Anda di halaman 1dari 25

PresentasiKasus

SyokHipovolemik

DibuatOleh
VitoJonathan
07120110034

Pembimbing
dr.AndryJuliansen,SpA

KepaniteraanKlinikIlmuKesehatanAnak
FakultasKedokteranUniversitasPelitaHarapan
SiloamHospitalsLippoVillage
Tangerang
2016

IDENTITASPASIEN
InisialPasien

:RA

JenisKelamin

:perempuan

TanggalLahir

:180915(8m2d)

StatusPerkawinan

:belummenikah

Agama

:Islam

Pendidikan

:BelumBersekolah

Alamat

:Tangerang

Pekerjaan

TanggalMasukRS

:20/05/2016Jam11:57

TanggalPulangRS

Anamnesis

:Alloanamnesadenganibupasien

KeluhanUtama

:BABcairsejak1hariSMRS

RiwayatPenyakitSekarang
Pasien datang dengan keluhan sejak 1 hari SMRS, BAB cair sebanyak 10 kali lebih,
BAB berwarna kuning, kadang kehijauan, tanpa disertaidarah,danlendir.Saat dibawakemobil
pasien sempat kejang, tangankaki kaku, mata mendelik ke atas, kehilangan kesadaran, kejang
dalamwaktu>1jam,menurutibupasien,ituadalahkejangpertamakalipadaanaknya.
Pasien juga terdapat demam tinggi sejak 2 hari SMRS, tidak diukur suhunya oleh ibu
pasien, dan pasien belum memberikan obatapapununtukmenurunkanpanasnya. Terdapatbatuk
sejakpasienusia23bulan.
Saat sampai IGD, pasien terlihat sangat sesak, kesadaran pasien mulai menurun, pasien
sering tertidur, saat dibangunkan pasien membuka mata lalu tidur kembali. Pasien sudah tidak
mauminum,dantidakterdapatairmatasaatmenangis.

RiwayatPenyakitDahulu
Pada umur 45 bulan pasien sempat didiagnosis terkena TB paru, dan sekarang sedang
dalampengobatanOATbulanke3
Riwayatalergidisangkal
Riwayatkejangdisangkal
Pasiensempatdidiagnosisgiziburuk

RiwayatKeluarga
Di keluarga tidak ada yang mengalami halserupa,tidakadapenyakitketurunansepertidiabetes,
darahtinggi,dankanker.

RiwayatKehamilan
Rajinkontrolkebidan,selamakehamilansempatmengontrol34x
Tidakadapenyakitpenyertakehamilan

Kesan:tidakadapermasalahanselamakehamilan

RiwayatPersalinandanMasaPerinatal
Anaktunggal
Anaklahirnormal,cukupbulan38minggu.
BBL:2900gdanPBL:Ibupasienlupa
Riwayatkuning()
RiwayatNICU()
Riwayatbiru()

Kesan:tidakadamasalahselamapersalinan

RiwayatNutrisi
01minggu

:ASI(kemudiandistopkarenasudahtidakkeluarlagi)

1minggu8bulan

:Susuformula(30mlsetiapkaliminum,dan3jamsekali)

Kesan:Kuantitasdankualitasmakanantidakbaik

RiwayatTumbuhKembang
Pasienbelumdapatberbalikbadandiusiayangsekarang
Pasienbelumadasenyumsosial
Pasienbelumdapatmengucapkan1kata

Kesan:terdapatketerlambatantumbuhkembang

RiwayatImunisasi
Ibu pasien tidak tahu, apakah anak nya sudah diimunisasi atau belum. Ibu pasien hanya
mengetahuianaknyapernahdivaksinsekalisaatlahirdipaha(hepatitisB).

Kesan:imunisasidasartidaklengkap.

RiwayatSosialEkonomidanKondisiLingkungan
Pasientinggalbersamadengankeduaorangtuanya
BanyaktetanggapasienyangtetkenaTBparu
IbupasiensempatterkenaTBparutetapisudahsembuh
Sekitarlingkunganpasienbanyakyangmerokok
Kondisilingkungancukupbersihdanterawat

PEMERIKSAANFISIK(03/05/2016)
KeadaanUmum

:Tampaksakitberat

Kesadaran

:SomnolenceE3M3V3

TandaTandaVital :

Nadi

:150x/mnt

LajuNafas

:58x/mnt

Suhu

:39C

StatusGizidanAntropometri
BeratBadan

:4kg

BB/U

<3SD

TinggiBadan

:70cm

TB/U

0(2)

BeratBadanIdeal

:8kg

BB/TB

<3SD

LingkarLenganAtas :10.5cm
LingkarKepala

:43cm

Normosefali

Kesan:anaktampakgiziburuk,danperwatakansedang

STATUSGENERALIS

Kulit

Berwarna kuning langsat, dtanpa disertai lesi,


perdarahan,jaringanparut,danluka

Kepala

Bentuk normal,
UUB cekung 1 jari
, dan
ukurannormocephal.

Wajah

Tidaktampaktandatandasianosisataupucat

Mata

Kongjungtiva anemis +/+ , injeksi /, sklera


ikterik /,
pupil pinpoint
, reflek cahaya
positif baik langsung maupun tidak langsung
dan
pergerakanbolamatakeatas

Hidung

Tidak tampak darah segar atau pembekuan


darah

Telinga

Serumen/

Mulut

Bibirkering
,lidahbersih,
mukosakering
, gigi
terdapat karies, tidak terdapat pendarahan
padagusi

Tenggorokan

T1/T1,hiperemis/

Leher

Tidak terdapat kaku kuduk, tidak terdapat


perbesarankelenjargetahbening

Dada

Bentuk normal,
iga gambarng + , retkraksi
intercostal,danepigastrium+

Paru

Simetris terdapat inspiratory dan expiratory

effort,

taktil

fokal

fremitus

simetris

berkurang
, sonor pada seluruh lapang paru,
dan bunyi paru vesikular +/+ , pelemahan
suaraparu,wheezing/.
ronchi+/+
Jantung

Iktus kordis teraba, S1 S2 reguker, murmur,


gallop

Abdomen

Supel. Turgor menurun, organomegali (),


timpani pada seluruh lapang abomen,
BU+
tetapimenurun

Punggung

Normal

AlatGenital

Tidakdilakukanpemeriksaan

KGB

Tidakterabapembesaran

Neurologis

Dalambatasnormal

Pubertas

Tidakdilakukanpemeriksaan

HasilLaboratorium
20/05/1613:27SaatmasukIGDRSUS

Test

Result

Range

Hemoglobin

8.20

10.7014.70

Hematokrit

24.60%

31.0043.00

Seldarahmerah

2.54

3.705.70

Seldarahputih

16.16H

5.0015.50

Basofil

0%

01

Eosinofil

0%

13

Neutrofilband

3%

26

Neutrofilsegment

76%H

5070

Limfosit

19L

2540

Monosit

2%

28

Trombosit

526.000

150.00440.00

MCV

96.00fL

72.0088.00

MCH

32.30pg

23.0031.00

MCHC

33,30g/dL

32.0036.00

ESR

4mm/HoursH

020

NA

146H

137145

2.8L

3.65.0

CL

114H

98107

Test

Result

Range

Color

Yellow

Concistency

Smooth

Stool20/5/16

Mucus

Negative

Blood

Negative

RBC

01

01

Leukosit

12

15

Amoeba

NotFound

Eggworm

Negative

Negative

Yeast

Negative

Negative

Amylum

Negative

Fat

Positive

Fiber

Negative

StoolOccultBlood

Negative

Negative

Test

Result

Range

Color

DarkYellow

Appearance

SlightlyCloudy

SpecificGravity

1.025

11.030

PH

6.0

4.508.00

LeukositEsterase

Negative

Negative

Urinalysis20/5/16

Nitrit

Positive

Negative

Protein

Negative

Negative

Glucose

Negative

Negative

Keton

Negative

Negative

Urobilinogen

0.2

0.101.00

Billirubin

1+

Negative

OccultBlood

(1+)25

Negative

Eritrosit

H4

03

Leukosit

010

Epitel

(1+)

(1+)

Casts

Negative

Crystal

Negative

OthersBacteria

(1+)

PH

7.200L

7.3607.440

PO2

275.0H

80100

PCO2

31.2L

3245

HCO3

11.5L

21.028.0

TOTALCO2

12.4L

2430

BE

14.6L

2.42.3

BloodGasAnalysis20/5/16

O2Saturation

99.8H

95.098.0

Kesan Terdapat infeksi bakteri, anemia makrositik hiperkrom, gangguan elektrolit, infeksi
salurankemih,asidosismetabolikdandiareakibatvirus

DIAGNOSISKERJA
GEAdengandehidrasiberat
Acidosismetabolik
Syokhipovolemik
Pneumonia
Giziburukmarasmus
DalampengobatanTB
ElektrolitImbalance

TERAPISAATDIIGD
RL40ml/30menit
RL120ml/1jam
RL280ml/6jam
Biknat15meq+660mlsterilewaterdalam6jam(dibatalkankarenatidakadaICU)
Ceftriaxone2x200mgIV
Ranitidin3x5mgIV
PCTdrops3x0.5mlPO
Fenitoinmaintenance2x8mgIV
NGTno10

PROGNOSIS
Advitam

:Dubiaadmalam

Adfunctionam

:Dubiaadmalam

Adsanationam

:Dubiaadmalam

FOLLOWUP(21/5/16)
BAB cair sebanyak 45x dalam 24 jam, berwarna kuning hijau,
darah (), lendir (),

S:

sekali buang air kirakira gelas aqua, demam masih naik turun, tertinggi39Cterendh
37.3C
. Batuk (+) berdahak (+),
BAK menggunakan catheter. Sesak (+)
tetapi sudah
membaikdibandingkandengandiIGD,menggunakannasalkanul2L.

O:

CM,TSB,HR120/MRR36X/MT:37.3C,Balancecairan+80dalam24jam

Anemis+/+,Icteric/,matacekung(+)

Cupinghidung()
Birupadapadabibir(),mukosalembap(+),bibirlembap(+)
Thoraxsimetris,vesikular+/+,rh+/+,wh/,slem/
Retraksisuprasternal(),
retraksiepigastrik(+),igagambang(+)
S1/S2regular,gallop,murmur,JVP5cm+2cm
Abdomendatar,
bisingusus()berkurang
,nyeritekan(),turgor<2detik
Akralhangat,edematungkai(),crt<2detik

SetelahdiberikanKCL10meq/24jamtampakperbaikaneletrolit(21/5/16jam18:35)
NAdari146menjadi138
Kdari2.8menjadi4.1
CLdari114menjadi110(H)

A:

Dehidrasiakutperbaikan,statusdehidrasiringansedang
Riwayatsyokhipovolemik,danmetabolikasidosis
ISK

BP
TBdalampengobatan
Giziburukmarasmus

P:

D51/4NS500ml+KCL10meq/24jam
NGT
Ceftriaxone200mgIVharipertama
Ranitidin3x5mgIV
PCTdrop3x0.5mlPO
Fenitoinmaintenanc2x8mgIV
Rimfapicin1x1PULV
INH1x1PULV
F754x50ml4x35ml

22/5/16FOLLOWUP
S:

BAB cair sebanyak 8x dalam 24 jam, berwarna kuninghijau,


darah(),lendir(),sekali
buang air kirakira gelas aqua, demam masih naik turun, tertinggi 38.8C terendah
36.3C
. Batuk (+) berdahak (+),
BAK menggunakan catheter. Sesak (+)
membaik
dibandingkankemaren,masihdiberikano2nasalkanul2liter

O:

CM,TSB,HR120/MRR38X/MT:37.3C

Anemis+/+,Icteric/,matacekung()Balancecairan+110dalam24jam

Cupinghidung()
Birupadapadabibir(),mukosalembap(+),bibirlembap(+)
Thoraxsimetris,vesikular+/+,rh+/+,wh/,slem/
Retraksisuprasternal(),
retraksiepigastrik(+),igagambang(+)
S1/S2regular,gallop,murmur,JVP5cm+2cm
Abdomendatar,
bisingusus()berkurang
,nyeritekan(),turgor<2detik
Akralhangat,edematungkai(),crt<2detik

A:

Dehidrasiakutperbaikan,statustanpadehidrasi
Riwayatsyokhipovolemik,danmetabolikasidosis
ISK
BP
TBdalampengobatan
Giziburukmarasmus

P:

D51/4NS250ml(sudahtidakmenggunakanKCLdanjumlahcairandikurangi)
Ceftriaxone200mgIVharikedua
Ranitidin3x5mgIV
PCTdrop3x0.5mlPO
Fenitoinmaintenanc2x8mgIV
Rimfapicin1x1PULV
INH1x1PULV
F758x45ml

PembahasanKasus

An. NK, perempuan, usia 4 tahun datang dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS.
Demamtinggimendadak,diatas39cdanhanyaturunselama23jamjikadiberikanobatpenurun
panas. Selain itu, nafsu makan menurun, nyeri pada ulu hati, muncul ruam kemerahan tanpa
penonjolan, dan berwarna putih bila ditekan. Terdapat juga warna kemerahan pada wajah
(
flushing)
sejak 2 hari SMRS. Dari gejala klinis diatas, diagnosis yang saya pikirkan adalah
infeksi virus dengue, dengan diagnosis banding seperti infeksi virus exanthem, dan demam
tifoid.

Dari gejala klinis dan pemeriksaan lab diatas, saya mengdiagnosis pasien ini diare akut
dengan status dehidrasi berat. Secara definisi diare adalah buang air besar dengna konsistensi
1
cari lebihdari3xdalam24jamdanmembaikdalamwaktu7hari.
Lalupadasemuapasiendiare,

kita wajib menilai status dehidrasi tersebut. Secara teori, status dehidrasi dibagi menjadi 3yaitu
2
tanpadehidrasi,dehidrasiringansedang,dandehidrasiberat.

Gambar2:
Assessmentandmanagementofdehydration2

Pada pasien ini saya menilai status pasien dehidrasi berat dikarenakan gejala klinis,
pemeriksaan pasien sesuai dengan tanda dehidrasi berat pada teori.Tandadehidrasiberatadalah
kesadaran mulai menurun atau mengantuk, mata cekung, sudah tidak ada keinginan untuk
2
minum, turgor kulit diatas 2 detik.
Pada pasien ini ditemuka kesadaran pasien sudah menurun

(pasien sering tertidur). saat menangis pasien sudah tidak ada air mata, pasien sudah tidak mau
untukminum,danterdapatcekunganpadaUUBdanmatapasien.

Yang perlu ditakutkan dari dehidrasi adalah terjadinya syok. Syok adalahgangguanatau
kegagalan sistem sirkulasi sehingga sulai oksigen dan nutrisi tidak dapat memenuhi kebutuhan
sel untuk metabolisme aerobik. Klasifikasi syok dibagi kedalam syok hipovolemik, syokseptik,
syok kardiogenik, syok sepsis, dan syok obstruktif. Pada anak paling sering terjadi adalah syok
hipovolemik. Syok hipovolemik adalah kurang nya cairan atau darah di daerah intravaskular
yang menyebabkan terjadinya gangguan perfusi. Penyebab dari syok hipovolemik adalah
3
Gastroenteritisakut,diare,demamberdarah,trauma,danlainlain.

Gambar3:
HypovolemicShock4

Syok hipovolemik juga terjadi pada pasien ini.Tandadarisyokhipovolemikpadapasien


ini adalah akral pasien sangat dingin, pasien sesak dengan nafas yang dangkal, penurunan
kesadaran, dan CRT < 2 detik. Penyebab syok hipovolemik yang terjadi pada pasien ini
disebabkanolehdiare.

Yangterutamadalampenanganansyokadalahpemberiancairanyangadekuat,dandalam
waktu yang tepat. Karena bila syok dibiarkan teralu lama, maka akan terjadi keadaan asidosis
metabolik. Cara penatalaksaan syok hipovolemik adalah : Periksa ABC (apapun syok nya), lalu
berikan oksigen (FiO2 100%), bila perlu dapat diberikan ventilator, setelah itu pasang IV line,
bila sulit dapat menggunakan rute intra osseus (IO).Setelahterpasangjalurinfus,berikancairan
20cc/kgbb dalam 20 menit cairan seperti ringer lactate
atau
normal saline
. Setelah itu periksa
tandatanda vitalapakahsudahterjadiperbaikanataubelum.Saatbersamaanpasangkateterpada
pasien untuk menilai pengeluaran urin, dan periksa serta atasi gangguan metabolik seperti
gangguan elektrolit, hipoglikemi, dan asidosis. Bila tidak terjadi perbaikan, dapat dilakukan

pemasangan
Central Venous Catheter (CVP). Cairan dapat dilakukan bila tekanan CPV masih
5
dibawah10mmHg.

Pada pasien ini dengan umur 8 bulan, dan berat 4kg, pasien diberikan cairan RL
10cc/kgbb dalan waktu 30 menit, lalu diulang sebanyak 2 kali. Setelah terjadi perbaikan,
diberikan terapi sesuai dengan dehidrasi berat. Rumus terapi dehidrasi berat adalah pemberian
cairan RL atau NS30cc/kgbbdalamwaktu1jamlaludilanjutkan70cc/kgbbdalamwaktu5jam.
Sehingga setelah diberikan RL 40cc/30 menit lalu diulang 2kali, pasien mengalami perbaikan,
lalu diberikan RL 120cc/1jam dan dilanjutkan 280cc/6jam. Setelah diberikan cairan, lalu
dikoreksi gangguan metabolisme. Gangguan metabolisme yang terjadi pada pasien ini adalah
asidosis metabolik (PH 7.200), hipokalemi (K 2.80), dan hipoglikemi (63). Asisdosis metabolik
dapat terjadi, khususnya pada anakanak disebabkan oleh diare. Saat terjadi diare, maka tubuh
akan sangat kekurangan cairan, sehingga dapat menyebabkan hipovolemik syok yang membuat
gangguan perfusi ke jaringan. Saat terjadi gangguan perfusi, sel tidak mampu untuk melakukan
metabolisme aerob karena kurang nya O2 yang diperfusi ke jaringan, sehingga sel akan
menggunakan metabolisme anaerob. Metabolisme anaerob memiliki jumlah ATP yang lebih
sedikit dibandingkan aerob dan prodak hasilnya mengandung asam laktat. Saat teralu banyak
asam laktat didalam peredarah darah maka karena kandungan asam laktat yang asam, membuat
7
PH darah dalam arteri akan menurun, danterjadiasidosismetabolik.
SaatdiIGDpasiensempat

dierikan D10 8ml untuk mengatasi hipoglikeminya. Setelah itu cairan yang diberikan kepada
pasien adalah D5 NS 500ml + KCL 10meq dalam 24 jam untuk mengatasi hipoglikemi dan
hipokalemi nya. Untuk mengatasi asisodis metabolik diberikan sodium bikarbonat 15meq dan
diencerkan didalam 60 steril water dalam 6 jam (dibatalkan karena tidak ada ICU). Rumus
pemberian sodium bikarbonat untuk keadaan asidosis metabolik adalah 25meq/kgbb diberikan
selama 48 jam. Formulasi untuk pemberian KCL adalah 3.5 kadar K terukur x BB x 0.4
+2meq/kgbb/24 jam jika dimasukan kedalamformulamakahasilnyaadalah10meqsamadengan
yangdiberikankepadapasien.

5
Gambar4:Penatalaksanaansyokhipovolemik

Lalu pada pasien juga terdapat tandatanda infeksi saluran kemih dari hasil urin nya.
Infeksi saluran kemih pada anakanak sangat sulit untuk didiagnosis dari gejala klinis, sehingga
bila terdapat tandatanda infeksi, dan tidak ditemukan fokal infeksi, pemeriksaan urin harus
dilakukan. Pada pasien ini setelah dilakukan pemeriksaan urin, ditemukan nitrit yang positif,
occult blood +1, dan bakteria +1. Hasil pemeriksaan tersebut dapatmenunjangdiagnosisinfeksi
saluran kemih. Pada infeksi saluran kemih, bakteri yang terdapat pada urin mengubah nitrat
menjadi nitrit sehingga membuat angka nitrit positif. Tetapi karena tidak semua bakteri dapat
mengubah nitrat menjadi nitirit, maka dapat terjadi false negatif pada pasien dengan ISK tetapi
6
pemeriksaanurinnyaditemukannitrityangnegatif.

6
Gambar5:SpesifitasdansensitivitasleukositesterasedannitritdalamdiagnosisISK

Secara status gizi, pasien didiagnosis dengan gizi buruk. Gizi buruk merupakan bagian dari
malnutrisi energiprotein(MRP).Pembagiannya MRP dibagimenjadi2 yaitugizikurangdan giziburuk.
Lalu gizi buruk dibagi menjadi 3 yaitu marasmus, kwashiorkor, dan marasmuskwashiorkor walaupun
penatalaksanaannya sama.Gejala yangmembedakanantaramarasmusdengan kwashiorkoradalah, pada
marasmus anaktampak seperti orangtua,tangan dan kakisangatkecil,tidakterdapatototmaupunlemak,
dan berat badan bisa sangat rendah. Sedangkan pada kwashiorkor ditemukan perut yang buncit, muka
1
yangtembem,edemapadatanganmaupunkaki,danterdapatlemak.

Gambar6:Perbedaanklinisantarakwashiorkordenganmarasmus

Untuk mengdiagnosis pasien dengangiziburukdiperlukangejalaklinisyangjelasbahwa


pasien terlihat kurus, terdapat edeme, BB/TB dibawah 3SD, dan lingkar lengan atas < 11.5cm.
Pada pasien ini kriteria seperti terlihat sangat kurus, BB/TB dibawah 3SD dan lingkar lengan
atas pasien hanya 10.5cm maka kita dapat mengdiagnosis pasien ini dengan gizi buruk. Lalu
sdari perwatakannya pasien terkena gizi buruk tipe marasmus. Penatalaksaan untuk gizi buruk
dibagi menjadi 10 langkah kedalam 3 fase. Fasefase tersebut adalah stabilisasi, transisi, dan
1
rehabilitasi.

1
Gambar7:SepuluhlangkahtatalaksanaMEPberat

Formula 75 diberikan kepada pasien. Pasien sekarang sedang dalam fase stabilisasi hari
ke 3. Pada fase stabilisasi jumlah energi yang dibutuhkan adalah80100kkal/kg/haridanjumlah
cairan 100130ml/kg/hari. Pasien diberikann f75 sebanyak 8x45 ml lalu diberikan cairan
D51/4NS. Bila sesuai dengan rumus diatas, maka dengan berat pasien 4kg, pasien membuthkan
kalori sebesar 320400 kkal/hari. Jumlah kkal dari f75 yang diberikan sebanyak8x45ml sebesar
270kkal/ hari. Lalu dengan pemberian cairan d5 1/4ns sebanyak 250ml, maka didapatkan
tambahan 50kkal lagi dari dextrose 5% tersebut. Sehingga kebutuhan kalori mencukupi
320kkal.hari. Lalu kebutuhan cairan pasien sebesar 400520ml/hari. Bila dijumlahkan jumlah
cairan f75 dengan D5 1/4ns yang diberikan, maka total cairan yang diterima pasien sebesar
1
610ml/hari.

1
Gambar8:kebutuhanenergi,protein,cairanpadagiziburuk

Pasien juga didiagnosis dengan pneumonia. Pneumonia merupakan peradangan pada


parenkim paru (alveolus dan interstisial) yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme.
Penyebab tersering dari pneumonia pada semua umur adalah bakteri
S.pneumoniae.
Untuk
mengdiagnosis pasien terkena pneumonia, harus berdasarkan gejalaklinisdanpemeriksaanfisik
seperti inspeksi dan frekuensi pernafasan. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
chest
xray tidak wajib dilakukan secara rutin, danapabilaterdapattandatandapneumoniapadahasil
c
hest xray
, tetapi gejala klinis dan fisik tidak mendukung, kita tidak boleh mengdiagnosis
dengan pneumonia. Gejala klinis yang terjadi padaanakdenganpneumoniaadalahbatuk(gejala
paling sering), sesak nafas, demam, kesulitan makan atau minum, lemah, dan biasanya
1,8
ditemukantakipnea,retraksi.Danhypoxemiapadapemeriksaanfisik.

Pada pasien ini diagnosa pneumonia dapat ditegakanberdasarkangejalaklinisnyaseperti


batuk, demam, sesak, gangguan makan dan minum. Lalu pada pemeriksaan fisik ditemukan
peningkatang RR diatas 50 pada pasien berusia 8 bulan, lalu terdapat
respiratory effort,
retraksi
suprasternal, dan retraksi epigastrik. Setelah ditemukan tanda yang khas pada pneumonia,
dilakukan juga pemeriksaan darah, dan foto thoraks untuk menunjang diagnosis. Hasil
pemeriksaan darah pada pasien ditemukan peningkatan WBC, neutrofilsegment,danpenurunan
limfosit, sehingga menunjukan terdapat infeksi bakteri pada pasien ini. Lalu pada pemeriksaan
foto thoraksditemukaninfiltratpadadaerahsuprahilardanparahilar.WHOmembagipneumonia
pada anak usia 2bulan 5 tahun menjadi 3 menurut derajat keparahannya yaitu : pneumonia
ringan (sesak nafas), pneumonia berat (retraksi), dan pneumonia sangat berat (tidak
makan/minum, malnutrisi, dan kejang). Berdasarkan klasifikasinya pasien ini masuk ke

pneumonia berat, tetapi klasifikasi ini memiliki sensitivitas yang buruk karena sering
1,8
overlapping dengan gejala malnutiri.
Pasien juga memiliki fator reisko terkena nya pneumoni

sepertitidakdiberikanASI,tidakmelakukanvaksinPCV,danmalnutrisi.

Pemilihan antibiotik, untuk firstline pada pneumonia bila disebabkanolehS.pneumoniae


adalah amoxicillin, tetapi pada beberapa kasus jika anak muntah terus, ada gangguan
menggunakan per oral, dan pneumonia derajat berat wajib menggunakan antibiotik melalui IV.
Pilihannya adalah ampicillin, kloramfenikol, ceftriaxone, dan cefotaxime. Pada pasien ini
diberikan ceftriaxone 2x200mg IV dan sudah masuk hari ke 3. Dosis untuk ceftriaxoneIVpada
1,8,9
anakadalah50100mg/bbdierikakandalaminterval1224jam,dandiberikanselama10hari.

DAFTARPUSTAKA

1. Pudjiadi, Antonius H., dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis: IkatanDokterAnakIndonesia.


Diaksespada23Mei2016.http://www.idai.or.id/downloads/PPM/BukuPPM.pdf

2. Elliot, Elizabeth Jane. 2016. "Acute Gastroenteritis in Children". Diakses pada 2016.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1764079/

3. Sinniah, Davendralingam. 2012. "Shock in Children". Diakses pada 23 Mei 2016.


http://web.imu.edu.my/ejournal/approved/17.Review_davendra_s129s136.pdf

4. DS Medical. 2015. "Hypovolemic Shock The Basics". Diakses pada 23 Mei 2016.
http://www.dsmedical.co.uk/Hypovolamic_Shocks.html

5.

Medscape.

2016.

"Shocks

in

Pediatrics".

Diakses

pada

23

Mei

2016.

http://emedicine.medscape.com/article/1833578treatment

6. American Association for Clinical Chemistry. 2016. "Urinalysis: Three Type of


Examinations".

Diakses

pada

23

Mei

2016.

https://labtestsonline.org/understanding/analytes/urinalysis/uiexams/start/1

7. Andrade, Olberes V. B., dkk.2007."MetabolicAcidosisinChildhood:Why,When,andHow


toTreat".Diaksespada23Mei2016.http://www.scielo.br/pdf/jped/v83n2s0/en_a03v83n2s0.pdf

8. Bennet, Nicholas John. 2016. "Pediatric Pneumonia". Diakses pada 23 Mei 2016.
http://emedicine.medscape.com/article/967822overview

9.

Epocrates.

2016.

"Peds

Dosing".

Diakses

pada

https://online.epocrates.com/drugs/162302/ceftriaxone/PedsDosing

23

Mei

2016.

Anda mungkin juga menyukai