PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas yang sudah diberikan dalam
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang wajib disusun oleh mahasiswa FKIP/BK semester 1
tahun 2009/2010. Ini dimaksudkan agar para mahasiswa/mahasiswi tidak hanya belajar
secara teori di dalam kelas tetapi dapat meninjau sendiri tentang materi yang berkaitan.
Sehingga secara tidak langsung makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
para mahasiswa. Melalui makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat pembaca.
Sekarang ini masyarakat dunia, termasuk Indonesia, sedang masuk dalam era globaliasi.
Meruntut waktu, dalam lima tahun belakangan ini kita, terutama saya sering sekali
mendengar kata Globalisasi baik itu dalam media massa ataupun melalui percakapan
sehari-hari, entah percakapan itu dilakukan oleh para ahli atau oleh para ibu-ibu tetangga
di sekitar tempat tinggal saya. Singkatnya kata Globalisasi sepertinya sudah menjadi
milik umum meski entah berapa persen dari masyarakat yang betul-betul memahami
pengertian dari globalisasi itu sendiri.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan
dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang
lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun
terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat
seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar.
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi,
sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan
hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh
dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu
negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga
teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia
secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya
koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia
dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia
dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang
menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia
sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan
bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup,
orientasi, dan budaya.
Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa
globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin
mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran
kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global.
Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat
masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan
masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek
yang terpengaruh adalah kebudayaan. Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan
merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam,
termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa
Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya
dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi
dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah
yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan
ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi
internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti
Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang
seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita.
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar Ilmu
pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi
peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kemoni,
sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan
meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap
bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru
sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi,
menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara Dunia Ketiga harus
memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak
dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa Dunia Ketiga haruslah
mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka.
Terkait dengan seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa
Thiongo menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah
sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk
menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan
dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya. Penulis Kenya ini meyakini bahwa
budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakan lewat
imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas dengan nama globalisasi.
1.2 Tujuan
Pada dasarnya suatu makalah dan pembuatan makalah memiliki tujuan tersendiri. Adapun
tujuan dari makalah dan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
A. Tujuan Makalah
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan para mahasiswa.
2. Agar mahasiswa dapat mengamati dan menganalisis tentang Tinjauan
Kebudayaan Tradisional dan Modern dari Aspek Globalisasi.
B. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Sebagai sarana latihan membuat makalah bagi para mahasiswa.
2. Penulis berharap makalah ini dapat menjadikan tambahan pengetahuan
dan informasi bagi para pembaca.
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Melville J. Herkovits & Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural
Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan
adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits turun temurun dari
generasi ke generasi hidup terus.Walaupun orang-orang yang menjadi anggota
masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian & kelahiran.
Kebudayaan dikaji asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti
budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata Colere, yang berartti
mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah
atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat
melangsungkan & mempertahankan hidupnya didalam lingkungannya. Budaya dapat
pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajar, mengacu pada pola-pola
perilaku yang ditularkan secara sosial tertentu.
Seorang Antropolog yaitu E.B.TAYLOR (1871) menurutnya,Kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat & kemampuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Selo Sumarjan & Soelaeman Soemardi,Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa,
dan cipta karya.
Koentjaraningrat, Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan & karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
Jenis-Jenis Kebudayaan :
Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat
dengan adat-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri;
tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan
dan kesusilaan.
Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang
perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang
berjenis-jenis; semuanya bersifat indah.
2. Tinjauan Kebudayaan Tradisional dari Aspek Global
Globalisasi menjadi tantangan untuk semua aspek kehidupan juga yang terkait dengan
kebudayaan. Budaya tradisional yang mencerminkan etos kerja yang kurang baik tidak
akan mampu bertahan dalam era global. Era global menuntut kesiapan kita untuk siap
berubah menyesuaikan perubahan zaman dan mampu mengambil setiap kesempatan.
Budaya tradisional di Indonesia sebenarnya lebih kreatif dan tidak bersifat meniru, yang
menjadi masalah adalah mempertahankan jati diri bangsa. Sebagai contoh sederhana,
budaya gotong royong di Indonesia saat ini hampir terkikis habis, individual dan tidak
mau tahu dengan orang lain adalah cerminan yang tampak saat ini. Perlu dipikirkan agar
kebudayaan kita tetap dapat mencerminkan kepribadian \bangsa. Kebudayaan
tradisional adalah sebuah warisan luhur.
Dalam era globalisasi, kebudayaan tradisional mulai mengalami erosi. Orang, anak
muda utamanya lebih senang menghabiskan waktunya untuk mengakses internet dari
pada mempelajari tarian dari kebudayaan sendiri. Orang akan merasa bangga ketika
dapat menuru gaya berpakaian orang barat dan menganggap budayanya kuno dan
ketinggalan. Globalisasi akan selalu memberikan perubahan, kita lah yang harus
meneliti apakah budaya-budaya tersebut bersifat positif ataupun negatife.
B. PEMBAHASAN MASALAH
1. PERUBAHAN BUDAYA DALAM GLOBALISASI
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari
masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat
homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari
adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara
mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batasbatas budaya setiap bangsa.
tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai
ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan
berarti semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami
perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan
diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat,
misalnya saja kesenian tradisional Ketoprak yang dipopulerkan ke layar kaca oleh
kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya
memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran
televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian,
ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan
perubahan zaman.
Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi
dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal
seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu
kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun
televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap
malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu
khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap
mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan
mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik
gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa,
Museum Nasional.
C. KEBUDAYAAN TRADISIONAL
Kebudayaan tradisional dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang berasal
sebelum terbentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal berasal
dari seluruh kebudayaan yang beraneka ragam di Indonesia merupakan integral daripada
kebudayaan Indonesia. Ada beraneka ragam kebudayaan Indonesia seperti misalnya tarian.
Berbagai macam tarian di Indonesia. Contoh : Kuda lumping (Jawa), Kecak (Bali), Saman
(Aceh), Jaipong (Sunda), dll.
Dalam kebudayaan terjadi pula proses saling mempengaruhi maksudnya merupakan suatu
gejala wajar dalam interaksi dengan masyarakat lain / kelompok lain yang mendiami
Indonesia. Bahkan sebelum Indonesia terbentuk telah mengalami proses mempengaruhi dan
dipengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat penting dalam kebudayaan. Tanpa itu
kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah.
Kebudayaan tradisional memiliki nilai budaya yang banyak bersumber dari agama-agama
yang lahir di dunia timur. Di dunia timur dicari keharmonisan dengan alam, sebab alam
memberi kehidupan, memberi makan, tempat ibadah, bahan untuk seni dan sains.
D. KEBUDAYAAN MODERN
Kebudayaan modern yang disebut juga kebudayaan barat ini bermula dari jaman
Reneisance. Ketika itu Vasco da Gama sebagai wakil kebudayaan barat mengelilingi Afrika
dan mendarat di Kalikut, maka terbentanglah bagi seluruh Asia sejarah baru, termasuk di
Indonesia. Sejak saat itulah banyak negara maju dan modern berbondong-bondong ke Asia
mengelilingi Afrika dan mendarat di Kalikut, maka terbentanglah bagi seluruh Asia sejarah
baru, termasuk di Indonesia. Sejak saat itulah banyak negara maju dan modern berbondongbondong ke Asia temasuk Indonesia dan membuat sengsara karena berawal untuk
perdagangan namun berubah menjadi penjajahan. Dan karena kedatangan bangsa modern
itulah akhirnya di Indonesia sejumlah pemudanya menghirup ilmu modern termasuk
pendidikan sehingga melahirkan kebudayaan modern.
Selain itu, pertemuan dengan negara-negara modern memperkenalkan unsur-unsur budaya
seperti ilmu pengetahuan, sistem ekonomi, peralatan, bahasa, kesenian dan agama.
Disamping itu mereka (bangsa modern) juga memperkenalkan huruf dan tulisan latin yang
merupakan unsur penting bagi terbukanya komunikasi internasional. Memang tidak dapat
dipungkiri bahwa kebudayaan barat atau kebudayaan modern besar sekali sumbangannya
bagi masyarakat Indonesia. pengaruh kebudayaan modern sangat nyata dengan adanya proses
modernisasi.
Pada perkembangan kebudayaan modern cenderung lebih mengutamakan dunia objektif
daripada pada rasa, sehingga hasil pola pemikiran mampu membuahkan sains & teknologi.
Bahkan hingga saat ini terbukti bahwa kebudayaan modern lebih unggul daripada
kebudayaan tradisional yang cenderung mundur. Pada kebudayaan modern cara berfikir dan
hidupnya lebih terpikat oleh kemajuan material dan hidup sehingga tidak cocok dengan cara
berpikir untuk meninjau makna hidup dan pikiran masyarakat kita makin berkurang karena
pada kebudayaan modern mengunggulkan cara pikir analitis rasional.
Menurut To Thi Anh ada 3 nilai penting yang mendasari kebudayaan modern, antara lain :
1. Martabat Manusia
2. Kebebasan, dan
3. Teknologi
3 (tiga) macam kebudayaan modern yaitu :
1. Kebudayaan Teknologi Modern
Kebudayaan teknologi modern merupakan anak kebudayaan modern. Akan tetapi,
meskipun kebudayaan teknologi modern jelas menentukan wujud barat, kebudayaan
teknologi modern sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak
masalah non barat seperti misalnya pada bangsa Jepang. Kebudayaan modern merupakan
sesuatu yang kompleks. Penyatuan simplistik, begitu pula penilaian hitam putih hanya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dunia sekarang ini sedang menuju ke sebuah dunia yang sangat modern dengan segala ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan pada akhirnya manusia akan hidup dengan
lebih simpel karena semua peralatan manusia yang canggih tersebut. Manusia akan hidup tanpa
bersusah payah seperti jaman dahulu. Kehidupan Modern yang berawal dari barat akan terus
mengakar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Sehingga terjadi kebudayaan baru seperti
asimilasi dan akulturasi.
Kemudian kebudayaan yang telah ada seperti kebudayaan tradisional akan tergeser bahkan akan
hilang terganti oleh kebudayaan baru/ modern. Orang-orang akan lebih mengandalkan
kebudayaan baru dan meninggalkan kebudayaan tradisional karena dianggap kebudayaan itu
adalah kebudayaan yang kuno dan pantas di tinggalkan.
Jadi keberadaan kebudayaan tradisional saat ini sangat mengkhawirkan. Kita sebagai penerus
bangsa harus dapat melestarikan budaya sendiri, budaya tradisional. Jangan sampai budaya itu
punah tertelan waktu yang ke era globalisasi.
B. Saran
Untuk dapat tetap melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita harus dapat
memilah dan memilih budaya yang baru yang positif. Kita harus tetap mengikuti
perkembangan budaya modern tapi jangan sampai kita meninggalkan budaya sendiri.
Jangan sampai kejadian kemarin seperti pengklaiman budaya terjadi kembali. Hal
tersebut terjadi juga karena kita kurang menjaga dan melestarikan budaya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Pasha, Musthafa, dkk. 2000. Ilmu Budaya Dasar. Yogyakarta : Cipta Karsa Mandiri
http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensikebudayaan-daerah/
Ranjabar, Jacobus, 2006, Sistem Sosial Budaya Indonesia (suatu pengantar), Ghalia
Indonesia, Bogor
http://cabiklunik.blogspot.com/2008/08/kbi-selamatkan-budaya-dari-mekanisme.html
Widhagdo, Djoko. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.