Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

TERAPI BERMAIN BOLA BOWLING DAN MEWARNAI


DI RUANG ASTER RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO

Oleh:
RARAS ANGGUN ATIKA CANDRA (I4B015027)
ASTRIA PUTRI UTAMI (I4B015035)
ILHAM FACHRUROZY (I4B015047)
RIZKI AYU LESTARI (I4B015026)
FARRA SILVIANA ABIDAH (I4B015034)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2016

SATUAN ACARA BERMAIN

Pokok bahasan

: Terapi bermain

Sub pokok bahasan

: Bermain Bowling, dan Mewarnai Buah

Waktu

: 35 menit

Hari/tanggal

: Sabtu, 28 Mei 2015

Waktu

: 11.00 WIB

Tempat

: Ruang Terapi Bermain Di Ruang Rawat Inap

Sasaran

Aster
: Anak usia 2-5 tahun yang dirawat di Ruang

Pelaksana

Aster
: Raras, Astria, Ilham, Ayu, Fara

A. Alasan dilakukan penyuluhan


Saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan
dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada
dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya

pada permainannya

(distraksi) dan relaksasi melalui

kesenangannya melakukan permainan (Whaley, 2001).


Bermain adalah bagian integral dari masa kanak-kanak, media yang unik untuk
memfasilitasi perkembangan ekspresi bahasa, ketrampilan komunikasi, perkembangan emosi,
ketrampilan sosial, ketrampilan pengambilan keputusan, dan perkembangan kognitif pada
anak-anak (Landreth, 2001). Bermain juga dikatakan sebagai media untuk eksplorasi dan
penemuan hubungan interpersonal, eksperimen dalam peran orang dewasa, dan memahami
perasaannya sendiri. Bermain adalah bentuk ekspresi diri yang paling lengkap yang pernah
dikembangkan manusia. Erikson (Landreth, 2001) mendefinisikan bermain sebagai suatu
situasi dimana ego dapat bertransaksi dengan pengalaman dengan menciptakan situasi model
dan juga dapat menguasai realitas melalui percobaan dan perencanaan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit agar dapat mengembangkan
kemampuan motorik kasar dan halus serta untuk menghilangkan kecemasan efek
hospitalisasi yang dialami.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 35 menit anak mampu:
a. Bersalaman dengan perawat.
b. Mengenal teman lain yang mengikuti kegiatan terapi bermain dengan saling
menyebutkan nama.
c. Menikmati permainan dengan menunjukkan ekspresi non verbal dengan tertawa,
tersenyum dan saling bercanda.
d. Gerakan motorik halus dan kasar lebih terarah.
e. Mampu meningkatkan kemampuan mewarnai yang dimiliki oleh anak
f. Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman yang dirawat di ruang yang
sama.
g. Mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS.
h. Mampu beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat dirumah
sakit.
C. Metode dan Media
1. Metode
a.

Bermain bersama

b.

Mendengarkan tanggapan anak/ tanya jawab

2. Media
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Bola karet
Botol kosong yang dihias
Gambar buah-buahan untuk mewarnai
Topi bermain
Snack
Tali rafia

D. Kegiatan

1. Pengorganisasian
Pemimpin bermain

: Rizki Ayu Lestari

Pemimpin bermain bertugas untuk memimpin jalannya acara terapi bermain dari awal
hingga berakhirnya terapi. Pemimpin bermain juga harus membuat suasana bermain agar
lebih tenang dan kondusif.
Fasilitator

: Raras Anggun, Farra S

Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam
permainan yang akan dilakukan.
Observer

: Ilham Fachrurozy, Astria Putri

Observer bertugas mengawasi dan menilai kemampuan masing-masing anak selama


dilakukan terapi bermain.
2. Setting tempat (gambar / denah ruangan)

3. Kegiatan bermain

No
Uraian
1
Pembukaan

Kegiatan perawat
a. Salam pembukaan

Kegiatan klien
a. Memperhatikan

(5 menit)

dan merespon
b. Perkenalan

b. memperhatikan

c. Mengkomunikasikan

c. Memperhatikan

tujuan
d. Menyebutkan

kontrak d. Memperhatikan

waktu
e. Menjelaskan aturan

e. Memperhatikan

permainan
2

Kegiatan bermain

a. Bermain Bowling (anak

bola bowling (15

akan menggelindingkan

menit)

bola ke botol yang sudah

a. Menanggapi

dihias yang diberikan oleh


fasilitator, kemudian bola
yang di gelindingkan akan
di ambil oleh fasilitator
begitu seterusnya hingga
semua anak melakukan.)
b. Meminta respon dan

b. Menanggapi
dan merespon

tanggapan anak.
c. Memberikan reinfocement

c. Mendengarkan
dan merespon

positif dan snack jika anak


bisa mengikuti permainan
Kegiatan Mewarnai
(10 menit)

a. Mewarnai gambar (anak


akan diberikan selembar
kertas yang sudah terdapat
gambar buah-buahan dan
anak akan diberikan pensil
warna untuk mewarnai

a.

Men
anggapi

masing-masing satu

b.

lembar gambar)

anggapi dan

b. Meminta respon dan


tanggapan anak.

Men
merespon

c.

Men
dengarkan dan

c. Memberikan reinfocement

merespon

positif dan snack jika anak


bisa mengikuti permainan
3

Evaluasi (5 menit)

a. Mengakhiri permainan
b. Melakukan evaluasi

a. Memperhatikan
b. Menanggapi

E. Evaluasi
1. Yang dilakukan oleh Pemimpin Bermain:
Eksplorasi perasaan anak setelah mengikuti terapi bermain
2. Yang dilakukan oleh Observer:
a. Masalah yang muncul selama bermain
b. Partisipasi anak
c. Kemampuan anak dalam melaksanakan permainan
3. Yang dilakukan Fasilitator
a. Hambatan saat pelaksanaan saat proses terapi bermain
b. Kesulitan dalam mengatur anak saat proses terapi bermain

LAMPIRAN MATERI

TERAPI BERMAIN BOLA BOWLING DAN MEWARNI


A. Definisi Terapi Bermain
Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan
berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa
yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000). Bermain
merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode
bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi
merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain.
Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan
perkembangan emosinya (Suyono, 2012).
Melalui bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan
juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini
mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain (Suyono, 2012).
B. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain menurut Suyono (2012) antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

organ.
Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
Anak belajar mengontrol diri.
Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
Meningkatnya daya kreativitas.
Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

C. Klasifikasi Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan
kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh: Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton
televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu
apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
D. Alat Permainan Edukatif dan Kreatif (APEK)

Alat Permainan Edukatif dan Kreatif (APEK) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan

perkembangan

anak,

disesuaikan

dengan

usianya

dan

tingkat

perkembangannya, serta berguna untuk :


1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong,
tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna,
dll.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna,
radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan
anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir,
bola, tali, dll (Suyono, 2012).
E. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermain menurut Hidayat (2008), antara lain:
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan
yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
F. Terapi Bermain Mewarnai Gambar
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stres dan
kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak .
Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh/ therapeutic play).
b. Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan feelingnya atau memberikan
pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
c. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss, kognitifnya tidak akurat dan negatif.

d.

Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosional

anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
e. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan
kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.
Prosedur
a. Anak diminta untuk memilih gambar yang ingin diwarnai yang sudah tersedia
b. Kemudian anak dianjurkan untuk mewarnai gambar dengan warna yang disukai
c. Setelah selesai mewarnai gambar, anak dibantu untuk melubangi bagian atas kertas
gambar
d. Dipasang benang sepanjang 10 cm pada bagian atas yang dilubangi
e. Gantungkan hasil mewarnai gambar di dekat tempat tidur anak
G. Terapi Bermain Bola Bowling
Permainan bowling adalah suatu jenis olahraga atau permainan yang dimainkan dengan
menggelindingkan bola dengan menggunakan tangan. Bola bowling akan digelindingkan
ke pin yang berjumlah sepuluh buah yang telah disusun menjadi bentuk segitiga.
Dikarenakan permainan ini ditujukan untuk anak usia dini, maka permainan ini
dimodifikasi agar sesuai dengan tingkat perkembangan pada anak (Ulum dan Reza, 2011).
Dengan permainan ini anak akan mencoba untuk membungkukkan badannya dan hal ini
baik untuk melatih keseimbangannya, fleksibilitas dan konsentrasi. Selain itu juga anak akan
berusaha untuk menggelindingkan bola kearah botol yang ada didepannya hingga terjatuh.
Dalam pelaksanaannya sendiri kadang anak tersebut melempar bola dari atas, disitu
merupakan bagian dari latihan bagaimana anak dapat memahami perintah dari para
instrukturnya. Setelah anak dapat memahami hal tersebut, maka anak akan berusaha untuk
menjatuhkan botol dengan menggelindingkan bola tersebut sedang melatih kontrol tangan
dan persepsinya terhadap permainan ini. Permainan ini menggunakan alat permainan fantasi
dan alat permainan keterampilan.
Prosedur:
1. Siapkan Botol aqua yang sudah dihias sebanyak 10.
2. Menata botol menjadi bentuk segitiga.
3. Tempatkan pada jarak 2 meter dari jarak pelemparan.
4. Gelindingkan (jangan dilempar) ke lantai hingga botol terjatuh.
5. Masing-masing anak mendapatkan 3 kali kesempatan.
6. Berikan reinforncment positif pada anak.

DAFTAR PUSTAKA
Charner, K. & Murphy, M. (2004). Brain power: aktivitas pintar untuk prasekolah. Jakarta:
Erlangga.
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Suyono, S. (2012). Tumbuh kembang anak, edisi 2. Jakarta: EGC.
Ulum dan reza. (2011). Pengaruh kegiatan bermain bowling modifikasi terhadap konsep
mengenal warna anak di KB. UNESA: Surabaya.
Wong, Donna L. (2003). Clinical Manual of Pediatric Nursing. USA: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai