Anda di halaman 1dari 13

Istilah-istilah singkat yang biasa dipakai dalam process export dan import

disadur dari ekoiex.blogspot.com dan di edit seperlunya oleh MiOs


Shipper :
adalah Exporteer atau si Pengirim barang. Nama dan alamat lengkap Shipper harus tertulis jelas
didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial Invoice, COO, PEB
(Pemberitahuan Export Barang), PIB (Pemberitahuan Import Barang ketika Importir mengurus
proses pengeluaran barang dari Pelabuhan).
Consignee :
adalah Importeer atau si Penerima barang. Nama dan alamat lengkap Consignee harus tertulis jelas
didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial Invoice, COO, PEB
(Pemberitahuan Export Barang), PIB (Pemberitahuan Import Barang ketika Importir mengurus
proses pengeluaran barang dari Pelabuhan).
Notify Party :
adalah pihak kedua setelah Consignee yang berhak untuk di beritahu tentang adanya suatu
pengiriman dan penerimaan barang export / import.
Dalam prakteknya, Nama dan Alamat Notify Party ini sama dengan nama dan Alamat Consignee.
Tetapi ini semua tergantung dari perjanjian awal antara pihak Shipper dan Importer.
Nama dan alamat lengkap Notify Party harus tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading,
Packing List, Commercial Invoice, COO. Atau jika Notify Part sama dengan Consignee maka cukup
ditulis SAME AS CONSIGNEE.
Shipping Mark & Number :
adalah jumlah carton dan tanda pengiriman yang tercantum di kemasan barang. Data Shipping
Marks & Number ini tercantum didalam Packing List dan Bill Of Lading.
Description of Goods :
Adalah perincian barang. Description of Goods ini terdapat didalam Packing List (Lengkap) dan Bill
Of Lading. Hanya saja penulisan data Description of Goods pada Bill Of Lading lebih sederhana
atau hanya garis besarnya saja. Misalnya, didalam Packing List tertulis 2 drum minyak tanah, 5
jerigen bensin, 10 kalen g oli bekas. Maka pada Bill Of Lading cukup ditulis 17 Packages (total
kemasan) of minyak tanah, bensin and oli bekas.
G.W. :

adalah singkatan dari Gross Weight. Yaitu berat kotor dari berat kemasan dan berat barang itu
sendiri. Contoh berat barang itu 2 Kgs dan berat kemasannya 0.5 Kgs maka G.W. : 2.5 Kgs
N.W. :
adalah singkatan dari Net Weight / berat bersih yaitu berat barang sebelum di kemas (diluar
kemasan)
LCL :
Less than Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang tanpa menggunakan container dengan
kata lain parsial. Jika kita menggunakan jenis pengiriman LCL, maka barang yang kita kirim itu
ditujukan ke Gudang penumpukan dari shipping agent. Lalu dari pihak Gudang tersebut akan
mengumpulkan barang2 kiriman LCL lain hingga memenuhi quota untuk di loading / di muat ke
dalam container.
FCL :
Full Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang dengan menggunakan container. Walaupun
quantity barang tersebut lebih pantas dengan mode LCL, tetapi jika shipper mengirimkan barangnya
dengan menggunakan container maka jenis pengiriman ini disebut dengan FCL. Pengiriman barang
dengan mode FCL maka kita harus mendatangkan container ke Gudang kita untuk process stuffing
(proses pemuatan barang). Setelah stuffing selesai, container itu kita segel dan kita kirimkan ke
Tempat Penumpukan Peti Kemas di pelabuhan. Proses bagaimana cara mendatangkan container ke
gudang kita akan di jelaskan pada bab yang lain.
CFS :
Container Freight Station yaitu mode pengiriman dari Gudang LCL Negara asal sampai ke Gudang
LCL Negara tujuan. CFS-CFS menandakan bahwa mode pengiriman barang tersebut dengan cara
LCL.
CY :
Container Yard yaitu mode pengiriman dari Tempat Penumpukan Peti Kemas Negara asal sampai ke
Tempat Penumpukan Peti Kemas Negara tujuan. CY-CY menandakan mode pengiriman barang
tersebut secara FCL.
Vessel : Kapal
Feeder Vessel :
Kapal pengangkut container dengan kapasitas kecil yang mengangkut container dari pelabuhan

muat menuju pelabuhan transit untuk di pindah ke Mother Vessel. Contoh : dari Tg. Priok menuju ke
Singapore atau Hongkong.dsb
Mother Vessel :
Kapal pengangkut dengan kapasitas besar yang mengangkut container dari pelabuhan transit
menuju pelabuhan tujuan.Catatan : Jika pengiriman barang dari pelabuhan muat (misalnya : Tg.
Priok, Jakarta ) menuju pelabuhan bongkar (misalnya : Busan, Korea) dengan menggunakan 1
Kapal saja maka tidak ada istilah Feeder Vessel dan Mother Vessel. Istilah Feeder Vessel dan
Mother Vessel jika pengiriman barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar tersebut
menggalami pergantian kapal. Misalnya : Pelabuhan muat Tg. Priok dan Pelabuhan bongkarnya Los
Angeles, California. Sementara route pengiriman itu melalui Jakarta Singapore menggunakan
Kapal YM Glory dan Singapore Los Angeles, CA mengunakan Kapal Hanjin Sao Paulo. Maka
Feeder Vessel nya adalah YM Glory dan Mother Vesselnya adalah Hanjin Sao Paulo.
Voyage :
Nomor Keberangkatan Kapal yang biasa disingkat dengan V. atau Voy.. Nomor keberangkatan harus
selalu ada dibelakang nama Kapal. Contoh : YM Glory V. 23 artinya Nama Kapal YM Glory dengan
nomor keberangkatan kapal (Voyage) 23.
ETD :
Estimation Time of Departure adalah perkiraan waktu keberangkatan Kapal.
ETA :
Estimation Time of Arrival adalah perkiraan waktu kedatangan Kapal
Bill Of Lading :
atau biasa di singkat dengan B/L, arti sederhananya adalah Konosemen atau bukti pengiriman
barang dan pengambilan barang. Form Bill Of Lading itu sendiri harus sudah mendapatkan legalitas
dari dunia International sebagai alat / bukti pengiriman dan pengambilan barang export / import.
Didalam Bill of Lading memuat data2 Shipper, Consignee, Notify Party, Vessel & Voy. No., Shipping
Marks & Numbers, Description of Goods, GW, NW, Measurement, POD, POL, Destination
P.O.L :
Port Of Loading = Pelabuhan Muat
P.O.D :
Port Of Discharge = Pelabuhan Bongkar

Packing List :
Daftar Rincian barang secara mendetail yang berisikan nama Shipper, Consignee, Notify Party,
Nama Vessel & Voy, Dimensi Barang, Gross Weight dan Net Weight per Item barang maupun total
keseluruhan, Jumlah barang.
Commercial Invoice :
Daftar rincian barang mendetail yang berisikan nama Shipper, Consignee, Notify Party, Nama Vessel
& Voy, Nilai Invoice per Item barang maupun total keseluruhan, Jumlah barang.
F.O.B :
Free On Board. Metode Penjualan berdasarkan perhitungan harga yg hanya sampai di pelabuhan
muat Harga Barang (Nilai Commercial Invoice),
di luar Asuransi (Insurrance) dan Biaya Pengiriman (Freight).
C.I.F : Cost Insurrance & Freight. Metode Penjualan sampai Pelabuhan tujuan. Artinya, sebelum
melakukan pengiriman barang tersebut sudah di lunasi oleh Consignee. Dan biaya asuransi maupun
ongkos kirim sudah di bayar oleh Shipper.
C.&.F :
Cost & Freight. Metode Penjualan yg tidak jauh berbeda dengan C.I.F, tetapi dalam kasus C & F,
pihak Shipper tidak membayar asuransi / tidak mengasuransi kan barang tersebut.
Shipping Schedule :
Jadwal Pengapalan. Jadwal ini diterbitkan oleh pihak Shipping Agent. Berisi mengenai ETD Vessel,
ETA Vessel di pelabuhan bongkar, mode pengiriman (Cepat atau Lambat), Rute Kapal dan
Pelabuhan Transit dan Nama Kapal Pengganti (Jika memang service pengiriman-nya harus
menggunakan lebih dari 1 kapal).
Closing Time :
Tenggat waktu normal yang di perbolehkan bagi cargo / barang yang masuk ke tempat penimbunan
sementara seperti gudang CFS atau UTPK (Unit Tempat Penumpukan Peti Kemas).
Catatan : Tiap-tiap Shipping Schedule selalu mencantumkan tanggal dan waktu closing time. Dan
jika cargo masuk ke tempat penimbunan sementara itu melewati dari waktu Closing Time yang telah
ditetapkan maka pihak shipper akan dikenakan sanksi / denda.
P.E. :

Persetujuan Export. Lembar Persetujuan Export ini bisa diperoleh dan di print sendiri oleh pihak
Shipper / EMKL yang memiliki system online (E.D.I = Electronic Data Interchange) setelah
pengajuan dokumen2 Export seperti Packing List, Commercial Invoice & PEB di setujui oleh pihak
Bea dan Cukai.
P.E.B :
Pemberitahuan Export Barang. Pengisian form Pemberitahuan Export Barang di ajukan dengan
system online melalui system EDI. Jika pemeriksaan PEB di setujui, maka akan keluar P.E.
EDI Sistem :
Kehadiran Electronic Data Interchange (EDI) telah menjadi salah satu solusi untuk membuat
efisienan dalam transaksi bisnis di Internet dan sekaligus memberikan jaminan keamanan dalam
export.
Untuk memperlancar arus barang di pelabuhan diterapkan sistem Electronic Data Interchange ( EDI)

Certificate of Insurance :
Sertifikat Asuransi.
(Certificate of import cargo insurance.)

EMKL : Expedisi Muatan Kapal Laut


Istilah-Istilah Dalam Kegiatan Export Import

Mengenal istilah-istilah dalam kegiatan export import.

Shipper: exportir atau si pengirim barang, nama dan alamat lengkap shipper harus tertulis jelas pada
dokumen: Bill of Lading, packing List, Commercial Invoice, COO, PEB (pemberitahuan export
barang), PIB (pemberitahuan import barang)

Consignee: importir atau si penerima barang, nama dan alamat lengkap consignee harus tertulis
jelas dalam dokumen seperti: Bill of Lading, Airway Bill, packing List, Commercial Invoice, COO,
PEB (pemberitahuan export barang), PIB (pemberitahuan import barang)

Notify Party: pihak kedua setelah consignee yang berhak untuk diberitahu tentang adanya suatu
pengiriman dan penerimaan barang export / import.
Dalam prakteknya, nama dan alamat notify party sama dengan nama dan alamat consignee. Tapi
tergantung perjanjian awal antara pihak shipper dan consignee.
Nama dan alamat lengkap notify party harus tertulis jelas dalam dokumen Bill of Lading, packing
List, Commercial Invoice, COO. Atau jika notify party sama dengan consignee maka cukup ditulis
SAME AS CONSIGNEE

Shipping Mark & Number : jumlah carton dan tanda pengiriman yang tercantum di kemasan barang.
Data shipping mark & number ini tercantum di dalam packing list, dan bill of lading

Description of Goods: perincian barang. Description of goods ini tercantum dalam packing list
(lengkap) dan bill of lading. Hanya saja penulisan data description of goods pada bill of lading lebih
sederhana atau hanya garis besarnya saja. Misal di dalam packing list tertulis 2 drum minyak tanah,
5 jerigen bensin, 10 kaleng oli bekas. Maka pada bill of lading cukup ditulis 17 packages (total
kemasan) of minyak tanah, bensin, dan oli bekas

G.W.: gross weight, berat kotor dari berat kemasan dan berat barang itu sendiri. Contoh berat
barang itu 2kgs dan berat kemasannya 0,5 kgs maka G.W. 2.5 kgs

N.W.: net weight, berat barang sebelum dikemas (diluar kemasan)

LCL: less than container loaded yaitu jenis pengiriman barang tanpa menggunakan container,
dengan kata lain parsial. Jika kita menggunakan jenis pengiriman LCL. Maka barang yang kita
kirim itu ditujukan ke gudang penumpukan dari shipping agent. Lalu dari pihak gudang akan

mengumpulkan barang-barang kiriman LCL lain hingga memenuhi kuota untuk diloading / dimuat ke
dalam container.

FCL: full container loaded, jenis pengiriman barang dengan menggunakan container. Walaupun
kuantiti barang tersebut lebih pantas dengan mode LCL, tapi jika shipper mengirimkan barangnya
menggunakan container maka jenis pengiriman ini disebut FCL. Pengiriman dengan mode FCL
maka kita harus mendatangkan container ke gudang kita untuk proses stuffing (proses pemuatan
barang). Setelah stuffing selesai container itu kita segel dan kita kirimkan ke tempat penumpukan
peti kemas di pelabuhan

CFS: container freight station yaitu mode pengiriman dari gudang LCL negara asal sampai gudang
LCL negara tujuan. Mode CFS-CFS menandakan bahwa mode pengiriman barang tersebut dengan
cara LCL

CY: container yard yaitu mode pengiriman dari tempat penumpukan peti kemas negara asal sampai
ke tempat penumpukan peti kemas negara tujuan. Mode CY-CY menandakan mode pengiriman
barang tersebut secara FCL

TEUs: singkatan dari Twenty-foot Equivalent Units, satuan standard yang dipakai untuk menghitung
kapasitas bongkar muat kontainer pada terminal peti kemas, pelabuhan atau kapal kargo per
kontainer 20".

Vessel : kapal

Feeder Vessel: kapal pengangkut container dengan kapasitas kecil yang mengangkut container dari
pelabuhan muat ke pelabuhan transit untuk dipindah ke mother vessel. Contoh: dari tg priok menuju
singapore.

Mother vessel: kapal pengangkut dengan kapasitas besar yang mengangkut container dari
pelabuhan transit ke pelabuhan tujuan. Catatan: jika pengiriman barang dari pelabuhan muat (misal
tg priok) menuju pelabuhan bongkar (misal busan korea) dengan menggunakan 1 kapal saja maka
tidak ada istilah feeder vessel dan mother vessel. Istilah mother vessel dan feeder vessel jika
pengiriman barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar tersebut mengalami pergantian
kapal. Misalnya: pelabuhan muat tg priok dan pelabuhan bongkar los angeles CA. Sementara rute
pengiriman melalui jakarta singapore menggunakan kapal YM Glory, dan dari singapore los
angeles CA menggunakan kapal Hanjin sao paulo. Maka feeder vesselnya adalah YM Glory sedang
mother vesselnya Hanjin sao paulo

Voyage: nomor keberangkatan kapal yang biasa disingkat dengan v. Atau voy. Nomor
keberangkatan harus selalu ada di belakang nama kapal. Contoh: YM Glory v.23 artinya nama
kapal YM Glory dengan nomor keberangkatan kapal (voyage) 23

ETD: estimation time of departure adalah perkiraan waktu keberangkatan kapal

ETA: estimation time of arrival adalah perkiraan waktu kedatangan kapal

Bill of Lading : biasa disingkat dengan B/L artinya: konosemen atau bukti pengiriman barang dan
pengambilan barang melalui jalur laut. Form bill of lading itu harus sudah mendapatkan legalitas
dari dunia internasional sebagai alat / bukti pengiriman dan pengambilan barang export / import. Di
dalam bill of lading memuat data-data shipper, consignee, notify party, , vessel & voy. No., shipping
mark & numbers , description of goods, GW, NW, measurement, POD, POL, destination.

Airways Bill (AB): sama seperti B/L tapi yang menggunakan jalur udara / pesawat terbang.

P.O.L : port of loading, pelabuhan muat

P.O.D : port of discharge, pelabuhan bongkar

Packing list: daftar rincian barang secara mendetail yang berisikan nama shipper, consignee, notify
party, nama vessel dan voy, dimensi barang, gross weight dan net weight per item barang maupun
total keseluruhan, jumlah barang

Commercial Invoice: daftar rincian barang mendetail yang berisikan nama shipper, consignee, notify
party, nama vessel dan voy, nilai invoice per item barang maupun total keseluruhan barang, jumlah
barang

INCOTERMS adalah singkatan dari International Commercial Terms. Incoterms disusun oleh ICC
(International Chamber of Commerce) atau sering disebut dengan Kadin Internasional. Incoterms
diterbitkan pertama kali pada tahun 1936, kemudian mengalami revisi sebanyak tujuh kali, yaitu :
Tahun 1953, 1967, 1980, 1990, 2000 hingga Incoterms yang terbaru yaitu: INCOTERMS 2010.

EXW: metode penjualan berdasarkan perhitungan harga barang di gudang/pabrik penjual

FOB : Free on Broad ; metode penjualan berdasarkan perhitungan harga yang hanya sampai di
pelabuhan muat. Harga barang (nilai commercial invoice) diluar asuransi (insurrance) dan biaya
pengiriman (freight). Tanggung jawab penjual hanya sampai atas kapal, namun biaya pengiriman
ditanggung oleh pembeli.

Contoh penulisan term yang benar: FOB (Tanjung Priok Port, Jakarta, Indonesia) Incoterms 2010

CIF : cost insurance and freight ; CFR/CNF + asuransi. Metode penjualan sampai pelabuhan tujuan.
Artinya, sebelum melakukan pengiriman, barang tersebut sudah dilunasi oleh consignee. Dan biaya

asuransi maupun ongkos kirim sudah dibayar oleh shipper. Pertanggungan minimal, yaitu : cover
ICC C, jika pembeli menginginkan pertanggungan maksimal, cover ICC A All Risk.

Contoh penulisan term yang benar: CIF (Singapore Port, Singapore) Incoterms 2010

CFR/CNF : cost and freight ; metode penjualan yang tidak jauh berbeda dengan CIF tetapi dalam
CNF pihak shipper tidak membayar asuransi / tidak mengasuransikan barang tersebut. tanggung
jawab penjual sampai ke atas kapal dan termasuk biaya pengiriman.

Contoh penulisan term yang benar: CFR (Tokyo Port, Japan) Incoterms 2010

Shipping Schedule: jadwal pengapalan, jadwal ini diterbitkan oleh pihak shipping agent . Berisi
mengenai ETD vessel, ETA vessel di pelabuhan bongkar, mode pengiriman (cepat atau lambat) rute
kapal dan pelabuhan transit dan nama kapal pengganti (jika pengiriman harus menggunakan kapal
lebih dari 1)

Shipping Instruction: surat permintaan exportir kepada pihak forwarding mengenai pengapalan
barang sebagai dasar pebuatan B/L

Closing Time: tenggat waktu normal yang diperbolehkan bagi kargo / barang yang masuk ke tempat
penimbunan sementara seperti gudang CFS atau UTPK (unit tempat penumpukan peti kemas).
Catatan: tiap shipping schedule selalu mencantumkan tanggal dan waktu closing time. Dan jika
kargo masuk ke tempat penimbunan sementara itu melewati batas dari waktu closing time yang
telah ditetapkan, maka pihak shipper akan dikenakan sanksi / denda

P.E: persetujuan export, Lembar persetujuan export ini bisa diperoleh dan di print sendiri oleh pihak
shipper atau EMKL yang memiliki sistem online ( E.D.I. = electronic data interchane) setelah
pengajuan dokumen-dokumen export seperti packing list, commercial invoice & PEB, disetujui oleh
pihak bea dan cukai.

P.E.B : pemberitahuan export barang, pengisian form pemberitahuan export barang diajukan dengan
sistem online melalui sistem E.D.I . Jika pemeriksaan PEB disetujui maka akan keluar P.E

E.D.I sistem: kehadiran electronic data interchange (EDI) telah menjadi salah satu solusi untuk
membuat efisiensi dalam transaksi bisnis di internet dan sekaligus memberikan jaminan keamanan
dalam export. Untuk memperlancar arus barang di pelabuhan diterapkan sistem electronic data
interchange (EDI).

EMKL : ekspedisi muatan kapal laut; tugasnya mengurus truk kontainer dari gudang ke pelabuhan
atau sebaliknya, termasuk membuat dokumen masuk barang ke pelabuhan seperti PEB

Forwarding Company: tugasnya bisa merangkap EMKL, menyewa kontainer ke shipping lines, dan
juga mengirim sampai ke pelabuhan negara tujuan, termasuk menerbitkan dokumen pengapalan
seperti BL

Phytosanitary Certificate: sertifikat dari balai karantina hewan dan tumbuhan yang menyatakan
bahwa barang yang akan di export bersih dan bebas dari hama, serangga dan pengganggu lainnya.

Fumigasi: proses yang diwajibkan balai karantina sebelum mengekspor barang keluar negri, yang
tujuannya untuk meminimalisir/menghilangkan hama, serangga dan pengganggu lainnya, sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan phytosanitary certificate.

Surat permohonan phytosanitary: surat permintaan kepada balai karantina untuk membuatkan
phytosanitary certificate.

Certificate of Insurance: sertifikat asuransi.

SIUP: surat izin usaha perdagangan

TDP: tanda daftar perusahaan

NPWP: nomor pokok wajib pajak

Fasilitas KITE: Fasilitas Kemudahan Import Tujuan Export. Maksudnya kemudahan untuk impor
barang yang tujuannya barang tersebut akan di export kembali.

NIK: Nomor Identitas Kepabeanan

API: Angka Pengenal Importir

NPE: Nota Pelayanan Eksport

PNBP: Penerimaan Negara Bukan Pajak

MoU bea cukai : intinya exportir harus terdaftar di bea cukai

CITES: Convention on International Trade in Endangered Species of wild fauna and flora. Konvensi
internasional yang mengatur perdagangan satwa dan tumbuhan langka, dilindungi atau hampir
punah

Dwell (dwelling) Time : waktu tunggu bongkar muat container, yaitu saat container masuk ke
pelabuhan sampai container keluar dari pelabuhan (naik ke kapal), atau saat container turun dari
kapal sampai container keluar dari pelabuhan (dibawa truk kontainer).

SPPB : surat perintah pengeluaran barang dari bea cukai

Introduce Letter : surat perkenalan

Invoice Letter : surat permintaan

Offersheet Letter : surat penawaran

CBM: cubic meter, satuan muat barang dalam container/cargo. Perhitungannya sebagai berikut:
untuk jalur laut P(cm) x L(cm) x T(cm) : 1000000; untuk jalur udara P(cm) x L(cm) x T(cm) : 6000;
misal ukuran barang setelah dikemas P(150cm) x L(120cm) x T(90cm) =1620000cm3 : 1000000=
1,62 m3; Jadi ukuran barang dalam CBM adalah 1,62 m3

Anda mungkin juga menyukai