Oleh:
RARAS ANGGUN ATIKA CANDRA (I4B015027)
ASTRIA PUTRI UTAMI (I4B015035)
ILHAM FACHRUROZY (I4B015047)
RIZKI AYU LESTARI (I4B015026)
FARRA SILVIANA ABIDAH (I4B015034)
Pokok bahasan
: Terapi bermain
Waktu
: 35 menit
Hari/tanggal
Waktu
: 11.00 WIB
Tempat
Sasaran
Aster
: Anak usia 2-5 tahun yang dirawat di Ruang
Pelaksana
Aster
: Raras, Astria, Ilham, Ayu, Fara
pada permainannya
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit agar dapat mengembangkan
kemampuan motorik kasar dan halus serta untuk menghilangkan kecemasan efek
hospitalisasi yang dialami.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 35 menit anak mampu:
a. Bersalaman dengan perawat.
b. Mengenal teman lain yang mengikuti kegiatan terapi bermain dengan saling
menyebutkan nama.
c. Menikmati permainan dengan menunjukkan ekspresi non verbal dengan tertawa,
tersenyum dan saling bercanda.
d. Gerakan motorik halus dan kasar lebih terarah.
e. Mampu meningkatkan kemampuan mewarnai yang dimiliki oleh anak
f. Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman yang dirawat di ruang yang
sama.
g. Mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS.
h. Mampu beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat dirumah
sakit.
C. Metode dan Media
1. Metode
a.
Bermain bersama
b.
2. Media
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bola karet
Botol kosong yang dihias
Gambar buah-buahan untuk mewarnai
Topi bermain
Snack
Tali rafia
D. Kegiatan
1. Pengorganisasian
Pemimpin bermain
Pemimpin bermain bertugas untuk memimpin jalannya acara terapi bermain dari awal
hingga berakhirnya terapi. Pemimpin bermain juga harus membuat suasana bermain agar
lebih tenang dan kondusif.
Fasilitator
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam
permainan yang akan dilakukan.
Observer
3. Kegiatan bermain
No
Uraian
1
Pembukaan
Kegiatan perawat
a. Salam pembukaan
Kegiatan klien
a. Memperhatikan
(5 menit)
dan merespon
b. Perkenalan
b. memperhatikan
c. Mengkomunikasikan
c. Memperhatikan
tujuan
d. Menyebutkan
kontrak d. Memperhatikan
waktu
e. Menjelaskan aturan
e. Memperhatikan
permainan
2
Kegiatan bermain
akan menggelindingkan
menit)
a. Menanggapi
b. Menanggapi
dan merespon
tanggapan anak.
c. Memberikan reinfocement
c. Mendengarkan
dan merespon
a.
Men
anggapi
masing-masing satu
b.
lembar gambar)
anggapi dan
Men
merespon
c.
Men
dengarkan dan
c. Memberikan reinfocement
merespon
Evaluasi (5 menit)
a. Mengakhiri permainan
b. Melakukan evaluasi
a. Memperhatikan
b. Menanggapi
E. Evaluasi
1. Yang dilakukan oleh Pemimpin Bermain:
Eksplorasi perasaan anak setelah mengikuti terapi bermain
2. Yang dilakukan oleh Observer:
a. Masalah yang muncul selama bermain
b. Partisipasi anak
c. Kemampuan anak dalam melaksanakan permainan
3. Yang dilakukan Fasilitator
a. Hambatan saat pelaksanaan saat proses terapi bermain
b. Kesulitan dalam mengatur anak saat proses terapi bermain
LAMPIRAN MATERI
organ.
Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
Anak belajar mengontrol diri.
Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
Meningkatnya daya kreativitas.
Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
C. Klasifikasi Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan
kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh: Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton
televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu
apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
D. Alat Permainan Edukatif dan Kreatif (APEK)
Alat Permainan Edukatif dan Kreatif (APEK) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan
perkembangan
anak,
disesuaikan
dengan
usianya
dan
tingkat
d.
anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
e. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan
kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.
Prosedur
a. Anak diminta untuk memilih gambar yang ingin diwarnai yang sudah tersedia
b. Kemudian anak dianjurkan untuk mewarnai gambar dengan warna yang disukai
c. Setelah selesai mewarnai gambar, anak dibantu untuk melubangi bagian atas kertas
gambar
d. Dipasang benang sepanjang 10 cm pada bagian atas yang dilubangi
e. Gantungkan hasil mewarnai gambar di dekat tempat tidur anak
G. Terapi Bermain Bola Bowling
Permainan bowling adalah suatu jenis olahraga atau permainan yang dimainkan dengan
menggelindingkan bola dengan menggunakan tangan. Bola bowling akan digelindingkan
ke pin yang berjumlah sepuluh buah yang telah disusun menjadi bentuk segitiga.
Dikarenakan permainan ini ditujukan untuk anak usia dini, maka permainan ini
dimodifikasi agar sesuai dengan tingkat perkembangan pada anak (Ulum dan Reza, 2011).
Dengan permainan ini anak akan mencoba untuk membungkukkan badannya dan hal ini
baik untuk melatih keseimbangannya, fleksibilitas dan konsentrasi. Selain itu juga anak akan
berusaha untuk menggelindingkan bola kearah botol yang ada didepannya hingga terjatuh.
Dalam pelaksanaannya sendiri kadang anak tersebut melempar bola dari atas, disitu
merupakan bagian dari latihan bagaimana anak dapat memahami perintah dari para
instrukturnya. Setelah anak dapat memahami hal tersebut, maka anak akan berusaha untuk
menjatuhkan botol dengan menggelindingkan bola tersebut sedang melatih kontrol tangan
dan persepsinya terhadap permainan ini. Permainan ini menggunakan alat permainan fantasi
dan alat permainan keterampilan.
Prosedur:
1. Siapkan Botol aqua yang sudah dihias sebanyak 10.
2. Menata botol menjadi bentuk segitiga.
3. Tempatkan pada jarak 2 meter dari jarak pelemparan.
4. Gelindingkan (jangan dilempar) ke lantai hingga botol terjatuh.
5. Masing-masing anak mendapatkan 3 kali kesempatan.
6. Berikan reinforncment positif pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Charner, K. & Murphy, M. (2004). Brain power: aktivitas pintar untuk prasekolah. Jakarta:
Erlangga.
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Suyono, S. (2012). Tumbuh kembang anak, edisi 2. Jakarta: EGC.
Ulum dan reza. (2011). Pengaruh kegiatan bermain bowling modifikasi terhadap konsep
mengenal warna anak di KB. UNESA: Surabaya.
Wong, Donna L. (2003). Clinical Manual of Pediatric Nursing. USA: Mosby.