Anda di halaman 1dari 3

BERITA KORAN HARI INI, KOMPAS : MEMPERTARUHKAN EKONOMI.

Menteri Keuangan
Baru Harus Bebas dari Kompromi Politik
10 Mei 2010 pukul 10:01
Jakarta, Kompas - Kinerja perekonomian Indonesia cukup meyakinkan, sekalipun
masih rentan terhadap krisis keuangan yang kini melanda Eropa. Karena itu,
pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang dikenal tanpa kompromi ini
sangat mempertaruhkan kinerja perekonomian.

Kepergian Sri Mulyani Indrawati sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia di


Washington DC, AS, dapat berdampak pada kebijakan pemerintah. Karakter Sri
Mulyani yang tidak terlalu kompromistis terhadap keinginan partai politik, karena
mengedepankan penyelamatan ekonomi, akan sulit tergantikan.

(Kepergian Sri Mulyani) Tentu saja akan ada (perubahan) sebab karakternya
memang tidak ada duanya. Saya menduga siapa pun yang akan menggantikan Sri
Mulyani nanti akan lebih kompromistis dengan partai politik. Semoga saja pengganti
Sri Mulyani tetap bisa melanjutkan agenda reformasi birokrasi, ungkap ekonom
Indef, M Ihsan Modjo, di Jakarta, Sabtu (8/5).

Kinerja perekonomian Indonesia sejak tahun 2004, sejak Sri Mulyani menjadi
Menteri Keuangan (Menkeu), menunjukkan tren membaik. Pertumbuhan ekonomi
tahun ini 5,8-6 persen dan ditargetkan menjadi 7-7,5 persen pada tahun 2014.
Peringkat utang Indonesia terus membaik dari B+ menjadi BB pada tahun 2010.

Membaiknya peringkat utang ini diwarnai dengan total utang Indonesia yang
meningkat menjadi Rp 1.594,15 triliun. Lepas dari semakin tingginya kepercayaan
pihak luar kepada Indonesia, angka utang yang membesar ini memprihatinkan.
Namun, dari aspek rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) terus turun
dari 57 persen tahun 2004 menjadi 27 persen tahun 2010. Angka PDB yang naik
menjadi Rp 6.253,8 triliun tahun 2010 membuat rasio utang turun.

Oleh karena itu, kepergian Sri Mulyani dan munculnya sosok pengganti yang tak
pas bisa menjadi faktor kontraksi bagi kinerja ekonomi ini. Ketua Perhimpunan
Bank Umum Nasional Sigit Pramono mengakui, kehilangan figur seperti Sri Mulyani
adalah suatu kerugian besar bagi Indonesia mengingat seorang dengan kompetensi
dan integritas seperti dialah yang diperlukan Indonesia untuk mengelola

perekonomian yang belum benar-benar pulih dari krisis. Apalagi kita masih
mencermati dampak terpuruknya Yunani dan beberapa negara Eropa lainnya, kata
Sigit.

Maka, untuk menjaga perekonomian tetap berjalan sehat, sudah sepatutnya jika
Presiden segera menunjuk pengganti Sri Mulyani dan sekaligus mengisi jabatan
Gubernur BI yang sudah lama lowong. Membiarkan dua posisi vital di dalam
manajemen perekonomian nasional akan menimbulkan ketidakpastian dan berisiko
tinggi, tutur Sigit.

Dalam kondisi perekonomian dunia seperti sekarang, kita tidak boleh tawarmenawar dengan kepentingan politik. Menkeu harus benar-benar berasal dari
kalangan profesional yang memahami ekonomi makro, mikro, dan keuangan
dengan baik karena persoalan keuangan negara bukan persoalan main-main.
Amerika dan Eropa hampir runtuh karena diterpa masalah keuangan, papar
pengamat pasar uang Farial Anwar.

Pengamat politik J Kristiadi juga khawatir jika pengganti Sri Mulyani adalah seorang
menteri yang bisa dimintai deal-deal negosiasi politik yang merugikan masyarakat.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi yang dihubungi di


Taipei, Taiwan, menegaskan kembali agar menkeu yang baru bukan dari partai
politik. Ini perlu keputusan cepat dari Presiden supaya tidak banyak spekulan dan
menimbulkan ketidakpastian bisnis. Apalagi, kita sudah menghadapi perdagangan
bebas, ujar Sofjan.

Soal pentingnya integritas seorang menkeu yang tegas tanpa kompromi politik juga
disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia
Thomas Darmawan, Ketua Industri dan Perdagangan Gabungan Pengusaha Jamu
Putri K Wardani, Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Gabungan Elektronik Indonesia
Yeane Keet, Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia
Ambar Polah Tjahyono, Ketua Harian Dewan Hortikultura Nasional Benny A Kusbini,
dan Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia Gunadi Sindhuwinata.

Calon pengganti

Namun, beberapa dari para pengusaha mengaku sulit menyebutkan nama


pengganti Sri Mulyani karena persoalan integritas. Mereka hanya menekankan agar
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menetapkan nama menkeu yang baru.
Jangan terjadi seperti jabatan Gubernur Bank Indonesia yang sudah setahun ini
kosong.

Kalangan pengusaha menyebutkan nama Direktur Utama Bank Mandiri Agus


Martowardojo, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Darmin Nasution, Iwan Jaya
Azis yang kini sedang bertugas sebagai dosen di Cornell University, Ketua Satuan
Tugas Pemberantasan Mafia Hukum Kuntoro Mangkusubroto, dan mantan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia Anwar Nasution.

Saya kira Darmin Nasution dan Kuntoro Mangkusubroto bisa diusulkan menjadi
menkeu yang baru karena keduanya memenuhi syarat-syarat, seperti senior, rekam
jejak yang baik, pengalaman di birokrasi pemerintahan, jaringan lokal dan
internasional yang luas, pendidikan yang baik, disegani mitra lokal dan
internasional, diterima pasar dan investor serta profesional dalam arti nonpartisan,
tutur Ryan.

Tony berpendapat, pertumbuhan ekonomi 6 persen tahun ini akan dicapai jika figur
menkeu baru diterima pasar dan masyarakat. Salah satunya adalah Darmin
Nasution yang juga menjadi pilar penting dalam reformasi birokrasi saat ia masih
menjabat Dirjen Pajak, ujarnya.

Ihsan berpendapat, Darmin Nasution dan Agus Martowardojo bisa menjadi calon
kuat. Mereka berani mengatakan tidak, ujarnya.

Fadhil Hasan memandang, banyak yang bisa menggantikan Sri Mulyani dari segi
kemampuan dan pemahaman tentang perekonomian Indonesia. Mungkin yang sulit
dicari adalah sosok dengan integritas dan konsistensinya dalam menjalankan
reformasi birokrasi.(KUTI/SIE/ANA/TRA/REI/osa/oin/faj)

Anda mungkin juga menyukai