TUGAS
TUGAS
: Khiqmah Yuliani
NIM
: 1408010018
Kelas
: IV A Farmasi
Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, yaitu melalui
makanan/minuman. Gambar berikut memperlihatkan kandungan arsen dalam
beberapa jenis makanan dan minuman yang sering dikonsumsi manusia.Target
utama arsen dalam tubuh adalah hati, meski arsen juga dapat mempengaruhi
mekanisme kerja paru-paru dan ginjal melalui peredaran darah. Arsen yang
tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke
peredaran darah. Itulah sebabnya pemeriksaan kandungan arsen juga dilakukan
melalui darah. Pada keracunan akut maupun kronis dapat terjadinya
anemia,leukopenia,hiperbilirubinemia.Arsenik yang terabsorbsi akan terakumulasi
di kuku, rambut dan kulit. Kadar As dalam rambut merupakan indikator yang
cukup baik untuk menilai terjadinya karacunan arsen. Normal kadar As dalam
rambut kurang dari 1mug/kg. Namun, kandungan arsen dalam rambut belum
dapat dipastikan akibat paparan langsung atau melalui metobolisme dan akhirnya
terakumulasi di rambut seperti penyimpanan arsen pada kuku. Arsenik yang
terakumulasi sampai pada kuku dan rambut ini tersimpan dalam bentuk arsenic
trioksid. Biotransformasi atau metabolisme didefinisikan sebagai perubahan
xenobiotik/toksin yang dikatalisa oleh suatu enzim tertentu dalam makhluk hidup.
Tujuannya yaitu dengan merubah toksin bersifat non polar menjadi bersifat polar
dan kemudian dirubah menjadi bersifat hidrofil sehingga dapat dieksresikan
keluar dari tubuh.
Mekanisme biotransformasi meliputi 2 reaksi :
Reaksi fasa 1 atau reaksi fungsionalisasi/memasukkan gugus fungsional yg
sesuai (a.l : OH, COOH, NH2 dan SH) ke dalam toksin sehingga
mengubah toksin non polar menjadi bentuk yang lebih polar secara
langsung dan memodifikasi gugus fungsional yang ada dalam struktur
molekul melalui reaksi oksidasi, reduksi maupun hidrolisis.
Reaksi fasa 2 (reaksi konjugasi) reaksi ini melibatkan beberapa jenis
metabolit endogen (berupa enzim yang ada dalam tubuh ) di retikulum
endoplasma.
Biotransformasi arsen di dalam tubuh terjadi di hati, melewati dua fasa. Hati akan
mengubahnya menjadibentuk yang tidak merusak dan dibuang lewat urin dalam
waktu 4-5 hari dengan persentase 62,7% (dari total arsenik pada tubuh). Pada fasa
1 melalui reaksi oksidasi aromatik membentuk alkohol (-OH) khususnya oksidasi
benzoapirin karena terdapat epoksid yang dapat menyebabkan bioaktivasi.
Pada fasa 2 arsen akan mengalami reaksi konjugas glutation yang melibatkan
enzim glutation transferase di mana gugus fungsionalnya adalah epoksid hasil
metabolism fasa 1 tadi. Glutation/asam merkapturat (GSH) berperan penting pada
proses detoktifikasi senyawa arsn yang merupakan elektrofilik reaktif penyebab
kerusakan jaringan, karsinogenik, mutagenik dan teratogenik karena membentuk
ikatan kovalen dengan gugus-gugus neofilik yang terdapat pada protein dan asam
nukleat sel. GSH terdapat pada usus, ginjal, jaringan lain, terutama hati,
mengandung gugus nukleofil sulfihidril (-SH) yang dapat bereaksi dengan
oleh ginjal dalam 4-8 jam. Pada Kadmium juga sama seperti gas arsin yaitu
dengan menjauhi tempat yang tercemar kadmium. Pencegahan toksisitas Cd
biasanya hanya bersifat suportif saja seperti pemberian vitamin D untuk
pengobatan nyeri tulang. Pengobatan dengan menggunakan bahan kelat tidak
dianjurkan, walaupun dapat meningkatkan ekskresi Cd melalui ginjal, tetapi hal
tersebut juga dapat menyebabkan toksik pada ginjal. Kondisi tersebut terjadi
karena ikatan kompleks dari kelasi dapat menyebabkan reaksi disosiasi ginjal
pada waktu terjadi pembebasan Cd.
Referensi :
Casarett & Doull's Toxicology: The Basic Science of Poisons, Eighth Edition
(Casarett & Doull's Toxicology)
Katzung B.G. 2014. Farmakologi Dasar dan Klinis. Ed 12.Jakarta : EGC
Saha dan Roy. Metabolism And Toxicity of Arsenic: A human carcinogen.Current
Science, Vol. 82, No. 1,