurang,
aktivitas menurun, menolak berhubungan, kurang memperhatikan kebersihan.
IV.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
V.
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Tujuan Umum :
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria Evaluasi :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
INTERVENSI :
1. Bina hubungan saling percaya dengan :
Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal

Perkenalkan diri dengan sopan


Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan klien
RASIONAL : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk memperlancar hubungan
interaksi selanjutnya
b. Klien dapat mengenal halusinasi.
Kriteria Evaluasi:
- Klien dapat menyebutkan, waktu, isi dan frequensi timbulnya halusinasi
- Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya
INTERVENSI :
1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
R/ Kontak dan singkat selain upaya membina hubungan saling percaya juga dapat memutuskan
halusinasinya.
2. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya, berbicara dan tertawa tanpa stimulus
memandang ke kiri dan ke kanan seolah ada teman bicara
R/ Mengenal perilaku pada saat halusinasi timbul memudahkan perawat dalam melakukan
intervensi
3. Bantu klien mengenal halusinasi dengan cara :
- Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang di dengar
- Jika klien menjawab ada lanjutkan apa yang dikatakan halusinasinya
- Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu. Namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada sahabat tanpa menuduh)
- Katakan pada klien bahwa ada klien yang seperti dia
- Katakan bahwa perawat akan membantu klien
R/ Mengenal halusinasi memungkinkan klien untuk menghindari faktor timbulnya halusinasi
4. Diskusikan kepada klien tentang :
- Situasi yang menimbulkan / tidak menimbulkan halusinasi
- Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore, malam, atau jika sendiri,
jengkel, sedih )
R/ Dengan mengetahui waktu, isi, dan frekuensi munculnya halusinasinya mempermudah
tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat
5. Diskusikan pada klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi ( marah, takut, sedih, senang
). Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
R/ Untuk mengidentifikasi pengaruh halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya.
Kriteria Evaluasi :
Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan
halusinasinya
Klien dapat menyebutkan cara baru
Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasinya seperti yang telah di diskusikan
Klien dapat melakukan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya
Klien dapat mengikuti aktifitas kelompok

INTERVENSI :
1. Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah,
menyibukkan diri, dll )
R/ Upaya untuk memutus siklus halusinasinya sehingga tidak berlanjut
2. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien jika bermanfaat beri pujian
R/ Reinforcement dapat meningkatkan harga diri klien
3. Diskusikan cara baru untuk memutuskan timbulnya halusinasinya :
- Katakan saya tidak mau dengar kau pada saat halusinasi muncul
- Menemui orang lain atau perawat, teman untuk bercakap cakap atau mengetahui
halusinasinya didengar
- Membuat jadwal kegiatan sehari hari agar halusinasi tidak muncul
- Meminta teman, keluarga, perawat menyapa jika klien tampak sendiri
R/ memberikan alternatif pilihan untuk mengontrol halusinasi
4. Bantu klien memilih cara dan melatih cara untuk memutuskan halusinasinya secara bertahap
misalnya dengan :
- Mengambil air wudhu dan sholat atau baca Al-Quran
- Membersihkan rumah atau peralatan rumah
- Mengikuti kegiatan sosial di masyarakat ( pengajian, gotong royong )
- Mengikuti kegiatan olahraga di kampung ( jika masih muda )
- Mencari teman merngobrol
R/ Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk mencoba memilih cara mengendalikan
halusinasinya
5. Beri kesempatan klien untuk melakukan cara yang telah dipilih
R/ Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba cara yang dipilih
6. Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok orientasi realita dan stimulasi
persepsi
R/ Stimulasi persepsi dapat mempengaruhi perubahan intepretasi realitas akibat halusinasi
d. Klien dapat dukungan keluarga untuk mengontrol halusinya
Kriteria Hasil :
Keluarga dapat saling percaya dengan perawat
Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dari tindakan untuk mengendalikan
halusinasinya
INTERVENSI :
1. BHSP dengan menyebutkan nama, tujuan dengan sopan dan ramah
R/ Sebagai dasar untuk memperlancar interaksi selanjutnya
2. Anjurkan klien untuk menceritakan halusinasinya kepada keluarga
R/ Untuk mendapatkan bantuan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
3. Diskusikan halusinasinya pada saat berkunjung :
- Pengertian halusinasi
- Gejala halusinasi yang mendalam
- Cara yang dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasinya
- Cara merawat klien halusinasi dirumah, misalnya diberi kegiatan jangan di biarkan sendiri
- Beri informasi kapan mendapat bantuan :
Halusinasi tidak terkontrol dapat mencederai orang lain
R/ Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang informasi halusinasi

e. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.


Kriteria Evaluasi :
Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis, dan efek samping obat
Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
Klien dapat informasi tentang efek samping obat
Klien dapat memahami akibat berhenti minum obat tanpa berkonsultasi
Klien dapat tahu prinsip penggunaan 5 tepat
INTERVENSI :
1. Diskusikan dengan keluarga tentang dosis, frequensi, dan manfaat obat
R/ Dapat menyebutkan dosis, frequensi, dan manfaat obat
2. Anjurkan klien meminta obat ke perawat
R/ Menilai kemampuan klien dapat pengobatan sendiri
3. Anjurkan klien bicara kepada dokter tentang manfaat dan efek samping yang dirasakan
R/ Dengan mengetahui efek samping, klien tahu apa yang harus dilakukan setelah minum obat
4. Diskusikan untuk berhenti minum obat tanpa diskuksi konsultasi dengan dokter
R/ Program pengobatan berjalan lancar
5. Bantu klien untuk menggunakan prinsip obat 5 tepat
R/ Dapat mengetahui prinsip penggunaan obat

DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9. Surabaya : Airlangga University
Press.
2. Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga.
Edisi 1. Jakarta : CV. Sagung Seto.
3. Stuart, G. W. Sudden, S. J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Terjemahan ). Jakarta :
EGC.
4. Maslim Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas Dari PPDGJ III
5. Hawari. Dadang. 2001. Pendekatan Holistik Dengan Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.
Jakarta : FK UI

BAB 3
TINJAUAN KASUS
RUANGAN RAWAT : Wijaya Kusuma
TANGGAL DIRAWAT : 31-12-2013
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 01 Januari 2014 di ruangan Wijaya Kusuma RS Jiwa Menur
Surabaya. Adapun data yang didapat bahwa klien masuk rumah sakit diruangan pada tanggal
dengan nomor register dengan diagnosa medis F20.3 (Skizophrenia ).
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.M
Tanggal Pengkajian : 01 Januari 2014
Umur : 25 Tahun
RM No.
: 03-xx-xx
Informan
: Pasien, Keluarga Dan Rekam Medic
II. ALASAN MASUK
Px berbicara melantur dan marah marah
k/u : px mengatakan mendengar ada yang berbisik bisik dan menyuruhnya untuk berbuat hal
yang tidak baik ( contoh : disuruh memukul,disuruh mensholati ibunya )
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? Ya
2. Pengobatan sebelumnya ? Kurang berhasil
3. Pengalaman
Aniaya fisik
: klien pernah mengalami anaiaya fisik
Aniaya Seksual
: klien tidak pernah mengalami aniaya seksual
Penolakan
: klien tidak pernah mengalami penolakan
Kekerasan dalam keluarga
: klien pernah mengalami kekerasan
Tindakan kriminal
: klien tidak pernah melakukan tindakan kriminal
Jelaskan No 1,2,3
: pasien marah-marah kepada ibunya.
kakak pasien mengatakan bahwa px pernah dirawat di rumah sakit jiwa menur pada tahun 2011
dengan keluhan yang sama, sebelumnya px berobat ke kyai untuk sembuh akan tetapi
pengobatan kurang berhasil. Selama selang 3 tahun setelah sembuh px tidak pernah kontrol
dengan tidak teratur minum obatnya karena merasa sudah sembuh. Selama dirumah pasien
marah-marah dan memukul ibunya.
Masalah Keperawatan
:
- Regimen terapi inefektif
- Resiko Perilaku kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? Tidak
Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
px mengatakan putus cinta dan di tinggal pacarnya menikah
Masalah Keperawatan
: Respon Pasca Trauma
IV. FISIK
1. Tanda Vital: TD : 120/80 mmHg Nadi : 84x/menit Suhu : C P : 19x/menit
2. Ukur
: TB : 174cm BB : 59kg
3. Keluhan fisik
: Tidak

Jelaskan
: selama di rumah sakit jiwa px tidak pernah mengalami sakit
Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan
: px anak k 5 dari 6 bersaudara.
Masalah Keperawatan
: Koping Individu Tidak Efektif
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
: px menyukai seluruh bagian tubuhnya, penampilanya kurang rapi,
tampak lesu ketika berjalan, px mondar mandir di ruangan
b. Identitas diri
: px seorang laki laki berusia 25 tahun, belum menikah, berpendidikan
terakhir hanya SD.
c. Peran
: px bekerja sebagai kuli bangunan, setiap harinya px bekerja dengan tepat
waktu.
d. Ideal diri
: px ingin berkumpul dengan keluarganya terutama dengan ibunya, dan
pasien ingin menikah.
e. Harga diri
: px merasa malu karena px seorang tamatan SD dan px ditinggal pacarnya
untuk menikah.
Masalah Keperawatan
: Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : px mengatakan paling dekat dengan ibunya karena merupakan seseorang
yang paling berharga.
b. Peran serta dalam kegiatan/ masyarakat : px mengatakan hubungannya dengan tetangganya
tidak baik karena hanya berprofesi sebagai tukang kuli bangunan. Saat di RS, px suka
menyendiri tidak meu bergaul dengan px lainya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : px kurang bisa bergabung atau berinteraksi
dengan orang lain baikl di rumah maupun di lingkungan rumah sakit.
Masalah Keperawatan
: Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dari keyakinan
: px mengatakan bahwa agamanya islam.
b. Kegiatan ibadah
: sudah tidak sholat sejak 3 bulan yang lalu selama dirumah, px
mengatakan tidak pernah sholat selama di RS
Masalah Keperawatan
: Distrees Spiritual
GENOGRAM

Keterangan :
: perempuan

: laki - laki

: pasien
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
Jelaskan
: px berpenampilan rambut tidak pernah disisir, memakai sarung berantakan
untuk lipatannya
Masalah Keperawatan
: Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Lambat dan tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan
: px menjawab seperlunya saja dengan nada berbicara lambat
Masalah Keperawatan
: Gangguan Komunikasi Verbal
3. Aktivitas Motorik:
lesu
Jelaskan
: px sering menyendiri diruangan, ADL diarahkan oleh petugas
Masalah Keperawatan
: Penurunan Aktifitas Motorik
4. Alam Perasaan
khawatir
Jelaskan
: px mengatakan khawatir jika mendengar bisikan bisikan itu datang.
Masalah Keperawatan
: Ansietas
5. Afek
Jelaskan
: px bisa tersenyum dan sedih ketika diberi stimulus
Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang
Jelaskan
: px lebih banyak diam diri, pandangan mata melihat ke arah lain ketika di ajak
bicara.
Masalah Keperawatan
: Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri
7. Persepsi
Pendengaran
Jelaskan
: px mengatakan sering mendengar bisikan bisikan yang menyuruhnya untuk
berbuat sesuatu ( misalnya disuruh memukul, disuruh untuk mensholati ibunya), saat di kaji px
mondar mandir, saat ditanya bahwa ada yang membisiki untuk pulang dan mensholati ibunya.
Respon px saat mendengar suara itu. Respon px saat mendengar suara suara itu px mengikuti
perintah sura tersebut. Juga mondar mandir, selalu bicara sendiri.
Masalah Keperawatan
:
- gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
- resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
8. Proses Pikir
Jelaskan
: px bicara seperlunya saja
Masalah Keperawatan
: Tidak Ada Masalah Keperawatan
9. Isi Pikir
Jelaskan
: pasien mengatakan semua apa yang dialaminya.
Masalah Keperawatan
: Tidak ada Masalah Keperawatan
10. Tingkat Kesadaran

Jelaskan
: px mengatakan bisa menyebutkan waktu, tempat, orang secara benar
Masalah Keperawatan
: Tidak Ada Masalah Keperawatan
11. Memori
Jelaskan
: px ingat pernah dibawa ke kyai dan menceritakan hal hal yang pernah di
alaminya
Masalah Keperawatan
: Tidak Ada Masalah Keperawatan
12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Jelaskan
: px mampu berhitung dalam bentuk sederhana ( menghitung angka )
Masalah Keperawatan
: Tidak Ada Masalah Keperawatan
13. Kemampuan Penilaian
Gangguan bermakna
Jelaskan
: px mengatakan suara yang di dengar itu benar benar ada sehingga px melakukan
isi suara tersebut
Masalah Keperawatan
: Gangguan Proses Pikir
14. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Jelaskan
: px mengatakan bahwa dirinya tidak sakit
Masalah Keperawatan
:
- Gangguan Proses Pikir
- Resiko Regimen Terapi Inefekktif
VII.KEBUTUHAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan
Makanan
: ya
Pakaian
: ya
Uang
:tidak
Keamanan
: tidak
Transportasi
: tidak
Perawatan Kes: tidak
Tempat tinggal
: tidak
Jelaskan
: segala kebutuhan dipenuhi oleh keluarga dan rumah sakit
Masalah Keperawatan
: gangguan pemenuhan kebutuhan kesehatan
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri :
Mandi
: minimal
BAB/BAK
: minimal
Kebersihan : minimal
Ganti pakaian : minimal
Makan
: minimal
Jelaskan
: px melakukan perawatan diri dengan di arahkan dan di bantu oleh petugas
Masalah Keperawatan
: Defisit Perawatan Diri

b.
-

Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda ? Ya
Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak
Frekuensi makan sehari : 3x sehari
Frekuensi kudapan sehari : 1x sehari
Nafsu makan
: Meningkat
Diet khusus
:-

Jelaskan
: px makan 3 kali sehari kudapan 1 kali dihabiskan.
Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur
- apakah ada masalah
: Tidak
- apakah anda merasa segar setelah bangun tidur : Ya
- apakah anda kebiasaan tidur siang
: Ya lamanya
: 5 jam
- apa yang menolong anda tidur
:- waktu tidur malam: 19.30
Waktu bangun jam : 05.00
- sulit untuk tidur
: tidak
Terbangun saat tidur : tidak
- bangun terlalu pagi
: tidak
Gelisah saat tidur
: tidak
- Semnabolisme
: tidak
Berbicara dalam tidur : tidak
Jelaskan
: px mengatakan bahwa lamanya pasien tidur selama 5 jam. Pasien tidak
mengalami masalah dalam tidur. Saat malam hari biasanya pasien tidur sekitar pukul 19.30
sampai dengan pukul 05.00.
Masalah Keperawatan
: tidak ada masalah keperawatan

3. Kemampuan klien dalam


- Mengantisipasi kebutuhan sendiri
: ya
- Membuat keputusan berdasarkan keputusan sendiri
: ya
- Mengatur penggunaan obat
: tidak
- Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up)
: ya
Jelaskan
: px tidak mampu mengatur penggunaan obat secara mandiri
Masalah Keperawatan
: inefektifitas penetalaksanaan regimen medik
4. Klien memiliki system pendukung
Keluarga
: ya
Teman sejawat: ya
Profesional/terapis
: tidak
Kelompok social
: tidak
Jelaskan
: px dapat dukungan dari keluarganya
Masalah Keperawatan
: kerusakan komunikasi
5. Apakah klien menikmati saat bekerja yang menghasilkan atau hobi
ya
Jelaskan
: px menikmati pekerjaan sebagai kuli bangunan
Masalah Keperawatan
: tidak ada masalah keperawatan
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif
: Tidak ada
Maladaptif
:
Reaksi lambat
Menghindar
Mencederai diri
menyendiri
Masalah Keperawatan
: Koping Individu Inefektif
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : px lebih banyak menyendiri

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : px tidak mau berinteraksi dan


berkomunikasi dengan px lain. Px berinteraksi dengan di arahkan oleh petugas.
Masalah dengan pendidikan, spesifik : px tamat SD
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : px bekerja sebagai kuli bangunan
Masalah dengan perumahan, spesifik : px tinggal bersama keluarganya. Di keluarga px bisa
berinteraksi dengan semua anggota keluarga.
Masalah ekonomi, spesifik : px belum bisa mencukupi ekonominya yang hanya sebagai kuli
bangunan untuk dirinya dan keluarganya, selama di RS px menggunakan jamkesmas
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : px pernah MRS di RSJ Menur pada tahun
2011 dengan keluhan yang sama.
Masalah lainya, spesifik : px merasa bosan di RSJ dan ingin pulang
Masalah keperawatan :
- Gangguan Konsep Diri : HDR
- Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri
- Resiko Mencederai Diri Sendiri
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Penyakit jiwa
Faktor presipitasi
koping
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa dan ketidak patuhan
minum obat
XI. DATA LAIN-LAIN
WBC (LEOKOSIT)
10.7
103/ul
RBC (ERITROSIT)
4,48
106/ul
HGB (HEMOGLOBIN)
13,3
g/dl
HCT (HEMATOKRIT)
38,8
%
MCV
86,6
fL
MCH
29,7
pg
MCHC
34,3
g/dl
PLT
(TROMBOSIT)
205
103/ul
RDW
12,6
%
PDW
10,7
fL
MPV
9,0
fL
P-LCR
17,3
%
Hasil lab diambil pada tanggal 1 januari 2014
XII. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik
: F20.3 ( skizofrenia undifferent)
Terapi Medik
: Clhorpomazin (CPZ) 2x100mg
Trihezipenidyl (THD) 2x2mg
risperidol 2x2mg
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Regiment terapi inefektif

Gangguan konsep diri


Koping individu inefektif
Respon pasca trauma
Resiko mencederai diri dan orang lain
Gangguan interaksi sosial : menarik diri
Distrees spiritual
Defisit perawatan diri
Gangguan komunikasi verbal
Penurunan aktifitas motorik
Ansietas
Ganggaun persepsi sensori : halusinasi pendengaran
Gangguan proses pikir
Gangguan pemenuhan kebutuhan kesehatan
Inefektifitas penatalaksanaan regimen medik
Koping mekanisme inefektifitas
Kurang pengetahuan tentang kesehatan mental

XIV. PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
ANALISA DATA SINTESA
NAMA : Tn. M
NIRM : 039915
RUANGAN : WIJAYA KUSUMA
TGL
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
T.T.
DS :
Halusinasi
- Pasien sering
pendengaran
mendengarkan bisikanbisikan yng menuruhnya
untuk berbuat sesuatu
(disuruh memukul, dll)
- Respon pasien mengikuti
perintah bisikan tersebut
- Pasien saat dikaji
mendengar bisikan untuk
pulang dan mensholati
ibunya
- Pasien mengatakan bahwa
suara itu benar-benar ada
DO :
- Pasien mondar-mandir
- Pasien selalu menyendiri
kurang bisa berinteraksi
dengan pasien lainnya
- Pasien selalu berbicara
disuruh pulang
- Pasien berbicara melantur
POHON MASALAH
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

Gangguan interaksi sosial : Menarik diri

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NAMA : Tn. M
TGL
DX KEP
1-1-14 Perubahan
persepsi
sensori :
Halusinasi
pendengaran

2-1-14

Perubahan
persepsi
sensori :
Halusinasi
pendengaran

NIRM : 03xxxx
RUANGAN : WIJAYA KUSUMA
IMPLEMENTASI
EVALUASI
T.T.
SP I
S : Pasien menjawab
Membina hubungan saling namanya mas Mahmudi
percaya
Affandi
- Orientasi
O:
Selamat sore mas,
- pasien menjawab
perkenalkan nama saya
sesuai pertanyaan
Amirullo Ashadi, bisa
- kontak mata kurang
dipanggil Amir. Saya
- pasien tampak
mahasiswa dari akper
bingung
sutopo. Boleh saya tau mas A : SP I belum tercapai
namanya siapa ?
P: Ulang SP I
- Kerja
Bagaimana perasaan mas
hari ini ?
Boleh saya tahu pekerjaan
mas?
Apakah mas mau
menceritakan kepada saya,
kenapa mas ada disini?
- Terminasi
Baiklah mas, besok kita
berbincang-bincang lagi,
sekarang mas bisa
beristirahat
SP 1
S : Pasien mengatakan
Cara mengontrol halusinasi mau belajar mengontrol
: menghardik
halusinasinya
- Orientasi
O:
Selamat siang mas fandi, - Pasien mampu
bagaimana keadaan mas
mengungkapkan
hari ini?
halusinasinya
Kita bicarakan tentang
- Ada kontak mata
bisikan yang mas dengar
- Pasien mampu
ya?
mengungkapkan
-Kerja
menghardik halusinasi
Apakah bisikan itu mas
A : SP 1 tercapai
dengar terus menerus/
P : lanjutkan SP 2
sewaktu-waktu?
Bagaimana kalau kita
belajar berlatih untuk

menghardik bisikan itu?


Saat bisikan itu terdengar
mas bilang, saya tidak
mau mendengar begitu
mas secara berulang. Coba
mas peragakan.
- Terminasi
Dilatih terus ya mas,
besok kita ketemu lagi
untuk mengatasi bisikan
dengan cara kedua,
bagaimana mas ? ya sudah
mas, mas bisa beristirahat
lagi.
3-1-14

Perubahan
persepsi
sensori :
Halusinasi
pendengaran

SP 2
Pasien dapat mengontrol
halusinasinya
- Orientasi
Selamat pagi mas fandi,
bagaimana kabar hari ini
mas? Apa yang saya
ajarkan kemarin sudah mas
lakukan? Apa sudah mas
lakukan secara teratur
latihan menghardik saat
halusinasi muncul?
- Kerja
Bagaimana kalau kita
ulangi yang saya ajarkan
kemarin mas? Iya bagus
mas, pertahankan seperti
itu. Sekarang saya akan
memberi tahu mas cara
yang kedua yaitu ketika
mas mendengar bisikan,
langsung bisa mengobrol
dengan pasien lain atau
dengan saya.
- Terminasi
Dilatih terus ya mas, apa
yang saya ajarkan. Mas
juga jangan suka
menyendiri. Kalau mas
butuh teman mengobrol
mas bisa panggil saya.

S : Pasien mengatakan
mau belajar cara
mengontrol halusinasi
yang ke 2
O:
- Pasien mampu
mengungkapkan
halusinasinya
- Ada kontak mata
- Pasien tenang
- Pasien mampu
menghardik halusinasi
A : SP 2 belum tercapai
P : Ulangi SP 2

4-1-14

5-1-14

Sekarang mas bisa istirahat


lagi.
Sp 2
Px dapat mengontrol
halusinasinya dengan
melakukan kegiatan
- Orientasi
selamat pagi mas fandi,
sudah makan pagi mas?
apa mas fandi masih
mendengar bisikan
bisikan ?
apa yang saya ajarkan
kemrin sudah mas fandi
lakukan ?
bagaimana rasanya
mengobrol dengan px
lainnya mas?
- Kerja
bagaimana kalau kita
ulangi yang saya ajarkan
kemarin mas ?
Pertahankan seperti itu ya
mas, baik mas bagaimana
kalau kita membuat daftar
aktivitas buat mas besok
- Terminasi
aktivitas yang sudah di
buat tadi dilaksanakan ya
mas
mas kalau bisa jangan
menyendiri mas,
berinteraksi dengan px
lainnya
besok kita bertemu lagi
ya mas di tempat ini
Sp 2
Px mampu melakukan
aktivitas yang sudah
dijadwalkan
- Orientasi
selamat pagi mas fandi,
bagaimana keadaannya
sekarang?
apa sudah makan ?

S : px mengatakan mau
mengobrol dengan px
lain dan ingin cepat
pulang serta bisikan
bisikan sudah berkurang
O:
- ada kontak mata
- px berinteraksi
dengan px lainnya
- px tampak tenang
- px mampu
mengungkapkan
perasaannya
A : SP 2 tercapai
P : lanjut SP 3

S : Px mengatakan sudah
berkurang mendengar
bisikan dan px sedikit
cara mengontrol
halusinansinya
O:
- Ada kontak mata
- Wajah bersahabat
- Px mampu

bagaimana mas apa


aktivitas yang sudah kita
buat kemarin sudah mas
lakukan dengan benar ?
Apa masih ada terdengar
bisikan bisikan mas ?
- Kerja
bagaiman kalau kita
ulangi yang saya ajarkan
dulu mas?
Iya mas bagus, coba mas
peragakan , nanti kalau
lupa saya ingatkan lagi
mas?
Pertahankan cara cara
tersebut ya mas ?
- Terminasi
dilatih terus mas, yakin
mas bisa untuk mengontrol
halusinasinya yang mas
dengar
baik mas, besok kita
ketemu lagi untuk
mengobrol tentang obat
yang mas biasa minum,
sekarang mas iastirahat
lagi

mengungkapkan
perasaannya
- Px tampak tenang
A : SP 3 tercapai
P : lanjut SP 4

LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : I
Tanggal
: 1 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - Px tampak bingung
- Kontak mata kurang
- Px mengucapakan disuruh pulang
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus

Klien dapat membina hubungan saling percaya


4. Tindakan keperawatan
Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
Jujur dan menepati janji
Berikan perhatian dan sikap ramah
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat sore mas, perkenalkan nama saya amirullo ashadi, biasanya dipanggil amir, kalu boleh
tau, nam mas siapa ? mas biasanya dipanggil siapa ? mas asalnya dari mana ? kalau saya dari
Surabaya, saya mahasiswa akper sutopo yang akan merawat mas selama di ruangan ini.
b. Evaluasi / Validasi
DS : px mampu menyebutkan nama perawat yang mengkaji
DO : px menjawab pertanyaan dengan sesuai
c. Kontrak
Topic
Bagaimana sekarang kita mengobrol tentang mas, dan mas bisa menceritakan masalah mas
kepada saya !
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 20 menit
Tempat
Mas mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau disini saja !
2. Fase kerja
Selamat sore mas fandi, bagaimana perasaan mas hari ini ? boleh saya tau pekerjaan mas apa ?
apa mas mau menceritakan kepada saya kenapa mas ada disini?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Apa mas senang berbicara dengan saya? Coba mas ulangi siapa nama saya tadi?
b. Evaluasi objektif
Klien tampak lesu
c. Tindak lanjut
Baiklah mas besok kita ngobrol lagi, sekarang mas bisa istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Besok kita bahas lebih lanjut lagi masalah
yang ibu alami.
Waktu
Bagaimana kalu kita mengobrol selama 20 menit mas
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?

LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : II
Tanggal
: 2 januari 2014
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan masih mendengar bisikan-bisikan
DO : - Px mampu mengungkapkan halusinasinya
- ada kontak mata kurang
- ekspresi wajah bersahabat
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien mampu mengenal halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
BHSP
Bantu klien mengenal halusinasinya ( jenis, isi, waktu terjadi, frekuensi dan respon saat
terjadinya halusinasi )
Latihan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik ( jelaskan cara menghardik,
peragakan cara menghardik, dan minta klien untuk memperagakan ulang )
Pantau penerapan dan beri penguatan
D. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang mas fandi, bagaimana perasaanya hari ini? Saya datang lagi untuk menepati janji
yang kemarin, apa mas ingat nama saya? Ya betul mas, Alhamdulillah mas masih ingat nama
saya.
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini, apa sudah tidak mendengar bisikan-bisikan
c. Kontrak
Topic
Hari ini saya akan mengajarkan mas fandi untuk latihan mengontrol halusinasinya. Bagaimana
mas?

Waktu
Bagaimana kalau kita latihan selama 20 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita latihan disini saja mas?
2. Fase kerja
Apakah bisikan itu terdengar terus menerus/sewaktu-waktu? Bagaimana mas untuk mengatasi
bisikan itu? Bagaimana kalau kita berlatih menghardik bisikan itu? Saat bisikan itu terdengar
langsung mas bilang saya tidak mau dengar begitu berulang-ulang. Coba mas peragakan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Klien mau belajar mengontrol halusinasinya dan mau memperagakan ulang menghardik
halusinasinya
b. Evaluasi objektif
Klien mampu mengungkapkan halusinasinya, ada kontak mata.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus ya mas, besok kita bertemu lagi untuk menghilangkan bisikan-bisikan dengan cara
yang kedua, bagaimana mas? Ya sudah mas istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita belajar cara menghilangkan bisikan-bisikan dengan cara kedua. Bagaimana mas?
Waktu
Besok kita ngobrol 15 menit lagi ya mas
Tempat
Besok kita mengobrol dimana mas? Baiklah disini saja

LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : III
Tanggal
: 3 januari 2014
E. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : - Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - ada kontak mata
- px tampak tenang
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP I )
Latih klien untuk berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul

Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

F. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, bagaimana kabar hari ini mas? Apa yang saya ajarkankemarin sudah
mas lakukan?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas tidur semalem? Apakah mas sudah melakukan latihan menghardik sura yang
saya ajarkan. Apa yang mas rasakan setelah melakukan latihan menghardik secara teratur?
c. Kontrak
Topic
Baik mas, sesuai dengan janji kita kemarin. Hari ini kita akan latihan mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol disini saja mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Iya bagus mas, pertahankan seperti
itu. Sekarang saya akan memberi tau mas cara kedua yaitu ketika mas mendengar bisikan mas
bisa mengobroldengan pasien lain atau bisa dengan saya. Bagaiman mas?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan temannya
b. Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px mau mengobrol dengan orang lain
c. Tindak lanjut
Dilatih terus-menerus ya mas, apa yang saya ajarkan. Mas juga jangan suka menyendiri. Kalau
mas butuh teman mengobrol mas bisa memanggil saya
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya mas
Waktu
Bagaimana kalau kita ngobrol 15 menit mas
Tempat
Bagaimana kalau kita ngobrol di ruang depan? Baiklah kalau begitru dini saja.

LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : IV
Tanggal
: 4 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-bisikannya
DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
- Px tampak tenang
- px bisa mengobrol dengan px lain
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya dengan melakukan kegiatan
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP II )
Latih px untuk berinteraksi agar halusinasinya tidak muncul dengan tahapannya
(a) Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
(b) Diskusikan aktivitas yang biasanya dilakukan px
(c) Latih px melakukan aktivitas
(d) Susunjadwal aktivitas yang telah dilatih ( dari bangun pagi s/d tidur malam )
(e) Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan positif kepada pasien.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
4. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas, apa mas fandi masih mendengar suara-suara yang membisiki? Bagus mas, apa
yang saya ajarkan kemarin sudah mas lakukan? Bagaimana rasanya setelah mengobrol dengan
px lain?
c. Kontrak
Topic
Baik mas, sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan mengevaluasi cara yang saya
ajarkan kemarin dan mengevaluasi kegiatan sehari-hari mas fandi selama di rumah sakit.
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruang depan mas
5. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Pertahankan seperti itu ya mas,
latih secara teratur. Bagaimana mas?

Baik mas, bagaimana kalau membuat jadwal aktifitas yang mas lakukan? Kita mulai dari rapikan
tempat tidur, kemudian mandi, minum obat, makan, beriteraksi dengan px lain
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan px lain dan ingin cepat pulang
b. Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px bisa berinteraksi dengan px yang dikenalnya, px mampu duduk
berdampingan dengan perawat
c. Tindak lanjut
Aktifitas yang sudah dibuat tadi dilaksanakan ya mas, mas kalau bisa jangan menyendiri ya mas,
berinteraksi dengan px lain.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Bahas aktifitas lain
Waktu
Bagaimana kalau besok kita mengobrol selama 15 menit mas?
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : V
Tanggal
: 5 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-bisikannya
DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan aktifitas tadi pagi
- Px mampu mengungkapkan perasaannya
- px tampak tenang
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px mampu melakukan aktivitas yang sudah dijadwalkan
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP I, II, III )
Jelaskan pentingnya obat dan melatih px minum obat
Masukkan dalam jadwal harian px
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas?
b. Evaluasi / Validasi

Px terlihat tenang hari ini. Bagaiman mas. Apa aktifitas yang sudah kita buat kemarin, sudah mas
lakukan dengan benar? Apa masih ada terdengar bisikan-bisikan mas? Kalau mas mas
mendengar bisikan. Apa yang mas lakukan seperti yang saya ajarkan dulu?
c. Kontrak
Topic
Baik mas, mari kita bahas tentang aktifitas yang sudah mas lakukan kemarin?
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruangan kemarin mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan dulu? Iya mas, bagus, coba peragakan mas, nanti
kalau lupa saya ingatkan lagi, pertahankan cara-cara tersebut ya mas.
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan sedikit lupa dengan cara mengontrol halusinasinya.
b. Evaluasi objektif
Px ada kontak mata, wajah bersahabat, px mampu mengungkapkan perasaannya.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus mas, yakin mas pasti bisa untuk mengontrol halusinasi yang mas dengar.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita mengobrol tentang obat yang mas minum setiap harinya
Waktu
Bagaimana besok kalau kita mengobrol selama 10 menit mas?
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak

Anda mungkin juga menyukai